Share

Unspeakable Time
Unspeakable Time
Author: Erin Jacobs

1. The Adjescent

Pada suatu waktu yang jauh dan tidak terukur, sebuah negara besar berdiri di dimensi yang berbeda dengan yang dikenal saat ini.

Negara tersebut dipimpin oleh seorang tiran yang disegani oleh seluruh dunia. Berbagai kerajaan tunduk di bawah kekuasaan sang kaisar yang tidak pernah puas dan senantiasa melakukan invansi ke berbagai penjuru. Layaknya predator yang mengintai mangsanya, satu demi satu negeri ditaklukkan, hingga menjadikan negara tersebut adikuasa.

Meski ketakutan, tidak banyak yang berani melawan kekuasaan kaisar terkuat yang dirumorkan menjual jiwanya kepada iblis demi menjadi lebih kuat itu.

Demi menjadi tidak terkalahkan.

Alih-alih, para raja dan penguasa yang tidak berdaya tersebut justru  mencari cara untuk menyenangkan sang tiran. Mereka memberikan persembahan berupa hasil bumi, emas, permata dan banyak pula yang memberikan wanita.

Namun tak satupun persembahan itu mengubah sang kaisar.

Dia tidak mempedulikan tumpukan kekayaan di istananya juga para wanita cantik yang senantiasa menunggunya dengan senyuman cerah dan mata berbinar layaknya permata.

Karena sang kaisar sejak lama telah membuang sifat manusianya, sejak pertama kali menumpahkan darah dan melihat tubuh menggelinjang seseorang ketika nyawanya dicabut lewat pedang yang tertancap di jantungnya.

Dia menikmati aroma darah dan warna merah yang tersisa saat pedangnya dicabut.

Dia menyukainya....

Terutama saat tubuh itu adalah milik ayahnya.

Kemudian, pada suatu ketika, kelompok bangsawan yang merasa terdesak mengirimkan seorang wanita untuk menjadi ratu dan memudarkan sedikit kekuasaan mutlak sang kaisar. Wanita itu berasal dari keluarga terpandang dan didukung penuh oleh kelompok bangsawan, hingga membuatnya tidak tahu diri.

Wanita cantik berambut keemasan yang dengan hati sombong dan penuh kebanggaan menghadap sang kaisar. Mata birunya mengerling dengan arogan. Semua pelayan disiksanya; setiap bangsawan diejek dan dicaci.

Di hadapan sang kaisar, dia bertanya, ‘Kapankah singgasanaku siap?’

Mata merah sang kaisar berkilat dingin.

Senyuman tipis tergores di bibirnya.

‘Bukankah yang membuatmu percaya diri  adalah wajah cantikmu? Kalau begitu tinggalkan kepalamu di sini.’

Dan wanita itu dipenggal begitu saja.

Sama seperti yang lain, wanita itu mati dan dilupakan.

Puluhan wanita baru kemudian dikirimkan ke istana, dengan harapan mereka dapat merebut hati sang kaisar atau sekedar mengisi kekosongan kursi ratu dan memberikan keuntungan pada negara asalnya. Banyak pula di antaranya yang berasal dari keluarga bangsawan dari negara tersebut yang menginginkan posisi strategis dalam pemerintahan.

Seluruh dunia berlomba untuk menjadi yang terbaik dan utama di mata sang kaisar tiran.

Hanya satu kerajaan yang tidak juga mau tunduk kepada negara tersebut.

Satu kerajaan penghasil permata dan batu sihir terbaik yang selalu menolak dipimpin oleh seorang tiran kotor yang menjual jiwanya kepada iblis. Putri mahkota kerajaan itu dikenal sebagai seorang dermawan berhati lembut dan berwajah jelita, memiliki kekuatan suci yang disebut sihir putih; satu-satunya sihir yang bisa melawan kekuatan iblis sang kaisar.

Dengan itu, cerita pertempuran kekaisaran besar dengan kerajaan kuat itu dimulai dan berlangsung lama.

