Share

Bab 3

Tuan Dmitry memberi tahu pada Hanz bahwa Mikhailovic Lukinov bersama anak perempuannya akan berkunjung ke kantor Oilzprom untuk mengajukan pembelian minyak mentah dengan jumlah yang sangat besar. Mikhailovic sudah menyiapkan uang sebanyak seratus juta dollar sebagai dp-nya saja.

Lukgaz hanya punya sedikit sumber minyak mentah di Rusia dan selebihnya mereka terkadang mengandalkan pembelian dari luar. Selama ini Lukgaz tidak pernah membeli langsung kepada Oilzprom karena dua perusahaan tersebut punya persaingan yang cukup kuat.

Bukannya Oilzprom tidak mau dan tidak mampu, hanya saja cara yang dilakukan oleh Lukgaz sangat licik. Tuan Dmitry awalnya bingung, jika beliau tidak memenuhi tuntutan salah satu dari tiga, berarti perusahaannya dalam bahaya.

Namun, Tuan Dmitry akhirnya tahu, Lukgaz si pesaing yang tidak pernah bisa melampaui Oilzprom ini rupanya tidak bisa bersaing secara sehat. Apakah Mikhailovic lupa seberapa besar Fadeyka Energy? Apa dia sudah gila ingin bermain api bersama Tuan Dmitry?

Di Istana Valaam.

Hanz menggeram. Ada seringai di wajahnya. “Aku tidak perlu ke kantor Fadeyka Energy ataupun ke kantor Oilzprom, Ayah. Aku bisa mengurus mereka dari sini.” Dari laptopnya Hanz bisa melihat situasi di sekitar kantor Oilzprom. Kemampuan hacking Hanz tidak ada yang meragukannya. Dia melihat Alyona berjalan bersama Mikhailovic dan baru saja masuk kantor.

“Ayah, silakan hubungi Presiden Direktur Oilzprom sekarang. Jangan pernah menyetujui permintaan mereka apapun alasannya. Jika mereka mengancam, terima saja ancaman mereka. Jangan pernah takut!” Hanz makin menggeram. Lalu, ada beberapa hal lain juga yang disampaikan oleh Hanz pada ayahnya.

Segera Tuan Dmitry menghubungi Harry Gorbachev.

Hanz meng-klik kamera cctv yang berada di parkiran. Dia melihat Mark tengah berdiri di samping mobilnya. Sekarang, dia akan membuat perhitungan terhadap Alyona dan Mark.

Di kantor Oilzprom.

Alyona yang sebentar lagi menjabat sebagai salah satu manager di Lukgaz, sengaja diajak oleh Mikhailovic untuk diberikan pembelajaran. Alyona tampil menawan meskipun dia hanya jadi patung.

Di ruang kerja Dirut Oilzprom, Harry menyambut baik kedatangan pimpinan tertinggi Lukgaz bersama putrinya. Namun, dengan berat hati Harry menyampaikan bahwa Oilzprom tidak bisa menyetujui kemauan Lukgaz.

Mendengar itu, Mikhailovic terperanjat. “Bagaimana dengan dua perusahaan migas lainnya? Apa usulan mereka disetujui?” tanyanya penasaran. Wajahnya ketar-ketir.

Harry menegakkan bahu dan menjawab, “Sesuai dengan keputusan pemilik Fadeyka Energy, Tuan Besar Dmitry Fadeyka, bahwa Oilzprom menyetujui usulan dua perusahaan tersebut, dan tidak untuk Lukgaz.”

Biji mata Mikhailovic rasanya mau meloncat keluar. Mulutnya menganga lebar. “Saya tidak percaya! Apa alasan Tuan Dmitry menolak permintaan saya? Jika Oilzprom tidak menyetujui usulan saya, Lukgaz bisa mengalami kerugian besar selama enam bulan ke depan.”

Harry tidak peduli dengan wajah sok menyeramkan itu. Baginya, suara membentak itu tidak akan mengubah keputusan yang telah diberikan. Harry patuh pada bos besarnya.

Sesuai dengan apa yang tadi dikatakan Hanz pada ayahnya, Harry pun tugasnya hanya penyambung lidah, dia berkata tegas pada Mikhailovic, “Tuan Dmitry tidak senang dengan kehadiran anak perempuan Anda. Alyona, yang baru saja menyakiti perasaan seorang pria, padahal sudah empat tahun menjalin hubungan. Putri Anda pembawa sial.”

Jidat Mikhailovic berkerut tiga. Kedua sudut bibirnya pun ikut berkerut. Lalu, dia menoleh ke arah Alyona dan berkata dengan sangat heran, “Kau tidak berbohong, Alyona?”

