共有

Bab 58. Rasa bersalah

作者: Liazta
last update 最終更新日: 2025-06-24 15:22:07

"Maaf nak, gak tahu. Sudah berapa bulan ini dia tidak pernah datang. Kami juga penasaran. Kami takut terjadi sesuatu dengan dia. Apalagi dia tinggal sendiri di rumah. Jadi saya sempat datang ke rumahnya. Tapi rumahnya kosong. Di dalam kamar, saya lihat ada ember berisi air dan gunting. Sepertinya dia sudah kesakitan mau melahirkan. Mungkin juga dia mempersiapkan kelahiran anaknya sendiri."

"Ibu benar-benar tidak tahu ke mana dia pergi?" Tanya Adit tergesa-gesa.

Ibu warung menggeleng. Tapi kemudian wajahnya sedikit berubah, seolah teringat sesuatu.

“Tapi saya tahu dia kerja paruh waktu. Di tempat laundry kecil di ujung jalan besar. Namanya ‘Bersih Ceria’. Mungkin orang sana tahu ke mana dia pindah.”

Randy langsung memutar tubuhnya. “Adit, kita ke sana sekarang.”

Namun sebelum pergi, Randy kembali menatap si ibu warung. Tatapannya penuh rasa bersalah.

“Terima kasih, Bu. Terima kasih sudah memperhatikan dia. Saya, saya banyak salah pada Amora. Ini bayar uang rokoknya." Adit mengeluarkan
この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード
ロックされたチャプター

最新チャプター

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 64. Di Antara Hidup dan Mati

    Pukul delapan pagi.Dua ruang operasi, dua meja bedah, dua kehidupan yang digantungkan pada jarum waktu.Amora dibaringkan di bawah cahaya terang. Wajahnya tenang, meski tubuhnya sudah mulai gemetar karena dingin dan cemas. Masker oksigen menutupi sebagian wajahnya, selang infus menancap di tangan kanan.“Tekanan darah stabil,” ujar perawat.“Pasien siap untuk anestesi,” tambah dokter anestesi.Dokter Bram berdiri di sisi kepala Amora, menatapnya sejenak sebelum prosedur dimulai.“Amora, semua akan baik-baik saja. Kami ada di sini. Kamu sudah sangat berani.”Amora tersenyum samar, lalu memejamkan mata.Dalam hati, ia menyebut nama anaknya."Emran, Mama hanya sebentar pergi. Setelah ini, kita bersama lagi."Di ruang berbeda, Alvaro pun terbaring lemah. Tim dokter bergerak cepat. Monitor menunjukkan angka-angka yang tak stabil. Denyut jantung turun naik, tekanan darah nyaris kritis.“Pasien siap menerima donor,” seru kepala tim bedah yang merupakan dokter dari Amerika. “Segera mulai pr

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 63. Bayangan Dalam Tidur

    Sementara itu, di lantai atas…Di ruang perawatan intensif, persiapan serupa sedang dilakukan pada tubuh yang jauh lebih lemah. Pria itu sudah sangat pucat. Wajahnya tirus, matanya tak lagi bisa terbuka lebar. Tapi ia masih setengah sadar, lebih tepatnya. Napasnya berat. Bibirnya kering.“Alvaro, kami akan segera memindahkan Anda ke ruang operasi,” kata dokter pendampingnya. “Donor sudah siap. Ini kesempatan terbaik untukmu menyelamatkan nyawa Anda.”Alvaro hanya mampu menggerakkan mata. Tak mampu menjawab. Tapi di sana, Yurika berdiri di sampingnya. Ibu itu menggenggam tangannya erat, mencium dahinya yang dingin.“Nak, kamu harus kembali. Kamu harus pulang. Ingat, Zolin menunggu kamu…”Air mata menetes di pipi Yurika. Ia tahu, perjalanan ini bukan lagi soal medis. Ini soal hidup dan akhir. Soal seseorang yang mungkin tidak akan kembali dalam wujud yang sama.Tim medis masuk, lalu mulai mengatur perlengkapan operasi. Kabel dipasang. Tabung oksigen dipastikan siap. Dan di detik beriku

