Share

2. The Ending of the Begining

“Idiot,” umpat Serish, melanggar etika yang selalu dijunjungnya sebagai putri seoarang duke. Dia merasa terlalu kesal dan marah kepada dirinya sendiri, hingga mulai memukuli kepala dan menjambaki rambutnya. Andai saja melakukan ini bisa mengubah masa lalu dan menghentikan dirinya berbuat bodoh, Serish tidak peduli kalau IQ-nya akan berkurang asalkan dia terbebas dari situasinya sekarang.

Benar, Serish adalah seseorang yang terlahir kembali dengan membawa ingatan masa lalunya. Hal konyol yang akan ditertawakannya dulu tapi secara ironis dialaminya sendiri.

Dunia ini adalah novel.

Ah, mengatakan sesuatu dengan nada seringan itu sangat tidak manusiawi, terutama karena selama sembilan belas tahun dia hidup sebagai Serish Jean Vivaldi. Dia makan, minum, tidur, tertawa dan menangis di dunia novel ini.

Dan menyimpulkan dengan sesederhana itu sungguh membuatnya hampa, karena bagi Serish, dunia ini nyata. Senyata rasa sakit dalam ingatannya ketika dia mati di kehidupan terdahulunya.

Serish memejamkan mata dengan kuat. Kepalanya kembali berdenyut nyeri saat ingatan lain muncul.

Novel itu berjudul Appocalypse Roses.

Berkisah mengenai bagaimana seorang monster tanpa jiwa yang berwujud manusia memimpin negerinya dan perlahan mengubah dirinya menjadi pemimpin penuh kasih dengan bantuan seorang putri tawanan perang dari kerajaan yang ditaklukkan. Dalam prosesnya, darah dan tragedi tidak terhindarkan sehingga di akhir cerita, semua tokoh yang terasa akrab bagi pembaca mati atau menghilang, hanya menyisakan sang kaisar dan wanita yang dicintainya yang kemudian menjadi pasangan hidupnya. Untuk menegaskan cintanya, sang kaisar akan melepas seluruh putri yang ditawan dan menolak menerima tawaran selir.

Kaisar Edward Alen Sczandov, satu-satunya pemegang hak nama negara Sczandov yang tersisa.

Konon keturunan murni Sczandov akan dengan mudah dikenali dari ciri fisik yang sangat menonjol. Rambut hitam kelam dan mata segelap malam—ciri yang general di kehidupan Serish dulu, tapi spesial di tempat ini.

Spektrum warna pada tubuh manusia di tempat ini sangat luas, dengan kombinasi mengejutkan yang bisa ditemui dimana-mana. Rambut hijau dan mata kuning adalah contoh sederhananya. Namun warna-warna tertentu, hitam dan putih, adalah warna langka yang hanya diturunkan pada beberapa orang spesial—orang-orang berinti roh masif dan memiliki energi sihir yang kuat—orang-orang seperti Edward dan leluhurnya misalnya.

Atau seperti putri mahkota dalam novel Apocalypse Roses yang memiliki keahlian sihir putih yang sangat langka.

Sementara Serish, meskipun terlahir dari ayah yang luar biasa dan ibu yang tidak sembarangan, dia hanyalah manusia biasa yang tidak memiliki inti roh. Mungkin inti rohnya ada, tapi defektif sehingga tidak bisa digunakan dan tidak bisa dibangkitkan. Dia adalah seseorang yang tidak berguna dan cocok untuk ‘mati di awal cerita’.

Benar, selain wajah cantiknya, tidak ada hal menonjol yang benar-benar dimiliki Serish.

Dan dia yang seperti itu malah dengan bodoh menawarkan diri menjadi mainan seorang binatang buas seperti Edward.

Pintu kamarnya diketuk perlahan, dan beberapa pelayan wanita masuk sambil membawa nampan berisi air dan obat-obatan. Wajah mereka berisikan ketegangan yang tidak biasa.

Serish terlalu lelah dan haus untuk bertanya memilih untuk meneguk air dan menelan obatnya lalu bersiap untuk tidur lagi ketika Miya, pelayan yang paling lama mendampinginya menahannya dengan tubuh tegang.

“Milady, sebuah surat datang dari istana.”

Keinginan Serish untuk kembali berbaring hilang seketika.

“Dan?”

“Kaisar Edward akan datang melalui portal sihir sore ini.”

Serish menelan ludah. Mulutnya yang tadi basah mengering seketika.

“Sore... sore ini?”

Miya mengangguk. “Anda memiliki satu jam untuk bersiap-siap.”

