Share

BAB 6

Penulis: Rainina
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-12 11:03:16

Para pelayan keheranan hanya menemukan satu tas lusuh di bagasi. Mereka bahkan mengecek kursi depan dan belakang, namun tetap tidak menemukan apa pun.

Hanya ada keheningan di sekitar mereka yang mengiringi tatapan-tatapan bingung yang saling bertukar. Meski begitu, tak ada yang berani melontarkan pertanyaan. Semuanya memilih diam, seolah menelan rasa penasaran mereka sendiri.

Lucas keluar lebih dulu tanpa sepatah kata pun, melangkah masuk begitu saja, meninggalkan Sophie sendirian berdiri di bawah tatapan penuh tanda tanya.

Sophie menggenggam tangannya sendiri, merasa tubuhnya mengecil di tengah bangunan megah yang menjulang di depannya. Rumah ini jauh lebih besar, lebih mewah, dibandingkan rumah keluarganya yang kerap disebut orang lain sebagai istana kecil. 

Namun entah mengapa, kemewahan ini hanya membuatnya merasa tertekan. Tidak ada yang menyambutnya, tidak ada yang memperkenalkan rumah yang katanya kini menjadi miliknya. Ia bahkan tidak tahu harus melangkah ke mana.

Begitu Sophie menyadari bahwa melihat punggung Lucas sudah semakin menjauh, Sophie langsung mengikutinya dengan terburu-buru. Rasa takut ditinggalkan di tempat yang masih asing mengusai dirinya.

“Hei!” Sophie mencoba berteriak, berharap Lucas akan berhenti untuknya. “Tunggu!”

Namun langkah pria itu panjang dan cepat, sama sekali tidak menunggu dirinya. Sophie sampai harus setengah berlari agar tidak tertinggal, nafasnya mulai memburu ketika akhirnya mereka tiba di dalam rumah.

Lucas membuka sebuah pintu di lantai satu, lalu menutupnya tepat di depan wajah Sophie. Tanpa penjelasan apapun.

Sophie terdiam, menatap pintu itu.

“Lucas?” panggilnya pelan. 

Tidak ada jawaban. Ia mencoba mengetuk beberapa kali, namun tetap sunyi.

Rasa sesak mulai muncul. Pakaian yang masih ternoda jus membuatnya semakin tak nyaman, ditambah kejadian di rumahnya tadi yang sudah cukup membuat suasana hatinya memburuk. Namun pria itu tetap tidak peduli. 

Ia meninggalkannya begitu saja, sendirian di rumah asing yang seakan menolak kehadirannya. Lalu apa bedanya? Kenapa ia memaksanya ikut lalu meninggalkannya sendirian begini?

Sophie ingin membuka pintu itu dengan paksa ketika tiba-tiba ia mendengar suara lembut dari samping.

“Nyonya…”

Sophie menoleh. Seorang pelayan muda berdiri tidak jauh darinya. Usianya tampak sebaya dengan Sophie, seragamnya rapi, namun wajahnya tegang seolah takut Sophie melakukan sesuatu yang keliru.

Pelayan itu menunduk sopan, lalu melirik gugup ke arah pintu yang baru saja ditutup Lucas. “Tuan Lucas… tidak suka diganggu ketika sudah masuk ke ruangannya.”

Suara itu pelan, tapi cukup jelas untuk membuat Sophie segera melepaskan genggaman pada gagang pintu.

Sophie menggigit bibir bawahnya. Ada perasaan perih menusuk di dadanya, seperti ditolak berkali-kali dalam waktu singkat.

“Kalau begitu aku harus bagaimana!?” tanyanya dengan nada kesal.

Sophie yang melihat air wajah kaku pelayan itu karena bentakannya mendadak merasa bersalah. Ia sudah melakukan kesalahan karena menyalahkan seseorang yang bahkan tidak berbuat apa-apa padanya.

“Maaf…” ucapnya pelan sambil membuang muka.

Pelayan muda itu terdiam sejenak, menelan ludah. Wajahnya menunjukkan keraguan, namun akhirnya ia berkata pelan, “Saya akan mengantarkan Anda ke kamar.”

Sophie mengangguk dan pelayan itu mengambilnya sebagai tanda bahwa ia bisa berjalan di depan Sophie, menuntunnya menuju kamar.

Awalnya Sophie mengira ia akan diantarkan ke kamar tamu. Atau bahkan ke kamar yang terletak jauh dari kamar Lucas.

Tapi saat pintu kamar dibuka oleh pelayan muda itu ia menyadari bahwa itu adalah kamar utama alih-alih kamar tamu seperti yang ia kira.

Bahkan dengan minimnya barang-barang yang berada di sana, dari warna abu-abu yang terasa mencekik, Sophie dapat menebak bahwa itu adalah kamar yang digunakan oleh Lucas.

“Apa kamu tidak membawaku ke kamar yang salah?” Sophie bertanya dengan ragu, tapi jawaban yang ia dapat berupa gelengan pelan.

