Beranda / Rumah Tangga / Tiga Ranjang Suamiku / Mencari Tahu Semuanya

Share

Mencari Tahu Semuanya

Penulis: Celebes
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-18 17:04:31

“Lalu, ke mana Mas Farus? Dia mengatakan pergi bersama Febri. Tapi, dengan terang Febri mengatakan hal sebaliknya. Oh, ada apa ini? Lalu, tadi malam itu telepon siapa?” batinku masih memandang ponselku sendiri.

“Tidak perlu mencemaskan apa pun yang belum pasti.”

Melisa menarikku kembali ke kursi sofa. Sebagai sahabat, dia pasti berusaha memendam perasaanku. Sebenarnya, aku tidak mau dia mengetahui rasa cemas ini. Tapi, seperti biasanya. Melisa sangat paham ekspresi wajahku.

“Aku tidak mau menceritakan apa pun tentang pernikahanku. Tapi, kau sahabatku. Apa yang harus aku cemaskan?”

“Bukankah kamu sendiri mengatakan kepadaku, tidak suka jika ada yang disembunyikan. Aku pun begitu. Aku tak mau ada rahasia. Ayolah, Maya! Katakan saja. Aku pasti siap membantumu.”

Tentu saja aku harus mempercayai Melisa. Dia adalah sahabatku sejak lama. Ke mana lagi aku akan meminta bantuan?

“Mas Farus tidak pernah pergi selama ini. Dia selalu saja pulang ke rumah. Sekarang, mendadak dia mendapat tugas. Parahnya, dia bilang akan pergi bersama adiknya, Febri. Tapi, Febri baru saja menghubungiku. Dia tidak bersama kakaknya. Aku ... sengaja tidak menghubunginya. Takut mengganggu."

“Kita tunggu saja Febri datang ke sini. Kau bisa menanyakannya.”

Ide Melisa benar. Aku menganggukkan kepalaku, sambil menyeruput teh hangat yang tinggal sedikit lagi akan habis. Hingga aku mendengar suara mobil memasuki halamanku. Rumahku berjarak cukup dekat dengan rumah mertuaku. Dalam sekejap Febri bisa datang ke rumah. Aku segera menemuinya.

“Febri, kamu terlihat sangat pucat. Kau sakit?” Aku menerima satu tas berisi minuman herbal buatan mertuaku sendiri saat Febri menyodorkannya. Dia menganggukkan kepala sambil tersenyum.

“Biasa, Mbak. Penyakitnya orang umum. Flu berat,” balasnya.

“Hmm, kau tidak bersama Mas Farus?” tanyaku pelan sambil tersenyum. Aku sangat berharap, dia memberikan jawaban yang bisa membuatku tenang.

“Emangnya Mas Farus ke mana sih, Mbak?” balasnya bertanya.

“Kemaren, Mas Farus bilang akan pergi sama--”

“Eh, Febri,” sela Melisa. Dia mendadak muncul, dan menghentikan ucapanku.

“Mbak, aku pergi dulu, ya,” ucap Febri mendadak. Bahkan, dia tidak membalas sapa’an Melisa. Padahal mereka sudah lama kenal. Aku segera menggelengkan kepala, untuk memusatkan pikiranku kembali. Ibu mertuaku punya riwayat jantung. Mungkin Febri harus segera pulang dan menjaganya.

“Febri buru-buru, ya?” Melisa menatap kesal Febri yang sudah meninggalkan rumahku. Sementara, aku masih mengurut pelipisku. Sebenarnya, ke mana Mas Farus? Nama desa tempatnya bekerja pun tidak dia katakan. Kenapa aku juga tidak bertanya saat itu? Hatiku benar-benar gundah.

“Melisa, aku harus mencari tahu. Aku tidak mau hal gila ini masuk di kepalaku. Aku akan mengambil tasku,” ucapku kemudian buru-buru mengambil tas di kamar dan memakai jaketku.

“Jadi, kamu mengira suamimu selingkuh?” tanya Melisa sambil ikut berjalan mengikutiku. “Maya!” ucapnya tegas, sembari menarik lenganku. Aku menghentikan langkah, dan kini menatapnya. “Tidak mungkin suamimu seperti itu. Mana mungkin dia dengan wanita murahan seperti itu?” lanjut Melisa berusaha meredam rasa penasaranku.

