Share

Bab 2

Keluarga Fadeyka merupakan keluarga terkaya di dunia!

Anak kandung dari Tuan Dmitry Fadeyka pertama bernama Feofan Fadeyka, saat berumur enam tahun, tewas dibunuh oleh seorang mantan buruh yang bekerja di Oilzprom, alasannya si buruh tidak terima diperlakukan semena-mena oleh Tuan Dmitry.

Tuan Dmitry dikenal sebagai sosok yang arogan dan kejam. Oleh karena itu, banyak orang yang benci terhadapnya, sampai-sampai ingin menghancurkan kehidupan keluarganya.

Saat kelahiran anak kedua bernama Stefan Fadeyka, Tuan Dmitry langsung mengasingkannya di pedalaman Rusia dengan alasan keamanan dan keselamatan. Begitu juga dengan anak ketiga. Jangan sampai mati sia-sia seperti Feofan.

Sementara putri bungsunya nomor empat bernama Misha Fadeyka menetap di kediamannya yang super mewah dengan penjagaan super ketat di Rusia. Misha tidak sekolah formal seperti wanita pada umumnya, tetapi belasan tahun hanya belajar privat di rumah.

Tuan Dmitry sangat merahasiakan keberadaan anak-anaknya karena hingga saat ini beliau sendiri dan keluarganya masih berada dalam incaran pembunuh. Belasan hingga puluhan tahun Tuan Dmitry menjaga rahasia besar ini semata-mata demi keutuhan keluarganya.

Namun, tidak selamanya Tuan Dmitry akan terus menutupinya, di saat usianya yang makin menua serta ditambah sakitnya yang kadang kambuh, beliau butuh seseorang yang bisa mengurus bisnis besarnya.

“Dia punya kecerdasan dan kemampuan. Dia harus segera diangkat menjadi CEO Fadeyka Energy,” ucap Tuan Dmitry sambil menggagahkan diri di dalam istananya.

Tetua Romanov menolak. Selaku orang kepercayaan Tuan Dmitry, pendapat beliau sering diterima. “Dia terlalu sangat muda jika diangkat menjadi CEO. Dia baru saja lulus dan sangat minim pengalaman. Otak saja tidak cukup, Tuan. Jika Anda salah langkah, perusahaan besar Anda akan bahaya.”

Tetua Romanov ada benarnya. Beliau selama ini memperhatikan gerak-gerik Hanz Fadeyka. Ya, anak kandung ketiga dari Tuan Dmitry. Di matanya, meskipun punya kejeniusan, tapi tidak layak, dan ketidaklayakan itu jelas punya alasan tersendiri bagi Tetua Romanov. Parahnya, alasan itu sebetulnya berbahaya seandainya Tuan Dmitry menyadarinya.

Tidak selamanya orang kepercayaan akan selalu bisa dipercaya. Hati manusia lemah.

Beberapa jam kemudian, Hanz tiba di Istana Valaam yang sangat megah milik Tuan Dmitry. Perjalanan dari Swiss ke Rusia tidak akan lama karena Hanz dijemput dengan menggunakan jet pribadi milik Fadeyka Energy.

“Apa kabarmu, anakku?” tanya Tuan Dmitry lalu memeluk Hanz dengan sangat akrab.

“Baik dan sehat, Ayah. Aku harap Ayah juga selalu sehat,” balas Hanz ramah dan sopan.

Selama hidupnya, Hanz baru dua kali menemui ayah kandungnya. Sekali waktu dia masih SMA, itu pun karena Tuan Dmitry sedang sakit. Bukan karena kangen atau alasan lain.

Bahkan, orang yang tahu bahwa Hanz merupakan bagian dari Keluarga Fadeyka cuma segelintir. Kebanyakan orang di istana tidak tahu bahwa Tuan Dmitry punya anak, kecuali Misha saja.

Rahasia yang sangat dijaga!

Tuan Dmitry menatap bingung, “Kenapa pakaianmu jelek sekali, anakku? Kemeja ini sangat murah. Kau tidak pantas memakainya.”

Hanz tersenyum ramah, lalu menjawab, “Ayah, bukankah Ayah sendiri yang ingin agar aku tidak tampak seperti orang kaya?”

Tuan Dmitry menghembuskan napas kasar lalu berkata, “Betul. Maafkan Ayah karena sudah menyusahkanmu, anakku. Seharusnya kau tidak menderita seperti ini selama dua puluh tahun lebih.”

Anehnya, ketika Tuan Dmitry memberikan uang, Hanz selalu menolak. Sepeser pun Hanz tidak pernah menerima uang dari ayahnya.

Hanz berkata, “Aku malah senang hidup seperti ini. Ada sebagian temanku, karena mereka kaya dan terus berada dalam kasih orang tua, mereka sulit dewasa. Aku harusnya berterima kasih pada Ayah karena telah diajarkan menjadi pria mandiri.”