“Semuanya sesuai instruksi Tuan Lucas.”

Benarkah? Sophie bertanya dalam hati. Ia akhirnya meminta untuk ditinggalkan sendirian dengan gestur tangannya.

Sophie mengelilingi kamar setelah ia ditinggalkan sendirian. Ia berjalan ke arah walk in closet. Tasnya sudah berada di sana dengan pakaian yang sudah digantung.

Pakaiannya yang hanya ada beberapa dan sudah lusuh karena sepertinya sudah bertahun-tahun menjadi pakaian gantinya di rumah sakit membuat wajah Sophie memerah.

Baju yang digantung di samping jas-jas mahal milik Lucas terasa seperti salah tempat. Jika ia tadi bisa mengambil pakaian di rumahnya, Sophie tidak akan semalu ini.

Ia mengambil pakaian yang menurutnya paling pantas untuk ia gunakan malam ini. 

Sophie membawa pakaian itu ke kamar mandi. Saat menatap cermin besar di sana, ia hampir tidak mengenali wajahnya sendiri. 

Ia menghela napas panjang, lalu menunduk menatap bajunya yang bernoda. Tangannya meremas kain itu, perasaan malu bercampur getir membuat dadanya sesak.

“Besok… aku harus bicara dengannya,” gumamnya pelan, suaranya nyaris tenggelam oleh suara air dari keran.

Ia akan mencoba mengajak Lucas untuk mendatangi rumahnya sekali lagi. Dan mungkin saat itu Sophie bisa berbicara dengan orang tuanya sekali lagi.

Sekali lagi saja. Karena bisa saja apa yang terjadi hari ini hanya kesalah pahaman, kan?

Karena orang tuanya terlalu menyayangi Sophie untuk memperlakukannya seburuk ini.

Untuk sekarang, Sophie mencoba untuk menenangkan diri, membiarkan air hangat membasuh kulitnya dan sisa-sisa noda pada tubuhnya.

Namun, suara pelan pintu terbuka membuat Sophie menegang seketika. Kepalanya sontak menoleh ke arah suara.

“Si-siapa?”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Usai Tidur Panjang, Aku Menjadi Istrinya   BAB 9

    “Apa dia juga tidak makan?”Lucas kembali bertanya setelah mendengar jawaban pelayan yang membawakan makanannya.“Kami sudah menawarkan, Tuan. Tapi Nyonya Sophie menolak.”Setelah mendengarkan jawaban itu Lucas memerintahkan sang pelayan untuk meninggalkannya sendiri dengan gestur tangannya. Lucas duduk bersandar di kursinya, jari-jarinya mengetuk meja dengan jemarinya.Pertanyaan yang sempat lolos dari mulutnya tadi masih bergema di kepala“Di mana Sophie?”Apa dia sedang mencoba mencari perhatian dengan menolak untuk makan? Atau dia sengaja memancing perasaan bersalah dari Lucas?Lucas mendengus pelan dan menyandarkan kepala pada kursi.Kenapa juga dia harus peduli? Ada banyak rumor tentang Sophie, dan jika dia berbuat baik maka Sophie tidak mungkin tidak memiliki tujuan.Benar, bahkan walau dia memandang Lucas dengan wajah polosnya, pasti setidaknya ada satu hal yang sedang berusaha ia sembunyikan.Lucas kembali menatap berkas di hadapannya, mencoba mengalihkan pikiran dari Sophie

  • Usai Tidur Panjang, Aku Menjadi Istrinya   BAB 8

    Sophie yang mendengar pernyataan Lucas membalikkan tubuhnya untuk kembali melihat ke arah pria itu yang terlihat sama sekali tidak peduli.Tapi alih-alih menjawab ia mencoba menelan protesnya, berusaha untuk tidak memperburuk suasana antara dirinya dan Lucas.Tapi dalam hati ia sudah berjanji ia akan kembali besok. Jika melakukan ini memiliki kemungkinan untuk membuat Lucas merubah pandangannya pada Sophie maka ia akan terus mencobanya.=Sophie sama sekali tidak berbohong ketika ia mengatakan bahwa ia akan mencoba kembali. Setelah kejadian kemarin, tekadnya justru semakin kuat. Hal pertama yang ia lakukan begitu terbangun pagi itu adalah memastikan dirinya menjadi orang yang mengantarkan sarapan untuk Lucas ke ruang kerjanya.Nampan berisi roti panggang hangat, telur rebus, dan kopi hitam tanpa gula sudah ditata rapi oleh pelayan. Sophie memandangi nampan itu lama, lalu mengulurkan tangannya.“Aku saja,” ucapnya pelan.Pelayan yang semula hendak melangkah terhenti. Tatapannya gugup,

