Musik itu menggema di kamar Yukine dengan sangat keras sedangkan gadis itu begitu sibuk memukul mesin boxing bundar di depannya, pukulannya selaras dengan musik yang terputar tapi kali ini pukulannya cukup kuat berbarengan dengan gejolak emosi yang ada di hatinya karena perkataan dari Khia Na terngiang di benaknya. Yukine ingat ketika membersihkan kamar Fe Fei dan merapikan barang-barang milik gadis itu menemukan sebuah diary tapi kala itu sama sekali tidak ingin mengintip rahasia Fe Fei.
"Kamu menyukainya" Kata-kata itu terus terngiang di kepalanya hingga Yukine mencarinya kembali barang yang mungkin menyimpan rahasia itu dan mencoba untuk mengenyampingkan rasa tidak enak hati karena mengintip rahasia orang lain meskipun ragu. Tapi ketika kembali mendengar kalimat itu kembali terlintas di otaknya fakta tentang Balryu. "Maaf," gumam Yukine lirih sambil menatap diary yang tidak terlalu besar itu dan halamannya sudah hampir penuh. Di halaman pertama nampak tulisan gadis itu belum stabil dan kekanak-kanakan. (Hari ini aku kecewa marah, marah sekali usiaku sudah 12 tahun bukankah sudah termasuk dewasa tapi orang tuaku masih menganggap aku anak-anak dan menyembunyikan sesuatu hal besar dan aku mengetahui dari orang lain jika gegeku orang luar dia bukanlah keluargaku yang sesungguhnya mereka mengatakan jika Gege anak yang di pungut bukan kakakku yang sesungguhnya aku sangat menyayangi gege dia adalah panutanku dia adalah pahlawan untukku Gege adalah segalanya tapi ternyata mereka mengatakan jika dia orang luar dia bukan gegeku). Di halaman selanjutnya itu kurang lebih sama gadis kecil itu mencurahkan segala sesuatu yang ada di hatinya bagaimana Balryu menjadi seorang superhero untuk gadis kecilnya bahkan Balryu memiliki panggilan sendiri untuk adiknya, Xiao Gui yang berarti setan kecil karena tiap kali adiknya sering berbuat onar maka sebagai kakak yang akan menyelesaikannya entah itu di sekolah ataupun di rumah, Fe Fei juga menuliskan bagaimana gegenya merawatnya dengan baik ketika jatuh sakit hubungan mereka selalu baik dan gadis itu nampak begitu sangat menyayanginya, begitu besar Fe Fei menyayanginya sebesar itu pula kekecewaannya terhadap status Balryu yang bukan saudara kandungnya. Yukine terus membaca halaman demi halaman dan perasaan iri muncul di hatinya mendapati kasih sayang yang ditujukan antara Fe Fei dan Balryu bagaimanapun Yukine adalah anak tunggal yang terlantar tidak pernah merasakan kasih sayang yang mendalam antara saudara kandung seperti ini. Yukine tidak tahu sudah berapa lama tenggelam dalam tulisan Fe Fei yang semakin ke belakang semakin nampak lebih dapat di nikmati dan tulisannya lebih teratur serta ada beberapa halaman disertai dengan foto sebuah momen. Diary ini juga di sertakan tanggal juga tahun penulisan dan halaman ini nampaknya sudah masuk Fe Fei sekolah menengah atas. (Memangnya kenapa jika kami bukan saudara kandung bukankah itu jauh lebih baik kami masih dapat hidup rukun seperti ini sampai kami tua nanti kami akan tetap saling menyayangi dan menjaga satu sama lain). (Aku marah, ada seorang wanita tidak tahu malu mencoba menggoda gege padahal cantik juga tidak). (Gege sangat tampan meskipun sedang diam tidak melakukan apapun). (Apakah aku salah aku baru menyadarinya belum lama ini ada banyak laki-laki yang mendekatiku mereka