Home / Romansa / Trap For My Stepfather / Mommy Mencoba Memaafkan

Share

Mommy Mencoba Memaafkan

last update Huling Na-update: 2021-09-09 11:26:36

“Aaa ....”

Aku terperanjat bangun karena terkejut dengan suara teriakan seseorang yang memekakkan telingaku. Aku bisa melihat dengan jelas jika mommy sedang terkejut di ambang pintu kamarnya dengan mulut yang ditutupi oleh salah satu tangannya.

“Apa ... yang kalian lakukan?”

Aku melihat ke arah sebelahku di mana Ethan juga ikut terbangun. Ia terkejut bukan main saat melihatku.

“Kiran, apa yang kau dilakukan di kamarku?” tanya Ethan seraya turun dari ranjangnya dan menjauhiku.

“Kau tidak ingat apa yang terjadi semalam?” tanyaku balik membuat Ethan langsung mengerutkan keningnya. Ia memegang kepalanya tampak sedang berpikir.

“Apa yang kalian lakukan semalam? Katakan semuanya!” teriak mommy dengan emosi yang menggebu-gebu. Ia juga beberapa kali berteriak histeris. Kedua matanya terlihat memerah, aku yakin jika mommy sedang menahan tangisnya.

Ethan terdiam seraya menatap Mommy dalam-dalam. Ia juga melihat ke arahku dengan tatapan bingung. Kemudian, Ethan mengusap rambutnya dengan kasar sambil mengerang frustasi.

“Aku ... tidak mengingat apa pun,” lirih Ethan seraya menatap wajah mommy dengan sendu.

Aku turun dari ranjang dan mengambil blazer milikku yang tergeletak di lantai begitu saja. Lalu memakainya agar Ethan dan juga mommy tidak melihatku yang hanya memakai pakaian dalam saja. “Mommy, sebelumnya aku meminta maaf.”

Aku duduk bersimpuh di kedua kaki mommy sambil menangis. Mommy langsung menarik tubuhku agar terbangun dan kembali berdiri. Ia menatapku dalam-dalam dengan penuh kemarahan. “Kenapa kau meminta maaf, Kiran?”

“Kiran, kita tidak melakukan apa pun! Kau tidak perlu meminta maaf sampai seperti itu kepada Adriani!” timpal Ethan yang tidak terima dengan ucapanku yang tiba-tiba menangis dan meminta maaf kepada mommy.

“Ethan, kau benar-benar lupa apa yang sudah kita lakukan semalam? Kita berdua mabuk dan melakukan hal yang tidak diinginkan! Kau yang memaksaku melakukannya, Ethan! Aku tidak percaya, kau tidak mengingat kejadian semalam sedikit pun!” jelasku dengan suara meninggi dan juga bergetar karena air mataku yang keluar.

“Apa?!” pekik Ethan yang mematung. Sementara mommy, tubuhnya tiba-tiba saja ambruk ke lantai sambil menangis.

“Sayang!”

“Mommy!” Aku langsung memegang tubuh mommy dan merasa bersalah melihatnya, namun aku tidak memiliki pilihan lain.

“Jangan sentuh aku!” bentak mommy seraya melepaskan tanganku dengan keras. Mommy bangkit berdiri sambil menatapku dengan Ethan secara bergantian.

“Sayang, aku bisa jelaskan semuanya,” ucap Ethan mencoba meraih tangan mommy. Namun, tangannya kembali ditepis oleh mommy.

“Aku tidak pernah menyangka kalian melakukan hal semacam ini padaku!”

“Mom, kami berdua mabuk berat. Aku juga tidak mengerti kenapa bisa sampai melakukan hal semacam ini,” jelasku sambil menyeka air mataku.

Mommy menggelengkan kepalanya seolah tidak percaya dengan kenyataan yang harus diterimanya. Ia beringsut mundur dan berlari pergi. Ethan ikut berlari menyusul mommy keluar dari kamar. Sementara aku langsung membalikkan badanku menghadap dinding dan menyeka air mata palsuku.

Aku tersenyum sebentar setelah rencanaku ternyata berhasil. Kemudian, aku keluar dari kamar Ethan dan melihat pertengkaran diantara mommy dan Ethan di luar sana. Aku hanya tersenyum miris lalu berjalan naik ke tangga menuju lantai dua di mana kamarku berada. Aku sedang tidak mau mencampuri urusan mereka berdua, sudah cukup aku menguras air mataku untuk meyakinkan mommy jika semalam terjadi sesuatu antara aku dan Ethan.