  • Usai Tidur Panjang, Aku Menjadi Istrinya   BAB 7

    Sophie memincingkan mata melihat siluet seseorang di balik tirai yang menutupi bak mandi. Jangan-jangan … Lucas?Tapi, suara yang terdengar berikutnya membuat badan Sophie mendadak rileks kembali.“Ah, ini saya, Nyonya.” Suara pelayan muda itu. “Maaf mengganggu waktu Anda. Saya mengambilkan pakaian kotor untuk dicuci.”Sophie hanya mengangguk sekilas, tidak menjawab lagi.Di rumahnya dulu, ia juga telah terbiasa dengan kehadiran pelayan. Tetapi rumah ini masih begitu asing, membuat Sophie waspada tanpa sadar.Rumah yang begitu luas dan mewah, tapi sangat sepi.Satu minggu pun berlalu sejak Sophie pindah ke rumah Lucas. Harapannya untuk dapat berbicara dengan pria itu sudah pupus sejak hari tiga.Tujuh hari dan tidak sekalipun Sophie melihat wajah pria itu. Apa itu bahkan masuk akal? Jika sisi tempat tidur yang kosong tidak memiliki sedikit lipatan dan bantal yang bergeser dari tempat sebelumnya, Sophie mungkin sudah mengira bahwa pria itu tidak pernah kembali ke kamar mereka.Bahkan

  • Usai Tidur Panjang, Aku Menjadi Istrinya   BAB 6

    Para pelayan keheranan hanya menemukan satu tas lusuh di bagasi. Mereka bahkan mengecek kursi depan dan belakang, namun tetap tidak menemukan apa pun.Hanya ada keheningan di sekitar mereka yang mengiringi tatapan-tatapan bingung yang saling bertukar. Meski begitu, tak ada yang berani melontarkan pertanyaan. Semuanya memilih diam, seolah menelan rasa penasaran mereka sendiri.Lucas keluar lebih dulu tanpa sepatah kata pun, melangkah masuk begitu saja, meninggalkan Sophie sendirian berdiri di bawah tatapan penuh tanda tanya.Sophie menggenggam tangannya sendiri, merasa tubuhnya mengecil di tengah bangunan megah yang menjulang di depannya. Rumah ini jauh lebih besar, lebih mewah, dibandingkan rumah keluarganya yang kerap disebut orang lain sebagai istana kecil. Namun entah mengapa, kemewahan ini hanya membuatnya merasa tertekan. Tidak ada yang menyambutnya, tidak ada yang memperkenalkan rumah yang katanya kini menjadi miliknya. Ia bahkan tidak tahu harus melangkah ke mana.Begitu Sophi

  • Usai Tidur Panjang, Aku Menjadi Istrinya   BAB 5

    Maya memandang Sophie yang baru saja masuk melewati pintu utama dengan tidak percaya. Gelas yang ia pegang membuatnya tidak mampu menyembunyikan getaran di tangannya.Di tahun pertama setelah kecelakaan yang dialami oleh Sophie, tidak sekalipun Maya melewatkan satu hari tanpa menjenguknya sahabatnya itu. Tapi, bahkan walau ia tidak pernah mengatakannya secara gamblang, Maya tahu bahwa kepedulian bukanlah alasannya.Di hari kecelakaannya, Sophie telah melihat hal yang tidak seharusnya ia ketahui. Dan seharusnya rahasia itu akan selamanya tersimpan, terkubur bersama jasad Sophie yang akhirnya tidak lagi bernyawa.Saat Sophie tidak juga membuka matanya setelah satu tahun berlalu, pikiran Maya itu sudah menjadi keyakinan yang tidak terbantahkan, membuatnya melupakan Sophie dengan nyaman.Tapi sekarang, wanita itu justru kembali berdiri di hadapannya seperti seorang hantu yang sengaja mengejar Maya dari masa lalu.Dengan ragu Maya menelan ludahnya, takut Sophie akan menyadari kehadirannya.

  • Usai Tidur Panjang, Aku Menjadi Istrinya   BAB 4

    Preman itu meringkuk di tanah, tas Sophie terlepas, dan ia segera kabur saat Lucas akhirnya melepaskan tangannya. Beberapa orang yang menyaksikan sempat berbisik, beberapa bahkan menyorot handphone mereka. Tapi tidak ada satupun yang benar-benar peduli untuk membantu.Lucas menunduk, mengambil tas yang dijatuhkan oleh sang preman. Ia berjalan ke arah Sophie yang masih terduduk di aspal. Lalu tanpa aba-aba, ia melemparkan tas itu ke pangkuan Sophie.“Berdiri.”Sophie menelan ludah, berusaha menopang tubuhnya dengan tangan yang sedikit bergetar. Rasa sakit di sikunya membuat bergerak lambat. Tapi perasaan intimidasi dari sorot mata tajam Lucas membuatnya tidak berani meminta pertolongan.Tapi gerakan lambat itu tampaknya membuat Lucas merasa tidak sabar, karena detik berikutnya, tangan besar pria itu memegang pinggangnya. Memaksa Sophie berdiri.Begitu ia berdiri, jarak diantara mereka semakin terhapus, membuat Sophie bisa merasakan wangi samar dari jas Lucas, juga tatapannya yang menu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status