Share

Siapa Dia?

Author: Umma Saliha
last update Last Updated: 2021-03-13 13:36:14

Sesampainya di rumah sakit, Andara menangis tersedu-sedu, melihat ayahnya terbaring lemah. Om Hars mencoba menenangkan bocah itu, tapi Andara malah balik memarahinya dengan mengatakan bahwa Om Hars tidak percaya pada ucapannya.

Reyhan masih belum sadarkan diri, saat tiba di rumah sakit. Seorang warga yang menolong, memberikan semua barang Reyhan. Om Hars berniat memberikan imbalan, tapi orang tersebut menolak atas nama kemanusiaan.

"Andara, udah jangan nangis terus ya. Om Kakek minta maaf, karena sudah meragukan kamu," ucap Om Hars, mengusap kepala Andara.

"Kalau terjadi apa-apa sama Ayah, gimana? Aku sama siapa Om Kakek," sahut Andara, tangannya tak mau lepas menggenggam Reyhan.

"Ayah Rey akan baik-baik saja, jangan khawatir ya anak baik," bujuk Om Hars.

Andara diam tak menyahut ucapan Om Hars. Anak itu takut Ayahnya meninggal, karena selama ini ia sangat dekat dengan Reyhan. Om Hars terus membujuknya supaya tenang, lalu meminta Andara berdoa untuk kesembuhan Reyhan.

Anak itu menuruti sarannya, setelah beberapa lama terus dibujuk. Om Hars menatapnya lekat, saat Andara menunaikan salat. Lalu berdoa untuk kesembuhan Ayahnya.

Om Hars penasaran, apakah Andara memilki mata batin. Seperti yang sering dimimpikannya selama ini. Ia melihat sosok seorang wanita dewasa, yang akan bisa menutup portal ghaib di rumah tusuk sate.

Ia memang belum melihat jelas sosok tersebut. Karena setiap mencoba menembus tabir, hanya siluetnya saja yang terlihat. Sebenarnya, Om Hars bisa melihat makhluk ghaib dan paham kebatinan.

Akan tetapi, karena satu dan lain hal, ia memutuskan menutup dan tidak mau bersinggungan lagi dengan spiritual juga supranatural. Om Hars memiliki seorang sahabat bernama Ningsih, untuk memastikan apa yang dilihatnya benar atau tidak. Ia memutuskan untuk menemui Ningsih setelah urusan Reyhan selesai.

Mata Om Hars lekat menatap Andara, ia merasakan suatu firasat buruk. Kesedihan, duka, sesak dalam dadanya bercampur satu. Tapi, ia sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya ia rasakan.

Meski sudah menutup mata batinnya, Om Hars masih bisa merasakan firasat. Karena Ningsih mengatakan, orang yang sudah bersinggungan dengan spiritual akan susah lepas sepenuhnya. Saat tengah berpikir, Reyhan sadar dan tak sengaja menyentuh tangannya.

"Reyhan, sudah sadar kamu orang," kata Om Hars.

"Aku, di mana?" Reyhan bertanya, kepalanya masih terasa berat.

"Kamu di rumah sakit, sudahlah tenang dulu." Om Hars menawarkan minum, tapi Reyhan menolaknya.

"Ah, sakit." Reyhan meringis saat mencoba menggerakkan badannya.

"Sudah Om katakan, tenang dulu. Kamu orang baru kecelakaan, Rey."

"Itu, siapa?" tanya Reyhan, saat ia melihat Andara yang sedang salat.

"Anak kamu orang," jawab Om Hars.

"Andara, dia di sini."

"Iya maksa ikut, sudah jangan banyak bicara. Kamu orang tidur saja," perintah Om Hars.

Reyhan menanyakan apakah Akira sudah dikabari. Om Hars menjawab belum, karena sibuk menenangkan Andara. Reyhan meminta pada Om Hars untuk tidak mengatakan apapun pada istrinya.

Karena Reyhan khawatir, Akira panik dan kalap. Ia meminta pada Om Hars, untuk membohongi Akira. Om Hars berpikir sejenak, alasan apa yang akan ia berikan pada keponakannya.