Sayangnya, putri mahkota dikhianati oleh seorang pengikutnya dan berhasil ditawan oleh musuhnya, sang kaisar tiran. Kerajaan yang diperjuangkannya jatuh ke tangan kaisar tersebut dan dia menjadi bulan-bulanan kaisar yang keji tersebut.

‘Lihatlah dengan matamu, apa yang tidak bisa kumiliki saat aku menginginkannya.’ Ujar sang kaisar.

Dengan tubuh tersegel sihir dan rambut terurai berantakan, putri mahkota menatapnya dengan tajam.

‘Kau hanya bisa mencuri, Yang Mulia. Tapi kau tidak akan pernah memperoleh hati dan cinta yang tulus. Seumur hidupmu kau akan kesepian dan sendirian.’

Namun sang kaisar hanya tersenyum dingin. Dengan penuh ancaman, lelaki itu mendekat, berbisik di telinga putri mahkota.

‘Aku tidak memiliki hati dan tidak bisa mencintai, jadi aku tidak memerlukan keduanya.’

.

Wajah cantik, rambut keemasan, mata biru.

Kandidat terkuat untuk posisi ratu dari rumah duke.

Satu-satunya duke di sczandov adalah Duke Vivaldi, pahlawan yang mendampingi pemberontakan kekuasaan kaisar terdahulu dan membantu putra mahkota mengisi tahta yang kosong.

Dukedom Vivaldi adalah salah satu keluarga tertua di negara sczandov yang memberikan sumpah setianya kepada Sczandov ketika pemerintahan terbelah menjadi dua kubu; kubu kekaisaran dan kubu bangsawan. Dengan kata lain, selama puluhan tahun berdirinya kekaisaran, Vivaldi selalu menyeimbangkan pemerintahan melalui posisinya yang netral.

Posisi tersebut memberikan stabilitas yang terlihat di permukaan, namun di dalamnya, gejolak antara kedua kubu muncul untuk memperebutkan loyalitas Vivaldi. Satu-satunya waktu ketika Vivaldi memilih adalah saat pemberontakan terjadi, dan hasilnya adalah kemenangan mutlak putra mahkota yang kini menjadi kaisar.

Para kaum bangsawan bersepakat jika kandidat terkuat yang dapat mengisi singgasana selain keturunan kaisar adalah Vivaldi. Segi sejarah, materi dan sentimen selalu dimenangkan oleh dukedom Vivaldi dan karena itu, mereka berusaha memperoleh kepemimpinan sang Duke dalam kubu bangsawan. Namun setelah penobatan kaisar baru, rumah Vivaldi kembali mempertahankan posisinya sebagai kubu yang netral.

Akhirnya para kaum bangsawan memilih untuk berkompromi dan meminta agar Dukedom Vivaldi ikut berpartisipasi dalam pemilihan permaisuri pertama sang kaisar. Satu-satunya putri Duke Vivaldi dikirimkan ke istana untuk bersaing dengan puluhan wanita yang dicalonkan. Dengan memisahkan perempuan muda yang ‘polos’ dari keluarganya itu, para kaum bangsawan berhasil meyakinkan putri Vivaldi untuk menerima dukungan mereka. Sebagai timbal baliknya, kaum bangsawan menuntut agar sang putri yang akan menjadi ratu untuk mempermudah urusan para bangsawan jika terjadi konflik kepentingan.

Secara singkat, putri Vivaldi terpilih menjadi ratu pertama sczandov.

Nama perempuan itu adalah Serish Jean Vivaldi.

Namanya.

Wanita yang dipenggal oleh kaisar pada halaman pertama di cerita itu.

“Sial,” umpatnya dengan kepala berat.

Siapa yang mengira kalau kecelakaan yang dialaminya saat kembali dari istana justru membuatnya mengingat isi novel yang dibacanya di kehidupannya dulu itu?

