Beranda / Horor / UNDANGAN GAIB / Toilet rusak

Share

UNDANGAN GAIB
UNDANGAN GAIB
Penulis: Agita vanesa meirosy

Toilet rusak

last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-18 08:58:07

"Pak? Bapak ngapain di dalam?"

Aku tersentak saat seorang petugas hotel menegurku, ketika aku baru saja keluar dari toilet.

"Ngapain? Ini kan toilet mas, kok ngapain sih?"

"Memangnya airnya bisa pak?"

"Bisa kok, lancar. Buktinya sekarang perut saya sudah plong."

Niatku bercanda namun raut lelaki didepanku justru terlihat tegang.

"Pak, coba bapak lihat lagi. Toilet ini sudah lama rusak. Sudah berkali-kali di perbaiki tapi tetap saja rusak lagi. Lampunya saja mati, tiap diganti bentar pasti putus lagi. Makanya di pintunya di tulis bahwa toilet ini sedang dalam perbaikan."

Aku sontak kaget dan segera berbalik. Benar saja, toilet tersebut terlihat gelap dan ada tulisan "sedang dalam perbaikan" Perasaanku mengatakan hal yang tidak baik, sekujur tubuhku seketika merinding.

"Astaghfirullah halazim, sumpah mas tadi lampunya nyala. Saya juga dua kali ke toilet itu dan airnya nyala kok, saya bersihkan kotoran saya sampai bersih."

Aku masih tidak percaya dengan apa yang aku lihat. Badanku sontok langsung lemas dan menarik lelaki itu masuk kedalam toilet yang benar-benar gelap, setiap toilet pun terkunci. Aku menarik-nariknya namun gagal.

"Mas, tapi tadi ada tamu lain yang juga menggunakan toilet ini selain saya."

"Emmm... Bapak tenang dulu, bapak menginap disini kan? Mari saya antarkan pak, bapak menginap dikamar nomer berapa?"

Aku menyebutkan nomer kamarku dan masih merasa tidak percaya dengan apa yang baru saja aku alami.

***

Namaku Bayu, aku adalah seorang Master of Ceremony, hari ini aku sedang mengisi acara ulangtahun istri seorang pengusaha besar di jawa timur.

Seperti biasa, aku mendapatkan sebuah kamar untuk beristirahat sebagai fasilitas. Hotel dimana aku menginap sekaligus tempat acara kali ini adalah sebuah hotel yang cukup terkenal dan mewah, jadi aku sama sekali tidak berpikiran macam-macam.

Hingga ketika di tengah-tengah acara, perutku benar-benar terasa melilit, namun sayangnya kamar mandi yang berada di dalam hall penuh. Karena aku sudah tidak tahan lagi, aku memutuskan untuk memakai kamar mandi yang ada diluar. Tepatnya di ujung lorong.

"Sudah lama menjadi MC mas?"

Aku tersentak kaget ketika tiba-tiba ada seorang lelaki keturunan Tionghoa yang menyapakmenyapakuu, padahal seingatku ketika masuk tadi, toilet dalam keadaan kosong. Lantas kapan orang ini masuk?

"Sudah dari tahun 2009 ko."

"Sudah cukup lama juga ya mas. Mas nya asli mana?"

"Saya asli Surabaya ko. Mohon maaf ko, saya permisi dulu, sepertinya band nya sudah selesai, saya harus mengisi acara lagi."

"Iya mas, silahkan. Tapi nanti saya minta waktunya ya, ada yang perlu saya sampaikan, dan minta mau tolong sama masnya."

Aku mengangguk dengan sopan dan segera berlalu, tidak ada yang aneh, ku kira semua berjalan dengan normal.

Hingga ketika acara selesai, perutku kembali melilit dan lagi-lagi kamar mandi di dalam hall sedang digunakan. Terpaksa aku berlari ke kamar mandi di ujung lorong tadi.

"Selama malam pak."

Seorang petugas hotel menyapaku dengan ramah.

"Malam."

"Loh pak, itu toiletnya... "

Entah apa yang diucapkan petugas hotel tadi, aku tidak peduli, sebab aku sudah tidak tahan lagi untuk menuntaskan hajatku.

"Saya mau minta tolong sama masnya untuk mengisi acara di pernikahan saya besok."

Aku benar-benar kaget bahkan sampai melompat kecil ketika lagi-lagi lelaki keturunan Tionghoa itu mengagetkanku.

"Ya ampun ko, kaget saya. Koko kok bisa tiba-tiba datang? Kita sudah seperti janjian saja ke kamar mandinya."

Aku tertawa kecil untuk mengurangi rasa gugupku.

"Jadi gimana mas? Bisa besok mengisi di acara pernikahan saya?"

