Share

Bab 288

Ketika Chuanchen menyaksikan Avraam hanya mengenakan celana pendek saja dan bertelanjang dada, dia pun terpana dan dadanya berdesir. Dia merasa canggung saat berdampingan bersama Avraam. Tapi sebisa mungkin dia menetralisir hatinya agar tetap tenang dan menguasai keadaan. Bukankah dia sudah terbiasa menghadapi para lelaki?

“Pemandangan yang sungguh indah,” ujar Avraam sambil membenarkan tata letak kaca mata pantainya.

Chuanchen tersenyum lebar. “Pattaya memang indah. Setiap pekan aku pasti berkunjung ke Pattaya. Menikmati suasana pantainya. Atau menikmati segala hal yang ada di sini. Apa kau betah?”

“Tentu aku betah di sini.”

Chuanchen bergumam dalam hati. ‘Apa kau betah karena aku, Avraam?’ Sedari tadi dia terus mencuri-curi pandang Avraam.

Rahang yang teguh dan rambut yang cepak ala tentara itu semakin mengalihkan dunia Chuanchen. Berulang kali dia menggigit bibirnya dan mengulum lidahnya sendiri.

Rasanya, dia butuh waktu selama beberapa hari untuk bisa terus bisa bersama Avraam. D
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status