mengatakan jika aku cantik aku juga baik tapi itu sama sekali tidak membuatku senang aku hanya suka ketika Gege memujiku). (Hari ini ada seseorang yang menyatakan cinta padaku aku langsung menolaknya dia tidak setampan dan sebaik gege). (Aku tidak ingin laki-laki manapun menyentuhku aku merasa tidak nyaman dan jijik tapi jika itu gege aku malah merasa nyaman aku suka gege menggendongku menyuapiku menepuk kepalaku mengusap air mataku mengobati lukaku aku tidak tahu apa karena sudah terbiasa sejak kecil atau aku menganggapnya sebagai laki-laki dewasa). Yukine mengerenyitkan keningnya ketika Fe Fei menuliskan hal begitu detail bagaimana gadis itu melihat penampilan Balryu di matanya. (Raut wajahnya elegan di bawah sepasang alis mata tegas mata phionixnya tertunduk tak acuh menunjukkan wibawanya. Sikapnya tidak berubah di bawah teriknya matahari maupun derasnya hujan gege tetap sangat tenang tidak terasa janggal ketika mengenakan celemek menggunakan tangannya yang terampil untuk membuatkan semangkok makanan yang sedap untukku). Yukine berhenti sejenak bertanya-tanya dari mana Fe Fei belajar menulis ungkapan seperti ini apakah semua yang dilihatnya langsung ditumpahkan ke dalam diary. (Raut wajahnya tajam seperti sebilah pedang yang siap menebas kapanpun, tampak angkuh tapi sopan ada ketajaman di matanya terlihat tidak ramah dan sulit untuk didekati tapi aku suka berada disekelilingnya). Mulai halaman itu deskripsi Fe Fei tentang Balryu bukan lagi kata sifat tapi lebih ke fisik yang spesifik tentang tulang pipi, rahang, betis, bibir, rambut, lengan, pundak, dada, otot perut hampir seluruh bagian tubuh yang nampak di sebutnya. "Sebutkan saja seluruh anggota tubuhnya ginjal, jantung, alteri, empedu dan amygdala sekalian," gumam Yukine tapi nampaknya ekspetasinya jauh berbeda dengan Fe Fei karena selanjutnya malah membahas mimpi. (Hari ini aku bangun dengan perasaan sangat bugar gege datang dalam mimpiku kami pergi ke sebuah taman dan kami cukup bahagia menghabiskan waktu bersama padahal di real life kami setiap hari bertemu akan tetapi di dalam mimpi aku tidak perlu menahan diri dan melakukan apapun yang kuinginkan sedangkan di kenyataan hanya dapat memandanginya saja). (Kemarin malam aku melihat gege tertidur di meja belajar aku memberikannya selimut tapi pandanganku terpaku di bibirnya yang seksi aku melihatnya untuk waktu yang lama ingin rasanya menyentuh itu tapi aku tidak berani). (Gege mencium ku tapi dalam mimpi). (Kami bercumbu ...). Yukine melemparkannya diary itu ketika Fe Fei menyebutkan tentang mimpinya yang tidak senonoh meskipun Yukine sudah berhenti melihat akan tetapi otaknya menolak berhenti untuk berimajinasi seakan Yukine masuk ke dalam sugesti yang dibuat oleh Fe Fei otaknya terus melanjutkan imajinasi gila gadis itu. "Ada apa denganku?" Yukine bangkit dan pergi ke kamar mandi mencuci wajahnya dengan sabun beberapa kali agar otaknya kembali dingin. Yukine menatap dirinya sendiri di pantulan cermin menepuk pipinya beberapa kali agar otaknya kembali bekerja dengan benar. "Fe Fei kenapa kamu bisa berpikir demikian terhadap kakak laki-lakimu yang telah hidup bersama sejak kecil?" Karena merasa tidak tenang Yukine mengambil sarung tinjunya dan melakukan boxing, alat itu sudah di belinya belum lama ini dan sudah terpasang di dinding hanya saja belum punya