“Aku juga berharap dia tidak seperti itu, Mel. Tapi, kau dengar sendiri saat Febri tidak tahu tugas itu. Sedangkan Mas Farus, mengatakan dia akan pergi dengan Febri. Argh, aku akan mencari tahu.”

Melisa mau tidak mau mengikutiku masuk ke dalam mobil. Aku segera menuju rumah sakit tempat Mas Farus bekerja. Sudah lama sekali aku tidak pernah mengunjungi rumah sakit ini. Tanpa berpikir dan membuang waktu, aku berjalan cepat masuk ke ruangan informasi. Aku bisa saja masuk dengan bebas ke ruangannya. Tapi, aku harus menghormati privasinya dan peraturan untuk membuat janji terlebih dahulu.

“Suster. Aku ingin bertemu dengan Dokter Farus.”

“Dokter Farus?” tanya suster terkejut. Aku semakin tidak mengerti. Kenapa dengan suster itu?

“Ah, Dokter Farus sedang tidak ada di tempat bukan? Hahaha. Dia kan sedang menemani dokter magang. Baiklah. Bisa kau katakan di mana desa itu?” tanyaku sekali lagi. Aku menarik napas panjang, berusaha mengatasi hatiku.

“Maafkan saya. Dokter magang tidak ada di tempat. Memang benar. Mereka sedang magang di desa. Tapi, kami sudah lama tidak mendengar tentang dokter--”

“Ah, tentu saja kalian tidak mendengarnya. Dia sedang bekerja. Maafkan kami karena mengganggu pekerjaan suster,” sela Melisa sekali lagi. Dia menghentikan ucapan suster itu, lalu menarikku pergi dari sana. Kami berjalan cepat menuju ke parkiran. Melisa menatapku tajam. Sepertinya dia sangat marah denganku.

“Maya, jangan gila, ya! Kamu nggak lupa, kan, sekarang kita ada di mana? Ini tuh, masih lingkungan rumah sakit!” teriaknya keras. Dia menjauh, lalu masuk ke dalam mobil. Aku segera mengikutinya. Kami duduk di kursi depan sambil bertatapan. Melisa masih saja marah denganku.

“Jika kamu seperti ini, Maya. Sama saja kamu menjelekkan nama baik suamimu. Kau itu seharusnya percaya saja dengan suamimu. Lagi pula, Febri juga tidak mengatakan apa pun. Begitu juga dengan suster tadi.”

Oh, Tuhan, apa yang aku lakukan? Perkataan Melisa memang benar. Untuk apa aku mencurigai suamiku. Selama ini, dia selalu saja setia denganku. Tapi, sumpah demi apa pun kali ini aku memang sedikit tidak mempercayainya. Sebenarnya, apa yang salah dengan perbuatanku? Toh, aku hanya ingin mencari kebenaran. Hanya ingin meredakan pikiranku yang semakin gila ini.

“Mel, kau memang benar. Tapi, jujur saja. Pasti dokter magang itu ada hubungan dengan suamiku. Lihatlah, sudah beberapa jam dia pergi, sama sekali dia tidak menghubungiku. Apakah aku salah dengan pemikiranku?”

“Sudah bicaranya?” Tiba-tiba raut Melisa menjadi kaku. “Aku tanya, sudah bicaranya?” lanjutnya sedikit membentak.

“Kita sebaiknya pulang saja, Mel. Kamu benar. Aku sudah bodoh melakukan ini.”

Baiklah lupakan saja. Sudah saatnya aku tidak menyakiti diriku sendiri. Aku segera melesatkan mobil ini, lumayan cukup kencang. Hatiku masih bimbang. Bagaimana jika memang suamiku melakukannya di belakangku? Ya ampun, jangan sampai seperti itu.

Membayangkannya saja sudah sangat menjijikkan. Jangan sampai pernikahan selama dua belas tahun ini gagal karena orang ketiga.

Masih saling diam, aku dan Melisa tidak saling bertegur sapa. Dia sangat kesal. Mungkin karena dia tidak mau melihatku sakit hati. Aku paham dengannya.

“Besok aku akan ke rumahmu lagi. Kau mau masih lanjut kan?” tanya Melisa pelan. Dia akhirnya menyapaku. Aku hanya tersenyum, menganggukkan kepala dengan pelan.

“Sekarang aku pulang dulu. Aku akan menaiki taxi di ujung jalan itu. Jangan khawatir. Sebaiknya kau mandi sana. Bau,” ucapnya lalu memelukku. Dia keluar dari mobil dan melambaikan tangan ke arahku.

