Mirela terkejut mendengar ajakan bertemu dari Dean. Dia bimbang apakah meluluskan atau menolak ajakan tersebut. Entah mengapa Mirela merasa ada hal penting yang ingin disampaikan oleh Dean dan ini menyangkut dirinya juga.
'Apakah aku terlalu berprasangka?' Pikir Mirela galau.
"Halo?" sapa Dean, memastikan bahwa mereka masih tersambung.
"Ya, halo," sahut Mirela.
"Apakah kamu keberatan untuk bertemu denganku saat ini?" tanya Dean pelan ada juga terselip rasa kecewa di sana yang membuat Mirela menjadi semakin tidak enak.
Dean memang merasa kecewa mendapati keheningan Mirela di saat dia ajak bertemu. Pria itu berpikir apakah semua ini terlalu cepat? Tapi kalau dia terlambat lagi dia khawatir akan ada Rengga lain yang akan merampas gadis yang sudah lama dicintainya secara diam-diam ini.
Apalagi tampilan Mirela saat ini tidak kalah dari penampilan artis-artis papan atas yang sangat cantik dan glowing.
"Bukan begitu
Mirela hanya diam menanggapi perkataan Dean. Tidak lama kemudian makanan yang mereka pesan datang. Mereka menikmati makan dalam diam, sesekali Dean ikut membantu mengambilkan lauk yang jauh dari jangkauan Mirela untuk dicoba oleh gadis tersebut.Mirela menerima saja perlakuan Dean tanpa banyak kata dan mencicipi lauk yang diberikan Dean kepadanya. Dia mengerutkan kening ketika mencoba makanan tersebut. Makanan ini terbuat dari brokoli yang ditumis, rasanya gurih airnya kental dengan aroma bawang yang pekat."Apa ini?" tanya Mirela bingung."Itu brokoli," sahut Dean sambil tersenyum menggoda.Mirela cemberut, dia bukan anak kecil yang tidak tahu kalau lauk yang dia makan itu adalah brokoli. Bukan itu maksud pertanyaannya ..."Itu tumis brokoli bawang putih," kata Dean pada akhirnya."Kenapa airnya kental sekali?" tanya Mirela heran.
Mirela menatap Dean penuh selidik, mencari-cari kebohongan di matanya. Namun, yang dilihatnya hanyalah sorot mata jujur dari pria yang saat ini duduk di hadapannya."Sejak kapan kamu mengikuti aku?" tanya Mirela ingin tahu.Dia benar-benar heran ketika mengetahui bahwa Dean sudah lama menguntit dirinya tanpa dia sadari sedikitpun. Lucunya itu dia lakukan sebelum Mirela memiliki hubungan dengan rengga. Jadi kapan itu tepatnya? Apakah saat MIrela di sekolah menengah atas? Atau justru malah saat dia di sekolah menengah pertama.'Astaga? Apakah Dean seorang pecandu anak-anak?' tanya Mirela daam hati merasa terkejut dengan pemikirannya sendiri.Dia telah menjalin kasih dengan rengga sudah sejak di sekolah menengah atas pada tahun ke dua. Apakah pria di hadapannya ini menjadi penguntit di tahun-tahun pertamanya masuk sekolah menengah atas?"Aku pertama kali melihatmu dan mulai mengikutimu ketika kamu memakai pita warna-warni dengan kuncir y
Dean menjadi gelisah karena Mirela hanya diam saja, tidak juga memberikan jawaban apakah menerima atau menolak perasaannya. dia berusaha untuk sabar menunggu jawaban gadis yang saat ini berada di hadapannya dan sedang meremas-remas kedua telapak tangannya sendiri seperti sedang berpikir jawaban apa yang akan dia berikan kepadanya.Dean deg-degan menyadari bahwa Mirela mungkin saja merasa tidak siap mendengar pernyataan cintanya yang terlalu mendadak ini."Kamu tidak harus menjawabnya sekarang jika kamu tidak siap untuk memberikan jawaban, aku akan menunggu dengan sabar apa yang akan menjadi jawabanmu," kata Dean sambil menatap Mirela dengan penuh kelembutan."..."Malam yang semakin merangkak naik, angin yang berhembus semilir mengitari mereka dan tatapan mata Dean yang begitu mengasihi membuat Mirela merasa seperti berada di dunia mimpi."Tidak perlu menunggu
Di saat Dean dan Mirela sedang mengecap kebahagiaan, tiba-tiba Pras yang saat ini sedang nongkrong bersama Rengga di tempat yang sama dari ujung matanya menangkap bayangan Mirela dan Dean.Pras menjadi tidak fokus pada apa yang diceritakan oleh sahabatnya itu. Dia hanya menangkap intinya saja bahwa sahabatnya itu akan bercerai dari wanita yang saat ini menjadi istrinya. Selebihnya perhatian Pras terpecah pada apa yang terjadi di tempat adiknya dan Dean.'Apa yang mereka lakukan di sini? Mengapa mereka duduk begitu dekat?' pikir Pras penuh tanda tanya.Dalam sekejap semua pertanyaannya langsung terjawab dengan munculnya sebuah cincin dari tangan Dean dan setujunya Mirela untuk disematkan cincin di jari manisnya oleh Dean.Pras mengepalkan tangannya geram. Apa-apaan? Pikirnya marah. Apakah Mirela telah melupakan bahwa pria itulah dalang di balik batalnya pesta pertunangannya dengan