"Katakan saja, Om punya pekerjaan di luar kota yang mendadak. Jadi, Om minta tolong sama aku," cetus Reyhan.

"Boleh juga usulanmu, tapi Om masih belum nemu. Alasan yang tepat," sahut Om Hars, sambil berpikir keras.

"Om, datang saja ke rumah. Di laptop ada beberapa foto yang Akira nggak tahu pas aku di kantor. Itu bisa jadikan bukti, biar dia nggak interogasi Om lebih lanjut," kata Reyhan.

"Oke, Om mau antar Andara pulang dulu. Besok, baru ke rumah kamu orang."

"Andara nggak mau pulang!" seru Andara, langsung memeluk Reyhan dari samping.

"Sayang, anak Ayah, rumah sakit banyak kuman. Nggak baik untuk anak kecil, kamu pulang sama Om Kakek yah." Reyhan mencoba memberikan pengertian.

"Tapi, Ayah sakit, aku kasih tahu Bunda yah," sahutnya.

"Jangan, nanti Bunda sedih. Kakak tahu kan, Bunda baru sembuh," cegah Reyhan, sambil menatap pada Om Hars.

"Ayah Rey, dijagain suster dong. Sebentar ya, Om Kakek panggil dulu susternya," sahut Om Hars.

Om Hars keluar dari ruangan, tak lama kemudian ia kembali bersama seorang suster yang akan menjaga Reyhan sebentar saja. Karena usai mengantarkan Andara, ia berencana menginap menemani Reyhan. Andara tersenyum simpul, meski hatinya ingin ikut menemani Reyhan.

Dalam perjalanan pulang, Om Hars menanyakan beberapa hal pada Andara, seputar makhluk ghaib. Anak itu menjawab pernah melihat kuntilanak, pocong, Genderuwo di rumah tusuk sate. Andara juga bercerita, jika ia selalu didatangi sosok kakek-kakek bersorban. Semenjak pindah ke rumah itu.

"Benar, kecurigaan ku Andara punya potensi dalam mata batinnya." Om Hars membatin, ia pun mengirimkan pesan pada Ningsih sahabatnya, untuk meyakinkan penglihatannya.

***

Akira ketiduran karena menunggu Reyhan yang lama masuk kamar. Saat ia bangun, Reyhan masih belum datang. Ia penasaran ke manakah suaminya pergi, apa masih di warung atau sedang bersama dengan Andara.

Ia meraih piyamanya dan berjalan keluar kamar. Semua lampu sudah menyala, kecuali di lantai atas. Ia pun bergegas ke sana, karena merasa heran dengan lampu yang padam. Akira tahu kalau Andara sangat takut dengan gelap.

"Kak, Kak Andara," panggilnya.

Hening tak ada jawaban.

Kemana anak itu, Akira membatin.

"Rey, Reyhan." Ia kembali memanggil Reyhan.

"Hmmm." Suara Reyhan menyahutinya dari kamar atas.

Akira tersenyum lebar, ia tahu asal suara Reyhan dari kamar yang bersebelahan dengan kamar anaknya. Ia melihat kamar Andara lampunya menyala, ia pikir mungkin lampu ruangan saja yang mati. Ia bergegas masuk ke dalam kamar dan benar saja, Reyhan sedang duduk di pinggir kasur.

"Sayang, kenapa nggak turun ke bawah?" tanya Akira.

"Malas, lagi mau di sini," jawab Reyhan, tersenyum lebar.

Aroma wewangian dari bunga mawar semerbak menusuk indera penciuman. Akira segera menghambur ke dalam pelukan Reyhan dan bergelayut manja. Ia memainkan tangannya di dada Reyhan, lalu membuka kancing baju suaminya.

"Sayang, kamu wangi banget, pakai parfum apa? Kok, beda yah dari yang biasa," kata Akira, sambil terus menciumi dada Reyhan.