Padahal sebulan yang lalu, Serish melonjak kegirangan karena terpilih secara aklamasi untuk menjadi kandidat pemenang dalam pemilihan ratu. Dia bahkan mendapatkan dukungan penuh dari kelompok bangsawan dan jaminan perlindungan selama dirinya bisa mempertahankan posisinya sebagai ratu.

Dengan tubuh gemetar akibat demam, Serish membunyikan lonceng, memanggil pelayan untuk membawakannya minum.

Lukanya sudah sembuh sejak dua minggu yang lalu, namun mentalnya justru semakin lemah saat ingatannya pulih sepenuhnya. Dan akibatnya, selama sebulan penuh Serish tidak dapat turun dari ranjangnya.

Andaikan hal ini dapat membatalkan penobatannya sebagai seorang ratu, sudah pasti Serish akan memilih untuk terus sakit hingga calon baru diajukan.

Tapi dia tahu pasti, jika dia tidak sembuh saat hari penobatan, maka keluarganya akan menanggung konsekuensi yang mengerikan. Keluarganya akan dicap ‘terkutuk’ karena memperoleh kesialan secara berturut-turut setelah ayahnya, Kroy Vivaldi, terluka berat dalam pertempuran dan tidak lagi bisa turun ke medan perang. Sebagai seorang pejuang, bekerja di balik meja adalah kehinaan dan akhir yang pahit, terutama karena Rumah Vivaldi secara turun temurun selalu mendominasi kekuatan militer negara ini.

Negara ini bernama Sczandov, sebuah wilayah besar yang mendominasi hampir seluruh bagian Benua Atreyya dan dipimpin oleh seorang kaisar.

Sczandov masih belum sepenuhnya stabil setelah pergantian kekuasaan antara kaisar lama dengan yang baru. Putra mahkota dengan dukungan sebagian besar fraksi di Sczandov, mengudeta Kaisar sebelumnya yang terkenal akan kebengisan dan gaya hidup korupnya. Layaknya semua perang, kerugian yang dialami negara sangat besar, bukan hanya jiwa tapi juga materi. Kekosongan kas negara akibat korupsi besar-besaran kaisar pendahulu dan pendukungnya memberikan goncangan yang cukup mengkhawatirkan. Tapi sang Putra Mahkota dengan lihai menjalin kekurangan itu, menekan pemberontakan yang muncul dan bahkan bisa melakukan invansi ke berbagai penjuru benua, hingga akhirnya melakukan kudeta.

Serish mengingat dengan jelas kabar yang dulu tersebar hingga ke seluruh pelosok negeri.

Jalanan di ibu kota yang berwarna merah oleh darah selalu dipenuhi oleh mayat selama pemberontakan berlangsung. Semua baru berhenti ketika akhirnya kaisar lama ditangkap dan dieksekusi di depan umum. Jenazahnya dipajang di alun-alun selama seminggu sebagai peringatan bagi para pejabat yang bersalah, sebelum kemudian, secara paradoksal di berikan upacara penghormatan dan dimakamkan dengan megah di makam keluarga kaisar.

Namun entah kenapa dari semua berita sadis itu, yang diperhatikan olehnya hanyalah kisah kecemerlangan kaisar barunya dan ketampanan lelaki itu ketika meneriakkan kemenangan dengan baju zirah berlumuran darah.

Serish yang saat itu berumur tujuh belas terpesona oleh deskripsi ‘wajah tampan yang kharismatik dan penuh wibawa’ tanpa memperhatikan kelanjutan ‘yang merengut nyawa musuhnya dengan sekali tebas’. Dan dia menjadi gadis terbodoh se-Sczandov dengan menyatakan cintanya kepada Edward ketika seluruh dunia berkabung atas perpindahan kepemimpinan dari ‘kaisar yang korup’ menjadi ‘kaisar yang gila perang’.

.

.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
1FallenLeaf
wahh awal yang sangat seru! ga sabar gimana sikap ratu 'yang baru' ini setelah tobat wkwk x,D
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status