“Yes.” Dominic mengangguk. “Tadinya hari ini aku akan tanda tangan. Aku mengambil investasi itu dengan maksud menghancurkan ayahmu, tapi kurasa, aku tidak perlu menunggu lama menghancurkannya dari dalam. Akan kulakukan sekarang.”Mendengar itu netra Nichelle membelalak. “Apa kau berniat menghancurkan Tuan Alfons juga? Kuharap tidak, Dom! Dia pria baik!”Dominic hanya tersenyum tipis. Proyek Alfons sebenarnya tidak menarik minat Dominic. Ia sama sekali tidak berniat berinvestasi di sana. Namun, melihat Alfons membela Nichelle, ia berubah pikiran.“Kita hanya akan menolak mereka dan pulang, Sayang.” Dominic memastikan kehadiran mereka di pesta peletakan batu pertama yang sudah berantakan itu, tidak akan lebih dari lima belas menit. CEO dominan yang hanya takluk pada Nichelle itu juga menambahkan, “Aku lebih baik mengajakmu dan anak-anak untuk makan malam di hotel milik wanita tua itu.”Nichelle terkekeh. Dominic sering sekali menyebut orang tuanya seperti itu. Wanita tua yang dia ma
“Oh my God!”Semua orang langsung berseru hampir bersamaan. Serta merta mereka menutup telinga dan melindungi kepala mereka, takut kalau-kalau peluru yang ditembakkan menyasar mereka. Bahkan Nichelle tertegun. Tak percaya bahwa Dominic menghancurkan proyektor yang akan digunakan di acara itu. Dengan lembut Dominic meraih bahu Nichelle dan merangkulnya dalam pelukan, memastikan wanita itu tersembunyi dari pandangan orang-orang. “Aku tidak berniat menghancurkan pestamu, Alfons. Tapi, ada orang-orang yang tidak tahu diri membuat calon istriku dalam bahaya.” Wajah Nichelle merah padam mendengar ucapan Dominic. Itu juga yang membuat semua orang yang tadinya ketakutan kini tertegun. Alfons dan putrinya pun sama-sama terpana. “Tadinya aku berniat menjadi investor tunggal, Alfons. Ternyata kau punya hubungan dengan mereka.” Dominic mengedikkan kepala ke arah keluarga Armeyn. David pun tidak terima. Sebagai seorang kepala keluarga, ia bertanggung jawab untuk membela nama Armeyn dari sera
Nichelle mematung di tempat. Ia tidak percaya kakak kandungnya sendiri mempermalukan dia sampai seperti ini. Bahkan kedua orang tua kandung, yang mana mengalirkan darah yang sama di tubuh Nichelle, sedikitpun tidak menoleh. Perlakuan Hilbert terhadap Nichelle mengundang pertanyaan dari beberapa orang yang tidak tahu menahu apa yang sebenarnya terjadi. Melihat peluang mempermalukan Nichelle lebih lagi, Sarah menyebar video lama Nichelle ke beberapa kenalan keluarga Armeyn di pesta itu.Melihat Nichele tak juga beranjak, Hilbert kembali berseru. “Hei! Tunggu apa lagi?! Cepat pergi dari sini!”Sambil menyeka wajahnya yang basah, Nichelle berdiri. Ia berniat menampar sang kakak lalu pergi, tetapi tiba-tiba terdengar suara menggelegar. “Nichelle! Astaga!”Ternyata itu adalah Tuan Alfons Caroule. Wajahnya pucat melihat tamu VVIP yang ia undang sendiri diperlakukan seperti tiu. Di belakang Alfons, ada seorang gadis muda mengikuti. Pandangannya bingung dan heran melihat kekacauan yang terj
“Ada apa, Heli?” Maria mengerutkan dahi, terlihat khawatir karena Helios tiba-tiba saja terdiam dengan wajah seperti ketakutan.Buru-buru Helios menutup laptopnya dan tersenyum canggung. “Ti—tidak apa-apa, Oma! Ada pekerjaan yang lupa.”Helios memberi isyarat pada kedua kembarannya untuk mengikuti ke kamar. “Oh! Aku harus menghapalkan naskah!” ujar Mybell beralasan. “Aku ….” Zayn tak mungkin bilang kalau dia ada tugas sekolah. Hari ini dia tidak sekolah. “Aku mau baca buku.”Dahi Maria semakin berkerut melihat gelagat aneh ketiga cucunya itu, tapi karena alasan mereka masuk akal, ia tidak terlalu curiga. “Oma akan membuatkan kalian susu hangat!”“Oke, Oma!” seru mereka hampir berbarengan.Sementara itu, ketiga sudah masuk ke kamar tidur. Mybell dengan wajah bingungnya, Zayn yang mengantuk dan Helios yang pucat seperti habis melihat kejadian mengerikan. “Ada apa sih, Heli?” tanya Mybell sambil mendekati sang kakak yang masih fokus menatap layar laptopnya. “Kamu bikin Oma khawatir t
“Sangat!” ucap Nichelle hampir seperti berseru. “Dia memperlakukan kami dengan sangat baik, Mom!”Maria terkekeh geli melihat kelakuan Nichelle yang sedang jatuh cinta itu. Kekehan itu kemudian berubah menjadi senyum tulus yang menyatakan ketenangannya. Tenang, bahwa sang putri akhirnya menemukan kebahagiaan lain. “Aku juga berpikir demikian, jika aku tidak tahu dia adalah pria dari masa lalumu itu.”Maria melanjutkan ucapannya setelah menarik napas sesaat. “Melihat dia datang dengan penuh khawatir saat Mybell mendapat masalah di sekolah, membuatku percaya kalau dia menyayangi anak-anak, Chel.”Nichelle mengangguk. Matanya sedikit berair. Terharu mendengar cerita itu. “Aku selalu mendoakan segala kebahagiaan datang padamu, Nak.” Maria menepuk-nepuk punggung tangan Nichelle, mengalihkan perhatian Nichelle dari dirinya yang juga sedang menahan air mata. Tapi Nichelle tahu, sang ibu tengah menahan gejolak emosinya. Ia berdiri dan memeluk sang ibu erat. “Terima kasih, Mom.”Mereka sali
Netra Nichelle terbelalak mendengar suara benda yang jatuh menghantam lantai. Ia melihat celah pintu yang ternyata tidak rapat tertutup.Tergesa, Nichelle membuka pintu. Ia melihat Maria berdiri di sana dengan wajah pucat pasi. Seolah sedang menatap hantu.Dan untungnya, yang jatuh adalah nampan kosong. Jadi, tidak ada pecahan yang perlu dibersihkan.Panik, Nichelle mencoba menjelaskan, “Mom, dengarkan dulu—”“Nichelle, apa maksudmu Dominic adalah pria yang menghamilimu 7 tahun lalu?” potong Maria yang tidak bisa menahan gemuruh di hatinya.Wanita tua itu jelas sangat kaget. Selain itu, kekecewaan pun mulai merangkak naik. Tanpa sepengetahuan Thomas dan Maria, Nichelle memilih untuk menerima pria yang sudah mengambil keperawanannya dulu. Bahkan mencintainya.Nichelle menangkap sorot mata Maria yang menghujam dalam ke hatinya. Ia tak tahan dan menundukkan kepala. Dengan nada memohon, ia berkata pelan, “Mom, tolong jangan menghakimiku!”Maria tertegun mendengar permintaan itu. Reaksinya