“Hanz, kita tidak perlu lagi melanjutkan hubungan kita. Setelah lulus, aku ragu jika kau punya masa depan yang cerah. Selamat tinggal!”
Hanz tercekat dan merinding. Seakan-akan dadanya mau runtuh mendengarnya. Hanz jelas tidak bisa menerima kalimat perpisahaan tersebut hanya dengan alasan masa depannya yang tidak cerah.Hanz menatap Alyona dengan bingung lalu berkata lembut, “Kita sudah empat tahun menjalani hubungan selama kita kuliah di sini. Bagaimana mungkin kau ingin pisah begitu saja?”Alyona mengerutkan bibirnya lalu menjawab sadis, “Selama empat tahun aku hanya memanfaatkan kecerdasanmu, Hanz. Apa kau tidak sadar bahwa aku seperti parasit? Aku memang tidak butuh uangmu karena kau miskin. Kau tidak bisa diandalkan dalam persoalan finansial. Bagaimana mungkin aku akan bahagia dalam berumah tangga dengan pria pekerja cafe sepertimu?”Hanz menengok ke belakang. Sebentar lagi acara wisuda akan segera dilaksanakan. Topi toga di atas kepalanya rasanya mau jatuh berdebam. Suara riuh ratusan orang di dalam gedung terdengar sampai luar. Namun, hati Hanz terasa sepi.Ekspresi wajah Hanz seketika berubah masam. Dia masih butuh kejelasan. “Alyona, bukankah kau berjanji akan setia dengan hubungan kita hingga pernikahan?”Alyona menyeringai jengkel dan berkata hina, “Kau hidup sebatang kara. Asal usul tidak jelas. Kau juga tidak punya nama belakang, Hanz. Bagaimana bisa kau akan menjadi suamiku kelak?”Wanita cantik berambut hitam panjang ini merupakan anak dari seorang bos minyak Rusia. Lukgaz, perusahaan migas ini cukup berpengaruh di Rusia. Ayahnya, Mikhailovic Lukinov, merupakan orang terpandang di Rusia. Jika Alyona Lukinov benar-benar menjadi istri dari seorang pria yang tidak jelas identitasnya, Keluarga Lukinov akan dapat malu saja.Standar bagi seorang Alyona adalah pria itu minimal anak seorang manager di perusahaan migas, dan itu paling minimal. Di Rusia, bagi sebagian mereka, standar kesuksesan adalah orang tersebut merupakan sosok yang punya peran dalam hal energi, secara Rusia merupakan negara penyuplai energi yang paling diperhitungkan di dunia.Namun, Lukgaz masih kalah kelas dari Fadeyka Energy. Sejauh ini Fadeyka Energy tidak hanya menguasai Rusia namun merupakan perusahaan energi yang telah merajani dunia.Alyona tersenyum remeh lalu berkata, “Aku tidak meragukan wawasanmu tentang chemical engineering dan kemampuan hacking-mu, tapi, aku ragu jika ayahku mau menerima kau masuk menjadi bagian Keluarga Lukinov.”Alyona sengaja menahan Hanz untuk tidak segera masuk ke dalam gedung karena dia tidak hanya ingin mengutarakan kata hatinya semata, namun dia juga ingin memberikan kejutan.Tidak lama berselang seorang pria berkemeja merah terang mendekat dan berkata menusuk, “Apa dia pria miskin bernama Hanz? Orang yang tidak bakal diterima oleh Keluarga Lukinov lantaran status yang tidak jelas?”Alyona tersenyum puas sambil menggamit telapak tangan Mark. Dia menempelkan tubuhnya ke lengan Mark.Melihat itu, dada Hanz makin sesak. Hari ini adalah hari bahagianya. Namun, semua rusak oleh ucapan dan pemandangan ini.Mark menatap jijik dan mencibir sarkas, “Miskin yang selalu bergantung dari beasiswa! Seharusnya pihak kampus menendangmu jauh-jauh! Masih banyak orang cerdas tapi punya identitas dan terhormat. Tidak seperti sampah layaknya kau!”Alyona memutar matanya dengan malas, lalu berkata, “Kenalkan, dia Mark! Kekasihku. Ayahnya manager di Oilzprom! Kau pasti tahu Oilzprom merupakan salah satu perusahaan milik Fadeyka Energy!” Alyona berkata dengan nada yang sangat tinggi.Hubungan prematur di antara Alyona dan Mark terjalin karena sebuah alasan. Alyona ingin agar Mark punya peran dalam upaya membantu Lukgaz melobi pihak Fadeyka Energy nanti karena Lukgaz sedang krisis.Mark mendengus