Share

Tuan Muda Jenius
Tuan Muda Jenius
Penulis: mic.assekop

Bab 1

“Hanz, kita tidak perlu lagi melanjutkan hubungan kita. Setelah lulus, aku ragu jika kau punya masa depan yang cerah. Selamat tinggal!”

Hanz tercekat dan merinding. Seakan-akan dadanya mau runtuh mendengarnya. Hanz jelas tidak bisa menerima kalimat perpisahaan tersebut hanya dengan alasan masa depannya yang tidak cerah.

Hanz menatap Alyona dengan bingung lalu berkata lembut, “Kita sudah empat tahun menjalani hubungan selama kita kuliah di sini. Bagaimana mungkin kau ingin pisah begitu saja?”

Alyona mengerutkan bibirnya lalu menjawab sadis, “Selama empat tahun aku hanya memanfaatkan kecerdasanmu, Hanz. Apa kau tidak sadar bahwa aku seperti parasit? Aku memang tidak butuh uangmu karena kau miskin. Kau tidak bisa diandalkan dalam persoalan finansial. Bagaimana mungkin aku akan bahagia dalam berumah tangga dengan pria pekerja cafe sepertimu?”

Hanz menengok ke belakang. Sebentar lagi acara wisuda akan segera dilaksanakan. Topi toga di atas kepalanya rasanya mau jatuh berdebam. Suara riuh ratusan orang di dalam gedung terdengar sampai luar. Namun, hati Hanz terasa sepi.

Ekspresi wajah Hanz seketika berubah masam. Dia masih butuh kejelasan. “Alyona, bukankah kau berjanji akan setia dengan hubungan kita hingga pernikahan?”

Alyona menyeringai jengkel dan berkata hina, “Kau hidup sebatang kara. Asal usul tidak jelas. Kau juga tidak punya nama belakang, Hanz. Bagaimana bisa kau akan menjadi suamiku kelak?”

Wanita cantik berambut hitam panjang ini merupakan anak dari seorang bos minyak Rusia. Lukgaz, perusahaan migas ini cukup berpengaruh di Rusia. Ayahnya, Mikhailovic Lukinov, merupakan orang terpandang di Rusia. Jika Alyona Lukinov benar-benar menjadi istri dari seorang pria yang tidak jelas identitasnya, Keluarga Lukinov akan dapat malu saja.

Standar bagi seorang Alyona adalah pria itu minimal anak seorang manager di perusahaan migas, dan itu paling minimal. Di Rusia, bagi sebagian mereka, standar kesuksesan adalah orang tersebut merupakan sosok yang punya peran dalam hal energi, secara Rusia merupakan negara penyuplai energi yang paling diperhitungkan di dunia.

Namun, Lukgaz masih kalah kelas dari Fadeyka Energy. Sejauh ini Fadeyka Energy tidak hanya menguasai Rusia namun merupakan perusahaan energi yang telah merajani dunia.

Alyona tersenyum remeh lalu berkata, “Aku tidak meragukan wawasanmu tentang chemical engineering dan kemampuan hacking-mu, tapi, aku ragu jika ayahku mau menerima kau masuk menjadi bagian Keluarga Lukinov.”

Alyona sengaja menahan Hanz untuk tidak segera masuk ke dalam gedung karena dia tidak hanya ingin mengutarakan kata hatinya semata, namun dia juga ingin memberikan kejutan.

Tidak lama berselang seorang pria berkemeja merah terang mendekat dan berkata menusuk, “Apa dia pria miskin bernama Hanz? Orang yang tidak bakal diterima oleh Keluarga Lukinov lantaran status yang tidak jelas?”

Alyona tersenyum puas sambil menggamit telapak tangan Mark. Dia menempelkan tubuhnya ke lengan Mark.

Melihat itu, dada Hanz makin sesak. Hari ini adalah hari bahagianya. Namun, semua rusak oleh ucapan dan pemandangan ini.

Mark menatap jijik dan mencibir sarkas, “Miskin yang selalu bergantung dari beasiswa! Seharusnya pihak kampus menendangmu jauh-jauh! Masih banyak orang cerdas tapi punya identitas dan terhormat. Tidak seperti sampah layaknya kau!”

Alyona memutar matanya dengan malas, lalu berkata, “Kenalkan, dia Mark! Kekasihku. Ayahnya manager di Oilzprom! Kau pasti tahu Oilzprom merupakan salah satu perusahaan milik Fadeyka Energy!” Alyona berkata dengan nada yang sangat tinggi.