"Besok kebetulan saja kosong ko, memang acaranya dimana? Koko sendiri yang mau menikah?"

Hening.

Saat aku menoleh ke arah lelaki itu, aku melihatnya menunduk dan wajahnya tampak begitu pucat. Ekspresinya pun memperlihatkan bahwa dia sedang bersedih.

"Besok saya akan menikah di kampung alit dengan Rahayu, wanita yang sangat saya cintai. Dia mantan asisten rumah tangga saya mas, saat ini dia sedang mengandung anak saya."

"Baik ko, saya akan datang besok. Oh iya, nama koko siapa ya? Kita bahkan belum berkenalan, nama saya Bayu."

"Saya William, jangan lupa ya mas, besok datang ke kampung alit. Semua orang disana tahu siapa Rahayu."

Uluran tanganku diabaikan dan lelaki itu pergi begitu saja. Kami bahkan belum sempat membicarakan harga, aku juga belum sempat meminta kontaknya. Lalu bagimana aku menghubunginya?

Karena kebutuhanku sudah beres di kamar mandi itu, aku akhirnya memutuskan untuk keluar. Perutku benar-benar sudah lega.

Aku tidak menyangka, ternyata petugas hotel yang tadi menyapaku masih berdiri didepan kamar mandi seolah-olah sedang menungguku. Wajahnya menunjukkan ekspresi keheranan ketika melihatku yang baru keluar dari kamar mandi. Aku tidak mengerti apa yang salah dengan diriku.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • UNDANGAN GAIB   Pesan dari Mbak Lilis, untuk kita semua

    19. Pesan dari Mbak Lilis untuk kita semua"Tipu muslihat? Saya ini dimana mbak? Apa yang terjadi dengan saya? Lantas bagaimana nanti saya pulang?"Aku panik, aku mulai berdiri kebingungan. Diluar langit terlihat mulai gelap, namun dirumah ini aku masih bisa melihat semuanya dengan jelas, meski tanpa adanya penerangan. "Nggak usah bingung mas, aku sudah bertahun-tahun disini. Sebenarnya aku rindu sekali dengan keluargaku, namun sayangnya aku tidak bisa pulang. Padahal rumah keluargaku tak jauh dari sini, sayangnya mereka sudah melupakan aku.""Kenapa nggak bisa pulang mbak? Apa keluarga sampean nggak menjenguk sampean disini? Apa perlu saya antarkan pulang? Kebetulan saya bawa mobil, mobil saya diparkir di warung bawah sana."Namun bukannya langsung menjawab, wanita itu hanya tersenyum simpul. Senyuman yang begitu manis, hingga hatiku serasa berdetak tak karuan. Wanita di depanku benar-benar bisa menciptakan keindahan dalam sebuah kesederhanaan. "Jangan sampai terpikat dengan apa y

  • UNDANGAN GAIB   Teka-teki tentang Rahayu

    18. Teka-teki tentang Rahayu"Mas, mas, ssttt... "Aku melihat ke belakang, rupanya bu Wo aku memanggilnya seperti itu, dia sedang mengendap dan mengejarku. "Bu? Njih?""Husstttt... Ayo jalan terus."Bu Wo menarikku hingga keluar dari pekarangannya, mungkin takut bila ketahuan suaminya. Aku menurut, kami berjalan terburu. Karena jalan yang kami lalui menurun, jadi langkah kami menjadi setengah berlari. "Mohon maaf yang sebesar-besarnya ya mas atas sikap bapaknya tadi, saya sungkan sekali dengan njenengan, sudah kesini jauh-jauh malah disuruh pulang."Aku tersenyum getir, karena bingung, setelah ini harus kemana lagi aku mencari keberadaan Rahayu. "Tidak apa-apa bu, mungkin memang saya yang salah, bertamu di waktu yang tidak tepat. Mungkin bapak sedang capek."Si ibu menarik nafas. "Memangnya, masnya ini sedang ada perlu apa kalau saya boleh tahu? Selama saya kenal dan membina rumah tangga dengan bapak, saya tidak pernah melihat bapak semarah itu, bahkan sampai mengusir tamu.""Say

