Share

2

Ziya keluar dari kelas tersebut. Ia menuju ke ruang panitia sambil menggerutu. Memangnya dia salah? Ia melewati jendela yang memantulkan dirinya. Apa karena ia tidak goodlooking? Temannya yang cantik tadi ditanya dengan nada yang lembut, bahkan mendapat tanda tangan dengan mudah. Sebenarnya Ziya bukan gadis yang gemuk atau terlalu kurus, ia pas-pasan malah. Tetapi karena di wajahnya terdapat beberapa jerawat, sehingga hal itu cukup mengurangi rasa percaya dirinya. Ia takut. Bagaimana jika di ruang panitia nanti ia juga tidak mendapatkan satu pun tanda tangan? Bagaimana jika nanti ia diperlakukan sama seperti tadi? Pikiran-pikiran tersebut sangat mengganggunya, sampai akhirnya ia menabrak seseorang  dengan tidak sengaja.

 “Astaghfirullahaladzim, maaf mas, saya tidak sengaja,” kata Ziya sambil membantu memunguti kertas yang berserakan akibat dirinya. Menurut pengamatan Ziya, kertas-kertas tersebut adalah ijazah yang sudah dilegalisir.

“Iya nggak apa-apa mbak, buru-buru ya? Biar saya sendiri saja yang beresin.” Ziya terlalu sungkan untuk melanjutkan membantu karena orang yang ditabraknya itu selalu menunduk. Ia lalu meminta maaf dan berpamitan. Tak jauh di depannya ada seorang panitia perempuan yang kesulitan membawa perlengkapan. Ziya segera membantunya.

“Saya bantu kak, ini dibawa kemana?” perempuan itu tersenyum dan mengangsurkan satu kardus kepada Ziya.

“Ke ruang panitia ya dek, kamu kenapa kok di luar?” Ziya menerima kardus berukuran sedang.         

“Saya dihukum untuk meminta sepuluh tanda tangan kakak panitia karena tadi terlambat.” Perempuan itu tersenyum maklum mendengar ucapan Ziya. Sudah sangat paham dengan tradisi seperti ini, karena ia dulu pernah menjadi salah satu korban keisengan panitia orientasi.

Sesampainya di ruang panitia, perempuan tadi segera menginterupsi kegiatan teman-temannya yang kala itu di ruangan ada kurang lebih 12 orang untuk dengan suka rela memberikan tanda tangan mereka pada Ziya sebagai ucapan terimakasih. Ziya tersenyum lebar mendengarnya. Ternyata masih ada kakak panitia yang sangat murah hati. Setelah mendapatkan tanda tangan, Ziya segera berlari kembali ke kelasnya.

Kegiatan orientasi dilalui Ziya dengan kelelahan yang menumpuk. Ia ingin semuanya segera usai. Tetapi harapan tinggallah harapan, karena ternyata ada lanjutan dari orientasi ini yaitu berkemah. Persiapan berkemah pun hanya diberi waktu satu hari. Memang sekolah baru Ziya ini memiliki banyak kejutan. Tetapi satu hal yang menyenangkan bagi Ziya, Regar mengajaknya berkenalan setelah kejadian ia dipermalukan oleh kakak panitia di ruang kelas Regar.

***

Hari demi hari dilalui Ziya sebagai siswa baru di sekolahnya. Kini ia sudah resmi karena telah mengenakan seragam sekolah tersebut. Seperti saat ini Ziya sedang merapikan jilbab panjangnya sambil menunggu ojek online di depan rumah. Ayahnya pergi ke luar kota sejak tiga hari yang lalu. Karena ia belum bisa mengendarai motor, ojek online adalah penyelamatnya. Ziya merasa beruntung hidup di jaman serba modern seperti sekarang ini. Ia sering mendengarkan ibunya bercerita, bagaimana ibunya berangkat sekolah pada saat itu. Membayangkannya saja membuat Ziya bergidik ngeri. Karena mau berangkat sekolah seolah-olah mau menyeberangi lautan mendaki pegunungan, tidak seberlebihan itu juga sih. Intinya perjalanannya sangat berat. Itu saja.

“Mbak Afiza Ziyana ya?” tanya seseorang berseragam ojek yang mengenakan helm dan masker sambil memastikan nama di ponselnya. Ziya mengangguk sambil tersenyum lalu menerima helm dari tukang ojek tersebut. Sepanjang perjalanan sama sekali tidak ada percakapan. Ziya terlalu enggan membuka percakapan karena ia adalah orang yang akan berbicara ketika ditanya apabila dengan orang yang tidak terlalu dikenalnya. Sampai tiba di sekolah, Ziya hanya menyodorkan helm dan ongkos sambil berterimakasih.

“Woy Zee pinjem catetan Matematika dong,” teriak seseorang yang kini telah menyejajari langkahnya.

“Kebiasaan, tapi ganti pinjemin catetan Fisika ya, aku kemarin ketinggalan soalnya Pak Doni cepet banget nyatetnya,” kata Ziya sambil menyodorkan buku catatan Matematikanya pada seseorang yang sekarang telah menjadi teman dekatnya. Regar. Ya, seseorang yang kini mulai dicintainya dalam diam. Sebenarnya Ziya dan Regar kini tidak berada di kelas yang sama, mereka hanya sama-sama masuk jurusan IPA. Kelas Ziya tepat berada di samping kelas Regar.

“Makanya kalau nulis itu yang cepet,” celetuk Regar sambil memasukkan buku Ziya ke dalam tas dan mengambil buku catatan Fisikanya lalu disodorkan pada Ziya.

“Lah kamu sendiri ngapain minjem catetan Matematikaku?” Ziya merasa tidak terima karena Regar juga meminjam buku catatannya.

“Oh kemarin aku nganterin temenku ke UKS.” Ziya mencibir, dasar sok peduli. Regar yang melihat kelakuan Ziya tertawa lalu mendorong lengan Ziya. Ia kaget hampir terjatuh dan segera melepas sepatunya untuk dilemparkan pada Regar yang sudah berlari sambil tertawa-tawa memasuki kelasnya. Akhirnya Ziya hanya bisa menggelengkan kepala melihat kelakuan anak TK berseragam SMA itu dan memasuki kelasnya juga.

Lingkaran pertemanan Ziya merupakan lingkaran pertemanan yang cukup membosankan bagi sebagian orang. Ziya berteman dengan siswa-siswa yang cukup pendiam, bukan karena ia tak bisa berteman dengan siapapun, hanya saja ia pernah mendengar segerombolan temannya yang termasuk anak hits sedang menggunjingkan dirinya. Perkaranya tak lain dan tak bukan yaitu soal kedekatannya dengan Regar yang belum lama di sekolah baru, tetapi sudah cukup terkenal. Mereka bergunjing, mengapa orang sebiasa Ziya bisa berteman dengan Regar yang hits.

Akhirnya Ziya memilih untuk berteman dengan orang-orang yang tidak mempertanyakan hal itu. Sebenarnya Ziya adalah orang yang ceria dan bisa berteman dengan siapa saja, tetapi malas juga kalau sudah dibicarakan di belakangnya. Karena Ziya sadar, suatu saat, ia akan menemukan seorang teman yang betul-betul menganggapnya sebagai teman. Teman yang akan selalu mengingatkannya apabila ia berbuat salah, dan teman yang akan selalu mendukungnya apabila yang dilakukannya benar.

-Karena yang serupa akan dipertemukan dengan yang serupa pula-

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status