Share

BAB 5

Penulis: Rainina
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-12 11:02:46

Maya memandang Sophie yang baru saja masuk melewati pintu utama dengan tidak percaya. Gelas yang ia pegang membuatnya tidak mampu menyembunyikan getaran di tangannya.

Di tahun pertama setelah kecelakaan yang dialami oleh Sophie, tidak sekalipun Maya melewatkan satu hari tanpa menjenguknya sahabatnya itu. Tapi, bahkan walau ia tidak pernah mengatakannya secara gamblang, Maya tahu bahwa kepedulian bukanlah alasannya.

Di hari kecelakaannya, Sophie telah melihat hal yang tidak seharusnya ia ketahui. Dan seharusnya rahasia itu akan selamanya tersimpan, terkubur bersama jasad Sophie yang akhirnya tidak lagi bernyawa.

Saat Sophie tidak juga membuka matanya setelah satu tahun berlalu, pikiran Maya itu sudah menjadi keyakinan yang tidak terbantahkan, membuatnya melupakan Sophie dengan nyaman.

Tapi sekarang, wanita itu justru kembali berdiri di hadapannya seperti seorang hantu yang sengaja mengejar Maya dari masa lalu.

Dengan ragu Maya menelan ludahnya, takut Sophie akan menyadari kehadirannya. Di saat bersamaan, Julia, sepupu Sophie yang berdiri tidak jauh dari wanita itu berjalan sambil tersenyum manis.

“Ups,” katanya pura-pura terkejut, sengaja menyenggol bahu Sophie hingga tubuh lemah itu terhuyung dan jatuh ke lantai.

Bruk!

“Maaf… kau tidak kelihatan sih.” Nada Julie penuh ejekan, membuat tawa kecil terdengar dari beberapa orang.

Rasa sakit yang sebelumnya masih terasa akibat jatuh di aspal kembali menyengat tubuh Sophie. Walaupun hampir seluruh orang yang berada di ruangan merupakan kerabatnya, tidak ada satupun yang menolong Sophie.

“Julie…!” erangan tertahan dari Sophie terdengar Julie memiringkan gelas jusnya tepat di atas Sophie.

Seketika jus mengucur membasahi kepala dan pakaian Sophie.

Maya menutupi mulut dengan telapak tangan, mencoba menyembunyikan senyuman kecil yang telah terbentuk di sana.

“Lihat! Dia membuat pestanya berantakan!” salah satu tamu berseru.

“Sudah tiga tahun tidur, kembali hanya untuk merusak suasana.”

“Kalau begini bukannya lebih baik kalau dia tidak bangun?”

Kata-kata itu membuat Sophie merasa jauh lebih malu dibandingkan cairan yang membasahi tubuhnya maupun fakta dia masih terduduk di lantai. Menghapuskan sisa keinginannya untuk melawan.

Maya yang masih berdiri jauh dari sahabatnya itu mencoba mendekat. Dalam benaknya, ia ingin mencari tahu apakah Sophie ingat sesuatu di hari kecelakaannya. 

Tapi belum sempat Maya melakukannya, sebuah tangan besar memegang lengan Sophie. Membantu wanita itu untuk kembali berdiri tanpa sepatah katapun.

“Astaga, Lucas datang…”

“Kenapa dia membantunya?”

Maya melirik ke sampingnya, dua wanita muda saling berbisik, memperhatikan adegan yang disajikan di depan mereka.

Bisikan-bisikan lain terdengar semakin memenuhi ruangan saat Lucas menarik Sophie keluar dari dari pintu tanpa berkata apapun pada orang-orang yang masih berada di dalam ruangan maupun pada Sophie di sampingnya.

“Aneh sekali. Lucas biasanya tidak suka hal-hal memalukan seperti ini.” 

Maya yang mendengarnya merasakan perasaan tidak nyaman menjalar di seluruh tubuhnya. 

Benarkah? Lalu kenapa Lucas membantu Sophie? Apa Sophie sudah berhasil merebut hati pria bengis itu di waktu singkat ia membuka matanya? Semudah itu?

“Lucas pasti malu setengah mati karena istrinya berulah di sini, karena itu ia buru-buru membawanya pergi.” 

Maya yang masih mendengarkan diam-diam setuju dengan bisikan itu. Benar, itu pasti alasannya. Senyuman kembali melengkung di bibirnya ketika akhirnya ia kembali merasakan ketenangan yang sama seperti sebelumnya.

=

Di dalam mobil, keheningan hanya dipecahkan oleh deru mesin.Sophie menunduk, tangannya bergerak dengan gelisah. Sementara Lucas yang duduk dengan tangan terlipat tidak sekalipun melirik ke wanita itu.