Aku berusaha memasuki rumah dengan senyuman. Kembar pasti sudah pulang. Aku tidak mau terlihat cemas di depan mereka. Untung saja mereka sudah terlelap, begitu juga dengan Mbok Sri. Tanpa sadar, aku pergi cukup lama.

Sudah pukul dini hari tapi mataku belum juga terpejam. Kepalaku juga terasa pusing. Pikiranku melayang-layang entah ke mana. Aku hanya ingin membolak-balikkan tubuh berharap bisa memejamkan mata. Andai saja Mas Farus menghubungiku, pasti perasaanku akan mereda. Kenyataannya, sampai sekarang dia tidak melakukannya. Apa yang harus aku lakukan?

Lamunanku teralihkan. Aku beranjak, segera memeriksa ponselku yang kembali berdering. Mudah-mudahan Mas Farus. Tapi ...

“Apa kau ... tunggu, jangan ditutup!”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (4)
goodnovel comment avatar
ratulium54
bagus aku suka
goodnovel comment avatar
arkanaalman0
bagus ini penasaran
goodnovel comment avatar
aulianorma74
hmmm aku pikir ama dia sih
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Tiga Ranjang Suamiku   Akhir Bahagia

    Dengan sangat lantang Febri mengucapkan janji pernikahan itu di depan semua orang. Aku semakin meneteskan air mata ketika penghulu itu mengesahkan pernikahan kami. Sekarang aku sudah resmi menjadi istrinya. "Maya, kau sangat cantik sekali. Maksudku ... istriku," ucapnya dengan pelan sebelum dia mengecup keningku dan memasang cincin itu dijemari manisku.Semua orang bertepuk tangan melihat kebahagiaan kami. Mas Farus dan Maria menatap kami dengan berpelukan. Akhirnya kami memiliki pasangan masing-masing. Mungkin, perceraian itu bukan akhir yang buruk. Tapi, awal dari kehidupan kita untuk memperoleh pasangan yang bisa membahagiakan keluarga yang akan dibangun nantinya.Pesta terjadi dengan sangat meriah. Aku dan Febri selalu saja saling memandang dan berpelukan di depan semua orang tanpa canggung. Ibuku dan ibu mertuaku, serta kembar dan sahabatku Ema yang sekarang sudah bertunangan dengan pasangannya, tak pernah mengalahkan pandangannya sama sekali dariku. Begitu juga dengan orang tu

  • Tiga Ranjang Suamiku   Pernikahan

    Indonesia, Negara yang sangat indah. Kami berempat akhirnya menginjakkan kaki di negara ini. Menuruni pesawat dengan sangat gembira. Tidak ada rasa canggung, dan perasaan dendam.Yang lebih mengejutkan kami semua keluarga sudah menjemput di bandara dan mengetahui kami pasti akan pulang. Keluarga lengkap yang akhirnya dipenuhi tawa."Ibu, Ayah, aku mau menunjukkan sesuatu. Aku akan memperoleh penghargaan dari Pak Walikota. Karena aku sudah memenangkan pertandingan bergengsi dan akan mewakili Indonesia saat berlomba di Singapura nanti." Ema menyodorkan sebuah dokumen. Aku sangat terkejut saat membacanya. Itu adalah sertifikat penghargaan sebagai juara lomba olimpiade sains terbaik di Indonesia. Dan dia bersama Ana akan mewakili Indonesia untuk bertarung melawan negara Asia."Kalian memang benar-benar sangat luar biasa. Ibu dan Ayah sangat bangga kepada kalian. Dan ... ini adalah hadiah terbaik yang Ibu terima." Aku memeluk kembar dengan sangat erat. Febri mendekati mereka kemudian ikut

  • Tiga Ranjang Suamiku   Kembali Bersama

    Aku sangat gugup ketika mengetahui orang tua Melisa menghubungiku. Bahkan aku sangat bergemetar saat akan menerima panggilan itu. Febri menggenggam erat telapak tanganku dan menganggukkan kepala. Dia memberikan semangat agar aku bisa menerima panggilan itu tanpa ada rasa gugup. Perlahan aku menekan tombol hijau yang berarti aku akan berbicara dengannya."Halo, bagaimana kabar kalian? Apa ada hal penting yang harus aku ketahui?" tanyaku dengan pelan. Aku menekan tombol speaker agar Febri juga mendengar apa pun yang akan kami bicarakan.(Aku menghubungimu karena aku ingin membicarakan hal yang sangat penting. Maria, ya ... ini ada hubungannya dengan Maria.)Aku spontan menatap Febri dengan sangat cemas. Aku sebenarnya tidak ingin mengurusi masalah apa pun yang ada hubungannya dengan Maria."Tuan. Apa yang harus aku lakukan? Apakah terjadi sesuatu kepada Maria? Aku sebenarnya tidak mau mengurusi sesuatu yang berhubungan dengannya lagi. Aku tidak mau ada masalah yang membuat aku akan bert