Serish menghela nafas, kepalanya terasa semakin sakit. Kunjungan kaisar berarti sesuatu, apalagi yang dikunjunginya adalah rumah seorang Duke yang putri tunggalnya adalah tunangan sang kaisar itu sendiri. Dalam situasi normal, kunjungan semacam itu dapat berarti sokongan moril, tapi Edward tidak pernah membuang waktu untuk sesuatu yang normal semacam itu.

Ada alasan yang lebih spesifik, dan Serish takut jika alasan itu adalah dirinya.

“Apakah ayahanda sudah dikabari?”

“Kami mengirimkan pemberitahuan lewat bola sihir, namun Duke Vivaldi dan Tuan Leon membutuhkan waktu 2 jam untuk kembali ke ibukota menggunakan portal sihir.”

Tentu saja, ayah dan kakak lelakinya ada di perbatasan dan tidak akan mudah membuat portal sihir di tempat itu.

“Jadi hanya aku yang bisa mewakili rumah Vivaldi?” Serish merasa ingin menangis, tapi dia tidak memiliki waktu untuk itu. “Buka gerbang dan persiapkan ruang baca di aula taman kiri. Pastikan seluruh pelayan dan pengawal dalam keadaan siaga, terutama mengenai keamanan dan privasi kaisar. Tempatkan bunga dan tanaman berwarna merah di sepanjang taman, tapi jangan berlebihan. Cukup untuk terlihat, tapi tidak sampai menarik perhatian. Juga siapkan teh  dari Sebaz dan kudapan yang tidak terlalu manis untuk kaisar.”

“Lady,” miya terlihat sedikit kaget dan bercampur takjub saat mendengar ucapan Serish yang penuh akal sehat itu. “Saya akan menyampaikan perintah anda kepada kepala pelayan dan kepala keamanan. Tapi, Milady, Kaisar... menyukai wine.”

Pelayannya itu mengingatkan Serish mengenai pengetahuan umum yang diketahui seluruh Sczandov.

Serish memijat kepalanya yang kembali berdenyut.

“Beliau hanya bertamu dan tidak akan lama,” ujar Serish, setengah berharap. “Jangan, jangan membebani paduka dengan wine.” Atau nanti Edward malah mengartikannya sebagai undangan makan malam.

Edward tidak akan suka dan Serish tidak siap.

Kunjungan yang mendadak ini jelas diputuskan di menit terakhir, artinya Serish bukan prioritas. Dan waktu kunjungan yang sore seperti ini menunjukkan kalau Edward tidak berniat berlama-lama karena lelaki itu terkenal tidak pernah menerima undangan makan di rumah bangsawan.

Bukan berarti ada rakyat biasa yang terlalu idiot hingga berani menawarkan undangan makan kepada kaisar.

Serish menatap wajah cekung dan rambut keemasannya yang berantakan, lalu mendesah.

“Lalu lakukan sesuatu padaku agar terlihat layak.” Serish menggigit bibirnya. “Jangan terlalu lama. Waktu kita tidak banyak.”

.

Langkah kakinya terasa tidak nyata saat Serish berusaha berjalan cepat tapi tetap mempertahankan tampilan bermartabat seorang putri bangsawan. Dia tidak mengira kaisar Edward akan sampai secepat ini.

Kurang dari satu jam!

Bahkan Serish yang biasanya sangat perfeksionis akan penampilannya kali itu hanya bisa puas dengan gaun putih bersemburat warna keemasan yang berayun longgar di tubuhnya yang kehilangan cukup banyak berat badan. Rambut keemasannya diikat tinggi dengan dengan pita hitam, bergerak mengikuti gerakan tubuhnya. Dia bahkan tidak sempat untuk sekedar mengepangnya!

Tidak, pikir Serish panik. Kenapa disituasi seperti ini dia masih memikirkan hal sepele seperti itu!

Keberadaan Edward dengan mudah dikenalinya.

Satu-satunya entitas yang seolah diliputi oleh kegelapan, menjadi kontras kuat dengan pilar-pilar putih dan cahaya buatan di aula.

Ini adalah kali kedua Serish bertemu dengan Edward, namun dia tidak dapat menghentikan kekagumannya terhadap kesempurnaan jasmani lelaki itu.

Tiba-tiba Serish tidak merasa terlalu menyesal dengan masa lalunya yang berpikir kalau dia jatuh cinta pada Edward. Lelaki seperti ini... nyaris pasti akan membuat perempuan manapun jatuh cinta pada pandangan pertama.

“Yang Mulia,” Serish berlutut dengan wajah tertunduk. “Semoga seluruh cahaya selalu menyertai paduka.”

.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status