Share

BAB 9

Author: Rainina
last update Last Updated: 2025-10-08 23:56:28

“Apa dia juga tidak makan?”

Lucas kembali bertanya setelah mendengar jawaban pelayan yang membawakan makanannya.

“Kami sudah menawarkan, Tuan. Tapi Nyonya Sophie menolak.”

Setelah mendengarkan jawaban itu Lucas memerintahkan sang pelayan untuk meninggalkannya sendiri dengan gestur tangannya. 

Lucas duduk bersandar di kursinya, jari-jarinya mengetuk meja dengan jemarinya.

Pertanyaan yang sempat lolos dari mulutnya tadi masih bergema di kepala

“Di mana Sophie?”

Apa dia sedang mencoba mencari perhatian dengan menolak untuk makan? Atau dia sengaja memancing perasaan bersalah dari Lucas?

Lucas mendengus pelan dan menyandarkan kepala pada kursi.

Kenapa juga dia harus peduli? Ada banyak rumor tentang Sophie, dan jika dia berbuat baik maka Sophie tidak mungkin tidak memiliki tujuan.

Benar, bahkan walau dia memandang Lucas dengan wajah polosnya, pasti setidaknya ada satu hal yang sedang berusaha ia sembunyikan.

Lucas kembali menatap berkas di hadapannya, mencoba mengalihkan pikiran dari Sophie yang masih menghantui pikirannya.

=

Sophie kembali mengecek ponselnya. Ia tidak tahu sudah berapa kali ia melakukannya. Tapi ia masih tidak tahu apa atau siapa yang seharusnya ia hubungi.

Perkataan Lucas dan perlakuan yang ia terima dari keluarganya terus menghantui Sophie. Sebenarnya apa yang ia lakukan sehingga semuanya memperlakukan Sophie seperti ini?

Tapi tidak peduli berapa lama pun ia memikirkannya Sophie masih tidak bisa menebak apa yang telah terjadi.

Ia tidak pernah memiliki masalah sepelik ini sebelumnya. Hubungan Sophie dengan keluarga selalu baik. Orang tuanya selalu bangga padanya, karena Sophie selalu berhasil memenuhi harapan mereka.

Hubungannya dengan Ryan juga baik-baik saja. Tapi Sophie tidak bisa membawa dirinya untuk menghubungi Ryan saat ini.

Bagaimanapun juga, dia sudah menikah walau Sophie tidak tahu bagaimana itu semua terjadi. Bagaimana jika Ryan marah? Tidak, bagaimana jika sebenarnya mereka sudah berpisah sebelum kecelakaannya?

Bahkan walaupun tidak, apa mungkin dia mau menerima seseorang yang sudah menikah dengan pria lain?

Setelah menatap ponselnya untuk waktu yang lama, nama Maya tiba-tiba muncul di kepala Sophie. Benar, sahabatnya.

Bagaimana mungkin ia tidak terpikir untuk menghubungi Maya di saat seperti ini? Mereka sudah mengenal sangat lama dan wanita itu tidak pernah tidak berada di sisi Sophie.

Jika ada seseorang yang dengan sukarela mau menjelaskan apa yang terjadi pada Sophie, maka itu adalah Maya, bukan orang lain.

Dengan cepat Sophie mencari kontak Maya, tangannya menyentuh tombol telfon. Diam-diam ia terus berharap Maya akan mengangkat telfon dari dirinya.

Karena jika Maya juga bersikap sama seperti yang lainnya, lalu apa yang harus Sophie lakukan? Kepada siapa lagi ia harus berpegangan? Jika Maya juga…

“Sophie?”

“Maya?!” Sophie menjawab Maya dengan setengah berteriak, tidak mampu menahan perasaan lega yang muncul di dadanya.

“Apa kamu tidak apa-apa?” Maya bertanya dengan nada khawatir.

“Maya tolong bantu aku…” Sophie berkata dengan nada setengah putus asa.

“Apa yang terjadi?”

“Aku…” Sophie menelan ludahnya, tidak ada yang bertanya padanya setelah ia bangun dari komanya. Pertanyaan singkat dari Maya mampu membuatnya ingin menangis.

“Aku tidak tahu apa yang terjadi, Maya…” Nafas Sophie tercekat. “Waktu aku bangun, tiba-tiba statusku sudah berubah menjadi istri seseorang. Lalu keluargaku…”

Bayangan pesta di rumah orang tuanya membuat mata Sophie memanas. “Aku tidak tahu kenapa, tapi keluargaku tiba-tiba seperti memusuhiku. Tapi tidak ada yang mau jelaskan semuanya padaku.”

“Sophie… apa kamu tak ingat apa yang terjadi sehingga bisa seperti itu?”

Sophie menggelengkan kepalanya, melupakan fakta bahwa Maya bahkan tidak bisa melihatnya saat ini. “Aku tak ingat apapun. Dokter bilang aku mengalami amnesia sebagian. Aku tidak ingat apapun sejak satu tahun sebelum kecelakaan.”

