Share

23. D-Day

Author: Sky
last update Huling Na-update: 2021-10-14 23:01:49

Dion mengikuti jejak Chayton yang berdiri di samping Hakim Johnson, dia duduk di barisan kiri pria yang sementara ini menjadi ayahnya sampai batas waktu yang tidak bisa ditentukan. Tapi, dia masih mengharapkan sebuah keajaiban datang. Di ruangan cukup luas menampung lima belas orang, Chayton duduk di singgasananya.

Ya, hari ini adalah hari penyidangan. Sebenarnya Dion lebih suka bilang ini adalah tahap mediasi. Karena, tidak mungkin Leyna yang berada di raganya itu bisa dibawa ke sana, semuanya sudah sempurna. Dia berhasil mendapatkan bukti yang cukup akurat. 

Leyna masuk melalui pintu yang ada di samping ruangan, didudukan di bagian tengah berhadapan dengan hakim.

"Sidang sudah boleh dimulai, Hakim," kata Dion ketika melihat Leyna sudah duduk di tempatnya. Dia sempat bertanya prosedurnya kepada Leyna kemarin malam dengan alibi urusan mendadak.

Hakim Johnson yang mengambil posisi tempat di sebelah Chayton bersiap memulai sidang.

"Sidang kasus pencurian pada tanggal 4 Februari 2030 dimulai pukul delapan pagi. Jaksa Jason Parker, silakan memulai."

Seorang pria di umur kepala tiga dengan jubah panjang warna merah gelap bangkit berdiri dan mengambil posisi di depan hakim, membungkuk badan sebagai sebuah penghormatan.

"Kasus pencurian yang terjadi di Burk's Falls Primary School pada 4 Februari 2030 yang diajukan oleh Tuan Lucas pada hari yang sama. Korban pencurian mengatakan kalau Tuan Dion Addison sebagai pelaku. Saya dan rekan saya, Leyna Olivia mendapatkan barang bukti yang bisa dijadikan pertimbangan untuk membebaskan Tuan Addison. Daftar bukti diserahkan oleh anggota," kata Jaksa Jason yang melihat ke arah Leyna lalu kembali berbicara. Lalu membungkuk hormat membiarkan Dion membagikan lembaran kertas yang dibawanya.

Pengacara Gerald yang duduk di samping Lucas, pemilik ruangan yang merupakan kepala sekolah menerima dokumen tersebut dan melihat isinya.

"Dari pihak Tuan Lucas, ada yang mau dikatakan?"

"Ada. Bukti nomor 4, dan 8, saya merasa keberatan."

Dion tersenyum menyeringai. Tentu saja merasa keberatan. Berbeda dengan Jaksa Jason yang mengerutkan dahinya.

"Bukti nomor 4 adalah bukti kesaksian dari anak

kecil. Bagaimana bisa memaksa anak kecil untuk bersaksi? Mereka bisa saja berbohong."

Dion berbisik, "Haruskah saya yang maju, Jaksa? Itu hanyalah bukti rekam. Karena, ini masih hari sekolah."

"Silakan, Nona."

Dion mengangguk, "Hakim, saya menemui anak kecil itu kemarin pagi dan bertanya kepadanya. Karena penduduk di sini tidak begitu banyak, maka bisa dilakukan dengan cara komunikasi langsung. Anak kecil itu bernama Bryant, satu-satunya saksi yang melihat semuanya. Bukti rekamannya ada di sini."

"Bukti rekaman ini akan mendukung kejadian yang terekam berdasarkan bukti nomor empat."

Hakim menyetujui. Dion langsung memberikan kepada anggota lainnya yang bekerja sama untuk memperlancar sidang ini. Dion membungkuk hormat dan duduk di tempatnya.

"Leyna!"

"Bryant melihatnya dan jujur mengatakannya pada Leyna."

"Sir Nico yang melakukannya."

Jason bangun dan menjelaskan sisi rekaman video yang tertangkap oleh salah satu kamera tersembunyi yang ada di sekolah, lebih tepatnya kamera pengawas yang tersedia untuk memantau ruangan Lucas.

"Karena ini, saya meminta anggota saya untuk mendatangkan saksi mata, Hakim Johnson."

"Silakan," ucap Hakim Johnson. Jason mengangguk dan memberi gestur kepada penjaga untuk membuka pintu. Semua makhluk hidup di sana terkesiap.

"Dia adalah Nicholas, Hakim."

Dion tersenyum dan mengarah pada Leyna yang duduk di seberang iris mata itu saling bertabrakan dengan teduh.

Leyna ikut mengembangkan senyumannya saat melihat semuanya akan berjalan dengan lancar.

_The Stranger's Lust_

12.00 p.m

Burk's Falls, Ontario

"Leyna!"

