Share

KELICIKAN MARCELL

Author: Beelovers
last update Last Updated: 2023-11-26 11:55:48

Zella sudah menyajikan semua makanan yang ia buat di meja makan. Ada nasi goreng spesial, nugget, dadar telor, kerupuk udang, sosis bakar dan mie kuning.

"Sudah selesai ... Mandi dulu terus baru makan. Tidak mungkin aku makan pakai baju seperti ini," ucap Zella lirih dan kemudian segera pergi dari ruang makan itu tanpa melihat ke arah depan dan ...

Bruk!!

"Arghhh ..." teriak Zella yang terjatuh tersungkur di lantai. Daster pendeknya ikut tersingkap ke atas hingga pangkal paha hingga pahanya yang mulus dan putih itu terlihat dengan jelas oleh Arka. Arka sama sekali tak berkedip dan terus menatap tajam ke arah pemandangan indah itu.

Zella melotot dan langsung menutup pahanya dengan kedua tangannya.

"Apa yang kamu lihat?" teriak Zella ketus. Tubuhnya bukan tontonan gratis. Zella terpaksa memakai baju seperti ini karena tidak ada lagi pakaian.

Arka mengatupkan kedua bibirnya dan kemudian membalikkan tubuhnya dan mengucap kata maaf kepada Zella. "Maafkan saya."

Zella langsung berdiri dan masuk ke dalam kamar tamu lalu menutup kamar itu dengan rapat. Jantungnya berdegup dengan keras dan terus berdetak semakin kencang. Napasnya juga memburu antara, gugup, malu dan merasa tidak enak. Ini rumah orang bukan rumahnya sendiri.

Zella mengambil gaunnya yang tadi malam ia pakai dan di kenakan lagi. Mau gimana lagi, tak ada pakaian yang cukup dan pantas untuknya. Baju -baju milik Nanny pun tak muat di tubuhnya yang sexy dan montok itu.

Marcell yang bodoh. Istri sempurna pilihan Opanya itu tak pernah salah. Penglihatan Marcell saja yang salah karena sellau melihat kekurangan Zella dan menganggungkan kecantikan Luna.

Sama -samar, Zella mendengar tangisan Gea dari lantai dua. Sepertinya gadis kecil itu sedang merajuk.

"Zella ... Zella ... Tolong putriku yang ingin bersamamu," pinta Arka dengan nada memohon sambil mengetuk pintu kamar Zella.

Nanny juga sudah berusaha membujuk Gea, namun Gea tetap tidak mau. Hanya ingin di urus oleh Zella.

Ceklek ...

"Ya Mas Arka," jawab Zella yang berpura -pura tak mendengar permintaan Arka tadi.

"Aku minta tolong padamu, Zella. Tolong bantu putriku. Dia hanya ingin denganmu," ucap Arka bingung.

"Ingin denganku? Tapi aku hanya tamu disini," ucap Zella pelan. Zella hanya tidak ingin terlalu dekat dengan Gea dan akhirnya ia hanya bisa menggantungkan hidupnya pada Arka. Zella ingin bebas dan hidup mandiri tanpa ada yang mengikatnya. Cukup sudah pernikahannya dengan Marcell menjad pengalaman terpahit dalam hidupnya. Lagi pula, Ia dan Marcell juga belum resmi berpisah dan bercerai. Zella harus tetap hati -hati, jangan sampai, smeua ini jadi boomerang untuk dirinya.

"Maafkan aku, Mas Arka. Sepertinya kehadiran aku disini malah menambah membuat masalah baru untuk Mas Arka dan Gea. Jadi, aku putuskan untuk pergi dari rumah ini dan kembali melanjutkan smeua usahaku yang sudah aku rintis sendiri. Aku pamit, Mas," ucap Zella dengan cepat. Jangan sampai Gea melihatnya pergi dan itu akan membuat hidup Zella semakin sulit.

Zella setengah berlari setelah berpamitan dan langsung keluar dari rumah Arka. Zella harus kembali ke apartemen yang telah di sewanya dan mendatangi kantor yang di bukanya sejak beberapa bulan terakhir.

Saat taksi online itu masuk ke dalam halaman apartemen yang Zella sewa. Zella melihat ada Marcell dan beberapa anak buahnya yang sedang berjaga dan sepertinya memang sedang menunggu dirinya.