“Apapun?”

“Apapun.” Sophie menjawab dengan lemah. 

Sementara itu, Maya yang berada di ujung telfon tidak mampu menyembunyikan senyuman di wajahnya. Ia harus bersyukur bahwa percakapan ini hanya melalui telfon atau Sophie akan bisa melihat ekspresinya.

“Oh Sophie…” Maya kembali berbicara dengan nada prihatin setelah ia berhasil menguasai dirinya. “Maaf, aku tidak tahu apapun. Aku hanya mendengar kalau kamu sudah bangun dan menikah. Aku takut mengganggumu, jadi tidak berani menghubungimu terlebih dulu.”

“Tidak masalah…” Sophie berusaha meyakinkan. “Harusnya aku yang menghubungimu dulu, tapi terlalu banyak yang terjadi. Aku juga masih harus beradaptasi dengan Lucas.”

Ah, Lucas. Maya kembali teringat kejadian di pesta saat itu, saat Lucas membantu Sophie. Apa hubungan mereka benar sebaik itu?

Maya menelan ludahnya. “Apa hubungan kalian baik-baik saja?” Maya mencoba berbicara senetral mungkin. Berusaha menyembunyikan rasa penasarannya dengan rasa khawatir yang dibuat-dibuat.

Suara helaan nafas Sophie yang terdengar berat hampir mengembalikan senyuman di wajah Maya.

Benar, kan? Tidak mungkin pria seperti Lucas akan bersikap baik pada Sophie setelah semua rumor yang tersebar. Itu pasti hanya karena…

“Lucas?”

Suara Sophie yang terdengar terkejut membuat Maya tersentak dari pikirannya sendiri. Sambungan telfon mereka terputus begitu saja.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Usai Tidur Panjang, Aku Menjadi Istrinya   BAB 105

    Sophie terpaku sejenak, kenapa seorang wanita menghubungi Lucas tengah malam seperti ini? dan kenapa ia begitu gencar menelpon hingga puluhan panggilan tak terjawab?Dan kenapa… wanita itu terdengar begitu terkejut saat ia mendengar suara Sophie?“Halo?” suara itu terdengar kembali, sejujurnya Sophie tidak bermaksud, tapi karena ia begitu terkejut, tangan Sophie tidak sengaja menekan tombol merah yang berada di layar. Membuat panggilan itu terputus begitu saja.Tapi hanya dalam beberapa detik, layar ponsel Lucas kembali menyala. Lagi-lagi nomor itu kembali menghubungi.Sophie ingin kembali menjawab telepon itu, tapi tiba-tiba saja Lucas sudah keluar dari Walk in Closet dan berjalan ke tempat tidur.“Kenapa kamu belum tidur?” tanyanya. “Bukannya tadi kamu bilang kamu lelah?”Sophie tidak menjawab, tapi ia mengarahkan ponsel yang berada di tangannya ke arah Lucas. Lucas yang akhirnya menyadari bahwa yang berada di tangan Sophie adalah ponselnya mengerutkan kening. Mencoba melihat siapa

  • Usai Tidur Panjang, Aku Menjadi Istrinya   BAB 104

    “Ayo bicara.”Sophie tertegun saat mendengar perkataan Lucas. Tidak, sebenarnya yang membuatnya tertegun adalah fakta bahwa Lucas benar-benar masih menunggu dirinya. Padahal Sophie sudah sangat sengaja berlama-lama di kamar mandi.“Tidak mau.” ucapnya cepat saat Sophie berhasil mengendalikan emosi di wajahnya. Sophie berniat berjalan menjauh dan melewati Lucas.Tapi sebelum Sophie berhasil, tangan Lucas sudah mendarat di pinggangnya. Pria itu menariknya ke belakang, hingga membuat punggung Sophie beradu dengan dadanya.“Lucas!” Sophie protes tidak terima dan mencoba melepaskan tangan pria itu dari pinggangnya. Tapi Lucas sama sekali tidak membiarkannya dan justru semakin memegangnya dengan erat.Pria itu tersenyum saat melihat wajah kesal Sophie. “Kamu kan marah aku tidak menyentuhmu. Kenapa sekarang kamu masih marah?”“Bukan itu poinnya!”“Kalau begitu jelaskan poinnya padaku. Kita punya banyak waktu. Aku sudah menghitungnya, harusnya hari ini kita bisa melakukan yang kita mau.” bisi