“Kenapa semuanya memperlakukanku seperti ini?” suara Sophie yang terdengar lemah akhirnya terdengar setelah beberapa saat. “Aku tidak pernah melakukan kesalahan apapun…”

Dengusan terdengar dari Lucas yang tidak percaya dengan apa yang baru saja Sophie katakan. Seolah Sophie baru saja mengatakan lawakan.

Sophie yang mendengarnya menatap Lucas dengan tidak mengerti. “Apa maksudmu tertawa seperti itu?”

Lucas mengalihkan pandangannya pada Sophie. Wajahnya sudah kembali berekspresi datar, seolah dengusan yang tadi ia keluarkan hanyalah bayangan di kepala Sophie.

“Berpura-pura polos juga ada batasnya, Sophie.”

Lucas memperhatikan wajah Sophie yang semakin bingung dengan apa yang ia katakan.

“Aku tidak pernah melakukan apapun.”

Suara tegas dari jawaban Sophie membuat air wajah dari Lucas berubah. Pikirannya kembali mengingat ketika dokter mengatakan bahwa wanita yang telah menjadi istrinya ini telah mengalami amnesia sebagian.

Mungkinkah dia juga tidak mengingat semua kesalahan yang ia perbuat?

“Suatu saat setelah kau ingat, gunakan kesempatan itu baik-baik untuk introspeksi.” 

Ucapan final dari Lucas yang sudah kembali memalingkan wajahnya membuat Sophie tidak mampu berkata apapun lagi.

Tapi ia masih tidak dapat mengerti apa yang membuat semuanya bisa berubah waktu tiga tahun matanya tertutup di ranjang rumah sakit.

Saat mobil sampai di depan pelataran kediaman Campbell, beberapa pelayan segera bergegas membukakan pintu untuk Lucas dan Sophie, lalu dengan cekatan mengecek barang bawaan.

Namun alis mereka hampir serempak berkerut ketika membuka bagasi.

Astaga, ini sungguhan?

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Usai Tidur Panjang, Aku Menjadi Istrinya   BAB 9

    “Apa dia juga tidak makan?”Lucas kembali bertanya setelah mendengar jawaban pelayan yang membawakan makanannya.“Kami sudah menawarkan, Tuan. Tapi Nyonya Sophie menolak.”Setelah mendengarkan jawaban itu Lucas memerintahkan sang pelayan untuk meninggalkannya sendiri dengan gestur tangannya. Lucas duduk bersandar di kursinya, jari-jarinya mengetuk meja dengan jemarinya.Pertanyaan yang sempat lolos dari mulutnya tadi masih bergema di kepala“Di mana Sophie?”Apa dia sedang mencoba mencari perhatian dengan menolak untuk makan? Atau dia sengaja memancing perasaan bersalah dari Lucas?Lucas mendengus pelan dan menyandarkan kepala pada kursi.Kenapa juga dia harus peduli? Ada banyak rumor tentang Sophie, dan jika dia berbuat baik maka Sophie tidak mungkin tidak memiliki tujuan.Benar, bahkan walau dia memandang Lucas dengan wajah polosnya, pasti setidaknya ada satu hal yang sedang berusaha ia sembunyikan.Lucas kembali menatap berkas di hadapannya, mencoba mengalihkan pikiran dari Sophie

  • Usai Tidur Panjang, Aku Menjadi Istrinya   BAB 8

    Sophie yang mendengar pernyataan Lucas membalikkan tubuhnya untuk kembali melihat ke arah pria itu yang terlihat sama sekali tidak peduli.Tapi alih-alih menjawab ia mencoba menelan protesnya, berusaha untuk tidak memperburuk suasana antara dirinya dan Lucas.Tapi dalam hati ia sudah berjanji ia akan kembali besok. Jika melakukan ini memiliki kemungkinan untuk membuat Lucas merubah pandangannya pada Sophie maka ia akan terus mencobanya.=Sophie sama sekali tidak berbohong ketika ia mengatakan bahwa ia akan mencoba kembali. Setelah kejadian kemarin, tekadnya justru semakin kuat. Hal pertama yang ia lakukan begitu terbangun pagi itu adalah memastikan dirinya menjadi orang yang mengantarkan sarapan untuk Lucas ke ruang kerjanya.Nampan berisi roti panggang hangat, telur rebus, dan kopi hitam tanpa gula sudah ditata rapi oleh pelayan. Sophie memandangi nampan itu lama, lalu mengulurkan tangannya.“Aku saja,” ucapnya pelan.Pelayan yang semula hendak melangkah terhenti. Tatapannya gugup,