  • Tiga Ranjang Suamiku   Cinta Sejati

    Dia terpaku saat mendengar ucapan ku barusan. Dia ... menekan dadanya. Kemudian berdiri dan berjalan mondar-mandir memutari kamar itu. Aku tidak mengerti apa yang sudah dia lakukan. Aku mengulurkan tangan ke arahnya dan dia segera mendekatiku kembali lalu mencengkeram tanganku itu dengan sangat kuat."Sakit ...," rintihku pelan dan membuat dia segera melepaskannya."Maafkan aku. Aku ... aku benar-benar tidak percaya mendengar ucapan kamu barusan. Aku ... sudah menunggumu selama 1 tahun ini." Dia berkata dengan sangat gugup seperti itu. Dia kembali berjalan mondar-mandir memutari kamar ini kemudian memegang kepalanya dan masih saja terlihat sangat panik."Kamu ini kenapa? Sangat lucu sekali. Apa aku melakukan kesalahan sampai kau seperti itu?" tanyaku dengan tatapan yang sangat serius. Sekali lagi dia mendekatiku dan menarik kursi lalu duduk tepat di sebelah ranjangku."Maafkan aku. Ah, aku tidak percaya. Masih saja tidak percaya mendengar ucapanmu barusan. Apakah kau mau mengulanginya

  • Tiga Ranjang Suamiku   Sangat Bahagia

    Aku merasakan melayang. Aku hanya melihat kabut putih di hadapanku. Namun, ada sosok yang tersenyum ke arahku dan melambaikan tangan. Aku segera mendekati sosok itu. Tidak Aku percaya dia adalah ayahku yang sudah meninggal karena sakit."Ayah ..."Aku memeluknya dengan sangat erat dan menangis. Aku selama ini selalu merindukan sosoknya. Tapi dia meninggalkanku sejak aku kecil. Aku bersama dengan ibuku saja."Kau ... sangat luar biasa. Ayah akan selalu berada di sebelahmu. Kau harus hidup dengan kebahagiaan. Ibumu sangat menyayangimu, dan Ayah juga seperti itu."Dia memandangku dengan sangat tampan. Mengenakan jas putih seperti seorang pengantin. Aku saja menangis dan terus memeluknya. Aku sangat merindukan dirinya."Ayah, aku ingin bersamamu. Aku tidak sanggup hidup sendiri. Ayah, jangan tinggalkan aku.""Kau masih memiliki banyak waktu di dunia. Bangunlah dan sadarlah. Ayah akan selalu berada di sebelahmu.""Ayah!"Aku semakin berteriak ketika dia tiba-tiba menghilang bersama dengan

  • Tiga Ranjang Suamiku   Ingin Bertemu

    Aku semakin tidak mengerti. Ada apa ini? Semua keluargaku berlari menghampiriku. Anehnya, Ema membawa satu koper dan itu adalah milikku."Ibu, untung saja kami menemukanmu. Ah, napasku sangat sesak sekali terus berlari menyusulmu. Untung tadi kami melihat mobilmu dan meminta seseorang untuk membawanya ke sini. Kenapa Ibu naik go-jek?" tanya Ema dengan napas sesak dan berusaha mengaturnya."Aduh Maya, kau ini larinya kaya vampir. Kencang banget. Aku bawa kopermu yang sangat berat ini. Aduh, tanganku rasanya mau patah." Ema memberikan koper itu kepadaku. Aku masih saja tidak mengerti dengan semua ini."Kenapa kalian? Dan ... untuk apa koper ini?" tanyaku sambil melotot ke semua orang yang malah tersenyum menatapku."Mas, ada apa ini? Kau tidak apa-apa? Kau sangat berkeringat." Aku masih kebingungan menatap semua orang yang masih saja tidak menjawab perkataanku. "Ayolah, ada apa ini?" lanjutku sambil bersedekap dan menatap mereka dengan sangat serius."Maya, kami semua ingin kau pergi me

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status