Sejak tanpa sengaja melihat keberadaan wanita yang menjadi penyebab utama kehancuran hidupnya di rumah sakit, Helena menjadi lebih protective terhadap Mayra. Ia berusaha semaksimal kemampuannya untuk menjaga Mayra dari wanita tanpa hati nurani yang melahirkan adik tirinya tersebut. Ia tidak boleh lengah agar tidak ada celah atau kesempatan bagi wanita tersebut untuk mendekati Mayra. Bukannya ingin memutus hubungan antara seorang anak dengan ibunya, tapi ia hanya tidak mau Mayra diperalat oleh wanita yang melahirkannya tersebut. Cukup dirinya saja yang menjadi korban ketamakan sekaligus keserakahan wanita gila dan tanpa hati nurani itu.
Seperti hari ini, Helena memutuskan untuk mengantar Mayra les. Hari-hari biasanya Mayra berangkat les bersama temannya yang rumahnya tidak terlalu jauh dari tempat tinggal mereka. Karena rasa cemas selalu berhasil mengusik benaknya, maka ia pun sengaja meluangkan waktunya untuk mengantar Mayra ke tempat tujuanny
Daripada memendamnya sendiri, akhirnya Helena memilih akan menceritakan mengenai kedatangan Felix waktu itu kepada Diandra yang sedang berkunjung ke rumahnya. Diandra datang sambil membawakannya oleh-oleh setelah pulang liburan dari Bali. Hari ini Helena sengaja menutup salonnya, karena tadi pagi ia harus menghadiri rapat orang tua di sekolah Mayra dan baru pulang beberapa menit sebelum Diandra datang. Helena mengajak Diandra mengobrol di teras belakang rumahnya, supaya lebih santai dan merasa leluasa.“Len, sejak kapan di dalam rumahmu terdapat banyak vas kaca berisi bunga tulip putih?” Diandra merasa heran saat memerhatikan suasana di dalam rumah yang dulu pernah ditempatinya, tidak seperti biasanya. “Di sini juga ada ternyata,” imbuhnya saat melihat vas kaca berisi bunga tulip putih juga menghiasi meja sudut yang ada di teras belakang.Sebelum memberikan jawaban Helena membiarkan Diandra terlebih dulu menyeruput ju
Pengakuan cinta Felix lebih membuat Helena terkejut dibandingkan tindakan laki-laki tersebut yang memeluk tubuhnya dari belakang secara tiba-tiba. Helena dengan jelas dapat mendengar deru napas Felix yang sedikit terengah di samping telinganya, setelah laki-laki tersebut usai menyatakan perasaannya. Helena tidak memungkiri jika detak jantungnya menjadi lebih cepat setelah mendengar pernyataan cinta yang diungkapkan oleh Felix secara tiba-tiba. Walau dulu sering merasakan dekapan hangat milik Felix dan menikmati kenyamanannya, tapi berbeda dengan yang dirasakannya kini. Saat ini perasaannya sangat campur aduk ketika tubuhnya didekap erat oleh laki-laki tersebut.Helena memejamkan mata sambil mengembuskan napasnya dengan pelan berulang kali agar detak jantungnya kembali normal, sebelum ia menanggapi pengakuan cinta yang Felix ungkapkan padanya. Selama menenangkan perasaannya agar menjadi lebih tenang, Helena membiarkan Felix tetap bergeming pada posisinya. Bahkan,
Menuruti permintaan Helena, mulai hari ini Felix berhenti mengirimkan buket bunga tulip putih ke rumah wanita tersebut. Felix melakukannya bukan karena menyerah, melainkan hanya tidak ingin Helena semakin meradang dan menutup pintu hatinya jika ia mengabaikan permintaan tersebut. Keinginan Felix untuk mendapatkan maaf yang sebenarnya dari Helena semakin besar setelah melihat sikap wanita tersebut padanya. Walau sikap Helena padanya terlihat ketus, tapi ia yakin hati wanita tersebut masih lembut seperti dulu.Hari ini Felix mencoba menahan diri agar tidak mendatangi kembali rumah Helena setelah jam kantornya bubar, padahal keinginannya sangat menggebu. Tentu saja ia tidak akan menyerah memohon kepada Helena agar diberi kesempatan untuk menebus kesalahan dan perbuatan kejamnya dulu. Meskipun harus menjatuhkan harga dirinya, ia sangat rela melakukannya. Selain ingin menebus kesalahan dan perbuatannya, ia juga mau membuktikan kepada Helena mengenai perasaan tulus ya
