Setelah tiba di rumah Kenzo, Alex turun dari mobil dengan bantu Cinta. Mereka berdua masuk ke dalam rumah, dan menuju kamar Alex yang terletak di lantai 2 . James, Kenzo dan Riski membawa enam buah tas milik Alex."Cuma semalam di rumah sakit, nyuruh bawa baju sekarung. Kayak mau pindahan, dia enak tinggal jalan dengan tangan kosong. Lah kita yang menderita jadi tukang angkat barang-barang dia," ucap Kenzo yang membawa dua tas milik sahabatnya."Au nih, kagak tau kita capek apa..." sambung James."Sudah bawa aja, dari pada di marahin sama Cinta..." ujar Riski.Kedua pria itu mengangguk dan mereka masuk ke dalam rumah, sambil membawa tas milik Alex. Saat sudah di dalam, ketiga pria itu langsung terduduk di sofa ruang tamu, dan tas yang mereka bawa di letakkan di samping sofa tersebut."Gila, capek bener. Soalnya itu isi tas padat banget, tangan gue jadi sakit." ucap James."Iya, tangan gue juga sakit..." sambung Kenzo."Aku jadi haus," ucap Riski."Ambil minum gih, jangan lupa bawain ki
Di gedung tempat wawancara, Tuan Bima dan Nyonya Putri tengah duduk santai di kursi yang sudah disediakan oleh wartawan. Tanpa rasa malu, Adam masuk dan menghampiri kedua orang tuanya dengan perasaan kesal."Eh, kok kesini?" tanya Nyonya Putri."Duduk nak," ucap Tuan Bima."Aku paling tidak suka basa basi. Kenapa kalian berdua tega me---," ucapannya terpotong saat Tuan Bima menutup mulut anak laki-lakinya.Adam menepis tangan sang Ayah dan akan menghampiri wartawan yang sedang beristirahat. Namun, Tuan Bima menarik kuat tangan Adam sehingga memerah."Jangan ikut campur!" tegas Tuan Bima menatap anak sulungnya.Nyonya Putri hanya diam dan menyerahkan semuanya pada suaminya, Tuan Bima membawa anaknya keluar dari gedung dan mendorong tubuh Adam saat tiba di basement gedung."Akh," rintih Adam saat didorong.Tangan pria itu terluka dan menatap sang Ayah dengan tatapan datar. Tuan Bima menghampiri anaknya dan mengarahkan jari telunjuknya ke arah Adam. Pria itu hanya diam, dengan tatapan yan
Flashback *Setelah cukup lama keempat pria tersebut pergi. Indah masih tetap setia berdiri di ruang tamu sambil memegangi tangannya. Cinta dan Riski keluar dari dalam kamar, menghampiri Indah. "Kak." Sapa Cinta."Eh, kalian kenapa di sini?" tanya Indah mengusap rambut Riski."Istirahatlah, Riski. Kamu 'kan sedang tidak enak badan..." sambung Indah.Riski hanya diam dan memeluk lengan Cinta. Mereka memilih duduk di sofa dan Riski langsung bersandar di bahu sang kekasih. Indah hanya menatap sepasang kekasih tersebut dan ia ikut duduk di sofa. Saat mereka tengah duduk, tiba-tiba berita yang disiarkan pada televisi membuat ketiga orang itu terkejut. Riski meneteskan air matanya, dan perasaannya terasa sakit saat menonton video rekaman yang ditunjukkan Kenzo ke wartawan."Jadi, aku dan Kak Adam hanya boneka mereka untuk mendapatkan harta?" tanya Riski yang tak percaya dengan kenyataan dan ia menggigit kukunya."Sayang, tenangkan dirimu." jawab Cinta sambil memegang tangan Riski.Riski mul
Rumah Sakit Medistra.Tim medis sudah menangani Saskia, sedangkan Bayu menunggu di ruang tunggu dan terus menelepon Vendra, yang sedari tadi tidak mengabarinya."Kemana anak ini? Kenapa dia tidak menjawab teleponku. Aish, bikin khawatir saja. Tidak biasanya dia seperti ini." ucap Bayu yang sangat mengkhawatirkan temannya."Aish lebih baik, aku mengabari Kak Indah..." sambung Bayu.Bayu pun menelepon Indah dan setelah beberapa detik, akhirnya panggilan pun diangkat oleh Kakak perempuan Saskia."Kak Indah," ujar Bayu.[Iya, kenapa Bayu?]"Indah sekarang berada di rumah sakit, apa Kakak bisa datang kesini? Aku ingin mencari Vendra yang sedari tadi tidak mengabariku. Aku jadi khawatir dengan Vendra." jelas Bayu.[Astaga, adikku di rumah sakit? Baiklah Kakak akan kesana.]"Baiklah, Kak." jawab Bayu yang langsung mematikan ponselnya.Jelang beberapa menit, akhirnya Indah dan yang lain tiba di rumah sakit. Bayu langsung menghampiri Kakak perempuan Saskia."Bagaimana keadaan Saskia?" tanya Ind