Sebenarnya, semalam aku memberikan obat tidur milikku yang aku simpan di saku blazer secara diam-diam ketika Ethan sedang lengah aku memasukkan beberapa obat tidur ke dalam minumannya. Waktu itu, Ethan memang sudah benar-benar mabuk namun masih tersadar. Ketika Ethan menghabiskan minuman yang berisi obat tidur yang aku berikan. Tak berselang lama, Ethan langsung tertidur pulas begitu saja.

Dengan susah payah aku membawa Ethan masuk ke dalam kamarnya. Aku juga membuka pakaiannya dan menyelimuti tubuhnya dengan selimut tebal. Aku juga membuka blazer milikku dan menyimpannya di lantai. Setelah dirasa sempurna, aku membaringkan tubuhku di samping Ethan dan tertidur di sana. Aku tidak menyangka jika rencanaku benar-benar berhasil. Aku tidak tahu ide gila itu datang dari mana. Hanya saja aku tidak mau hamil tanpa ada seorang pria yang bertanggung jawab. Aku juga ingin membalaskan dendam ayah. Di mana ia merasa sakit hati karena perbuatan Ethan yang mengambil Mommy darinya. Selamat, Ethan, sebentar lagi hidupmu akan hancur. Anggap saja jika semua yang aku lakukan ini sebagai pembalasan setelah apa yang kalian berdua lakukan di masa lalu.

***

Setelah kejadian itu, mommy tidak pernah berbicara padaku lagi. Ia selalu bangun pagi-pagi sekali dan menyiapkan sarapan untukku dan juga Ethan. Setelah itu, ia pergi bekerja tanpa menunggu aku atau Ethan terbangun. Sementara Ethan, ia selalu menghindariku setiap kali aku bertemu dengannya. Seperti pagi ini, aku berjalan menuju dapur hendak mengambil makanan. Kulihat Ethan sedang makan sendirian di sana. Ethan yang melihatku berdiri di ambang pintu langsung mengalihkan pandangannya saat tatapan kami berdua bertemu. Ia langsung berdiri dan membuang makanannya meski belum selesai makan.

Setelah itu, ia pergi dari dapur dan melewatiku seolah aku tidak ada di sana. Dengan tingkah laku Ethan sekarang, membuatku menjadi canggung. Biasanya Ethan selalu menyapaku dan mencoba mendekatiku agar ia bisa akrab denganku sebagai ayah dan anak. Namun berbeda setelah kejadian itu, Ethan tidak pernah lagi mengatakan satu patah kata pun padaku. Ia lebih memilih menghindariku mungkin untuk menjaga perasaan mommy.

Berbicara soal mommy, meski ia marah dan tidak berbicara lagi denganku. Mommy tetap melakukan pekerjaan rumah setiap hari. Ia selalu membereskan rumah dan menyiapkan makanan sebelum dirinya pergi berangkat bekerja pagi-pagi sekali. Aku menjadi jarang bertemu dengan mommy membuatku merasa bersalah dengannya. Aku beberapa kali mencoba meminta maaf meski hanya dari dalam hatiku. Aku tahu perbuatanku salah, namun aku tidak memiliki pilihan lain selain melakukan hal seperti ini.

Malam ini, setelah satu bulan mommy mendiamkanku akhirnya ia menyuruh kami berkumpul di ruang tamu. Aku sudah duduk berhadapan dengan Ethan. Sementara mommy, ia duduk di sofa yang hanya muat untuk satu orang. Kami hanya saling diam setelah beberapa menit bertemu, tidak ada pembicaraan membuat suasana berubah menjadi canggung. Aku menundukkan kepalaku karena tidak mau melihat Ethan yang duduk di depanku. Ethan pun sama denganku, namun ia ketahuan beberapa kali melirik ke arah mommy yang sedang diam memperhatikanku dan Ethan.

“Ehem!” Mommy berdehem membuatku dan Ethan langsung menoleh ke arah mommy secara bersamaan.

Mommy menarik napasnya lalu menghembuskannya perlahan-lahan. “Aku sudah mencoba untuk memaafkan kalian selama ini. Terima kasih untuk kalian berdua karena sudah mengerti dan membiarkan aku untuk menyendiri dan memikirkan semuanya. Setelah aku pikir-pikir, kalian berdua sedang dalam keadaan mabuk. Bukan keinginan kalian melakukan hal semacam itu. Salahku karena meninggalkan kalian berdua di dalam rumah. Jadi ... aku akan menganggap kejadian itu hanyalah kecelakaan belaka. Aku akan mencoba melupakannya dan tidak pernah terjadi.”