"Pak ... Kita keluar saja. Ternyata teman saya, ada di kantornya," pinta Zella berbohong.

Supir itu hanya mengangguk dan kemudian keluar lagi dari halaman apartemen itu dan melaju menuju alamat yang Zella berikan.

Lagi -lagi semua tak sesuai dengan harapannya. Zella benar -benar tak memiliki akses lagi untuk berkembang. Perusahaan miliknya telah di tutup dan tentunya ini semua Marcell yang melakukannya.

"Pak ... Kita kemali ke rumah yang tadi," ucap Zella tak memiliki pilihan lagi.

Zella menggigit bibirnya dengan keras. Ia bingung sekali. Apa yang harus dilakukannya setelah ini. Masa iya, Zella harus menjadi pengasuh Gea? Zella punya tabungan yang cukup dan pastinya Marcell tidak pernah tahu itu.

Zella langsung membuka ponselnya dan membuka semua akses m -bankingnya. Satu rekeningnya di blokir karena sebagai alur transaksi kantor, dan satu rekening miliknya masih ada dan bisa di akses. Mungkin sisa uang itu akan ia gunakan untuk membuka usaha baru. Tapi, usaha apa? Dirinya tak memiliki kemampuan berbisinis yang baik.

Taksi online itu sampai kembali di rumah Arka. Zella membayar taksi itu dan berdiri di depan teras rumah Arka. Zella bingung, ia bahkan malu kembali ke rumah itu setelah tadi Zella menolak mentah -mentah permintaan tolong Arka.

Zella terpaksa menekan bel masuk dan Nanny membuka pintu itu sambil menatap Zella yang berdiri di depan pintu, lalu mempersilahkan masuk. Nanny pun memanggil Arka, bahwa Zella menunggu Arka di ruang tamu.

"Zella? Ada apa?" tanya Arka lembut. Arka tak dendam sama sekali. Arka paham Zella sedang berada di situasi yang sulit.

"Maafkan Aku, Mas. Kalau boleh aku ingin bekerja disini untuk beberapa waktu sampai aku bisa membuka usaha baru," ucap Zella pelan sambil menunduk.

"Kamu tidak ingin kembali ke rumah suami kamu, Zella. Dia pasti megkhawatirkanmu. Aku tidak bisa membantumu banyak kecuali menyuruhmu untuk pulang ke rumahmu. Lagi pula, disini ada Nanny yang mengurus Gea," ucap Arka menolak dengan halus.

Zella mengangguk pelan. Ia paham maksud dari ucapan Arka. Memang benar, dirinya masih SAH menjadi istri Marcell. Mungkin saja, Arka tidak mau bermasalah dengan suami Zella yang merupakan CEO terkenal di kota ini.

Arka berdiri dan ingin masuk ke dalam. Langkahnya terhenti dan melirik ke arah Zella. Ia harus tega bersikap seperti ini, walaupun ia tahu, ucapannya ini telah menyakiti hati Zellaa.

Arka melanjutkan langkahnya dan naik ke atas menuju kamarnya.

***

"Semoga saja uangku cukup untuk membuka bisnis butik dan kosmetik ini," ucap Zella yang tengah membereskan ruko kecil yang ia sewa dengan sangat murah di pinggiran kota besar.

Zella merubah gaya berpakaian dan juga tatanan rambut serta riasannya. tak hanya itu, Zella mencari cara untuk bisa menceraikan Marcell secara sepihak.

"Ohhhh ... Jadi disini kamu bersembunyi, istri nakalku," ucap Marcell yang masih saja bisa menemukan Zella.

Zella menatap Marcell dengan wajah sedikit memucat dan terkejut akan kedatangan MArcell dan beberapa anak buah Marcell.

"Mau apa kamu kesini, Mas? Kita sudah bercerai," ucap Zella terbata.

"Apa? Bercerai? Kamu berani menceraikan aku? Lihat, beberapa hari saja, hidupmu drastis jatuh di dasar sumur," ucap Marcell tertawa keras.

"Aku tidak peduli, Mas. Sekarang lebih baik kamu keluar dari ruko ini dan pergi. Kamu urus saja, pacar rahasiamu itu, Mas. Aku sudah cukup sabar menjalani rumah tangga bersamamu," ucap Zella lirih.

Tangan Marcell langsung mencengkeram lengan Zella lalu tubuh Zella diangkat dan dimasukkan ke dalam mobil.

