Share

48. Es kristal

Penulis: Qima
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-13 18:20:08

Ruangan itu redup hanya ada cahaya dari lampu kecil di samping ranjang, namun Yukine merasa jika tempat tidur itu tidak senyaman tempat tidur miliknya di rumah dan saat Yukine mengangkat tangannya terdapat sebuah selang yang terhubung ke infus yang menggantung di atasnya.

"Rumah sakit? Lagi? Kenapa?"

Yukine bertanya-tanya mengapa dirinya bisa kembali lagi di tempat ini dan mencoba mengingat apa yang sebenarnya terjadi sebelum dirinya tidak sadarkan diri. Namun bagaimanapun Yukine memikirkannya dirinya tetap tidak bisa menemukan apa yang salah karena seingatnya diri sendiri hanya merasa sesak napas setelah itu tidak ingat apapun.

"Kamu sudah bangun?"

Suara berat Balryu memecahkan kesunyian. Karena suasana yang redup juga keadaan Yukine yang baru saja sadar sampai dirinya tidak menyadari jika ada orang lain di ruangan itu padahal tangan kanannya masih di genggem erat oleh laki-laki itu.

"Jam berapa sekarang?" tanya Yukine dengan suara rendah.

"Hampir pagi," jawab Balryu dengan cepat.

"Sebenarnya aku kenapa? Aku tidak ingat bagaimana aku bisa berakhir di sini?"

Kali ini Balryu tidak langsung menjawab namun semakin mempererat genggamannya pada tangan Yukine.

"Maafkan aku," gumam Balryu dengan lirih namun masih terdengar cukup keras.

"Maaf untuk apa?"

"Aku lupa memberitahu jika kamu alergi terhadap almond dan dengan bodohnya aku membelinya. Sudah lama sekali terakhir kali kamu mengalami hal seperti ini aku lupa." Balryu terpaksa berbohong pada Yukine tidak mungkin dirinya mengakui semua hal yang sebenarnya terjadi.

Mungkin Yukine akan berpikir jika dirinya gila dengan ide di otaknya dan itu mungkin dapat melukai hatinya karena tidak sepenuhnya percaya dengan adiknya sendiri.

"Oh," sahut Yukine dengan enteng. "Ternyata aku alergi terhadap almond?"

Di kehidupan sebelumnya Yukine tidak pernah memiliki alergi makanan apapun dan terhadap apapun jadi tidak pernah berpikir untuk pilih-pilih makanan.

"Lalu aku punya alergi terhadap apa saja?"

"Tidak ada hanya almond," jawab Balryu dengan wajah bersalah.

"Baguslah, aku masih punya banyak makanan yang dapat aku nikmati," sahut Yukine tanpa beban bahkan masih bisa tersenyum meskipun suaranya lirih.

"Aku minta maaf karena kecerobohan yang aku perbuat."

"Apa yang gege katakan? Ini bukan salahmu lagi pula setiap orang pasti akan lupa terhadap sesuatu. Ini hanya kecelakaan jangan terlalu dipikirkan."

Balryu mencoba tersenyum namun itu sangat berat meskipun perempuan yang masih berbaring di ranjang sudah tersenyum lebar padanya.

Yukine sudah bisa pulang keesokan harinya dan dapat beraktivitas seperti biasa, seluruh ruam pada tubuhnya hanya tinggal sedikit. Itu semua tidak menghalanginya untuk pergi melakukan semua aktifitasnya termasuk datang kembali ke rooftop dan ketika sampai di sana hanya ada Geum yang sedang menikmati sebatang rokok.

"Bagaimana pemulihan mu?" tanya Yukine sambil menghampiri Geum.

"Aku seorang mutan," jawab Geum.

Yukine menangkap rahang laki-laki itu hanya dengan satu tangannya, memiringkan ke kanan dan ke kiri untuk melihat bagaimana pemulihannya dan benar saja Yukine tidak menemukan bekas perkelahian mereka.