sinis dan berkata, “Jelas dia tahu, Sayang. Dia kan ngakunya dari Rusia. Tapi, aneh, sampai sekarang dia bahkan tidak tahu ayah dan ibunya siapa.”Saat ini, jantung Hanz seperti diremas-remas rasanya. Dia mengerutkan kening, lalu berkata, “Kau tega sekali, Alyona! Aku tidak menyangka kau seburuk ini!”Alyona dan Mark terpingkal-pingkal. Mark sampai memegangi perutnya karena saking gelinya. Bagi mereka, Hanz sangat lucu. Lucu dari banyak hal. Di mana lagi ada pria yang diputusi kekasihnya di hari wisuda?Biasanya di saat seperti sekarang para wisudawan akan riang gembira, tertawa, berfoto-foto bersama keluarga dan teman dekat. Namun, baru kali ini di hari spesial, ada seorang pria miskin malah dihina dan ditertawakan.Mark mencibir, “Dasar pria menyedihkan! Kau pikir, dengan kecerdasan dan prestasimu, bisa mengangkat martabatmu yang rendah itu ha?! Kau lebih buruk dari gembel! Gembel saja jelas ayah dan ibunya siapa!” semburnya. Lalu, Mark tertawa lepas.Alyona mengawasi Hanz dengan lirikan dari samping yang menohok. Matanya berubah jahat. Dia berkata, “Aku tidak sekejam itu. Aku juga mengucapkan terima kasih banyak padamu, karena selama empat tahun belakangan kau sangat membantu, kau adalah orang yang sangat diandalkan. Banyak nilai-nilaiku jadi bagus lantaran pria pintar tapi bodoh seperti kau. Bodoh karena mau diperalat. Ha-ha!”Selama masa tersebut, Hanz merasa tidak diperalat. Baginya, kesan yang diberikan oleh Alyona tampak biasa. Lagi pula dia tidak merasa dijadikan seperti budak yang diperalat. Hanz murni membantu tugas-tugas karena Hanz memang cinta.Apapun yang telah Hanz berikan, baik waktu, pikiran, dan tenaga buat Alyona, semua murni karena ketulusan dari Hanz. Namun, hati Hanz hancur. Di luar dugaan, cintanya dikhianati. Sungguh menyedihkan.Mark memandang Hanz dengan sorotan mata yang tajam dan berkomentar pedas, “Jika kau menjadi suami dari seorang wanita tukang sampah, kau tetap tidak akan layak. Prestasimu palsu! Kau bahkan lebih tidak jelas asal usulnya dari pada anjing kampung!”Belum sempat Hanz membalas, Alyona langsung memotong, “Setidaknya, kau cukup bangga bisa menjadi pacarku. Jika orang waras berpikir kritis tentang hubungan kita, rasanya mereka ingin melompat dari puncak gunung tertinggi di dunia, lalu mati saja. Kau terlalu percaya diri untuk bisa dekat denganku.”“Kekasihku adalah anak dari bos minyak Lukgaz Rusia! Kau bahkan tidak pernah membeli bensin di pom karena tidak punya kendaraan kecuali sepeda butut. Aku harap, sepedamu kau pasang mesin parut kelapa, biar bisa balapan dengan gerobak tukang pencari barang bekas.” Mark mendengus sambil tertawa.Alyona tergelak sampai basah kedua bola matanya. “Hm, ayo kita pergi dari sini. Orang tuaku sudah menunggu dari tadi di sana. Sayangku Mark, apa kau punya orang tua?” Lalu, dia bersama kekasih barunya pun meninggalkan Hanz yang sedang terpaku, hening, membisu, di hari bahagia.Hanz tak kuasa menerima kenyataan pahit ini. Wajahnya seperti ingin jatuh. Tapi, dia terus menguatkan diri. Hanz bukan bocah yang hobi mengeluh.Setelah acara wisuda, saat semua orang berbahagia di tengah orang-orang tercinta, sahabat satu-satunya Hanz yang juga sedang wisuda, mendekat dan berkata, “Tuan Muda Hanz, ada panggilan mendadak dari Tuan Besar Dmitry Fadeyka. Kantor pusat Fadeyka Energy sedang tidak aman karena ulah hacker. Kita harus segera berangkat ke Rusia.”Keluarga Fadeyka merupakan keluarga terkaya di dunia!Anak kandung dari Tuan Dmitry Fadeyka pertama bernama Feofan Fadeyka, saat berumur enam tahun, tewas dibunuh oleh seorang mantan buruh yang bekerja di Oilzprom, alasannya si buruh tidak terima diperlakukan semena-mena oleh Tuan Dmitry.Tuan Dmitry dikenal sebagai sosok yang arogan dan kejam. Oleh karena itu, banyak