"Mas!! Apa yang ingin kamu lakukan!! Mas!!" teriak Zella dengan keras. Marcell pun membungkam mulut Zella dengan kain yang ada di dalam mobilnya.

Zella menangis saat kedua tangan dan kakinya juga di ikat oleh Marcell. Marcell hanya butuh tanda tangan Zella untuk mengambil semua harta yang telah di wariskan Opanya melalui Zella. Kalau Zella pergi dari rumah, harta warisan itu tak bisa di cairkan.

"Aku bahkan belum pernah menikmati tubuhmu. Gimana kalau kamu melihatku bermain dengan Luna seperti malam -malam biasanya, kamu lihat melalui CCTV dikamar itu," ucap Marcell sambil meraba pipi Zella hingga membuat istrinya itu merinding.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • The Queen Janda Pirang   TAMAT

    Itulah Adzan. Lelaki pemberani dan kuat yang tak akan menyerah dalam situasi apapun. Adzan adalah lelkai yang menjaga harga diri keluarganya. Baginya keluarga adalah prioritasnya. Barang siapa yang mengganggu keluarganya, maka akan berhadapan dan berurusan dengan dirinya.Adzan sudah mematika mesin motornya dan turun masuk ke dalam gedung tua. Disana terlihat Marko sedang bersantai dan minum -minuman keras bersama komplotannya."Marko!! Kamu apkan Ainul!!" ucap Adzan dengan suara yang begitu keras dan lantang. Adzan masuk ke dalam gedung sendirian. Reza dan teman -temannya bersembunyi di tempat lain sesuai arahan Adzan tadi.Marko meletakkan botol minumannya di atas meja dan bangkit berdiri untuk melihat siapa yang memanggil namanya dengan berani. Kedua matanay menyipit dan emnatap tajam ke arah Adzan."Kamu? Adzan bukan?" tanya Marko dengan suara tak kalah lantang.Sebagai pemimpin genk motor, Marko tak boleh terlihat lemah didepan anak buahnya. Apalagi yang datang adalah orang asing

  • The Queen Janda Pirang   seratustujuhbelas

    "Umi kenapa sih, Kak?" tanya Ainul pada Adzan yang sambil mencuci piring. Adzan sedang mengelap meja makan dan menutup smeua sisa makanan denagn tudung saji."Umi cuma lelah aja. Cepat Ainul, kamu juga harus istirahat terus belajar. Besok hari terakhir ujian. Kmau harus semangat," titah Adzan lalu menyapu ruang makan dan menyeruknya dan membuang sampah."Iya Kak. Oh ya, Memang Kakak mau ke Mesir juga?" tanya Ainul lembut sambil mencuci tangannya setelah selesai mengerjakan tugasnya."Iya. Biar mimpimu kamu tidak terhenti," ucap Adzan kemudian lalu membuatkan susu untuk Ainul.Adzan memberikan susu itu pada AInul dan menyuruhnya cepat masuk ke dalam kamar. Adzan juga masuk ke dalam kamarnya dan belajar untuk hari terakhir ujian.***Pagi ini, suasana rumah sudah kembali seperti biasa. Pinka dan Sean hanay membeli makanan dari ujung gang rumahnya. Hari ini, Sean ingin memanjakan istrinya agar tidak memasak dan membiarkan membeli semuanya."Tumben makanannya begini," ucap Fatima menatap

  • The Queen Janda Pirang   seratusenambelas

    Satu jam sudah Ainul bercerita tentang semuanya. Tak ada satu cerita pun yang di lewatkan oleh Ainul. Awal mula cerita tentang Marko dan ancaman Marko hingga Ainul bisa terjebak dalam kehidupan malam MArko.Adzan terdiam sesaat. Ia mencari solusi yang tepat dan cara untuk bicara denagn baik tanpa menimbulkan masalah baru bagi Ainul."Jadi benar itu anak Marko?" tanya Adzan pada AInul yang mengangguk pasrah sambil menunduk.Kedua mata Ainul sudah basah dan tak bisa lagi membendung air mata itu. Adzan memebrikan sapu tangannya kepaad Ainul."Ini ... Hapuslah air mata kamu. Jangan bersedih Ainul. Semua yang sudah terjadi itu adalah takdir. Sekarang bagaiaman kita menyikapi maslaah itu sebagai ujian dan pendewasaan. Ada Kakak, kita bisa cari solusi bersama. Kamu sekarang maunya gimana?" tanya Adzan pada Ainul.Ainul sedang menghapus air matanay dan cairan dari hidung yang keluar begitu saja. Lalu mengangkat wajahnya dan menatap Adzan dengan malu. Wajaah Ainul sudah memerah karena menahan