kesempatan untuk menggunakannya kini nampaknya adalah waktu yang tepat untuk mempergunakan alat musik boxing untuk melepaskan emosinya. Pukulan demi pukulan mengikuti irama terus berjalan sampai napasnya terengah-engah. Tapi Yukine belum merasa cukup lagu selanjutnya terputar dan langsung kembali memukul alat itu satu demi satu sampai Yukine tidak mengetahui jika ada orang lain di ruangan itu sedang memperhatikan aktivitasnya di ambang pintu untuk waktu lama setelah merasa sangat haus Yukine akan mengambil air di meja baru saja menenggak beberapa tegukan sudut pandangnya melihat sosok itu minuman itu langsung tersembur dari mulutnya. "Begitu rajin berolahraga?"Dua bulan setelah kejadian itu Yukine hanya terus diam tidak bertindak lagi mendengar terus informasi terbaru yang diberikan oleh Geum yang masih sabar menjadi mata untuk Yukine meskipun tiap kali melihat Antanan dan juga ayahnya terus ingin mual karena mengingat hal-hal buruk yang dilakukan mereka. Reaksi Geum sudah tidak separah sebelumnya namun masih saja merasa jijik jika melihat mereka.Informasi terbaru yang didapatkan Yukine Maina sudah kembali dari rumah sakit dengan kondisi yang belum pulih benar, wanita itu menggunakan uang jaminan hingga bebas bersyarat dari hukuman sedangkan untuk Antanan sendiri tidak pernah keluar rumah jika siang hari hanya sesekali keluar jika malam hari itupun menggunakan penutup wajah, sebisa mungkin menyembunyikan wajahnya dari publik.Satu unggahannya itu hampir membuatnya gila, apalagi barang-barang koleksi-koleksinya yang terlihat di dalam video menunjuk kepribadiannya yang asli, karena di bawah pengaruh obat Antanan bicara banyak hal yang dise
Antanan sungguh bermain-main dengan pakaian dalam yang dikirimkan oleh Geum seperti dugaan Yukine bahkan masih sempat mengirimkan pesan pada Geum."Aku sangat puas dengan ini."Saat Geum membaca ini tiba-tiba sedikit mual dan akan muntah, padahal Geum bukanlah tipikal laki-laki yang mudah jijik bahkan masih bisa makan dengan lahap meskipun di sampingnya tempat sampah, melihat hal-hal menjijikan lainnya Geum hanya memalingkan wajahnya namun jika itu sudah berhubungan dengan orientasi seksual yang menyimpan Geum langsung merasa jijik dan asam lambungnya naik.Meskipun kali ini hanya merasa mual dan tidak sampai muntah namun tetap saja sudah merusak moodnya. Apalagi itu terus menerus tiap kali memikirkan keluarga up normal itu. Yukine yang duduk di sampingnya sampai menoleh karena Geum masih terus mual."Kamu seperti seorang wanita yang sedang hamil muda," celoteh Yukine sambil mengejeknya."Aku ingin sekali memukulinya agar tidak mual lagi," sahut Geum yang masih berusaha menormalkan pe
Yukine memasang wajah polosnya ketika berhadapan dengan laki-laki yang tidak bisa menyembunyikan ketertarikannya pada Yukine. Matanya tidak dapat diam terus memandangi keindahan tubuh perempuan di depannya meskipun tertutup rapat lalu bagaimana jika Yukine menggunakan pakaian seksi dan terbuka pasti sudah ada luar keluar dari mulutnya."Aku sudah menunggumu cukup lama beberapa hari ini," ucap Antanan pada Yukine yang hanya terus menunduk."Aku sudah datang tapi kamu tidak ada," jawab Yukine pelan tanpa mengangkat pandangannya."Benarkah?""Ya.""Kemana aku?" tanya Antanan pada dirinya sendiri kemudian teringat beberapa hal yang dilakukannya, senyuman itu tiba-tiba memudar dan Yukine sudah dapat menembak itu.Setelah Maina dihajar massa kemudian masuk rumah sakit dan sampai sekarang masih berbaring di rumah sakit jikapun sudah boleh pulang bukan kembali ke rumah namun langsung ke lapas. Meskipun hukumannya tidak terlalu berat setidaknya itu sedikit memberikan pelajaran padanya. Jika te