  • Usai Tidur Panjang, Aku Menjadi Istrinya   BAB 7

    Sophie memincingkan mata melihat siluet seseorang di balik tirai yang menutupi bak mandi. Jangan-jangan … Lucas?Tapi, suara yang terdengar berikutnya membuat badan Sophie mendadak rileks kembali.“Ah, ini saya, Nyonya.” Suara pelayan muda itu. “Maaf mengganggu waktu Anda. Saya mengambilkan pakaian kotor untuk dicuci.”Sophie hanya mengangguk sekilas, tidak menjawab lagi.Di rumahnya dulu, ia juga telah terbiasa dengan kehadiran pelayan. Tetapi rumah ini masih begitu asing, membuat Sophie waspada tanpa sadar.Rumah yang begitu luas dan mewah, tapi sangat sepi.Satu minggu pun berlalu sejak Sophie pindah ke rumah Lucas. Harapannya untuk dapat berbicara dengan pria itu sudah pupus sejak hari tiga.Tujuh hari dan tidak sekalipun Sophie melihat wajah pria itu. Apa itu bahkan masuk akal? Jika sisi tempat tidur yang kosong tidak memiliki sedikit lipatan dan bantal yang bergeser dari tempat sebelumnya, Sophie mungkin sudah mengira bahwa pria itu tidak pernah kembali ke kamar mereka.Bahkan

  • Usai Tidur Panjang, Aku Menjadi Istrinya   BAB 6

    Para pelayan keheranan hanya menemukan satu tas lusuh di bagasi. Mereka bahkan mengecek kursi depan dan belakang, namun tetap tidak menemukan apa pun.Hanya ada keheningan di sekitar mereka yang mengiringi tatapan-tatapan bingung yang saling bertukar. Meski begitu, tak ada yang berani melontarkan pertanyaan. Semuanya memilih diam, seolah menelan rasa penasaran mereka sendiri.Lucas keluar lebih dulu tanpa sepatah kata pun, melangkah masuk begitu saja, meninggalkan Sophie sendirian berdiri di bawah tatapan penuh tanda tanya.Sophie menggenggam tangannya sendiri, merasa tubuhnya mengecil di tengah bangunan megah yang menjulang di depannya. Rumah ini jauh lebih besar, lebih mewah, dibandingkan rumah keluarganya yang kerap disebut orang lain sebagai istana kecil. Namun entah mengapa, kemewahan ini hanya membuatnya merasa tertekan. Tidak ada yang menyambutnya, tidak ada yang memperkenalkan rumah yang katanya kini menjadi miliknya. Ia bahkan tidak tahu harus melangkah ke mana.Begitu Sophi

  • Usai Tidur Panjang, Aku Menjadi Istrinya   BAB 5

    Maya memandang Sophie yang baru saja masuk melewati pintu utama dengan tidak percaya. Gelas yang ia pegang membuatnya tidak mampu menyembunyikan getaran di tangannya.Di tahun pertama setelah kecelakaan yang dialami oleh Sophie, tidak sekalipun Maya melewatkan satu hari tanpa menjenguknya sahabatnya itu. Tapi, bahkan walau ia tidak pernah mengatakannya secara gamblang, Maya tahu bahwa kepedulian bukanlah alasannya.Di hari kecelakaannya, Sophie telah melihat hal yang tidak seharusnya ia ketahui. Dan seharusnya rahasia itu akan selamanya tersimpan, terkubur bersama jasad Sophie yang akhirnya tidak lagi bernyawa.Saat Sophie tidak juga membuka matanya setelah satu tahun berlalu, pikiran Maya itu sudah menjadi keyakinan yang tidak terbantahkan, membuatnya melupakan Sophie dengan nyaman.Tapi sekarang, wanita itu justru kembali berdiri di hadapannya seperti seorang hantu yang sengaja mengejar Maya dari masa lalu.Dengan ragu Maya menelan ludahnya, takut Sophie akan menyadari kehadirannya.

  • Usai Tidur Panjang, Aku Menjadi Istrinya   BAB 4

    Preman itu meringkuk di tanah, tas Sophie terlepas, dan ia segera kabur saat Lucas akhirnya melepaskan tangannya. Beberapa orang yang menyaksikan sempat berbisik, beberapa bahkan menyorot handphone mereka. Tapi tidak ada satupun yang benar-benar peduli untuk membantu.Lucas menunduk, mengambil tas yang dijatuhkan oleh sang preman. Ia berjalan ke arah Sophie yang masih terduduk di aspal. Lalu tanpa aba-aba, ia melemparkan tas itu ke pangkuan Sophie.“Berdiri.”Sophie menelan ludah, berusaha menopang tubuhnya dengan tangan yang sedikit bergetar. Rasa sakit di sikunya membuat bergerak lambat. Tapi perasaan intimidasi dari sorot mata tajam Lucas membuatnya tidak berani meminta pertolongan.Tapi gerakan lambat itu tampaknya membuat Lucas merasa tidak sabar, karena detik berikutnya, tangan besar pria itu memegang pinggangnya. Memaksa Sophie berdiri.Begitu ia berdiri, jarak diantara mereka semakin terhapus, membuat Sophie bisa merasakan wangi samar dari jas Lucas, juga tatapannya yang menu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status