Home / Romansa / The Werewolf's Bride / Bab 4. Adik Kembar

Share

Bab 4. Adik Kembar

last update Last Updated: 2025-06-07 01:57:42

Di saat yang sama di kamar Liora.

"Tadi itu apa?"

"Bukan apa-apa Nona." jawab Lili.

"Lili jangan berbohong padaku." sahut Liora sambil menatap Lili dengan pandangan menyelidik.

"Oh saya lupa harus membantu Lulu memandikan tanaman."

Sebelum Lili berhasil kabur, Liora menangkapnya. Liora menyeringai licik. Kini Lili terlihat seperti kelinci yang terjebak di depan binatang buas.

"Kau mau mengalihkan pembicaraan? Kau jahat sekali Lili, padahal hanya kau satu-satunya teman bicaraku di sini. Kau membuatku sedih." ucap Liora sembari memalingkan wajah.

Sebenarnya Liora tidak benar-benar sedih, dia hanya berpura-pura agar Lili mau memberitahunya. Dalam sekali lihat Liora sudah tahu kalau Lili lemah terhadap hal-hal semacam ini.

"Tidak Nona.. Saya tidak bermaksud..."

"Sudahlah Lili. Aku tidak apa-apa. Biarlah aku kesepian di sini sendirian tanpa ada yang memberitahuku apapun. Aku sudah biasa seperti ini. Bahkan di tempat asalku sebelumnya pun aku selalu sendirian."

"Nonaa... baik saya akan memberitahu Nona. Tolong jangan bersedih lagi." ucap Lili dengan raut wajah sedihnya dengan mata yang sedikit berkaca-kaca.

Kena kau. Khukhu.

"Tadi itu Yang Mulia Ratu Seraphine hampir melepaskan kekuatannya. Sepertinya ada sesuatu yang membuat beliau marah."

"Hampir? Jadi maksudmu kejadian yang hampir seperti bencana alam itu karena Yang Mulia Ratu hampir melepaskan kekuatan? Apa yang akan terjadi jika Beliau benar-benar melepaskan kekuatannya?"

Lili tampak ragu-ragu saat menjawabnya, lalu setelahnya dia hanya mengatakan, "Saya juga kurang mengerti Nona, tapi semua yang ada di kerajaan ini tahu jika Yang Mulia Ratu adalah Ratu terhebat sepanjang sejarah. Beliau dulunya adalah jenderal perang. Beliau sangatlah kuat dan berkarisma. Sungguh luar biasa."

"Oh iya Nona, Beliau adalah ibu dari para pangeran. Nona sudah melihat Yang Mulia Pangeran Pertama kan, bisakah Nona membayangkan betapa cantiknya beliau yang sudah melahirkan para pangeran tersebut."

Lili bercerita dengan sangat antusias.

Dari semua penjelasan Lili, bisa disimpulkan jika Ratu di kerajaan ini adalah seorang yang sangat hebat sekaligus menakutkan.

"Ukh.. kuharap aku tidak bertemu dengannya." batin Liora.

"Tapi Lili.. bisakah kau menceritakan padaku tentang tempat ini? Ini kerajaan apa? Dimana? Dan kenapa aku di sini?"

"Maaf nona, untuk yang satu ini saya benar-benar tidak bisa menjawabnya. Tapi Nona jangan khawatir, saya mendapat kabar bahwa besok Yang Mulia Ratu Seraphine ingin minum teh bersama nona."

"A-apa..? Kenapa"

"Sudah pasti karena Yang Mulia ingin mengenal nona dan ingin tahu tentang nona lebih banyak. Saya yakin Yang Mulia pasti juga akan langsung menyukai nona, karena adalah orang yang sangat baik dan menyenangkan."

"Entah kenapa aku sering mendengar omong kosong semenjak dibawa ke sini." batin Liora.

"Lili.. mungkinkah kemarahan Yang Mulia Ratu tadi adalah karena aku?"

"Kenapa Nona berpikir seperti itu? Itu tidak mungkin nona..."

"Yaahhh.. bisa saja karena si Pangeran Brengs*k itu.. Ekhem... Pangeran Pertama membawa wanita yang tidak jelas asal usulnya ini ke dalam istana."

"Bisa-bisanya Nona berpikir seperti itu. Nona adalah orang paling penting di sini. Nona adalah wanita dengan kedudukan tertinggi kedua setelah Yang Mulia Ratu di kerajaan ini. Bagaimana bisa nona mengatakan hal itu. Nona sungguh tidak masuk akal."

Lili berkata sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.

Apa dia sedang mengejekku?

Rasanya ingin kujitak saya kepalanya itu. Huhh..

T-tunggu... Wanita dengan kedudukan.. apa tadi?

"Lili apa kau salah bicara?"

"Hah?! Maaf nona saya sudah lancang... Hukumlah saya yang kurang ajar ini.."