"Hmmm." Reyhan hanya bersuara demikian, ia kemudian meraih wajah Akira. Lalu mengecup bibirnya, letupan asmara membuncah seketika.

Akira menarik tubuhnya, saat merasakan badan Reyhan terasa dingin. "Tunggu dulu, kok kamu dingin banget. Habis mandi ya?" tanyanya.

"Hmm, lanjutin, kangen," pinta Reyhan, kembali menarik tubuh Akira ke dalam pelukannya.

Mereka saling bergumul, melepas rindu setelah sekian purnama tidak bersatu. Akira, wanita yang cukup hyper sex, merasa puas mendapatkan kepuasan batin dari suaminya. Malam ini, Akira merasakan gairah cinta yang Reyhan berikan sangat berbeda.

Hayoloh, Akira sama siapa wik-wik di rumah? Reyhan kan lagi di rumah sakit, hiiyyy merinding.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
S Rohmah
Bushet,itu akira wik wik sama siapa?
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Tragedi Rumah Warisan   Kejujuran Saga

    Setibanya di kamar, Saga terkejut melihat Akira memakai hijab seperti Adibah. Ia tertegun di depan pintu mengetahui Akira sudah sadar, tadinya ia akan pamit pada Om Hars saja. Karena hatinya tidak yakin kuat melihat tatapan tajam Akira, dari belakang Adibah terus mendorong agar ia melangkah masuk."Saga, masuk Nak." Om Hars menyambut kedatangannya dengan senyuman."Iy-iya, Om Hars." Perlahan Saga masuk di susul Adibah dari belakang.Setelah acara bersalaman selesai Saga pamit izin ke toilet. Adibah bisa menangkap kegugupan yang dirasakan oleh calon suaminya itu. Hatinya cukup sadar bahwa Saga belum sepenuhnya membuang Akira dari sudut hatinya yang paling dalam. Adibah menghela napas, matanya tak lepas dari memandang Akira yang kini sama seperti dirinya memakai hijab."Kenapa Dibah? Kok kamu kaya aneh lihat aku?" tanya Akira yang menyadari tatapan Adibah."Emm, kamu cantik berhijab, Ra. Aku pangling

  • Tragedi Rumah Warisan   Cahaya Hidayah

    Cahaya tiba-tiba menembus langit-langit atap rumah sakit, seperti ada yang menuntunnya melangkah. Akira mengikuti ke mana cahaya itu membawanya pergi. Seperti ditarik oleh sesuatu ia terhenyak merasa dihempaskan, dilempar tanpa arah.Jantung Akira berpacu cepat, darah berdesir panas, jiwanya seakan terasa lepas dari jasadnya. Akira tidak sadarkan diri hingga saat membuka mata, ia sudah berada di suatu tempat yang sangat indah.Jernihnya air telaga di hiasi berbagai macam bunga lotus yang mekar sempurna, angsa putih berenang riang mengikuti riaknya air. Cahaya hangat mentari begitu ramah menyapa tubuhnya yang terasa dingin.Angin berhembus sejuk menerpa tubuh Akira, perlahan ia bangkit seiring terdengar suara yang memanggil namanya. Beberapa saat ia tertegun melihat pakaiannya yang serba putih, dengan rambut terurai berbau busuk. Akira panik mencium bau tubuhnya sendiri, tiba-tiba tangan seorang lelaki terulur seola

  • Tragedi Rumah Warisan   Ambang Batasan

    "Saga, kamu ngapain di sini!" Adibah menghampiri Saga yang tengah tertunduk di atas meja.Saga mengangkat wajahnya, Adibah semakin kaget, melihat mata Saga yang memerah."Kamu, kamu nggak tidur?" tanya Adibah khawatir, ia sampai lupa batasan menyentuh Saga."Adibah, sakit," ucap Saga, memegang dadanya."Iya, kamu kenapa, Saga?""Kenapa, kenapa dia sulit dilupakan. Kenapa-- dia selalu menyakiti aku, Adibah!" Air mata Saga meluncur deras, Adibah merasa iba melihatnya."Akira--?"Saga kembali menunduk larut dalam kesedihannya. Ia melupakan bahwa dirinya sudah melamar Adibah. Sehingga tidak menjaga perasaan kekasih barunya. Adibah memeluk Saga, air matanya ikut turun seiring isak tangis Saga yang mulai keras.Adibah sangat tahu, bagaimana rasanya melupakan adalah hal tersulit dalam hidup. Apalagi dia membawa jejak dari masa lalu, yaitu seorang anak. Adi

