Home / Romansa / The Stranger's Lust / 27. Perfect Sunday

Share

27. Perfect Sunday

Author: Sky
last update Huling Na-update: 2021-10-21 23:32:32

Hari Minggu

Burk’s Falls, Ontario

“Granny, please drink the water.” Leyna menyerahkan sebotol minuman dengan sedotan di dalam untuk memudahkan nenek yang dengannya bisa meminum dengan lancar. Lalu, menyimpannya kembali ke dalam tas punggung yang dibawanya hari ini.

“Sudah lama tidak ke sini. Kita ke sebelah sana.”

Leyna merangkul lengan Greisy hati-hati, memastikan wanita tua itu berjalan dengan baik di sampingnya dan tidak akan terluka saat menaiki anak tangga. Doe Lake diciptakan oleh alam dan pemerintah membuatnya semakin menawan dengan memutuskan membuat jalan yang bertanjak untuk pejalan kaki. Seperti sekarang, ada yang berolahraga maupun sekedar jalan menikmati segarnya alam layaknya mereka.

“Dulu sebelum Tuan Chayton memimpin, lautan ini tidak terawat. Begitu banyak sampah di sana dan sini. Saat itu Granny masih muda, suka datang ke sini dengan Kakekmu untuk jogging bersama. Kadang ayahmu juga ikut dengan kami,” ujar Greisy sembari mengenang serpihan masa lalunya.

"Tetapi, itu tidak sering. Karena saat itu, ayahmu lebih suka membuang waktu dengan ibumu."

"Papa itu seperti menganggap Mama adalah oksigen yang sangat diperlukan untuk kelangsungan hidupnya." Jawab Leyna asal sebagai balasan dan memikirkan banyak kemungkinan. Menurutnya, Dion berasal dari keluarga yang baik-baik sebelum dia seperti ini.

Greisy tertawa bahagia, sembari menaiki satu anak tangga, "Benar. Granny jadi ingat kejadian di mana Granny tidak mengizinkan Ayahmu bertemu dengan Ibumu karena kesehariannya menjadi berantakan. Ayahmu langsung seperti kehabisan oksigen dan hanya mendekam di kamarnya."

"Pada akhirnya, Granny mengizinkannya asalkan seluruh pekerjaannya dilakukan dengan baik sesuai dengan porsinya. Granny tidak melarang Ayahmu berpacaran tetapi, dia seperti orang yang terhipnotis dan memusatkan kehidupannya kepada Ibumu."

Leyna mengangguk setuju, dulunya Ayahnya juga seperti itu, Ibunya yang menceritakan masa menyenangkan pertama saat mengenal Chayton.

"Sangking jatuh cinta kepadanya, dia memilih untuk bersama dengan Ibumu sampai akhir hayatnya. Mereka ada pasangan cinta sejati menurut Granny." sambung wanita tua itu membuat Leyna tertegun, dengan langkah yang tetap berjalan dan sampai ke puncak anak tangga. Leyna membawa Greisy untuk duduk di tempat peristirahatan.

Tangannya mengambil sebungkus roti yang aman dikonsumsi oleh Greisy dengan pikiran yang melayang. Tidak menduga kalau Dion telah kehilangan kedua orang berharga yang seharusnya bersama Dion melewati masa-masa dalam hidupnya.

Tetapi, satu sisi, dia merasa bersyukur dengan apa yang ada dalam kehidupannya. Dia mendapatkan kedua orangtua yang lengkap sampai sekarang, ditambah dengan dua saudaranya. Meskipun, mereka bisa jadi tidak tahu kalau anak kedua mereka sedang mendekam di salah satu raga rakyatnya. Dia tetap merasa bersyukur.

Leyna juga berpikir kalau Dion mungkin merasa bahagia saat mendapatkan kedua orang tua yang seharusnya ada di sampingnya sekarang. Leyna berpikir kalau dia bisa menahan lebih lama tinggal di raga ini sampai Dion puas melewati hari dengan dua orang dewasa yang bisa dipanggil dengan panggilan Papa dan Mama.

_The Stranger's Lust_

Leyna mendekatkan ponselnya ke telinga dengan bahu yang terangkat untuk menggantikan tugas tangannya yang sedang mengambil cart yang disediakan. Suara tut terdengar panjang menyatakan kalau sambungannya terkoneksi dan terdengar suara di seberang.

"Hallo, Ley ... Dion, ada apa?"

Leyna terkekeh sejenak dan menarik cart beroda dua di area belakang troli untuk membawa ke area bumbu dapur. "Hati-hati, Leyna. Kau bisa ketahuan," katanya dengan bisik-bisik dan meletakkan kaleng kecil bubuk bawang putih di troli dan kembali berjalan ke arah sisi sebelah.

"Kita berdua, Dion." Ralat sang penerima telepon. Leyna tertawa diikuti dengan kekehan dari seberang. "Sedang apa?" tanya Dion yang mengalihkan topik pembicaraan.