"Kenapa kau sedikit-sedikit minta dihukum sih?! Bukan.. Bukan soal kau mengejekku."

"Jadi nona tau saya mengejek nona? Ups."

Harus kuapakan wajahnya yang menyebalkan itu, rasanya seperti memilik adik perempuan saja. Perasaan seperti ini, rasa ingin mengajaknya ribut sekadar untuk bersenang-senang. Duh sadarlah! Bocah licik ini sedang berkelit lagi. Sepertinya dia keceplosan.

"Lili rupanya aku salah menilaimu. Kukira kau kelinci yang lucu, ternyata kau ular yang pandai bersilat lidah ya. Jangan mengecohku lagi.."

Ketika Lili kebingungan harus menjawab apa, Lulu datang tiba-tiba.

"Liliiiiiii..!!" panggil Lulu.

"My sister!!! Kau pasti memerlukan bantuanku kan?!!" ucap Lili dengan wajah memelas.

"Tentu saja!! Kita harus menyuapi sapi karena mereka tidak mau makan. Ayo!!"

"Benarkah??? Itu gawat sekali.. Bagaimana ini.. jika sapi-sapi itu kurus bagaimana nanti jika nona ingin makan daging.." jawab Lili dengan akting pura-pura terkejutnya yang sangat payah.

"I-tu be-nar!"

"A-yo ki-ta per-gi se-ka-rang. Ha-ha-ha."

"Ma-af no-na ka-mi ha-rus per-gi ka-re-na su-dah ter-ja-di se-su-a-tu yang ga-wat."

Tanpa menungguku menjawab, mereka segera berlari keluar.

"Bocah-bocah ituu..." Liora tidak habis pikir dengan sikembar.

Hanya disaat seperti ini mereka mengakui satu sama lain sebagai saudara. Akting mereka yang kaku dan canggung itu pun sama saja.

Meskipun begitu Liora tidak membenci mereka. Justru dia bahagia karena rasanya dia memiliki dua adik perempuan yang nakal.

Bahagia?! Tunggu... Aapa yang aku pikirkan barusan.

Huhhh sadarlah Liora..

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • The Werewolf's Bride   Bab 63. Bola Kristal

    Keesokan harinya, Morgan masih belum melepaskan Liora. Liora sudah sangat lelah. Sekujur tubuhnya sakit, terutama kakinya.Morgan berada di ruangan yang dia gunakan untuk bertemu dengan para barbarian. Salah seorang barbarian bertanya pada Morgan."Ketua, kita harus menakuti para serigala itu. Terutama sang pangeran yang sok hebat itu.""Benar ketua. Kita kirim saja salah satu jari tangan gadis tawanan itu." ucap barbarian lain."Dia pasti akan kehilangan akal melihatnya." mereka semua tertawa mendengar usulan itu, membayangkan Zevariel yang terkenal hebat itu terpuruk adalah hiburan bagi mereka.Tidak seperti lainnya, Morgan tampak berpikir. Itu bukan ide yang buruk. Tapi dia terpikirkan hal yang lebih menarik, haruskah dia memotong salah satu kaki Liora ketimbang jari tangannya? Agar Liora tidak bisa kabur darinya, kalaupun Zevariel melihatnya, dia pasti tidak akan mau lagi menerima Liora. Liora sudah cacat. Benar, dengan begitu hanya dirinya yang bisa menerima Liora, begitu pikir M

  • The Werewolf's Bride   Bab 62. Rintihan Liora

    Liora pikir dia sudah salah langkah. Dia bermaksud memancing emosi Morgan agar dia memukulnya, tapi Liora malah membangkitkan sisi obsesi Morgan. Liora menyadari saat Morgan menatapnya, bukan cinta, bukan kasih sayang, Liora melihat obsesi di dalamnya.Seperti halnya dia terobsesi menginginkan tahta Velmoria, dia juga terobsesi pada Liora.Dugaan Liora tidak salah, Morgan kini duduk di ujung ranjangnya sambil menatap Liora yang sedang terkantuk sambil berdiri karena tangannya diikat ke atas di tembok.Setiap kali matanya terpejam, Liora langsung terbangun karena tangannya sakit menahan beban tubuhnya sendiri. Morgan menyeringai setiap melihat Liora kesakitan, Liora yang berada di balik penjara buatannya, penjara yang sengaja dia tempatkan di hadapannya. Peliharaan cantik yang selalu marah dan membangkang.Entah sejak kapan, Morgan mulai tertarik pada Liora. Alasan Liora tidak pernah disiksa oleh bawahannya, juga atas perintah Morgan. Hanya dia yang boleh melakukannya.Tak lama, Morgan

