Share

Bab 19

##BAB 17

"Astagfirullahaladzim, Ibu kok bicara seperti itu?" Aku segera mengangkat Arum, lalu mengajaknya sedikit menjauh. Takut jika nanti dia kembali berkata kasar.

"Munafik," ucap si wanita tua itu dengan mata berapi-api.

"Bu, mungkin ini semua salah paham. Kita bisa bicarakan semuanya baik-baik. Ada anak kecil yang mendengarkan." Ibu mencoba menanggapi kemarahan wanita tua ini dengan sabar. Meskipun dia sendiri tidak tahu permasalahannya.

"Sudah, ndak usah sok baik deh! Kamu inget ndak waktu itu kamu gendong bayi itu terus di beri tumpangan sama suamiku?"

"Astagfirullahaladzim, waktu motor Lek Tarno mogok dijalan? Ya Allah, Bu. Itu suami Ibu sendiri lho yang menawarkan. Katanya kasihan melihat saya panas-panas dorong motor. Lalu saya diantar sampai ke pasar. Sudah itu saja ndak lebih. Ada saksinya kok, Lek Tarno."

"Halah, Ndak usah banyak alesan."

"Wi, coba kamu panggil Lek Tarno biar dia menjelaskan semua."

"Baik, Bu." Aku segera pergi ke rumah Lek Tarno yang tidak terlalu jauh.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status