“Benarkah, sayang? Kau memaafkanku?” tanya Ethan dengan raut wajah tidak percaya dengan perkataan mommy.

Mommy hanya menganggukkan kepalanya dengan air mata yang kembali berderai. Ethan berjalan menghampiri mommy dan memeluknya sambil menangis.

“Terima kasih, sayang. Aku berjanji tidak akan melakukan suatu hal yang membuat hatimu tersakiti,” ucap Ethan sambil mendekap mommy.

Aku tersenyum haru melihat mommy dan Ethan yang sudah seperti pasangan sejati. Mereka mampu menerima kekurangan masing-masing, dan dengan teganya aku menghancurkan rasa kepercayaan mommy kepada Ethan. Aku berjalan menghampiri mommy dan memeluknya dengan erat. Aku pun benar-benar menangis karena aku memiliki mommy yang begitu baik seperti dirinya.

Tiba-tiba aku kembali merasakan mual. Memang, beberapa hari ini rasa mual itu semakin terasa dan cukup sering, tidak seperti saat itu. Aku berlari ke kamar mandi dan memuntahkan isi perutku. Mommy berlari mengejarku bersama dengan Ethan di belakangnya. Ia berdiri di ambang pintu dan menatapku nanar, air matanya kembali menetes begitu saja.

“Kiran, sejak kapan kau mual dan muntah seperti itu?”

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Trap For My Stepfather   Merasa Iri

    "Sampai berjumpa lagi," ucapku kemudian kepada Olivia.Olivia menganggukkan kepalanya, lalu berjalan pergi bersama teman-temannya. Ethan datang menghampiriku dan melihatku dengan tatapan berkerut."Kenapa kau tidak ikut bersama mereka?" tanya Ethan sambil mengerutkan keningnya."Aku tidak mau kau menunggu terlalu lama hanya memperhatikan dari kejauhan," jawabku sambil menghela napasnya panjang tanpa melihat ke arah Ethan dan terus memperhatikan Olivia yang sudah mulai menjauh bersama teman-temannya."Kau bisa pergi tanpa mengkhawatirkanku," ucap Ethan lagi.Aku menggelengkan kepalaku lagi. "Olivia akan pergi untuk melihat hadiah yang diberikan oleh ayah untuknya. Aku tidak mungkin datang karena Ayah pasti langsung mengenaliku. Kita bisa melihatnya dari kejauhan saja."***Benar saja, di depan hotel Olivia dan teman-temannya menunggu kedatangan ayah. Aku dan Ethan memantau mereka dari kejauhan, meski begitu aku masih bisa mendengar pem

  • Trap For My Stepfather   Olivia Pamer

    “Dan dengan siapa kau datang ke sini?” tanya Sherly lagi padahal aku belum menjawab pertanyaan dari Kayla. Ah, itu ... bagaimana aku harus menjawabnya? “Ah, itu … aku datang untuk—” Drrt … drrt … drrt Ponsel Olivia tiba-tiba saja bergetar membuatku merasa lega karena tidak perlu menjawab pertanyaan barusan. “Sebentar, aku harus menjawab teleponnya. Ini dari Ayahku,” ucap Olivia saambil tersenyum ke arahku, lalu mulai mengangkat telepon dari Ayah itu. Aku hanya bisa melihatnya dengan tatapan nanar ketika Olivia tersenyum mengangkat telepon dari ayah. Sementara aku tidak pernah menerima telepon darinya. Jangankan untuk tersenyum seperti itu, menanyakan kabar saja ayah tidak pernah. Ayah malah memintaku untuk pergi karena tidak ingin aku dekat-dekat dengan keluarganya yang baru. Hah, Ayah benar-benar tega padaku! Aku tidak akan pernah melakukan semua yang ayah inginkan padaku. Aku akan terus memperjuangkan hakku, jika aku adalah ana