Hubungan prematur di antara Alyona dan Mark terjalin karena sebuah alasan. Alyona ingin agar Mark punya peran dalam upaya membantu Lukgaz melobi pihak Fadeyka Energy nanti karena Lukgaz sedang krisis.

Mark mendengus sinis dan berkata, “Jelas dia tahu, Sayang. Dia kan ngakunya dari Rusia. Tapi, aneh, sampai sekarang dia bahkan tidak tahu ayah dan ibunya siapa.”

Saat ini, jantung Hanz seperti diremas-remas rasanya. Dia mengerutkan kening, lalu berkata, “Kau tega sekali, Alyona! Aku tidak menyangka kau seburuk ini!”

Alyona dan Mark terpingkal-pingkal. Mark sampai memegangi perutnya karena saking gelinya. Bagi mereka, Hanz sangat lucu. Lucu dari banyak hal. Di mana lagi ada pria yang diputusi kekasihnya di hari wisuda?

Biasanya di saat seperti sekarang para wisudawan akan riang gembira, tertawa, berfoto-foto bersama keluarga dan teman dekat. Namun, baru kali ini di hari spesial, ada seorang pria miskin malah dihina dan ditertawakan.

Mark mencibir, “Dasar pria menyedihkan! Kau pikir, dengan kecerdasan dan prestasimu, bisa mengangkat martabatmu yang rendah itu ha?! Kau lebih buruk dari gembel! Gembel saja jelas ayah dan ibunya siapa!” semburnya. Lalu, Mark tertawa lepas.

Alyona mengawasi Hanz dengan lirikan dari samping yang menohok. Matanya berubah jahat. Dia berkata, “Aku tidak sekejam itu. Aku juga mengucapkan terima kasih banyak padamu, karena selama empat tahun belakangan kau sangat membantu, kau adalah orang yang sangat diandalkan. Banyak nilai-nilaiku jadi bagus lantaran pria pintar tapi bodoh seperti kau. Bodoh karena mau diperalat. Ha-ha!”

Selama masa tersebut, Hanz merasa tidak diperalat. Baginya, kesan yang diberikan oleh Alyona tampak biasa. Lagi pula dia tidak merasa dijadikan seperti budak yang diperalat. Hanz murni membantu tugas-tugas karena Hanz memang cinta.

Apapun yang telah Hanz berikan, baik waktu, pikiran, dan tenaga buat Alyona, semua murni karena ketulusan dari Hanz. Namun, hati Hanz hancur. Di luar dugaan, cintanya dikhianati. Sungguh menyedihkan.

Mark memandang Hanz dengan sorotan mata yang tajam dan berkomentar pedas, “Jika kau menjadi suami dari seorang wanita tukang sampah, kau tetap tidak akan layak. Prestasimu palsu! Kau bahkan lebih tidak jelas asal usulnya dari pada anjing kampung!”

Belum sempat Hanz membalas, Alyona langsung memotong, “Setidaknya, kau cukup bangga bisa menjadi pacarku. Jika orang waras berpikir kritis tentang hubungan kita, rasanya mereka ingin melompat dari puncak gunung tertinggi di dunia, lalu mati saja. Kau terlalu percaya diri untuk bisa dekat denganku.”

“Kekasihku adalah anak dari bos minyak Lukgaz Rusia! Kau bahkan tidak pernah membeli bensin di pom karena tidak punya kendaraan kecuali sepeda butut. Aku harap, sepedamu kau pasang mesin parut kelapa, biar bisa balapan dengan gerobak tukang pencari barang bekas.” Mark mendengus sambil tertawa.

Alyona tergelak sampai basah kedua bola matanya. “Hm, ayo kita pergi dari sini. Orang tuaku sudah menunggu dari tadi di sana. Sayangku Mark, apa kau punya orang tua?” Lalu, dia bersama kekasih barunya pun meninggalkan Hanz yang sedang terpaku, hening, membisu, di hari bahagia.

Hanz tak kuasa menerima kenyataan pahit ini. Wajahnya seperti ingin jatuh. Tapi, dia terus menguatkan diri. Hanz bukan bocah yang hobi mengeluh.

Setelah acara wisuda, saat semua orang berbahagia di tengah orang-orang tercinta, sahabat satu-satunya Hanz yang juga sedang wisuda, mendekat dan berkata, “Tuan Muda Hanz, ada panggilan mendadak dari Tuan Besar Dmitry Fadeyka. Kantor pusat Fadeyka Energy sedang tidak aman karena ulah hacker. Kita harus segera berangkat ke Rusia.”

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Mora Ta
Hehe bagus konsepnya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status