  • Usai Tidur Panjang, Aku Menjadi Istrinya   BAB 103

    Lucas menjauhkah wajahnya dari Sophie, tangannya masih memegang bahu istrinya itu. Tapi wajahnya yang menatap Sophie terlihat begitu kebingungan.“Apa?” tanyanya, tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Tapi tangan Sophie yang masih berada tidak jauh dari wajahnya seolah menegaskan bahwa itu bukan hanya pikirannya saja.“Tidak mau.” ucap Sophie lagi, menegaskan kembali apa yang baru saja ia katakan.Mulut Lucas terbuka, seperti ingin mengatakan sesuatu, hanya untuk dia tutup lagi. Pria itu benar-benar tidak mengerti apa yang terjadi.Tapi Sophie tidak ingin memberikan kesempatan bagi Lucas untuk berpikir, ia membuka pintu kamar mandi dan…BLAM!Ia membanting pintu tepat di hadapan wah Lucas yang masih terperangah.Lucas berdiri mematung di depan pintu kayu yang kini tertutup rapat. Hidungnya nyaris bersentuhan dengan permukaan pintu itu saking cepatnya Sophie membantingnya.Ditolak?Dia? Lucas Campbell? Ditolak oleh istrinya sendiri, tepat saat suasana sedang sedang menduku

  • Usai Tidur Panjang, Aku Menjadi Istrinya   BAB 102

    Sophie masuk ke ruang sidang itu dengan nafas yang terasa begitu berat. Tangannya menggenggam lengan Lucas dengan begitu erat, Sophie bahkan yakin ia bisa saja meninggalkan tanda di lengan suaminya itu.“Ingat perkataanku Sophie.” Lucas berkata, memahami apa yang dirasakan oleh Sophie saat ini. “Katakan kalau kamu tidak nyaman dan kita akan pergi saat itu juga.”Sophie mengangguk. Tapi bahkan walau ia tahu Lucas akan selalu berada di sampingnya, Sophie tidak bisa menghilangkan rasa takut dan memori buruk yang tetap menghantuinya.Sophie melihat sekeliling, menyapu sekeliling ruangan. Sebuah keputusan yang buruk, karena detik berikutnya tatapannya justru jatuh pada Ryan yang juga sedang melihat ke arahnya.“Sophie!” panggilnya, suara Ryan sedikit parau. Sophie berniat untuk mengabaikan panggilan dari pria itu, tapi Ryan berdiri dengan cepat dari tempat duduknya.Ingatan pada hari terakhir pertemuan mereka di tempat parkir apartemen milik Maya menghantam Sophie. Bagaimana pria itu menco

  • Usai Tidur Panjang, Aku Menjadi Istrinya   BAB 101

    Sophie meremas tangannya sendiri dengan kuat. Sekarang saja mereka sibuk ingin bertemu dengannya?Kemana mereka saat ia masih terbaring di ranjang rumah sakit? Atau saat Sophie direndahkan di pesta keluarga mereka sendiri.“Katakan kalau aku tidak ingin bertemu dengan mereka.” ucap Sophie. Ia berusaha untuk terdengar tegas, walau sebenarnya dadanya berdetak kencang karena informasi yang diberikan oleh pelayan itu.“Apa anda yakin, Nyonya?” tanya pelayan itu lagi.“Ya.” Sophie akhirnya bangkit dari tempat duduknya, berniat menjauh dari pelayan itu sebelum ia mendengar satu pertanyaan lagi yang bisa membuatnya goyah. “Minta mereka mengingat apa yang mereka janjikan pada Lucas.”Sophie berjalan beberapa langkah sebelum akhirnya kembali membaikkan tubuhnya. “Katakan juga pada mereka jika mereka datang kemari lagi, aku akan mengatakannya pada Lucas. Dan Lucas akan membuat mereka membayar karena melanggar perjanjian yang telah dibuat sebelumnya.”Pelayan itu akhirnya membungkuk dan terburu-

  • Usai Tidur Panjang, Aku Menjadi Istrinya   BAB 100

    Jari-jari Sophie gemetar saat meraih ponsel itu dari tangan Lucas. Tulisan Ayah yang muncul di layarnya membuat dada Sophie berdenyut, antara kerinduan yang coba ditahan wanita itu sembunyukan dan kemarahan yang terus mencoba meledak.Lucas mengamati reaksi Sophie tanpa berkata apa pun, memberi ruang bagi istrinya untuk berpikir sejenak.“Sudah ada puluhan panggilan tak terjawab, dan beberapa pesan singkat,” ujar Lucas akhirnya setelah menunggu beberapa lama. “Sejak semalam, setelah Kevin memberikan laporan itu pada mereka.”Sophie menelan ludah, ragu untuk bertanya. “Apa isi pesannya?” Sophie bahkan tidak tahu apakah dia benar-benar ingin tahu atau tidak.“Aku belum membukanya. Itu hakmu, bukan aku,” jawab Lucas. Ia mengangkat bahunya pelan. “Tapi aku bisa membayangkan isinya. Penyesalan, permintaan maaf, dan mungkin… pengakuan bahwa mereka salah mempercayai rumor tentangmu selama bertahun-tahun.”Air mata Sophie mulai menggenang, tapi bukan karena perasaan haru. Tapi karena bayangan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status