Share

Bab 5

Author: Pena_Kinan
last update Last Updated: 2022-12-15 10:04:48

"Jawab Mas! Jangan diam saja seperti ini. Lawan mereka yang merendahkanmu!" ucap Dewi dengan berteriak lantang. Lagi-lagi Veri hanya diam saja. Dia menunduk. Lalu terdengar kata keluar dari mulutnya pelan.

"Maafkan aku, Wi." 

"Mas Veri nggak salah! Yang salah warga ini semua! Mereka nggak beradab!" ucap Dewi masih dengan pembelaan pada Veri.

"Dasar perempuan edyan, nggak waras. Selingkuh sama bocah ingusan. Eh, apa kamu nggak mikir Veri itu punya anak kecil. Bisa-bisanya kamu Embat dia! Astagfirullahaladzim!" ucap salah satu warga membuat netra Dewi beralih padanya.

Apa maksudnya? Apa maksud ucapannya baru saja? Apakah Veri selingkuh dibelakang Dewi?

Mata.Dewi membulat sempurna. Pendengarannya sengaja ia pertajam agar terdengar jelas semua ucapan para warga.

"Dewi … Dewi. Kamu itu beg* atau bod*h. Bisa-bisanya dikadali sama suamimu sendiri. Suamimu itu batu saja digerebek warga, sedang ninu-ninu sama Dian. Dan kamu masih membela dia?"

"Mbak Dewi suami model buaya buntung kok dibela. Dia itu sudah mengkhianati Mbak Dewi. Kenapa masih dibela?" Para tetangga akhirnya sahut menyahut. Ucapan mereka benar-benar membuat Dewi terbelalak dengan kenyataan yang sebenarnya.

"Astagfirullahaladzim, Veri apa benar yang diucapkan Bapak-bapak itu?" tanya Ibu sembari menarik sarung yang dipakai Veri asal-asalan. Akhirnya Dewi memperhatikan Veri dengan seksama. Memperhatikan dari ujung kaki hingga ujung kepala. Rambutnya acak-acakan sedangkan wajahnya keluar darah dari mana saja. 

Semakin membuat Dewi marah ketika melihat bagian bawah Veri terlihat tanpa celana atau apapun itu. Jika saja tidak ada sarung yang menutupinya mungkin miliknya yang menjijikan itu terlihat jelas.

Astagfirullahaladzim, berarti Dewi sedari tadi menangis meraung-raung membela lelaki bej*t yang sedang bermain api dibelakangnya? Bukan main. 

Benar-benar manusia menjijikan.

Setelah itu netra Dewi beralih pada wanita yang tengah berdiri tak jauh dari kami yang tengah bersimpuh di lantai. Rambutnya juga terlihat acak-acakan hanya sehelai kain jarik yang menutupi tubuh polosnya.

Terlihat dia menutupi pepaya miliknya yang bergelayut tak beraturan dengan tangan didepan. Menambah kemurkaan Dewi menjadi lebih berapi-api.

"Allahu Akbar," ucap Dewi lantang. Lalu wanita itu menghampiri wanita yang bernama Dian itu setengah berlari. Ditarik rambutnya ke kanan dan ke kiri. Terlihat dia hanya pasrah saja tak mau berbalik menyerang. Entah mengapa Dewi menjadi begitu kuat ketika amarah memuncak. 

"Astagfirullahaladzim, eling Nduk … eling 

… Ya Allah!" (Eling=inget) 

Ibu segera menarik lengan Dewi menjauhi wanita laknat itu bersama dengan Ibu-ibu yang lain. Ibu-ibu yang ternyata sudah berkumpul di halaman rumah Dian. 

"Sabar Dewi, jangan seperti ini." ucap salah satu warga. Sedangkan Dewi masih menjambak rambut Dian tanpa ampun. Semakin lama Dewi menjauhi Dian. Wanita itu terlihat menangis tergugu.

"Biada* kamu! B*jin*an kamu, mat* saja kau wanita murah**!" Wanita itu aku maki dengan kata-kata kotor. Amarah Dewi benar-benar sudah di ubun-ubun. Dewi yang awalnya membela mati-matian Veri kini justru berbalik menyerang Dian.

Nafasnya terengah-engah. Kini air mata yang tadi menetes tiba-tiba saja sudah mengering berubah menjadi amarah tak terkendali. Kini giliran Veri, lelaki yang tak berdaya setelah dikeroyok itu kini mendapat tamparan keras dari Dewi.

Plak ….

Tangan Dewi mendarat tepat di pipi Veri sebelah kanan. Tamparan tangan sekuat tenaga olehnya meninggalkan bekas merah di pipi penuh luka.

"Kurang aj*r, lelaki biad*b!" Segera Dewi dijauhkan dari Veri oleh entah siapapun itu. Yang pasti jika ia bisa, ia sudah membun*h lelaki yang dua tahun ini membersamai.

Dewi semakin tak terkendali. Ketika mengetahui kebenaran bahwa lelaki yang sedari tadi dia bela mati-matian ternyata tidak lebih dari seorang yang menjijikan di matanya sekarang ini.

