Share

Takut tertangkap Ikhsan

Aku benar-benar takut. Bagaimana jika mas Ikhsan menemukanku?

Aku meminta supir untuk segera pergi dari toko itu.

"Pak Slamet. Ayo kita pergi dari toko ini."

"Lho! kenapa yo Nduk?"

"Tolong pak, kita pergi dulu dari sini."

"Kamu kenapa kok terlihat ketakutan seperti itu?"

"Tidak ada apa-apa Pak, ayo kita pergi saja,"

"Tidak apa-apa bagaimana? Wajahmu itu lho pucat sekali, apa yang kamu takutkan?"

"Tidak ada Pak, ayo kita pergi saja dari sini,"

"Ya sudah, ayo,"

Lalu Pak Slamet menyalakan mesin mobil dan kami melaju pergi meninggalkan toko itu.

Aku menghubungi pemilik toko,meminta mereka mengantarkan barang pesananku.

"Mas, maaf tadi saya buru-buru ada kepentingan mendadak, tolong nanti barang pesananku antar kerumah ya,"

"Aduh, Bu bagaiamana ya, rumah ibu terlalu jauh,"

"Tenang saja Mas, saya akan membayar ongkos kirimnya kok,"

"Tapi, terlalu mahal lho Bu ongkosnya,"

"Tidak masalah Mas, tolong antar saja, nanti saya kirim alamatnya lewat pesan,"

"Baiklah kalau Ibu mau membayar ongkosnya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status