Jam sudah menujukkan pukul 18.00 WIB.Riski keluar dari ruang terapi dan menghampiri Cinta yang tengah duduk sambil melamun dibangku, saat melihat jasad teman lamanya tadi. "Cinta," ucap Riski sambil memegang bahu sang kekasih. Cinta terkejut dan langsung melihat ke arah samping, kemudian dia tersenyum saat melihat Riski tengah duduk di sampingnya. "Sudah selesai terapinya?" tanya Cinta.Riski mengangguk dan tanpa sengaja ia melihat Adam tengah berjalan ke arahnya. Ia langsung mengejar sang Kakak dan tersenyum ke arah Adam."Eh, kenapa disini?" tanya Adam."Tadi Riski baru siap terapi. Kakak ngapain di sini?" balas Riski. "Ah, Saskia masuk rumah sakit makanya Kakak ada di sini..." sambung Adam.Riski hanya diam dan menganggukkan kepalanya, James masuk ke dalam rumah sakit membawa beberapa makanan, dan tidak sengaja melihat sahabatnya, kemudian ia menghampiri Cinta yang masih melamun."Dor! Li ngapain melamun? Mau kesurupan setan nyai ronggeng?" ucap James.Namun tidak ada respon sed
Setelah Agus dan anggota kepolisian lainnya, pergi dari rumah sakit. Adam dan Bi Minah masuk ke rumah sakit, mereka pun menuju ke ruangan tempat Saskia di rawat. Saat sudah berada di depan ruangan, Cinta langsung memeluk bibinya dan mencium pipi wanita paruh baya yang sudah menjaganya selama 3 tahun lamanya."Bi, kenapa penampilannya kusut seperti ini?" tanya Cinta yang merapikan rambut bibinya, yang berantakan."Tadi Bibi naik ke mobil yang mengangkut banyak sayur-sayuran, makanya penampilan Bibi kusut, seperti ini." jawab Bi Minah."Kok gak pakai taksi, Bi?" tanya Alex."Yang masih kecil harap diam," sambung Bi Minah sambil tertawa."Hua, iya Bi. Ini curut masih kecil, bantet lagi, haha." ucap Kenzo yang tertawa puas. "Ngajak baku hantam lo!" teriak Alex."Aish, kalian mah sehari kagak ribut bisa gak? Kepala gue sakit ini, bukti yang gue ambil kok bisa hilang ya? Padahal gua letakin di saku jaket tadi," ujar James yang bingung."Bukti apa?" tanya Adam."Yang tadi kita lihat di ruang
"Pak Dadang, lagi ngapain disana?" tanya Cinta yang baru saja keluar rumah dan menghampiri satpam kompleks."Eh, Neng Cinta. Ini neng ada orang yang hancurin tempat sampah. Jadi, Pak Dadang suruh ganti rugi, dianya malah kabur. Pak Dadang mah gak punya uang, gaji udah habis beliin obat buat anak. Tapi kalau gak diganti nanti Pak Dadang dimarahain, Neng." jawab Pak Dadang satpam kompleks.Cinta mengeluarkan uang dari saku celananya dan memberikan pada Pak Dadang. "Ini Pak, jadi gak perlu pusing lagi..." ucap Cinta. "Alhamdullilah, makasih atuh Neng. Kalau gak ada Neng, mungkin Pak Dadang dimarahin atasan dan ujung-ujungnya dipecat..." balas Pak Dadang."Gak papa, Pak. Jadi gak perlu mikirin uang untuk ganti tempat sampah," ujar Cinta yang membantu Pak Dadang membersihkan sampah yang berserakan.Pak Dadang dan Cinta pun bekerja sama memindahkan sampah yang berserakan ke tempat sampah depan kompleks. Setelah itu mereka berjalan masuk ke dalam kompleks dan berhenti di depan rumah Kenzo."
Mark menghentikan mobilnya di depan warung yang tidak jauh dari rumah sakit. Ia memukul stir mobil dan mengacak rambutnya karena kesal dengan ucapan Bi Minah tadi."Aku akan memusnahkan orang yang berusaha menghalangi rencanaku! Kau akan mati di tanganku nenek peyot! Siapa suruh kau bermain-main denganku?" tegas Mark memukul mobilnya.Semua orang yang berada di luar mobil menghampiri Mark, dan pria itu langsung menghidupkan mobilnya menjauh dari warga yang berdiri di dekat mobilnya tadi.***Bi Minah masuk ke dalam rumah sakit dan menghampiri Cinta. Ia langsung memeluk keponakannya dengan erat yang berada di ruang tunggu, ia seperti orang yang ingin mengucapkan perpisahan pada keponakan kesayangannya. Cinta membalas pelukkan bibinya dan menatap bingung saat melihat Bi Minah meneteskan air mata."Bibi kenapa?" tanya Cinta."Bibi tidak kenapa-napa kok, kamu sudah makan?" jawab Bi Minah."Sudah, Bi." balas Cinta."Yah, padahal Bibi mau makan bersamamu," sambung Bi Minah."Kalau begitu bai