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 62. Sudah bisa tenang

    Pagi itu langit tampak redup. Matahari enggan bersinar. Seolah langit pun mengerti, hari ini bukan hari biasa bagi Amora.Di ruang konsultasi yang sejuk dan sunyi, Amora duduk berhadapan dengan Dokter Bram. Tangannya mengepal di pangkuan. Matanya sembab, tapi tegas.“Dokter,” ucap Amora pelan. “Saya sudah pikirkan semuanya.”Dokter Bram mengangkat wajahnya, menatap wanita muda itu dengan seksama.“Dan saya bersedia menjalani operasi, pagi ini,” lanjut Amora dengan suara gemetar.Untuk sesaat, ruangan itu hening. Dokter Bram menghela napas panjang. Ada rasa lega di wajahnya. Keputusan ini sangat berarti, bukan hanya untuk pasien penerima hati, tapi juga untuk rumah sakit yang telah menunggu dengan cemas.Namun belum sempat ia membuka mulut untuk menjawab, Amora melanjutkan kalimatnya.“Tapi, saya punya satu permintaan, Dokter.”Ia menunduk. Kedua tangannya kini menggenggam erat.“Anak saya, usianya baru dua bulan. Dia juga sedang sakit. Dua hari lagi dia akan menjalani operasi jantung.

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 61. Keputusan

    Di salah satu kamar perawatan intensif di lantai atas rumah sakit, suara monitor detak jantung terus berbunyi pelan, memberi tanda bahwa kehidupan masih bertahan, meski tubuh di ranjang semakin lemah dari hari ke hari.Alvaro terbaring dengan mata terpejam. Wajahnya pucat. Pipi tirus. Bibir kering. Nafasnya pendek-pendek. Satu tabung oksigen menempel di sisi kanan, sementara selang infus terus mengalirkan cairan ke tubuhnya yang sudah mulai dingin.Penyakit hati yang selama ini diam-diam ia derita, kini benar-benar menyerangnya dengan ganas. Fungsi organ vital itu terus menurun drastis. Bila tidak segera mendapatkan transplantasi, harapan untuk bertahan bisa habis kapan saja.Di sisi ranjang itu, duduklah seorang gadis kecil berusia lima tahun. Rambutnya berwarna coklat, dikuncir dua. Zolin, satu-satunya anak Alvaro, sekaligus cahaya di matanya yang mulai meredup.Zolin menggenggam tangan sang ayah dengan erat. Tangannya mungil, tapi hangat. Ia terus duduk di situ, seharian penuh tanp

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 60. Permohonan Seorang Ibu

    Amora melangkah pelan memasuki ruang konsultasi rumah sakit. Sedangkan tangannya memelukku Emran yang sedang tertidur. Ia memenuhi panggilan dari Dokter Bram.Ada kegelisahan yang mengendap di wajahnya, meski ia berusaha terlihat tenang. Hari ini bukan kunjungan biasa. Hari ini, ia diminta hadir untuk membahas hal besar, persiapan operasi transplantasi hati."Silakan dudu Amora. "Dokter Bram langsung menyambut kedatangan Amora dengan senyuman. "Terima kasih Dokter." Amora tersenyum dan kemudian duduk di kursi yang ada di depan dokter tersebut.“Amora,” ucap Dokter Bram sambil menatapnya lekat-lekat, “apakah kamu sudah siap untuk menjalani operasi transplantasi hati?”Pertanyaan itu meluncur tenang, namun menyisakan dentuman hebat di dalam dada Amora. Ia tak langsung menjawab. Tatapannya kosong, namun pikirannya justru penuh gejolak yang tak tertahankan.Ini bukan sekadar prosedur medis. Ini soal hidup dan mati. Tentang nyawa seseorang. Tentang pengorbanan yang tak bisa ditarik kembal

  • Transaksi Hati Ibu Pengganti Anak Presdir   Bab 59. Sesak

    Randy terduduk lemas di kursi depan. Kepalanya berdenyut hebat, nyeri menusuk hingga ke pelipis. Rasa bersalah menghantam dadanya bertubi-tubi. Napasnya berat. Pandangannya kosong.Ia terbayang seperti apa dulu sang papi memperlakukan Amora. Papinya itu memperlakukan Amora seperti sebuah porselin yang sangat mahal. Benda antik yang sudah berusia ratusan tahun. Tidak boleh sedikitpun tergores, apa lagi rusak.Namun ia sendiri yang menghancurkan porselin tersebut. “Maaf, Bos,” kata Adit dengan suara pelan, hati-hati. “Kalau boleh tahu, kenapa Bapak bisa sampai begitu marah pada Nyonya, hingga membuang beliau ke tempat seperti itu?”Randy mengepalkan tangannya. Ia ingin marah pada Adit. Ucapan itu seperti menamparnya. Tapi ini memang benar, dialah yang telah membuang istrinya. Lalu, bagaima cara ia menyangkal? Bukankah itu memang kenyataannya?“Dia, selingkuh.” Suara Randy serak. Hampa.“Nyonya selingkuh?” Dahi Adit berkerut dalam, jelas terkejut.“Bapak lihat sendiri?” tanyanya lagi,

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status