Dion berbalik dengan setelan formal hari ini berwarna hitam, senyumnya muncul bersinar ketika melihat raganya datang menghampiri. Dia terkesiap ketika tubuhnya masuk ke dalam dekapan tersebut.

"Thank you so much." Bisik sang pelaku pemeluk tanpa niat untuk melepaskan kungkungannya.

Dion membalas pelukan, dia berada di samping gedung yang menjadi tempat tinggalnya sekaligus multifungsi tempat lainnya. Berjalan di koridor luar sembari melihat perkarangan yang dijaga oleh para pekerja di sini.

"Aku bebas."

Dion mengulas senyuman, "Aku yang pantas mengucapkan terima kasih. Aku tidak jadi masuk ke dalam penjara utama."

Leyna menjauhkan kepalanya, dengan tangan yang masih melingkar dierat di pinggang, lalu merendahkan tatapannya.

"Tapi, aku yang menjalani." Balas Leyna tidak terima.

Dion tertawa, "Alright, you win."

"Aku berhutang banyak penjelasan. Tapi, kurasa yang paling penting adalah ini," ucap Leyna yang melepaskan pelukannya lalu menyerahkan sebuah benda yang kantung bajunya. Baju yang telah ditukar dengan baju pertama kali dia memasuki gedung ini.

Sebuah ponsel. Itu miliknya.

Dion mengerutkan dahi dan melihat Leyna sekejap lalu mengangguk paham. Mengambil ponsel tersebut dan menyimpan nomor Leyna di ponselnya.

"Passwordnya 1208."

"Ulang tahunmu?"

Dion menggeleng, "Ulang tahun Granny."

Leyna mengangguk paham, dia tahu banyak kalau cucu dari satu nenek ini sangat menyayangi wanita uzur itu.

"Sebaiknya, sekarang kau pulang. Aku yakin Granny akan banyak bertanya tentang ini. Jawablah dengan jujur tetapi pastikan Granny tidak risau."

"Iya, cucu kesayangan." Jawab Leyna lalu segera keluar dari gedung tersebut.

Selain Dion yang memiliki hari yang berbeda dari sebelumnya, dia juga punya dan akan mulai dari sekarang.

_The Stranger’s Lust_

To Be Continue

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • The Stranger's Lust   65. Between Two Choices

    “Jadi, hari ini adalah harinya?” Dion memangku tangannya yang sedang menggenggam sebuah bungkusan protein bars, mengunyah sambil melihat layar ponsel yang ditegakkan bersandar pada botol minumannya di meja. “Iya. Makan malam dengan kolega Tuan Chayton,” katanya yang telah menelan makanannya tersebut. Makan siang dengan dua protein bars di ruang istirahat di gedung balet yang secara kebetulan sedang sepi, membuatnya berpikir untuk menghubungi kekasihnya itu sekarang. Well, kekasih … Dion rasa dia harus bisa beradaptasi dengan julukan tersebut sekarang. “Kalau memang cowo itu yang bakalan datang, bagaimana menurutmu?” tanya Leyna yang berada di ujung telepon sedang mengecek tumpukan buku anak-anak dengan sebelah telinga kirinya tersumpal dengan Bluetooth earphone. “Aku tidak bisa menerimanya, bukan?” tanya Dion balik yang disetujui oleh jiwa perempuan yang berada di tubuhnya yang asli itu. Terkadang Dion berpikir berapa lama lagikah dia akan bersemayam di tubuh seorang wanita yang

  • The Stranger's Lust   64. Can't Go

    Setelah malam itu mereka saling mengungkapkan perasaan masing-masing, tidak ada lagi yang bertambah. Baik Dion maupun Leyna, keduanya sama-sama disibukkan dengan kegiatan sehari-hari dan Jumat sudah datang menjemput mereka. Dion sudah siap dengan balutan dress di bawah lutut dan duduk ke kursi meja makan yang sudah ditempati oleh tiga anggota lainnya. “Night, Dad, Mom, Quinza,” sapanya dengan binar riang di matanya. “Night, Leyna.” Sang Ibunda membalas sapaannya. Dia mengambil tempat di samping sang adik perempuan yang bermain dengan ponselnya daritadi. Sedangkan, laki-laki satu-satunya di keluarga inti tersebut sedang membaca berita dari ponselnya. “So, can we start?” tanya Aubrey yang melirik kedua anggota yang sedang sibuk dengan dunianya sendiri. Dion memilih untuk tersenyum tipis ketika mengetahui kepada siapa yang dituju. Chayton dan putri bungsunya meletakkan alat komunikasi mereka di samping dan menjawab dengan kompak, “Sure.” Wanita tersebut mengangguk dan mulai meminta

