Share

Bab 17

Selembar kertas surat dari pengadilan ada di tanganku sekarang. Kuembuskan napas panjang berharap mendapatkan kelegaan dari sana. Haruskah aku datang  untuk sidang perdana perceraianku dengan bang Dion. Atau tidak menghadirinya agar proses ini lebih cepat.

"Datanglah," ucap Bang Dion menghampiriku.

"Baik."

Kami hanya bicara seperlunya. Tidak ada basa-basi atau apapun itu. Bicara singkat dan padat tanpa embel-embel apa-apa. Di hadapan si kembar juga sama saja. Terkadang mereka bertanya kenapa kami. Aku jawab lelah. Ya, lelah dengan hubungan suami istri yang rumit.

Setelah menitipkan anak-anak di rumah Umi, aku pergi ke pengadilan agama. Dengan mengendarai taksi online aku menuju lokasi persidangan. Ini yang terbaik untuk kami.

Air mata tumpah begitu sampai gedung pengadilan. Haruskah ini berakhir di sini? Tidak ada cara lain untuk mas
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status