orang yang benci terhadapnya, sampai-sampai ingin menghancurkan kehidupan keluarganya. Saat kelahiran anak kedua bernama Stefan Fadeyka, Tuan Dmitry langsung mengasingkannya di pedalaman Rusia dengan alasan keamanan dan keselamatan. Begitu juga dengan anak ketiga. Jangan sampai mati sia-sia seperti Feofan. Sementara putri bungsunya nomor empat bernama Misha Fadeyka menetap di kediamannya yang super mewah dengan penjagaan super ketat di Rusia. Misha tidak sekolah formal seperti wanita pada umumnya, tetapi belasan tahun hanya belajar privat di rumah.Tuan Dmitry sangat merahasiakan keberadaan anak-anaknya karena hingga sa
Tuan Dmitry memberi tahu pada Hanz bahwa Mikhailovic Lukinov bersama anak perempuannya akan berkunjung ke kantor Oilzprom untuk mengajukan pembelian minyak mentah dengan jumlah yang sangat besar. Mikhailovic sudah menyiapkan uang sebanyak seratus juta dollar sebagai dp-nya saja.Lukgaz hanya punya sedikit sumber minyak mentah di Rusia dan selebihnya mereka terkadang mengandalkan pembelian dari luar. Selama ini Lukgaz tidak pernah membeli langsung kepada Oilzprom karena dua perusahaan tersebut punya persaingan yang cukup kuat.Bukannya Oilzprom tidak mau dan tidak mampu, hanya saja cara yang dilakukan oleh Lukgaz sangat licik. Tuan Dmitry awalnya bingung, jika beliau tidak memenuhi tuntutan salah satu dari tiga, berarti perusahaannya dalam bahaya. Namun, Tuan Dmitry akhirnya tahu, Lukgaz si pesaing yang tidak pernah bisa melampaui Oilzprom ini rupanya tidak bisa bersaing secara sehat. Apakah Mikhailovic lupa seberapa besar Fadeyka Energy? Apa dia sudah gila ingin bermain api bersama T
Ketika tugas membantu keluarganya di Rusia telah selesai, Hanz kembali ke Swiss dan melanjutkan kegiatannya seperti biasa. Malam ini di Kafi Dihei. Hanya ada beberapa pengunjung yang sedang menikmati santap malam dan juga ngopi.Mark punya teman akrab bernama Gerald. Mereka tahu kalau Hanz bekerja di sini. Sengaja mereka datang hanya untuk mempermalukan Hanz.“Hei, Pelayan!” pekik Mark, padahal ada tiga waiter, tapi yang disahuti hanya Hanz.Hanz pun mendekat. Merasa kenal, Hanz mau tidak mau tetap melayani dua orang bengal ini.“Layani kami!” titah Gerald sambil mengangkat kaki.“Babu kok bisa kuliah di ETH sih?!” sindir Mark. “Kami pesan makanan yang paling mahal dan rekomen. Kau boleh pesan apa saja, Babu, kami yang bayar!”Gerald mengaparkan buku menu. Plak! “Ya, yang paling sering dipesan orang. Kau tahu kan, kami anak orang kaya?”Mark melototi Hanz. “Kenapa kau diam ha? Cepat kerjakan!”Hanz membalik badannya dengan santai, lalu beringsut meninggalkan mereka. Setelah pesanan m
Masih di Kafi Dihei, Zurich. Malam ini akan menjadi malam yang kelabu bagi Mark. Pria sombong dan buruk seperti dirinya memang pantas mendapatkan balasan. Setelah pekerjaannya selesai, Hanz kembali duduk di hadapan Mark dan berkata sangat dingin, “Seumur-umur, aku tidak pernah sampai dikatakan pembawa sial. Apalagi oleh calon mertua.” Hanz tersenyum tipis. Dia melihat wajah Mark yang masih saja tertekuk lesu, persis kerupuk kena air. Mark mendengus jengkel seraya menyandarkan punggungnya. “Diam kau, pria miskin! Kau tidak mengerti apa apa dengan masalahku."Hanz melipat tangan di dada dan berkata, “Aku prediksi hubungan singkatmu bersama Alyona akan sangat berantakan dan berakhir tragis.”Mendengar itu, dada Mark makin panas. “Kau seperti peramal yang mengandalkan kebetulan. Berhenti mengada-ada!"“Aku bukan peramal, Mark. Kita akan membuktikannya malam ini juga.” Hanz mengulas senyum tipis.Mark dan Alyona sudah sangat keterlaluan terhadapnya. Hal yang telah dilakukan oleh dua oran