Dean mengantar MIrela yang kini telah menjadi kekasihnya pulang ke rumah yang dia tempati bersama kakaknya, Pras. Mirela mengajak Dean masuk ke dalam rumahnya.Dean memandang berkeliling, rumah itu memiliki desain yang sangat manis. Siapa pun akan betah jika berada di dalam rumah tersebut. Dean bertanya-tanya di dalam hati dari mana Mirela mendapatkan arsitek yang begitu pandai membuat rumah ini jadi terasa sangat nyaman saat seseorang berada di dalamnya. Dean jadi ingin merubah suasana rumahnya menjadi seperti ini.Mirela memerhatikan Dean yang sibuk memandang berkeliling di dalam rumahnya, dia tersenyum dan membiarkan saja pria yang kini telah menjadi kekasihnya itu meneliti seluruh isi rumahnya."Apakah itu bagus?" tanya Mirela sambil duduk di sofa dan menyuruh Dean melakukan hal yang sama."Sangat, ini sangat nyaman, apakah kamu dapat memperkenalkan arsitek itu kepadaku?" tanya Dean
Dean menatap Rengga sambil tersenyum miring, menertawakan betapa terkejutnya calon mantan iparnya ini ketika mendengar bahwa dirinya dan Mirela telah berpacaran.Pras menatap Dean dengan pikiran yang rumit. Jujur Pras benar-benar tidak menyukai adik perempuannya berhubungan dengan pria berbahaya seperti Dean. Dia berniat akan menanyakannya kepada Mirela jika semua orang-orang ini telah pulang.Rengga menatap sahabatnya Pras seolah bertanya apakah yang di katakan Dean itu adalah sebuah kebenaran. Namun, dia juga melihat sahabatnya itu tampak memandang Dean dengan tatapan yang sulit untuk ditebak."Kamu pasti bohong! Kalau kamu memang telah menjalin kasih dengan Mirela, kakaknya ini pasti akan tahu," kata Rengga sambil tertawa percaya diri.Dia ingat saat dia ingin mendekati Mirela sahabatnya ini adalah orang pertama yang dia mintai persetujuan karena Pras berkata siapapun yang ingin mendekati adiknya itu harus melalui persetujuannya."
Pras mendekati Dean dan Mirela, Dean menaruh telunjuknya di depan bibir melarang pras mengeluarkan suara apapun yang dapat mengganggu tidur pulas kekasihnya.Pras mengambil secarik kertas dan menuliskan bahwa dia akan memindahkan adiknya ke kamar. Namun, Dean membalikkan kertas tersebut setelah menuliskan jawaban bahwa dia yang akan memindahkan Mirela ke kamarnya dan meminta Pras menunjukan di mana kamar milik Mirela berada.Pras hampir protes jika tidak diingatkan oleh pandangan tajam Dean bahwa Mirela sedang tidur pulas. Dia merasa kesal mengapa sebagai pemilik rumah malah dia yang diatur-atur oleh Dean?Dean mengangkat Mirela dengan sangat hati-hati dan memperlakukannya seolah emas permata yang berharga membuat Pras tidak tahu lagi harus berkata apa melihat bagaimana cara Dean memperlakukan adiknya. Jelas itu sangat berbeda jauh dari Rengga.Pras menunjukan kamar Mirela sambil mengikutinya dari belakang, dia tidak ingin Dean mengamb
Mendengar apa yang dikatakan oleh pria yang saat ini menjadi kekasih adiknya ini, Pras di dalam hati mengakui kebenaran yang dikatakan oleh Dean. Memang benar Rengga adalah seorang kapitalis tulen, dia menilai segala sesuatu melalui materi dan untung rugi, maka tidak heran dia mau melepaskan pertunangannya dengan Mirela sekalipun akhirnya dia malah merasa menyesal."Sudah malam, aku pulang dulu," kata Dean sambil menepuk pundak Pras dan berlalu.Pras membiarkan saja Dean keluar tanpa diantar, dia berpikir kalau sudah menjadi kekasih Mirela artinya dia bukan lagi tamu di rumah mereka.Sementara itu Rengga tampak duduk di ruang kerjanya dengan pakaian lecek dan rambut yang berantakan. Banyak kertas dan barang-barang lain yang bertebaran di lantai seolah telah tersapu badai."Bagaimanapun caranya aku harus menghalangi hubungan Dean dan Mirela agar mereka tidak sampai menikah!" kata R