"Buka bajumu," ucap Yukine sambil menarik tangannya.

Awalnya Geum mengerutkan keningnya namun segera melepaskan kaos yang dikenakannya. Yukine mengelilingi tubuh tinggi berotot itu, tubuh Geum besar namun bukan gendut. Setelan puas melihat tubuh Geum dan tidak menemukan apa-apa Yukine menatap Geum yang nampak lebih patuh hari ini.

"Bisa berenang?" tanya Yukine.

"Bisa namun tidak mahir," jawab Geum sambil mengenakan kembali pakaiannya.

Yukine melihat ke sekeliling dan tertarik pada tumpukan barang-barang bekas yang ada di ujung. Yukine berjalan ke sana dengan berjalan tanpa terburu-buru.

"Apa yang kamu cari?" tanya Geum yang juga mengikuti langkah Yukine.

"Sesuatu yang bisa digunakan untuk berendam," jawab Yukine jujur.

"Ada bathtub yang tidak terpakai di sana."

"Ambil itu."

Geum memindahkan beberapa barang yang menutupi sebuah bathtub di sana kemudian menariknya.

"Bersihkan dan isi dengan air aku akan pergi sebentar.

Yukine tidak menunggu Geum merespon dirinya, perempuan itu langsung turun ke minimarket yang tepat berada di bawah rooftop itu, Yukine ingin membeli es batu dalam jumlah besar hanya saja di sana tidak tersedia sebanyak yang diinginkannya namun perempuan itu masih membeli beberapa minuman kemasan dan juga beberapa makanan ringan.

Saat Yukine memilih beberapa makanan ringan pandangannya tertuju pada sebuah bungkusan yang menunjukkan gambar almond. Untuk beberapa detik Yukine memperhatikan bungkusan itu tapi lalu mengabaikannya. Rasa sakit karena sesak napas dan gatal karena ruam Yukine masih bisa mengingatnya hanya karena satu makanan itu.

Yukine menaruh semua belanjaannya di kasir saat menunggu kasih menghitung semua barang belanjaannya. Entah mengapa Yukine malah terus memikirkan almond yang terpajang rapi di rak itu.

"104 ribu," ujar kasir pada Yukine.

Yukine menyerahkan uang pada kasir itu namun segera kembali berjalan ke lorong untuk mengambil almond di rak itu.

"Ini sekalian."

Yukine melihat bagaimana makanan yang membuatnya harus menginap di rumah sakit itu kini dibeli olehnya sendiri meskipun tahu bagaimana resikonya bila Yukine tanpa sengaja menkonsumsi itu.

Setelan selesai berbelanja Yukine tidak langsung kembali ke rooftop namun mencari es batu terlebih dahulu. Yukine yakin di sekitar sini ada tempat yang menjual es batu setelah berjalan beberapa saat Yukine melihat mobil box penjual es kristal.

Yukine menaiki tangga dengan banyak bawaan di kedua tangannya, dua kantong es kristal di masing-masing tangannya dan juga masih ada belanjaannya.

"Untuk apa beli begitu banyak es?" tanya Geum yang melihat Yukine baru saja sampai. membawa es kristal yang satu kantong memiliki berat 5 kg.

Yukine tidak menjawab hanya menaruh barang-barang itu kemudian memasukkan semua es yang dibelinya ke dalam bathtub yang telah di isi air oleh Geum. Es sebanyak 10 kg itu mengambang memenuhi permukaan bathtub.

"Berendam," ujar Yukine sambil pergi.

"Apa?" Geum tidak menyangka jika Yukine akan tiba-tiba menyuruhnya untuk berendam di bathtub yang penuh dengan es. Hanya membayangkannya saja Geum sudah bisa merasakan dinginnya air yang menusuk tulangnya.