  • UNDANGAN GAIB   Segelas kopi hitam

    17. Segelas kopi hitam"Rahayu... ""Pak Tris!"Aku dan oak Tris sama-sama kaget ketika ibu warung itu membentak oak Tris. Entah apa maksudnya, namun yang jelas, tujuannya sudah pasti untuk menghalangi pak Tris bercerita kepadaku. Mengapa? "Ah, mas Bayu. Bukan wewenang saya untuk menceritakan semua ini. Kalau mas Bayu ingin tahu banyak, silahkan ke rumah pak Kamituwo saja. Beliau lah yang lebih banyak tahu tentang warga sini, dan saya juga takut salah-salah."Aku semakin bingung, memangnya ada apa dengan Rahayu, hingga menceritakannya saja seolah sebuah larangan dikampung ini. "Mas Bayu ini bukan wartawan kan yo?"Tanya ibu warung kepadaku. Kini beliau sudah duduk didepanku. Sepertinya kini mereka mulai curiga kepadaku, dan tanda tanya ku tentang siapa Rahayu semakin kuat. "Bukan bu, saya ini MC. Saya nggak ada keperluan apa-apa mencari Rahayu, selain untuk menyampaikan pesan yang harus saya sampaikan langsung kepada Rahayu. Saya sendiri sebenarnya juga belum kenal dengan Rahayu,

  • UNDANGAN GAIB   Kembali ke kampung Alit

    16. Kembali ke kampung Alit"Astaghfirullahalazim"Aku tersentak kaget ketika melihat wajah pucat yang menatap tajam kearahku. Jantungku berdetak begitu kencang, ingin rasanya aku turun dari mobil dan berlari saja. Namun ku tahan, aku mengatur nafas dan berdoa semampuku, namun saat aku membuka mata, sosok itu masih diam menatapku tak bergeming dari tempatnya. Aku mencengkram kemudi dengan kuat, bukan aku tadi memang menantangnya untuk keluar menunjukkan diriny? Toh ini masih pagi dan wujudnya layak ya manusia biasa, tidak ada darah ataupun luka. Hanya saja wajahnya pucat pasi dan tatapannya yang begitu tajam namun terasa hampa. Aku menarik nafas dengan kasar, aku ingin mengambil positifnya, mungkin dengan dia ikut, justru perjalanan ini semakin lancar. "Ko, niat saya baik untuk membantu sampean. Tolong sampean juga membantu saya dengan hal-hal yang baik. Kalian kan sesama hantu, bisa komunikasi kan? Bilang dong jangan mengganggu saya, saya kan tidak ada salah dengan mereka."Aku me

  • UNDANGAN GAIB   Restu Ibu

    15. Restu ibuKami saling bertatapan, aku memandang ibu yang sedang kebingungan. "Mana bu?""Sumpah Yu, tadi ibu beneran lihat kamu tidur disitu. Terus kamar kamu ini beneran bau busuk."Aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal. "Kamu juga sempet makan kok kemarin Yu, nggilani. Makanmu beneran kayak orang nggak pernah makan, beruantakan dan buanyak, ibu sampek ngomel-ngomel kemarin.""Tapi bu, kemarin Bayu nggak pulang. Mobil Bayu mogok dan jadi menginap dirumah teman."Aku berbohong kepada ibu, tidak ingin ibu semakin kepikiran jika ibu tahu cerita yang sebenarnya. "Kamu cuma bilang kalau pulang telat! Terus sopo Yu seng sama ibu dua hari ini? Beneran, ibu nggak halu, apalagi pikun. Dua hari ini ibu bener-bener berinteraksi sama sosok yang mirip kamu."Ibu sudah mulai histeris dan menahan tangis, wajahnya memerah. Aku memegang pundak ibu, dan mencoba menenangkannya. Hatiku juga sedih melihat ibu seperti ini, kenapa ibu harus ikut-ikutan diganggu seperti ini, sebenarnya apa salah

  • UNDANGAN GAIB   kamarku berbau busuk

    14. Kamarku berbau busuk"Saya pamit ya pak, bu. Terimakasih atas jamuannya serta bantuannya, salam buat warga kampung yang lain yang sudah membantu saya kemarin. Maaf sudah merepotkan dan membuat kegaduhan.""Iya nak sama-sama, jangan pikirkan itu. Kamu hati-hati dijalan. Banyak-banyakin doa dan dekatkan diri kepada Allah, hanya kepadanya kamu bisa meminta perlindungan.""Iya bu, terimakasih sekali lagi."Mereka mengangguk dan mengantarkan ku hingga kedepan. Perlahan ku pacu mobilku keluar dari kampung ini dan menuju jalan raya. Selepas sholat subuh secara berjamaah, aku berpamitan kepada mereka. Banyak syukur ku panjatkan, dimana pun aku berada selalu dipertemukan dengan orang baik. Perjalanan pagi seperti ini sangat menyenangkan, aku sengaja membuka kaca mobilku untuk menghirup udara yang masih segar. Lalu lalang kendaraan belum terlalu banyak, sehingga udara masih belum tercemar oleh polusi. Aku mengingat-ingat kejadian akhir-akhir ini yang membuatku hampir gila, aku diteror h

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status