  • Trap For My Stepfather   Rencana Yang Begitu Natural

    Aku terdiam mencerna semua perkataan Ethan padaku barusan. Aku ikut berpikir setelah mengerti apa yang Ethan maksud itu. ‘Sesuatu yang tidak terduga?’ hingga sebuah ide melintas di benakku, sepertinya aku mengerti apa yang dimaksud oleh Ethan barusan.“Ethan, aku mengerti maksudmu,” ucapku sambil tersenyum dan melihat ke arah Olivia dengan penuh rencana di pikiranku.“Apa itu?” tanya Ethan sambil melihatku dengan kening berkerut.“Lihat saja apa yang akan aku lakukan.”Aku melihat Olivia dengan penuh rencana di pikiranku. Terlihat Olivia yang tidak sadar jika aku sedang memperhatikannya. Ia sibuk melihat menu yang tersedia bersama teman-temannya. Hingga tiba-tiba Olivia bangkit dari duduknya, membuatku langsung berdiri dan berjalan bergegas menghampiri Olivia.BRAK!Aku sengaja menabrakkan tubuhku ke arah Olivia, membuatku terjatuh ke lantai. Di saat yang bersamaan, Olivia langsung melihat ke a

  • Trap For My Stepfather   Pergi Ke Cafe

    “Kau benar, apa yang harus kulakukan sekarang? Apa aku juga harus memakai pakaian olah raga untuk berlari di area pantai dan bertemu dengan Olivia?” tanyaku yang merasa panik sendiri.Ethan terkekeh melihat reaksiku. “Tenanglah, Kiran! Kita akan memakai cara lain agar bisa bertemu dengan Olivia, secara natural tentu saja.”“Bagaimana caranya?” tanyaku dengan kening berkerut karena penasaran dengan apa yang akan Ethan lakukan padaku.***Ethan membawaku ke sebuah cafe yang terletak di dekat pantai. Aku mengernyitkan alisku ketika Ethan membawaku ke tempat seperti itu.“Kenapa kita datang ke sini, Ethan?” tanyaku sambil melihat ke arah sekelilingku karena tidak ada Olivia atau pun teman-temannya di sana.Ethan hanya tersenyum tanpa menjawab pertanyaanku. Ia duduk di salah satu kursi kosong yang terletak di dekat jendela di mana bisa melihat pesisir pantai dari sana.“Aku pernah melih

  • Trap For My Stepfather   Rencanaku

    Aku kembali tersenyum kecil seraya menghembuskan napasku dengan kasar. Aku kembali mengingat ketika ayah tidak menginginkan kehadiranku dan menyuruh aku untuk segera pergi. Aku mengalihkan pandanganku melihat lurus ke depan.“Sebenarnya, aku tidak baik-baik saja. Itulah kenapa, aku sedang berpikir untuk mencari cara agar aku bisa masuk ke keluarga Ayah,” ucapku dengan suara lirih tapi tegas.“A-pa?” pekik Ethan dengan nada suara terbata-bata. “Apa maksudmu, Kiran? Aku tidak mengerti.”“Selama bertahun-tahun, aku salah paham kepada Mommy dan menyalahkannya atas hancurnya keluargaku, tapi rupanya Ayah yang salah. Selama ini, Ayah hidup dengan baik dan bahagia bersama keluarga barunya. Aku berniat untuk membalaskan dendamku dan juga Mommy. Olivia harus tahu, jika ia memiliki saudari, dia bukanlah anak satu-satunya, seperti yang Ayah katakan saat pesta,” jelasku sambil menahan air mataku agar tidak terjatuh di depan Ar

  • Trap For My Stepfather   Pagi Cerah

    Aku terbangun pagi-pagi sekali. Terlihat Ethan yang masih tertidur lelap karena semalam pulang larut malam dan mabuk berat. Beruntungnya, aku tidak terlalu mabuk, membuat kepalaku tidak terlalu pusing. Aku membersihkan wajahku, lalu membuat teh hangat karena cuaca pagi ini yang terasa begitu dingin. Aku keluar ke balkon kamar hanya memakai kemeja putih kebesaran dan celana hotpants. Aku berdiri di dekat pembatas sambil melihat ke arah bawah menikmati suasana pagi di sana. Hingga pandanganku tidak sengaja melihat sesuatu yang menarik untuk dipandang.Dari atas sini, aku bisa melihat Olivia dan teman-temannya tengah berlari pagi. Aku juga melihat ayah menaiki mobil berwarna hitam, lalu pergi setelah melambaikan tangannya kepada Olivia. Aku tidak tahu kemana perginya ayah sepagi ini. Karena aku pun sudah lupa dengan aktivitas ayah setiap harinya.“Kiran,” panggil Ethan dari belakangku.Kemudian, aku bisa merasakan sentuhan lembut dari punggung, lalu ke

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status