Yukine mencari tempat duduk untuk dirinya sendiri tidak peduli pada Geum yang masih terus memandangi bathtub yang penuh es itu. Yukine tidak sedang terburu-buru jadi mengeluarkan tugasnya dari tas dan mulai mengerjakan tugas-tugasnya perlahan dan sesekali melirik kearah Geum yang masih mencoba mengetes suhu pada bathtub dengan mencelupkan tangannya dan bergantian dengan kakinya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   51. Rayi dan Keke

    Yukine tidak bisa menahan air matanya sendiri ketika melihat seorang gadis menangis di depannya, Rayi menceritakan semuanya yang telah dialaminya di masa itu dengan sedetail-detailnya. Awalnya Rayi ragu, takut namun mendengar ucapan Yukine yang bersungguh-sungguh membuatnya tidak lagi menutupinya padahal dengan ibunya saja Rayi tidak pernah terbuka seperti ini."Awalnya aku bisa mengenal laki-laki bernama Alga itu karena aku mempunyai seorang teman bernama Keke, temanku itu menjalin hubungan dengan Alga dan itu sudah cukup lama. Sebenarnya Keke ingin mengakhiri hubungan mereka namun tidak bisa karena tiap kali ingin putus Alga terus mengancamnya." Dengan perlahan Rayi menceritakan kisahnya."Mengancam bagaimana?""Keke bodoh saat itu karena mau berhubungan dengan Alga dan mereka merekamnya dengan suka rela. Alga menggunakan itu untuk mengancam Keke, jika ingin putus maka rekaman itu akan disebar luaskan."Rayi tidak tahu jika temannya itu memiliki hubungan dengan seorang laki-laki tox

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   50. Korban yang lain

    Ponsel Yukine bergetar dan itu pesan dari Balryu, menanyakan keberadaannya dan akan menjemputnya."Sepertinya aku harus pulang," ucap Yukine pada Rayi yang ada di sampingnya, masih menutup mulutnya rapat-rapat.Yukine yakin Rayi masih menyembunyikan sesuatu namun dirinya tidak dapat memaksa perempuan itu untuk bicara semua padanya."Kamu akan pergi?" tanya Rayi sambil mendongak melihat ke arah Yukine."Kakakku akan segera datang menjemput. Selamat tinggal," ujar Yukine sambil beranjak.Yukine sudah berjalan beberapa langkah namun berhenti dan melihat ke arah Rayi yang masih di tempatnya."Terima kasih untuk semuanya, sedikit apapun informasinya itu sangat berguna untukku. Cepat atau lambat aku pasti akan berurusan dengan laki-laki itu. Aku juga harus menemukan kebenaran temanku," ucap Yukine sambil tersenyum tipis dan kembali melanjutkan perjalanannya.Yukine berjalan ke jalan utama dan berhenti di sebuah halte, sengaja Yukine menunggu Balryu di halte agar laki-laki itu mudah menemuka

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   49. Rayi

    Senyuman kecil terlihat di sudut bibir Yukine ketika dari sudut matanya melihat jika Geum masuk ke dalam bathtub yang suhunya menusuk kulit dan tulangnya. Meskipun mulutnya terus mengumpat karena tidak terbiasa akan suhu ekstrem ini."Aku tidak kuat lagi," ujar Geum setelah berendam selama dua menit di dalam bathtub itu."Cukup untuk hari ini namun setiap hari harus ada kemajuan walaupun itu satu detik," ujar Yukine sambil membereskan semua tugas-tugasnya. Yukine melirik pada kantong belanjaannya yang belum tersentuh kemudian mengambil satu botol minuman dan juga almond itu."Sebisa mungkin aku akan datang lebih sering untuk melihat kemajuannya."Saat Yukine sudah akan mencapai pintu Geum tidak tahan akhirnya bertanya juga."Sebenarnya untuk apa aku melakukan semua ini, ini sangat menyiksa."Yukine berhenti dan hanya setengah menoleh pada Geum. "Anggap saja sebagai latihan kamu akan tahu setelah waktunya tiba pada akhirnya kamu yang akan diuntungkan."Yukine segera pergi tidak memped