  • The Queen Janda Pirang   seratuslimabelas

    Adzan tetap setia menunggu Ainul didepan ruang BK. Setelah mencari tahu, ternyata Ainul sedang mengerjakan ujian kemarin yang memang tidak dikerjakan karena tidak masuk.Adzan sudah menyuruh beberapa teman- temannya di Panti untuk mencari tahu keberadaan Marko. Ada kabar berita yang cukup membuat Adzan terkejut.Satu jam kemudian Ainul keluar dari ruang BK dengan wajah lesu dan tubuh yang etrlihat lemas. Adzan menyodorkan susu kotak untuk IAnul setelah melihat Ainul keluar dari ruang BK."Minumlah biar tubuhmu gak lesu begitu. Kasiha janinmu," bisik Adzan pada Ainul.Ainul menatap Adzan yang tidak menatap Ainul dan hanya menyodorkan susu kotak tanpa harus menatap adiknya. Adzan tak tega melihat wajah Ainul yang begitu terlihat kelelahan."Makasih," jawab Ainul pasrah. Ia menerima susu kota itu dan menancapkan sedotan dilubang kotak itu dan menyeruput nikmat. Susu strawberry yang begitu dingin dan manis sungguh membuat kerongkongan Ainul kembali basah dan mEnghilangkan rasa dahaga yang

  • The Queen Janda Pirang   seratusempatbelas

    Ainul masuk ke dalam sekolah dengan perasaan marah terhadap Adzan. Kedua kakak adik itu biasanya selalu akur dan harmonis. Tapi, kini keduanya bagai kucing dan anjing yang siap menerkam satu sama lain.Adzan yang begitu sayang pada AInul terlalu posesif. Ainul yang sedang tertimpa masalah juga egois menyembunyikan masalahnya itu sendirian saja tanpa ingin diketahui oleh siapapun."Ainul? Kamu kenapa kemarin gak masuk? Dipanggil guru BK katanya ingin susulan kapan?" ucap teman Ainul yang memberikan informasi langsung dari gurunya."Oh oke. Makasih ya, Vin. Aku kesana sekarang," ucap Ainul yang merasa ada sesuatu yang tak beres. Dadanya bergemuruh dan perasaannya tiba -tiba menjadi tidak enak.Ainul mengetuk pintu ruangan BK dan dari dalam terdengar sahutan Bu Eri yang menyuruhnya segera masuk."Masuk!""Maaf Bu. Ibu panggil Ainul?" tanya Ainul kemudian."Ohh Ainul? Iya. Ibu cari kamu. Sini masuk. Kemarin kamu tidak masuk kenapa? Tidak ada permohonan ijin atau surat keterangan sakit dar

  • The Queen Janda Pirang   seratustigabelas

    Keesokan paginya, Adzan tetap merencanakan semua apa yang telah ia rencanakan bersama anak panti untuk mengikuti Ainul kemana pun perginya seharian ini. Adzan sudah duduk manis disalah satu kursi makan sambil menikmati sarapan paginya. Pikiran Adzan jelas sedang bercabang sejak kemarin. Kenapa dihari penentuan nasibnya untuk lulus malah dihadapkan pada masalah besar seperti ini.Sean sudah masuk ke ruang makan untuk sarapan pagi bersama ketiga buah hatinya. Fatima menyusul dengan wajah serius dan Ainul belum nampak sama sekali batang hidungnya. Ada perasaan penasaran dihati Adzan dan ingin menghampiri Ainul ke kamar gadis itu. Tapi Adzan tetap berusaha tenang dan tidak tereburu -buru dengan segala egonya. Ia tidak ingin membuat Pinka, Uminya menjadi khawatir. Perempuan setengah baya itu terlalu peka untuk urusan kecil seperti ini."Mi ..," panggil Abi setelah menyeruput kopi hitam.Pinka pun masuk ke ruang makan sambil tergopoh -gopoh dan membawa telor dadar di piring besar."Iya Bi?

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status