Setelah cukup lama melakukan wawancara dengan para pelamar yang ingin mengisi posisi sekretarisnya, akhirnya Felix sudah menentukan pilihannya. Ia meminta kepada Shinta untuk menghubungi seseorang yang sudah dipilihnya menjadi sekretarisnya agar datang ke kantor besok jam sepuluh pagi. Walau sebelumnya Felix telah mengenal calon sekretaris barunya tersebut, ia berharap Mariska bisa bekerja secara profersional. Ia memilih Mariska karena di antara para pelamar, perempuan itulah yang sesuai dengan kriteria yang dicarinya. Ia selalu meyakinkan dirinya jika Mariska pasti berbeda dengan Priska. Apalagi Mariska juga mengatakan jika ia sangat membutuhkan pekerjaan saat ini karena sang ibu tengah sakit dan sedang diopname.Hari ini Felix lebih bersemangat menyelesaikan pekerjaan kantornya, mengingat nanti sore ia diminta datang kembali ke rumah Helena oleh wanita itu sendiri. Walau belum mengetahui pasti keputusan apa yang akan disampaikan Helena nanti, tap
Walau sudah dua bulan bekerja di perusahaan Felix sekaligus menjadi sekretaris laki-laki tersebut, Mariska tetap merahasiakannya dari sang ibu. Ia tidak mau urusannya direcoki atau dicampuri jika ibunya mengetahui pekerjaan barunya dan siapa atasannya kini. Selama menempati posisi sebagai sekretaris Felix, ia selalu menunjukkan sikap profesionalnya dalam bekerja. Tentu saja tujuannya untuk menarik perhatian Felix. Selain itu agar laki-laki tersebut menilai kepribadian dan sikapnya sangat jauh berbeda dari mendiang sang kakak.Ternyata strategi dan usahanya selama ini dalam menarik perhatian sang atasan membuahkan hasil. Felix tidak lagi bersikap acuh tak acuh padanya. Kini sikap Felix jauh lebih ramah dibandingkan saat hari-hari pertama dirinya bergabung di perusahaan yang dipimpin oleh laki-laki tersebut. Ia tidak akan melewatkan kesempatan yang ada jika nanti sudah tiba waktunya untuk membuat atasannya tersebut takluk.Seperti hari ini, Ma
Helena mengembuskan napas dengan keras setelah tiba di dapur, karena ia tidak mendapati satu pun bahan makanan yang bisa diolah. Bahkan, di dalam kulkas pun isinya hanya camilan dan beberapa kalengsoft drink. Dulu urusan dapur dan persediaan bahan makanan memang menjadi tanggung jawabnya, walau uang yang digunakan untuk membeli tetap berasal dari kantong Felix. Tanpa membuang banyak waktu, Helena bergegas menujusupermarketyang letaknya masih satu gedung dengan apartemen Felix. Ia ingin membeli beberapa jenis bahan makanan yang mudah dimasak dan cocok dengan kondisi Felix saat ini.Setibanya disupermarket, Helena langsung menuju tempat bahan makanan yang ingin dibelinya. Mengingat Felix tidak terlalu pemilih dalam urusan makanan, jadi ia memutuskan ingin membuat sup ayam dicampur dengan beberapa jenis sayuran untuk laki-laki tersebut. Selain bagus untuk kondisi Felix saat ini, jenis makanan tersebut pun tidak mem
Usai menutup salon dan pegawainya sudah pulang, Helena bergegas ingin memasuki rumah. Hari ini ia ingin menjenguk Diandra yang kemarin malam telah melahirkan seorang putri di sebuah rumah sakit. Sebenarnya tadi siang ia ingin ke rumah sakit untuk melihat keadaan sahabatnya tersebut, tapi salonnya tidak bisa ditinggal karena pengunjung yang datang cukup ramai. Tidak mungkin juga ia membiarkan pegawainya seorang diri melayani pengunjung yang datang dan ingin melakukan perawatan di salonnya.“Len,” panggil seseorang dari luar pintu pagar saat melihat Helena di halaman rumah.Mendengar ada yang memanggil namanya, Helena pun langsung menoleh ke sumber suara. Ia menunggu laki-laki yang belakangan ini hampir setiap hari mendatangi rumahnya. “Ada apa?” tanyanya.“Kamu sudah dapat menjenguk Dee di rumah sakit?” Felix bertanya setelah berdiri di hadapan Helena.Helena menjaw
Malam ini Helena sangat sulit memejamkan mata. Usahanya yang dari tadi mencari posisi nyaman saat berbaring agar matanya bisa terpejam ternyata sia-sia. Helena akhirnya memilih berbaring telentang dan menatap langit-langit kamarnya yang sangat miskin cahaya. Pikirannya kini hanya dipenuhi oleh paras bayi mungil yang dilahirkan Diandra secara normal dan sehat. Tangannya secara refleks menyentuh permukaan perutnya yang datar dari luar piama tidurnya. Dengan lembut ia mengelus perutnya tersebut berulang kali. Kedua sudut matanya pun tanpa ia sadari telah basah oleh cairan bening yang tanpa permisi merembes.“Harusnya aku yang lebih dulu merasakan euphoria melahirkan sekaligus menjadi seorang ibu, Dee,” Helena bergumam lirih. Tenggorokannya kini mulai tercekat akibat cairan bening yang kian lancar mengalir dari kedua sudut matanya.“Dua kali aku gagal menjaga darah dagingku sendiri. Baru menjadi calon ibu saja aku sudah tidak b