"Belanja mingguan. Kita kehilangan banyak bahan makanan. Kemarin malam aku hanya bisa membuat waffle. Tenang, aku memastikan, dia lembut hingga Granny bisa memakannya." Jawabnya sembari meletakkan dua kotak telur ke dalam troli dan tepung terigu ke dalam.

"Buburnya sudah habis?" tanya Dion.

"Sisa sedikit. Untuk dua hari kedepan. Makanya, berhubung hari ini hari Minggu, aku meluangkan waktu untuk belanja sedikit di supermarket. Kemarin aku sempat ke minimarket." tutur Leyna dengan tenang. Dia mengambil bungkus instant oats dan rolled oats serta beberapa jajanan yang cukup sehat dikonsumsi.

"Granny di mana? Bukankah kau bilang akan membawanya ke Doe Lake?"

Leyna menarik ponselnya dan mengapitnya di sisi sebelah lainnya, dengan tangan yang membuka pintu freezer dan menarik beberapa botol kemasan minuman kopi siap saji. "Di taman bermain dekat supermarket. Aku sudah ingin mengajaknya ke sini. Tetapi, dia bilang melihat anak-anak bermain lebih menyenangkan daripada menemaniku belanja. Katanya, dia bisa mengingat masa lalu," ucapnya yang menutup pintu freezer dan berjalan ke area buah.

"Apel atau pisang?" tanyanya dengan nada pelan.

"Pisang. Dua minggu lalu, aku sempat membelikan apel untuknya. Tolong sekalian dengan pepaya." Jawab Dion yang membuat Leyna tertegun.

"Kau mendengarnya?"

"Tentu saja. Lanjutkan kegiatan belanjamu. Aku tidak akan mengusikmu lagi sampai nanti malam. Aku harus ikut jadwal temu dengan investor siang ini. Banyak yang harus dipelajari." keluh Dion yang mengalirkan suara tawa dari Leyna. Dia pernah berada di posisi Dion dan jelas tahu bagaimana penderitaan itu.

Leyna mengambil pepaya yang dirasa matang dan akan menimbulkan rasa manis saat memakannya, "Cukup pastikan, investor akan senang dengan penjelasanmu. Tidak perlu terus mengikuti kata proposal. I'll hang up. Bye."

"Bye."

Leyna menyaku kembali ponsel dan kembali mengitari area supermarket, dia harus memastikan semuanya dibeli agar tidak membuang waktunya lagi untuk membeli sesuatu yang penting. Kemudian, menjemput Greisy yang mungkin sudah lelah di taman bermain.

_The Stranger's Lust_

To Be Continue

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • The Stranger's Lust   65. Between Two Choices

    “Jadi, hari ini adalah harinya?” Dion memangku tangannya yang sedang menggenggam sebuah bungkusan protein bars, mengunyah sambil melihat layar ponsel yang ditegakkan bersandar pada botol minumannya di meja. “Iya. Makan malam dengan kolega Tuan Chayton,” katanya yang telah menelan makanannya tersebut. Makan siang dengan dua protein bars di ruang istirahat di gedung balet yang secara kebetulan sedang sepi, membuatnya berpikir untuk menghubungi kekasihnya itu sekarang. Well, kekasih … Dion rasa dia harus bisa beradaptasi dengan julukan tersebut sekarang. “Kalau memang cowo itu yang bakalan datang, bagaimana menurutmu?” tanya Leyna yang berada di ujung telepon sedang mengecek tumpukan buku anak-anak dengan sebelah telinga kirinya tersumpal dengan Bluetooth earphone. “Aku tidak bisa menerimanya, bukan?” tanya Dion balik yang disetujui oleh jiwa perempuan yang berada di tubuhnya yang asli itu. Terkadang Dion berpikir berapa lama lagikah dia akan bersemayam di tubuh seorang wanita yang

  • The Stranger's Lust   64. Can't Go

    Setelah malam itu mereka saling mengungkapkan perasaan masing-masing, tidak ada lagi yang bertambah. Baik Dion maupun Leyna, keduanya sama-sama disibukkan dengan kegiatan sehari-hari dan Jumat sudah datang menjemput mereka. Dion sudah siap dengan balutan dress di bawah lutut dan duduk ke kursi meja makan yang sudah ditempati oleh tiga anggota lainnya. “Night, Dad, Mom, Quinza,” sapanya dengan binar riang di matanya. “Night, Leyna.” Sang Ibunda membalas sapaannya. Dia mengambil tempat di samping sang adik perempuan yang bermain dengan ponselnya daritadi. Sedangkan, laki-laki satu-satunya di keluarga inti tersebut sedang membaca berita dari ponselnya. “So, can we start?” tanya Aubrey yang melirik kedua anggota yang sedang sibuk dengan dunianya sendiri. Dion memilih untuk tersenyum tipis ketika mengetahui kepada siapa yang dituju. Chayton dan putri bungsunya meletakkan alat komunikasi mereka di samping dan menjawab dengan kompak, “Sure.” Wanita tersebut mengangguk dan mulai meminta