  • The Werewolf's Bride   Bab 61. Kau Milikku

    Di salah satu ruangan yang ada di sebuah mansion dekat perbatasan Utara, Zevariel sedang bersama Hugo. Di luar, hujan turun. Langit seolah ikut bersedih dengan keadaan Velmoria. Seorang pelayan masuk setelah dipersilakan oleh Zevariel, dia membawakan teh dan kudapan untuk menemani teh."Hugo, menurutmu apa yang mereka lakukan pada Liora?""Mereka pasti menyekap Nona Liora Yang Mulia, mereka masih memerlukan nona Liora. Saya yakin mereka tidak akan gegabah menyakiti Nona Liora.""Kau benar, tapi.. saat aku duduk berhadapan denganmu seperti ini, di atas kursi yang empuk, dengan secangkir teh di atas meja. Liora mungkin sedang duduk di lantai yang dingin." Zevariel menunduk, tangannya mengepal."Ini tidak terlihat seperti Yang Mulia.""Apa maksudmu?" Tatapan Zevariel beralih ke Hugo, pandangannya tajam mengarah ke Hugo."Yang Mulia Pangeran Zevariel yang saya kenal adalah sosok yang kuat, selalu memenangkan pertarungan, yang hebat dalam hal strategi maupun serangannya. Yang Mulia yang te

  • The Werewolf's Bride   Bab 60. Surat Ancaman

    Situasi di ibukota Velmoria sedang dihebohkan oleh berita Madam Estelle yang dihukum mati karena berkhianat pada kerajaan. Dan yang lebih mengejutkan semua orang, dia adalah barbarian. Tidak ada yang menyadarinya selama ini.Hal ini pun turut disaksikan oleh beberapa tamu undangan festival sebelumnya yang masih terkurung di ibukota. Mereka akhirnya diperbolehkan pulang ke wilayahnya masing-masing hari ini.Mereka menyaksikan, betapa kerajaan Velmoria tidak kenal ampun pada siapa pun yang berkhianat. Bencana yang menimpa saat festival menjadi situasi yang menguntungkan dimana kerajaan Velmoria jadi semakin ditakuti sekaligus dihormati.***Sementara itu di perbatasan, langit sore mulai dibungkus oleh awan kelabu saat Zevariel dan Ernest kembali dari hutan. Keduanya berlumuran debu dan wajah mereka tidak kalah kelam dengan langit Velmoria.Zevariel menghela napas berat. Jejak yang mereka temukan menghilamg begitu saja dan berakhir di tepi sungai.Mereka baru saja melewati gerbang saat s

  • The Werewolf's Bride   Bab 59. Rambut Liora

    Zevariel memacu kudanya sangat cepat, hingga akhirnya dia tiba di sana...Di tepi sungai, jejak itu menghilang. "Si*l!!" Zevariel berteriak frustasi.Di sisi lain hutan, seorang pria dengan jubah hitam menyenderkan dirinya di sisi pohon. Napasnya tersengal, jantungnya masih berdebar kencang. "Hosh... Hosh... Untung saja aku berhasil melarikan diri. Jika tertangkap bisa mati aku."Dia bergegas kembali ke markas untuk melaporkan situasi saat ini."Ketua!" panggilnya kepada seorang lelaki yang sedang duduk di kursi kebesarannya itu."Mereka berhasil melacak jejak kita, wanita itu sengaja menjatuhkan perhiasannya untuk memberi mereka petunjuk.""Brengs*k! Mereka selalu saja menyusahkan!" Umpat lelaki berambut sebahu yang tentu saja berwarna merah. Dia adalah ketua barbarian, Morgan, anak kepala barbarian sebelumnya.Dia berhasil kabur bersama pengasuh dan beberapa bawahan ayahnya dulu saat perang dengan Velmoria yang dipimpin oleh Ratu Seraphine. Dan ayahnya kalah telak.Kini setelah meng

  • The Werewolf's Bride   Bab 58. Jejak Penculik

    Pagi itu, Velmoria terlihat kelam. Meskipun hujan sudah reda, dan menyisakan embun tipis di halaman utama Istana Velmoria. Suasana yang seharusnya terasa syahdu itu justru membuat suasana semakin kelabu.Seorang lelaki dengan baju kumal dijaga oleh dua pengawal di penjara bawah tanah. Tangan penyusup itu terikat rantai besi, lututnya hampir tidak mampu menopang tubuhnya. Darah mengering di sudut bibirnya.Di depannya, Ratu Seraphine duduk tegak di atas kursi yang sudah disediakan oleh kesatria penjaga, mengenakan gaun gelap tanpa ornamen. Matanya tajam mengamati setiap gerak penyusup itu.“Katakan.” suara Ratu Seraphine terdengar lembut, tapi keras menusuk udara. “Siapa yang memberimu akses masuk ke festival dan memanah Raja?”Lelaki itu menggigit bibirnya, tubuhnya gemetar, bukan karena takut. Dia lalu tertawa terbahak-bahak.Ratu mengernyitkan alisnya. "Siapa? Jawab!" Ratu hanya menjentikkan jarinya, tanpa perlu bangun dari kursinya, Ratu membuat lelaki itu sesak napas."Ohhokkk...

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status