  • Tragedi Rumah Warisan   Cinta dan Dendam

    Air mata Akira berurai membasahi kedua pipinya. Ia menyadari semua perilakunya ketika masih berumah tangga dengan Rey. Sudah jadi kebiasaannya selesai melayani sang suami, ia tidak pernah langsung mandi seperti Rey. Akira lebih suka memakai lingerie ketika tidur, ketibang baju tidur biasa.Melihat Akira yang terdiam wanita itu semakin geram, ia mengacungkan pisaunya dan berteriak, "Mati kauuu!" Seiring teriakannya yang menggema, pisau menancap tepat pada dada Akira."Aaaaaaa." Teriakan Akira mengejutkan semua orang yang ada di dalam kamar. Mereka semakin panik melihat mata Akira melotot, nafasnya tersengal dengan tangan memegang dadanya."Om, Bunda kenapa, Bunda," ucap Andara khawatir melihat kondisi Bundanya."Sebaiknya, bawa ke rumah sakit saja, Pah," usul istri Om Hars."Baik, kalian bawa Akira ke rumah sakit. Aku akan menyelesaikan sesuatu, aku yakin ini bukan hanya

  • Tragedi Rumah Warisan   Jiwa yang Pergi

    Sesampainya di depan pintu Om Hars berusaha mendobraknya. Akan tetapi sia-sia saja karena pintu terkunci dari dalam. Om Hars membobol gagang pintu dengan kapak, hasilnya pun sama seperti sebelumnya..Pintu seolah dikunci oleh suatu kekuatan ghaib yang tidak bisa ia deteksi."Bunda ... Bunda kenapa," ratap Andara menangis ketakutan melihat pintu kamar Akira yang sulit untuk dibuka."Akira! Buka!" teriak Om Hars.Cik Ling-Ling datang, lalu memeluk Andara."Apa apa, Nak?" tanya Cik Ling-Ling."Nggak tahu, Nenek," sahut Andara sambil terisak.Setelah cukup lama berjuang, pintu terbuka dengan sendirinya. Di sudut kamar Akira tak sadarkan diri, seisi ruangan sangat berantakan karena ia melemparkan barang ke sembarang arah. Untuk melindungi diri dari genderuwo yang masih mengikutinya. Semua orang sibuk mengurus Akira, mereka tidak menyadari jika sukma wanita itu telah pergi meninggalkan jas

  • Tragedi Rumah Warisan   Maukah Menikah Denganku

    Warga masih berusaha membangunkan Saga yang tidak sadarkan diri, seperti kerbau yang kekenyangan. Bebagai upaya telah warga kerahkan dari mulai mengoleskan kayu putih, aroma terapy sampai bubuk merica dari tukang bakso yang lewat sudah dicoba. Tapi, lelaki necis itu masih belum kunjung sadarkan diri.Adibah yang baru tiba langsung diberi jalan oleh warga, rupanya sepanjang perjalanan ia terus berkomunikasi dengan orang yang menelponnya via whatsapp. Setelah mendengar penuturan warga tentang kronologis pingsannya Saga, Adibah menganggukkan kepalanya berkali-kali. Lalu ia tersenyum geli, karena sesekali warga menyebut dirinya sebagai istri sahabat selengekannya itu.Adibah melangkah mendekati Saga yang masih terkapar, ia duduk di sebelahnya kemudian berbisik," Akira punya pacar baru, kamu nggak mau lihat?" ucapnya dengan jahil."Mana, Mana ...." Seperti mendapat super power, Saga terbangun seketika. Kepalanya celingukan melihat banyak

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status