  • The Stranger's Lust   63. Answer

    [Dion POV] Aku yang baru saja bisa pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri sekalian merilekskan persendian yang rasanya kaku banget setelah duduk di meja makan mendiskusikan beberapa topik hangat dengan Tuan Chayton. Sedangkan, Quinza berada di kamarnya sendiri mengerjakan tugas sekolahnya di jam sebelas malam ini. Setelah berbelanja barang kebutuhan tadi, aku dan dia langsung menyimpan barang tersebut di dapur dan beberapa disisihkan untuk di simpan di tas yang khusus menampung pakaian ganti dan outfit latihan aku. Dan, ketika melihat namaku sendiri tertera di layar ponsel Leyna itu aku langsung mengangkatnya. “Hello?” Sejujurnya ntah kenapa malam ini terasa berbeda dari malam-malam sebelumnya yang pernah kami lewati dengan berbicara melalui telepon. Leyna menjawabnya, pembicaraan mulai terasa aneh ketika lawan bicaraku itu menanyakan situasi di sini. Namun, tidak berapa lama, aku mengetahui jawabannya. Jawaban mengapa aku merasa canggung dan aneh dalam pembicaraan kami k

  • The Stranger's Lust   62. Accidentally Confession

    [Leyna POV] Aku melangkah keluar dari gedung sekolah dan menaiki sepeda yang menemani semua kegiatanku semenjak menjadi sosok yang dipanggil Dion Addison. Langit yang hari ini terlihat mendadak begitu cerah tidak digubris olehku sama sekali. Karena rasanya dari dalam hatiku terbakar sejak siang tadi. Sialnya sampai sekarang masih belum padam. Efek yang luar biasa dahsyat setelah guru perempuan itu seenak jidat menawarkan ini dan itu kepadaku. Maksudnya kepada Dion, tentu saja. “Memangnya dia tahu kalau Dion itu suka sekali dengan oatmeal dan smoothies yang beragam variasi cara untuk menikmatinya,” celetukku sambil mengayuh sepeda. Beruntung aku bukan seorang puteri keturunan kepala pemerintah sekarang ini. Ada untungnya juga menjadi seorang warga biasa yang memiliki pekerjaan yang biasa-biasa saja. Tentu saja kebanyakan warga di sini menikmati kehidupannya dengan biasa-biasa saja, bangun pagi, menyiapkan sarapan, mandi, berpakaian, pergi bekerja, pulang dan menikmati makan malam

  • The Stranger's Lust   61. Privacy Thought

    Dion meletakkan semua belanjaannya kepada kasir dengan tenang. Tidak, lebih tepatnya pura-pura untuk bersikap tenang dan biasa saja. Dia tahu Quinza daritadi melihatnya dengan tatapan yang menyiratkan untuk berbicara empat mata dengannya. Namun, dia bersikap tidak tahu-menahu. "Leyna," panggil Quinza yang berada di belakangnya berbisik mendekat sampai ke telinganya. Beruntung sekali dia sudah terbiasa dengan adik perempuan Leyna selama ini sehingga dia tidak lagi merasa terkejut. Sebuah dehaman menjadi jawabannya dan dia melihat ke arah monitor kasir yang sedang bergerak menghitung total pembeliannya. "Kamu serius sekarang? Si cowo yang kujelasin itu ada di belakang tahu," kata Quinza lagi, dia berbicara dengan bisikan meskipun terdengar seperti nada tinggi. "Dia orangnya? Charles, benarkan?" beo Dion yang melirik ke sosok di belakang anak bungsu keluarga kepala pemerintah ini. Lalu, kembali bertingkah seperti biasa. Yang lebih muda itu refleks menepuk pundak sang Kakak gemas. "

  • The Stranger's Lust   60. So, What Now?

    Pada satu waktu yang sama, Leyna juga sedang mengurusi nilai murid-muridnya di ruang guru. Dia tidak sendirian di ruangan tersebut, masih ada dua atau tiga guru yang juga duduk di sana melakukan tugas mereka masing-masing. Mengingat jam belajar-mengajar telah berakhir tiga jam yang lalu, Leyna dan guru-guru lainnya bisa beristirahat sejenak. "Sir. Dion," panggil seorang guru perempuan yang sering mengikutinya di setiap kesempatan yang ada. Maksudnya, mengikuti raga Dion, bukan jiwanya. Terkadang Leyna melamun dan berpikir bagaimana reaksi sekitar mereka kalau mengetahui bahwa orang yang di depan mereka bukanlah yang mereka kenali. "Ada apa, Miss?" tanya Leyna sesopan mungkin. Setelah mengetahui konsep dari kutukan aneh ini, Leyna berpikir untuk membatasi diri dengan dunia. Dia tidak bermaksud untuk besar kepala. Namun, siapa yang tidak akan jatuh hati ketika melihat raga seorang laki-laki yang tinggi jangkung, berpakaian rapi, dan bersikap lembut? Leyna mungkin adalah salah satun

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status