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   48. Es kristal

    Ruangan itu redup hanya ada cahaya dari lampu kecil di samping ranjang, namun Yukine merasa jika tempat tidur itu tidak senyaman tempat tidur miliknya di rumah dan saat Yukine mengangkat tangannya terdapat sebuah selang yang terhubung ke infus yang menggantung di atasnya."Rumah sakit? Lagi? Kenapa?"Yukine bertanya-tanya mengapa dirinya bisa kembali lagi di tempat ini dan mencoba mengingat apa yang sebenarnya terjadi sebelum dirinya tidak sadarkan diri. Namun bagaimanapun Yukine memikirkannya dirinya tetap tidak bisa menemukan apa yang salah karena seingatnya diri sendiri hanya merasa sesak napas setelah itu tidak ingat apapun."Kamu sudah bangun?"Suara berat Balryu memecahkan kesunyian. Karena suasana yang redup juga keadaan Yukine yang baru saja sadar sampai dirinya tidak menyadari jika ada orang lain di ruangan itu padahal tangan kanannya masih di genggem erat oleh laki-laki itu."Jam berapa sekarang?" tanya Yukine dengan suara rendah."Hampir pagi," jawab Balryu dengan cepat."S

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   47. Ide gila Balryu

    Yukine merasa jika lehernya terasa gatal, berpikir jika itu karena sudah beraktivitas seharian tubuhnya kotor dan perlu mandi namun permainan Bege sungguh apik hingga Yukine mengabaikan rasa gatalnya dan malah semakin bersemangat menonton pertunjukan yang disuguhkan oleh Balryu."Bagus, pukul kepalanya," ucap Yukine begitu bersemangat.Merasa belum cukup hanya dengan satu coklat Yukine mengambil snack lainnya dan itu sebuah almond, suapan demi suapan Yukine lakukan dengan cepat terlebih tontonan yang dilihatnya begitu seru setiap pukulan yang dilayangkan Bege Yukine akan memasukkan beberapa butir almond pada mulutnya.Yukine melihat tendangan apik dari Bege yang mengenai dada Beru namun anehnya Yukine juga merasakan sakit pada dadanya. Yukine memukul-mukul dadanya sendiri karena seperti ada sesuatu yang besar di sana. Almond itu di kunyah dengan cukup baik dan sudah menelannya namun Yukine merasa itu menyesakkan dadanya dan sekarang seperti tersedak padahal tidak ada apapun di tenggor

  • Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!   46. Xiao Gui

    "Lalu aku anak siapa?"Bagaikan di sambar petir di siang bolong Xiyun mendapatkan pertanyaan semacam ini dari seorang anak laki-laki yang dibesarkan oleh tangannya sendiri sejak bayi.Awalnya Balryu tidak pernah memikirkan hal ini karena di rumah ini begitu banyak dokumentasi tentang dirinya bahkan ketika Balryu berusia dua hari dan tidak menemukan keganjalan apapun, Bumantara dan Xiyun mengetahui semua kebiasaan dan apapun tentang dirinya karena memang mereka mengasuhnya sejak bayi."Tentu saja kamu putra ibu." Xiyun masih berusaha menyembunyikannya hal besar itu dari Balryu.Bumantara dan Xiyun sudah hampir lupa jika Balryu bukanlah darah daging mereka sendiri namun sekarang dihadapkan dengan pertanyaan dari anak itu membuat Xiyun tidak bisa berkata-kata. Anak ini terlalu pintar hingga Xiyun tidak bisa membodohinya sedikit pun.Dengan amat terpaksa Bumantara dan Xiyun menceritakan semuanya pada anak berusia 10 tahun itu padahal mereka berencana akan jujur padanya setelah Balryu suda

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status