  • The Stranger's Lust   63. Answer

    [Dion POV] Aku yang baru saja bisa pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri sekalian merilekskan persendian yang rasanya kaku banget setelah duduk di meja makan mendiskusikan beberapa topik hangat dengan Tuan Chayton. Sedangkan, Quinza berada di kamarnya sendiri mengerjakan tugas sekolahnya di jam sebelas malam ini. Setelah berbelanja barang kebutuhan tadi, aku dan dia langsung menyimpan barang tersebut di dapur dan beberapa disisihkan untuk di simpan di tas yang khusus menampung pakaian ganti dan outfit latihan aku. Dan, ketika melihat namaku sendiri tertera di layar ponsel Leyna itu aku langsung mengangkatnya. “Hello?” Sejujurnya ntah kenapa malam ini terasa berbeda dari malam-malam sebelumnya yang pernah kami lewati dengan berbicara melalui telepon. Leyna menjawabnya, pembicaraan mulai terasa aneh ketika lawan bicaraku itu menanyakan situasi di sini. Namun, tidak berapa lama, aku mengetahui jawabannya. Jawaban mengapa aku merasa canggung dan aneh dalam pembicaraan kami k

  • The Stranger's Lust   62. Accidentally Confession

    [Leyna POV] Aku melangkah keluar dari gedung sekolah dan menaiki sepeda yang menemani semua kegiatanku semenjak menjadi sosok yang dipanggil Dion Addison. Langit yang hari ini terlihat mendadak begitu cerah tidak digubris olehku sama sekali. Karena rasanya dari dalam hatiku terbakar sejak siang tadi. Sialnya sampai sekarang masih belum padam. Efek yang luar biasa dahsyat setelah guru perempuan itu seenak jidat menawarkan ini dan itu kepadaku. Maksudnya kepada Dion, tentu saja. “Memangnya dia tahu kalau Dion itu suka sekali dengan oatmeal dan smoothies yang beragam variasi cara untuk menikmatinya,” celetukku sambil mengayuh sepeda. Beruntung aku bukan seorang puteri keturunan kepala pemerintah sekarang ini. Ada untungnya juga menjadi seorang warga biasa yang memiliki pekerjaan yang biasa-biasa saja. Tentu saja kebanyakan warga di sini menikmati kehidupannya dengan biasa-biasa saja, bangun pagi, menyiapkan sarapan, mandi, berpakaian, pergi bekerja, pulang dan menikmati makan malam

  • The Stranger's Lust   61. Privacy Thought

    Dion meletakkan semua belanjaannya kepada kasir dengan tenang. Tidak, lebih tepatnya pura-pura untuk bersikap tenang dan biasa saja. Dia tahu Quinza daritadi melihatnya dengan tatapan yang menyiratkan untuk berbicara empat mata dengannya. Namun, dia bersikap tidak tahu-menahu. "Leyna," panggil Quinza yang berada di belakangnya berbisik mendekat sampai ke telinganya. Beruntung sekali dia sudah terbiasa dengan adik perempuan Leyna selama ini sehingga dia tidak lagi merasa terkejut. Sebuah dehaman menjadi jawabannya dan dia melihat ke arah monitor kasir yang sedang bergerak menghitung total pembeliannya. "Kamu serius sekarang? Si cowo yang kujelasin itu ada di belakang tahu," kata Quinza lagi, dia berbicara dengan bisikan meskipun terdengar seperti nada tinggi. "Dia orangnya? Charles, benarkan?" beo Dion yang melirik ke sosok di belakang anak bungsu keluarga kepala pemerintah ini. Lalu, kembali bertingkah seperti biasa. Yang lebih muda itu refleks menepuk pundak sang Kakak gemas. "

  • The Stranger's Lust   60. So, What Now?

    Pada satu waktu yang sama, Leyna juga sedang mengurusi nilai murid-muridnya di ruang guru. Dia tidak sendirian di ruangan tersebut, masih ada dua atau tiga guru yang juga duduk di sana melakukan tugas mereka masing-masing. Mengingat jam belajar-mengajar telah berakhir tiga jam yang lalu, Leyna dan guru-guru lainnya bisa beristirahat sejenak. "Sir. Dion," panggil seorang guru perempuan yang sering mengikutinya di setiap kesempatan yang ada. Maksudnya, mengikuti raga Dion, bukan jiwanya. Terkadang Leyna melamun dan berpikir bagaimana reaksi sekitar mereka kalau mengetahui bahwa orang yang di depan mereka bukanlah yang mereka kenali. "Ada apa, Miss?" tanya Leyna sesopan mungkin. Setelah mengetahui konsep dari kutukan aneh ini, Leyna berpikir untuk membatasi diri dengan dunia. Dia tidak bermaksud untuk besar kepala. Namun, siapa yang tidak akan jatuh hati ketika melihat raga seorang laki-laki yang tinggi jangkung, berpakaian rapi, dan bersikap lembut? Leyna mungkin adalah salah satun

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status