Share

The Bodyguard

Alih-alih Laura berhasil mempekerjakan bodyguard untuk dirinya sendiri, Erlan malah telah lebih dulu menugaskan salah satu bodyguardnya untuk mengawasi Laura. Yang langsung diperkenalkan pada Laura sesaat setelah ia memasuki halaman rumah.

“Dia istri saya, Laura. Kau harus menjaganya dengan nyawamu sendiri. Jika hal buruk terjadi padanya, atau dia terlepas dari pengawasanmu, maka kau akan mendapatkan kehidupanmu layaknya seperti di dalam neraka!” tegas Erlan.

“Apa-apaan ini, Lan?’ tanya Laura setelah berdiri di samping Erlan. Tatapan menyelidiknya terus tertuju pada sosok pria tinggi besar yang baru sekali itu ia temui.

“Dia Rendra, bodyguard yang aku tugaskan untuk menjagamu. Ah maaf, lebih tepatnya untuk mengawasimu!” jawab Erlan dengan sinis.

Detik itu juga Laura menyadari kalau Rendra akan menjadi mata dan telinga untuk Erlan. Pria itu akan memberitahukan Erlan apapun yang ia lihat dan juga dengar. Tentu saja Laura menolak keras ide suaminya itu,

“Itu tidak perlu, Lan. Apa kamu begitu takutnya padaku hingga menempatkan salah seorang mata-matamu untuk mengawasiku?” ejek Laura tanpa mengalihkan perhatiannya dari Rendra. Ia tengah menilai pria itu, yang sepertinya sangat setia pada Erlan.

“Oh ya itu perlu! Apa kamu lupa kalau aku akan berusaha keras mencegah perceraian kita? Inilah salah satu caraku untuk mencegahmu mengambil jalan bodoh hanya untuk mengumpulkan bukti perselingkuhanku yang tidak pernah ada itu!”

Tidak pernah ada apanya? 

Sebenarnya Laura ingin menyerang Erlan dengan pertanyaan itu, namun ia mengurungkan niatnya. Ia sedang malas berdebat dengan suaminya di saat ketidaknyamanannya karena kembali menginjakkan kakinya di rumah itu.

“Aku masuk dulu!”

“Kenapa buru-buru sekali, Sayang? Biarkan Rendra mengenal lebih jauh tentang dirimu."

Sekali lagi Laura menatap tajam Rendra, ia mencoba membaca mata pria itu, namun ternyata sulit sekali terbaca.

"Aku tidak memerlukannya! Sebaiknya kau tugaskan saja pria itu untuk menjagamu, mengingat baru-baru ini kamu telah menyinggung salah satu mafia!" cibir Laura sebelum melangkah masuk ke dalam rumah.

Disinggung tentang mafia itu membuat amarah Erlan kembali tersulut. Karena tidak ada yang tahu mengenai hal itu selain dirinya dan asisten pribadinya. Dengan langkah cepat Erlan sudah berhasil menarik tangan Laura hingga kembali menghadapnya,

"Tahu darimana kamu tentang masalah itu?" tanyanya dengan tajam.

Laura menghentak lepas tangannya saat menjawab,  "Bukan kamu saja yang memiliki mata-mata handal. Aku juga! Kita hanya tinggal mengadunya di dalam persidangan kita nanti dan lihat, siapa yang akan keluar sebagai pemenangnya!"

"Jawab aku darimana kamu mengetahuinya?" ulang Erlan yang mulai terlihat kehilangan kesabarannya dan itu bagus. Kalau Erlan menyiksanya di depan Rendra, maka Laura akan memiliki satu lagi saksi yang akan memberatkan suaminya itu.

Tapi, bisakah Rendra bersaksi melawan tuannya sendiri?

"Apa kamu akan percaya kalau mafia itu sendiri yang mengatakannya langsung padaku?"

Tawa mengejek Erlan pun pecah, jelas sekali Erlan tidak mempercayainya,   "Kalau pria itu menemukanmu, aku bisa menjamin pria itu akan melakukan sesuatu padamu yang dapat memberikan kenikmatan padanya, alih-alih hanya sekedar bertukar kata saja!"

"Sudah kuduga kamu tidak akan mempercayainya. Baiklah, simpan bodyguardmu itu baik-baik untuk dirimu sendiri!" 

Laura menghempas rambut panjangnya saat kembali balik badan dan melanjutkan lagi langkahnya yang terhenti tadi. Dan Rendra terus memperhatikannya tanpa berkedip.

Sejak Laura melangkah ke arahnya, wanita itu langsung membuat Rendra berhenti bernapas. Siapa yang akan mengira kalau istri Erlan meski terlihat dingin namun tidak dapat mengurangi kecantikannya. Tipe wanita yang akan mampu membuat pria penasaran ingin membuka lembar demi lembar rahasia yang wanita itu miliki, hingga pada akhirnya dapat mencuri hatinya.

"Wanita itu seperti mawar, cantik tapi berduri. Kau harus hati-hati dengannya!" suara geraman Erlan membuat akal sehat Rendra kembali lagi. Bagaimana bisa ia mengagumi istri dari Erlan yang notabenenya adalah bossnya?

"Jadi, apa tugas saya yang sebenarnya, Pak Erlan. Menjaganya dengan nyawa saya? Atau memata-matai setiap gerak-geriknya?" tanya Rendra. Memalukan sekali kalau sampai Erlan tahu ia tengah mengagumi istrinya.

Erlan menatap lekat-lekat Rendra, salah satu bodyguard yang digadang-gadang sangat berpengalaman. Yang selalu menjalankan tugasnya dengan sangat baik, bahkan mendekati sempurna.

"Keduanya! Lakukan keduanya dengan baik! Kau pasti sudah tahu sebelumnya, kalau saya tidak akan mentolerir kesalahan dan kegagalan!"

"Siap, saya paham!"

"Karena kau harus selalu berada di dekat Laura, maka saya sudah persiapkan satu kamar untukmu di rumah ini. Bukan berarti kau bisa bersantai di kamar itu, kau tetap harus siap siaga kapanpun saya membutuhkanmu!"

Rendra hanya mengangguk pelan sebagai responnya, tatapannya secara refleks mengarah ke jendela frameless sebuah kamar, dimana memperlihatkan Laura yang tengah menatap tajam Rendra. Jelas sekali wanita itu tidak menyukai keberadaannya.

Menyadari Rendra pun sedang menatapnya, Laura bergerak menjauh dari jangkaun pandangan Rendra, hingga wanita itu tidak terlihat lagi.

"Saya berniat memasang CCTV di area outdoor. Kau bisa mencari lokasi yang tepat untuk itu, saya ingin semua sudut rumah, baik bagian depan, samping dan juga belakang terjangkau kamera!" perintah Erlan.

"Bisa saya bertemu dengan kepala keamanan di rumah ini?" tanya Rendra.

"Bara!" entah nama siapa yang diteriakkan Erlan, hingga sejurus kemudian seorang pria berpakaian safari mendatangi mereka,

"Siap, Pak!"

"Dia Rendra, bodyguard yang saya tugaskan untuk menjaga Laura. Tolong bawa dia mengelilingi rumah ini, dan apapun yang dia perlukan, persiapkan!" 

Setelah menyerukan perintah itu, Erlan melangkah masuk ke dalam rumah, dan Rendra mulai mempelajari seluk beluk rumah besar itu yang ternyata disetiap sudutnya terdapat penjaga. Rumah ini sudah memiliki tingkat keamanan yang tinggi, lalu kenapa Erlan masih membutuhkan Rendra?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status