Share

117. Kebahagiaan Bertumpuk-Tumpuk

Alula mengesot menuju pintu, lalu membuka pintu itu sedikit kesusahan.

“Tolong. Perutku sakit sekali,” ujarnya sambil menangis ketika tubuhnya sudah mencapai luar. Kebetulan ada orang yang lewat. Setelah itu, Alula tidak sadarkan diri.

**

Alula mencoba membuka mata. Ia merasa tubuhnya sakit semua. Wanita itu mendesis.

“Alhamdulillah, kamu akhirnya sadar juga, Nak. Apa yang kamu rasakan? Bentar, Ibu panggil perawat.” Nur memekik.

Alula meraba perut sambil menangis.

“Apa anakku masih selamat, Bu?” Alula balik tanya.

“Alhamdulillah masih selamat.” Sebuah suara menyahut, membuat Alula memalingkan wajah.

Alula terus menangis. Wajahnya masih melengos, enggan menatap pemilik suara itu.

Sementara Nur sudah pergi dari sana, mencari perawat untuk melaporkan Alula sudah sadar.

Lutfan menyentuh tangan Alula yang tidak terpasang jarum infus, mengecupnya lembut. “Jangan pergi tanpa pamit kayak gini lagi, Sayang. Mas rasanya mau ma*ti.”

Alula berusaha menarik tangannya, tetapi tidak berhasil. Air ma
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Zumrotul Hamamah Busri
Tq author cantik ditunggu karya selanjutnya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status