Setelah satu Minggu penuh Geum mengikuti laki-laki bernama Antanan itu dan juga bantuan dari Damar semua informasi sudah ada di tangan Yukine bahkan bahkan rutinitas anggota keluarga itu sudah ada di tangannya namun ada satu hal yang belum didapatkan. Alga tidak tinggal di rumah yang sama dengan mereka dan kebetulan baru pergi merantau ke luar pulau dan belum tahu lagi kapan binatang itu akan kembali."Jika dia pergi maka akan aku buat laki-laki itu kembali dengan sendirinya," ucap Yukine sambil melihat seorang wanita yang sedang berbicara dengan pedagang."Wanita ini sangat berisik dan berkelakuan sangat buruk," gerutu Geum sambil menggelengkan kepalanya tidak berdaya.Meskipun hanya beberapa hari mengikuti tiga orang ini Geum sedikit banyak mengetahui semua karakter mereka. Yukine hanya mendengus mendengar keluhan Geum tentang bibinya. Sedangkan Yukine sendiri pernah tinggal satu atap dengan wanita itu selama 3 tahun dan waktu tiga tahun itu sudah seperti neraka untuknya.Kedatangan
Saat Balryu kembali ada dua mobil di garasi dan satu di depan rumah, semuanya sangat familiar untuk Balryu."Banyak sekali orang di rumah," gumam Balryu ketika baru saja sampai bahkan baru akan masuk rumah sudah terdengar suara tawa dari dalam rumah.Pandangan yang dilihatnya ada dua wanita satu laki-laki duduk di sofa ruang tengah dan dihadapan mereka berdiri satu laki-laki berkumis sedang mendongeng dan tiga makhluk lainnya hanya bertugas untuk tertawa dan bertanya. Sedangkan ditengah-tengah mereka ada banyak makanan bahkan juga buah-buahan sepertinya itu oleh-oleh yang di bawa pulang Bumantara."Kamu sudah pulang?" tanya Bumantara yang berhenti sejenak menyapa Balryu yang baru saja masuk rumah."Emm," sahut Balryu. "Ayah baru sampai?" "Ya," jawab Bumantara setengah berteriak kemudian kembali menceritakan hal-hal lucu pada Yukine, Khia Na dan Kun yang masih menunggu kelanjutan cerita Bumantara.Balryu hanya ikut tersenyum ketika ketiga anak itu tertawa karena Bumantara. Balryu menu
Balryu menatap Yukine yang menuruni tangga pakaiannya hari bertolak belakang dengan yang digunakannya semalam jika semalam terlalu terbuka dan seksi namun pagi ini Yukine membungkus tubuhnya yang indah dengan sangat rapat, celana cargo hitam dengan kemeja hitam pula, bahkan topinya yang berwarna putih ditarik terlalu kebawah hingga menutupi sebagian besar wajahnya. "Pagi," sapa Balryu yang sedang sarapan."Pagi," jawab Yukine yang langsung masuk ke dapur dan menuju lemari es menuangkan segelas susu.Balryu memperhatikan punggung Yukine yang sedang menuangkan susu untuk dirinya sendiri, rambut hitam pekat yang biasanya diurai kini di kepang rapi menghiasi punggungnya.Sejak hari itu Balryu maupun anggota keluarganya yang lain hampir tidak pernah menyuruh ataupun mengajak Yukine makan, membiarkan perempuan itu menentukan sendiri kapan saatnya untuk makan karena bukan hanya sekali sudah tiga kali kejadian hanya karena masalah makan perempuan itu memaksakan dirinya."Ponsel?" tanya Balry