Siang ini di Kampus ETH, Zurich.Setelah perkuliahan selesai, mengejutkan, dua orang berjas hitam dan berkacamata masuk ke dalam ruang kelas kemudian mendekati Hanz. Salah satu dari mereka memberikan sepucuk kertas bertinta emas.“Anda mendapat undangan resmi dari Tuan Dmitry Fadeyka untuk hadir di acara pertunangan anaknya bernama Stefan Fadeyka pada hari minggu nanti yang akan berlangsung di Park Hotel Vitznau.”Semua orang terkesima! Sontak satu kelas menyoroti Hanz secara berbarengan, memandangi wajah Hanz dengan pandangan heran. Setelah itu, Hanz dan Avraam pun melangkah menuju parkiran kampus. Mereka terperanjat begitu tahu ban sepeda mereka kempis semua. Tidak hanya habis angin, tapi semua bannya robek disayat pakai pisau.Avraam menggeleng-geleng tak percaya sambil menggerutu, “Aku yakin ulah dua orang itu.”Hanz menghela napas panjang dan menjawab, “Kita tidak punya bukti. Jangan berpikiran negatif.”“Siapa lagi kalau bukan mereka?”“Jalanan di sini cukup bebas, bisa saja ula
“Adakah di kelas ini bernama Hanz?” tanya seorang pria.Dosen yang tengah memberikan kuliah tersentak karena pria tersebut terburu-buru masuk ke dalam kelas tanpa permisi terlebih dahulu.Hanz mengacung. Semua mata tertuju pada Hanz.“Silakan ikut aku dan langsung menuju ruangan Profesor Alexander. Penting sekali.”Liburan semester selama lebih dari dua bulan waktu itu, yang mana aktivitas kampus agak mengendur, dimanfaatkan oleh sekelompok hacker yang sengaja masuk ke server kampus untuk mencuri data ujian tes masuk. Setelah perkuliahan di tahun ajaran baru telah berlangsung selama beberapa hari, barulah hal tersebut disadari oleh pihak kampus.Soal beserta jawaban ujian masuk ETH tersebut lantas diperjualbelikan di sebuah situs terlarang yang jarang dijamah oleh orang pada umumnya, di darknet. Tidak sembarang orang mampu mengaksesnya.Setibanya di ruangan Profesor Alexander, Hanz si mahasiswa yang dianggap menyedihkan bagi orang-orang yang baru mengenalnya ini pun berbicara empat ma
Sejak awal pertama studi, Zahid terus memperhatikan dua orang Eropa itu. Mereka terlihat miskin karena baju dan celana mereka terlihat lusuh dan kusam padahal mereka merupakan mahasiswa calon magister di salah satu kampus terbaik dunia.Zahid kemarin membeli beberapa pakaian di sebuah toko di Zurich. Dia merasa kasihan. “Hanz, Avraam, aku punya hadiah buat kalian.”“Oh, My God,” Avraam terbelalak. “Kemarin-kemarin kau beberapa kali mentraktir kami berdua makan. Kau baik sekali.”“Terimakasih, Orang Indonesia. Lain kali tidak usah memberikan sesuatu kepada kami,” balas Hanz.“Agama dan keluargaku mengajarkan untuk berbuat baik kepada siapa pun. Terimalah.”Mereka bertiga duduk di halaman kampus.“Apa kegiatanmu selain dari mahasiswa di sini, Zahid?” tanya Avraam. Pria ini berambut pirang. Wajahnya putih kemerahan. Sekilas mirip Shevchenko.“Apa kau bekerja?” tanya Hanz. Sekilas Hanz mirip Eden Hazard.“Di Indones
Pesta pertunangan yang begitu meriah berlangsung dari sore hingga malam ini di Park Hotel Vitznau Swiss. Pemandangan berupa pegunungan dan hamparan Danau Luzern begitu menakjubkan.Tuan Dmitry Fadeyka hanya mengundang orang-orang tertentu saja di acara pertunangan anaknya, seperti pejabat negara, petinggi Fadeyka Energy, dan orang-orang terdekat. Hanz dan Avraam duduk di kursi bagian belakang, sengaja mengasingkan diri.Semua orang di Rusia dan beberapa negara di dunia tercengang mendengar Tuan Dmitry melangsungkan acara dadakan ini karena semua orang di dunia tahunya beliau tidak memiliki seorang anak pria.Secara diam-diam Stefan disekolahkan selama belasan tahun di Amerika Serikat. Di usianya yang ke dua puluh tiga, setelah lulus studi S2, dia baru diperkenalkan kepada dunia bahwa Tuan Dmitry punya seorang penerus.“Di hari pertunangan anak saya yang tampan dan gagah ini akan saya umumkan siapa yang bakal jadi CEO baru di Fadeyka Energy.” Tuan