Alyona tersentak. Dia dinilai sebagai pembawa sial? Tiba-tiba, wajahnya sangat meleleh. Bibirnya turun seperti bibir nenek-nenek. Perlahan kepalanya pun menunduk. Alyona membisu.

Tidak ingin ada perdebatan di antara ayah dan anak, Harry melanjutkan, “Dan pembawa sial terbesar adalah pria bernama Mark! Apa dengan membawa Mark ke Oilzprom dengan lantaran bapaknya manager di sini kemudian usulan ini bakal diterima?”

Sepasang kuping Mikhailovic rasanya mau meledak. Project besar-besaran selama enam bulan dalam rangka menutupi krisis ini bisa batal lantaran dua pembawa sial yang pergi bersamanya?

Sebuah alasan yang tidak masuk akal! Tapi, Tuan Dmitry bukan orang bodoh. Tuan Dmitry koneksinya luas dan banyak tahu segala hal. Bahkan, urusan pribadi putrinya saja beliau sampai tahu.

Mikhailovic kikuk. Dia menatap bingung dan berkata dengan terbata-bata, “Jadi, harus saya apakan putriku dan kekasih barunya?”

Harry menjawab dengan tenang, “Sesuai dengan perintah Tuan Dmitry. Mereka berdua tidak akan mendapat perlakuan apapun. Hanya saja, proposal ini jelas tidak akan diterima.”

“Tidak bisa seperti itu!” Mikhailovic ngamuk. “Apa hubungannya antara usulan yang saya bawa dengan urusan pribadi anak saya? Terserah, mereka berdua pembawa sial atau bukan, yang penting proposal ini disetujui.”

Harry menggeleng sambil tersenyum ramah. “Tidak bisa. Keputusan Tuan Dmitry sudah bulat. Sekarang, silakan keluar dari kantor, dan bawa pulang dua pembawa sial itu!”

Sementara di istana milik Tuan Dmitry, Hanz sudah menemukan keberadaan si hacker yang sebentar lagi akan melakukan peretasan di Oilzprom. Tidak butuh waktu lama bagi Hanz. Segera dia mengirimkan titik lokasi tersebut kepada pihak kepolisian dan Fadeyka Army.

Jika dibiarkan, pelaku yang sudah dibayar sebesar lima puluh ribu dollar tersebut, akan menyerang sistem keamanan serta memanipulasi beberapa aliran minyak. Intinya, proses di kantor dan di kilang akan terganggu sehingga Oilzprom akan mengalami kerugian dalam waktu cepat atau lambat.

Si pelaku pun berhasil diciduk di rumahnya sendiri. Namun, karena tidak punya bukti otentik, Mikhailovic yang menjadi dalang peristiwa ini tidak bisa ikut diamankan. Apalagi, pelaku tidak mengaku ada yang menyuruhnya. At least, Mikhailovic mendapat efek jera.

Sementara Alyona merasa terpukul. Kisah antara Hanz dan Alyona sudah cukup sampai di sini. Hanz bukan tipe pria yang gampang bersedih lantaran wanita. Dia terlalu mewah untuk wanita pengkhianat seperti Alyona, jika nanti dipertemukan lagi, sebuah perhitungan tentu akan dibuat.

Saat ini, Tuan Dmitry tersenyum puas dan berkata riang di istananya, “Sudah Ayah bilang. Kau punya bakat, anakku. Ayah ingin kau segera mengemban tugas ini.”

Hanz mengehela napas pelan, menyandarkan punggungnya, lalu menjawab, “Sekali lagi, aku tidak mau durhaka pada Ayah, mungkin tidak sekarang. Menjadi CEO butuh proses panjang, Ayah. Tidak semudah di cerita fiksi.”

Tuan Dmitry tidak bisa mengelak. Beliau harus sepakat dengan perkataan anaknya.

“Aku akan tetap mengontrol Fadeyka Energy, Ayah. Aku akan menjaga dan membantu perusahaan Ayah.”

Tuan Dmitry harus mengambil langkah lain, karena jika tidak, kondisi fisik yang tidak memungkinkan tentu akan menyulitkan, oleh karena itu beliau harus menunjuk anak keduanya sebagai CEO Fadeyka Energy menggantikan CEO saat ini.

Hanz bertanya dengan wajah antusias, “Apa kabar kakakku Stefan di Amerika sana, Ayah?”

Tuan Dmitry menjawab, “Harapan Ayah, kabarnya baik. Dan dia bisa sepertimu.” Wajah Tuan Dmitry menampakkan ekspresi tidak percaya diri. Setelah mengingat-ingat kehidupan Stefan di Amerika, beliau ragu kalau Stefan karakternya sama seperti Hanz. Raut kecemasan tercetak jelas di wajah beliau.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status