Mendengar itu, Tuan Dmitry terharu. Lalu dipeluknya lagi Hanz sangat erat. “Kau akan mengurus bisnis Ayah sekarang juga, Hanz,” ucap Tuan Dmitry dengan nada tegas.

Hanz langsung melepaskan pelukan ayahnya. Seketika, wajahnya berubah tertekuk. Senyumnya kian mengendur. Bukan karena ingin durhaka, tapi Hanz jelas belum siap jika disuruh menjadi CEO. Fadeyka Energy terlalu besar.

“Kak Stefan lebih pantas, Ayah. Dia lebih dewasa dariku. Lagi pula, aku mau lanjut S2 dahulu. Sementara kakak baru saja menyelesaikan magister-nya. Biarkan dia saja.”

Siapapun, jika disuapi sepotong roti, tidak bakal menolak. Namun, Hanz menolak jabatan CEO dan dengan santai menyerahkan posisi tertinggi itu buat saudara kandungnya.

Di saat sebagian orang di luar sana saling sikut bahkan saling bunuh lantaran memperebutkan harta warisan, Hanz malah berlapang dada dan mengalah, bahkan merendahkan dirinya karena merasa tidak pantas.

Padahal, Tuan Dmitry mengawasi Stefan dan Hanz selama ini. Berdasarkan penilaian beliau, Hanz sang adik justru lebih layak menjadi CEO saat ini.

Tuan Dmitry menatap Hanz lekat-lekat dan berkata, “Kau belum pernah bertemu dengan kakakmu kecuali waktu kecil. Sudah belasan tahun. Darimana kau bisa menilai bahwa kakakmu lebih pantas? Lantaran usia dan status?”

Hanz tak menjawab karena memang tidak punya jawaban. Namun, dia juga tidak bisa menilai dirinya sendiri sanggup.

Meskipun Hanz nantinya ingin membuktikan kepada ayahnya bahwa dia memang layak diperhitungkan sekaligus berbakti kepada ayahnya, tetapi dia tetap rendah hati dan tidak merasa diri bangga diri.

Sebaliknya, Tuan Dmitry sangat menyanjung Hanz karena semua kebolehannya. Beliau sangat bangga terhadap semua pencapaian Hanz.

Hanz berkata lembut dan tidak mau sampai melukai perasaan ayahnya, “Aku masih butuh banyak belajar, Ayah. Tapi, aku janji, tidak akan mengecewakan ayah nantinya."

Setelah bercerita panjang dan bercanda berdua saja di sebuah ruangan khusus istana, Tuan Dmitry pun menyampaikan permasalahan yang tengah dihadapi Fadeyka Energy saat ini.

Beliau berkata, “Ada satu lawan bisnis Ayah yang sedang memberikan ancaman. Jika Ayah tidak bersedia memenuhi tuntutan mereka, mereka akan meretas sistem keamanan perusahaan, lalu melakukan tindakan berbahaya dan merugikan.”

Hanz tercengang. Dia memang barusan menolak perintah ayahnya karena sebuah alasan, tapi sekarang dia tidak bakal menolak untuk membantu ayahnya. Dia bertanya sambil mengernyitkan kening, “Apa orang perusahaan sudah melacak siapa yang memberi ancaman itu?”

“Ada beberapa ahli IT Fadeyka Energy berusaha melacaknya, tapi gagal. Pelakunya belum diketahui.”

“Ayah, ada berapa perusahaan yang saat ini melobi Fadeyka Energy?”

“Ada tiga,” balas Tuan Dmitry.

Hanz langsung mengeluarkan laptopnya, kemudian mengutak-atik selama beberapa menit. Lalu, dia bertanya dengan wajah yang sangat serius, “Apa di antara tiga tersebut salah satunya adalah Lukgaz?”

Tuan Dmitry mengangguk pelan. “Betul. Mereka rencananya akan meminta suplai minyak mentah dari Oilzprom untuk memenuhi kebutuhan tiga puluh persen produksi mereka selama enam bulan ke depan. Saat ini, Lukgaz sedang krisis.”

Hanz menutup laptopnya, lalu berkata, “Ayah, aku sudah melacak pelakunya. Ada satu orang hacker suruhan Lukgaz yang telah memberikan ancaman. Dia hanya menggertak dengan mengirimkan malware yang tidak begitu berbahaya.”

“Kau bisa menyelesaikan masalah ini, anakku?”

Hanz menjawab tegas, “Aku tidak akan berlama-lama di sini, Ayah. Aku ingin mengurus studi S2-ku. Pelakunya besok pasti akan masuk penjara dan Lukgaz pasti akan malu!”

*

*

*

NOTE :

Pada Season 1 (Bab 1 - 110) merupakan alur pendek, satu bab bisa terdiri dua sampai empat scene. Metode penulisan masih menggunakan metode penulisan novel buku, bukan novel online.

Plot terkadang terkesan melompat-lompat, tetapi Author jamin alur cerita mudah dipahami.

(Selamat Membaca)

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status