Andai saja tak ada Ibu dan juga para warga. Mungkin dia sudah membu*uh lelaki dan perempuan itu menjadi satu liang lahat. 

Mana mungkin ada istri yang bisa mengendalikan amarahnya. Mengendalikan kekecewaannya ketika mengetahui suami yang amat dicintai berani bermain api di belakangnya. Terlebih Dewi selama ini tidak pernah berpikir seburuk itu pada lelaki yang dianggapnya baik.

Karena selama dua tahun mereka mengarungi bahtera rumah tangga tak ada yang salah di mata Dewi. Veri selalu bisa memanjakan Dewi dengan baik. Selalu perhatian dengan wanita berambut sebahu itu. Veri adalah lelaki yang perhatian dengannya dan juga putri semata wayang mereka. Selalu menjadi suami yang siaga dan juga peduli pada keluarga.

Tapi ternyata semua perlakuannya hanya menutupi kebusukan perilakunya. Dewi saat ini benar-benar kecewa dan juga marah. Andai saja Dewi melihat penggerebekan itu terjadi. Menyaksikan dua manusia yang berselimut nafsu bina*ng. Entah apa yang akan dilakukannya?

Astaga, entah dimana akal pikiran mereka hingga jam masih menunjukan angka sembilan tepat sudah berbuat maksiat. Apakah mereka sudah tidak bisa mengendalikan nafsu? Ya Tuhan, akan mendapatkan ganjaran seperti apa manusia seperti ini?

"Kita arak mereka keliling komplek! Biar tau rasa!" Beberapa warga juga ikut marah dengan tingkah kedua insan tak bermoral itu. Berharap mereka mendapatkan hukuman yang setimpal. Apalagi bisa membuat mereka malu. 

"Tenang, saya harap warga bisa mengendalikan emosi!" tutur Pak RT dengan tenang meskipun dia tahu bahwa warga yang sedang dihadapinya tak ada satupun yang tenang. Kedua tangannya diangkat keatas. Memberikan pertanda bahwa semua warga harus bisa mengendalikan amarahnya. 

Pak RT adalah satu-satunya manusia yang harus berusaha tenang. Agar Veri dan juga Dian tidak mat* ditangan mereka.

"Tenang bagaimana tho Pak RT? Lha wong manusia model begini kok dibela! Seharusnya mereka ini di cambuk sampai mat* sekalian, menjijikan!" 

"Sabar … sabar Bapak-bapak. Kita akan adakan sidang. Sekarang biarkan mereka ini berpakaian lengkap dulu. Mereka ini juga manusia seperti kita."

Beberapa warga masih terdengar kasak-kusuk dibelakang. Salah satu warga mengambilkan pakaian mereka lalu melemparnya. 

Veri dengan cepat menyambar pakaiannya yang berserakan di tanah. Entah apakah dia masih mempunyai rasa malu atau tidak? 

"Ganti disini aja, gak usah ditutup-tutupi memangnya masih punya malu?!" Salah satu warga berteriak. 

Dian berniat pergi ke dalam rumah namun tak sempat dia melangkah salah satu warga sudah mendorongnya. Tidak membiarkannya pergi dari tempatnya berdiri. Sedangkan Veri dengan cepat memakai semua pakaiannya.

Dian pun akhirnya memakai pakaian yang ditanggalkannya dihadapan banyak mata. Wanita itu benar-benar dibuat malu.

"Wanita sudah tua, sudah memiliki cucu masih bersikap tak bermoral. Benar-benar tak punya malu!" Terdengar bisikan demi bisikan dari para warga yang ternyata sudah berkumpul semua. Entah kapan mereka datang yang pasti semua warga komplek itu sudah berkumpul menjadi satu di halaman rumah Dian.

Dewi, wanita yang tadi menangis meraung-raung kini terlihat menjadi garang. Kedua tangannya diapit Ibu Fatimah, Ibu kandungnya yang tadi menemani. Dan juga salah satu tetangga, terlihat jelas sang Ibu menangis, kecewa mengetahui akan kebej*tan menantunya

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • WANITA TUA ITU SELINGKUHAN SUAMIKU   Bab 37

    "Kamu libur hari ini, Wi?" tanya Bayu yang tengah duduk sembari menyisir rambut Nathan."Iya, Mas. Kebetulan libur tiga hari. Tanggal merah, nanti Dewi ikut ke pasar ya?""Arum gimana?""Biar Arum sama Ibu di rumah. Sudah, kalian pergi saja!""Assalamualaikum." Terdengar salam dari luar rumah. Dewi bergegas keluar, berniat mencari tahu siapa yang datang."Waalaikumsalam, siapa ya?" tanya Dewi spontan. Setelah melihat seseorang yang tak ia kenal. "Saya Udin teman Bayu. Bayu nya ada, Mbak?" tanya lelaki itu dengan sopan.Bayu yang mendengar suara Udin, segera bergegas keluar. Menyapa lelaki yang pernah ia tolong hingga membuatnya menjadi sekarang ini."Udin? Kemana aja kamu?" tanya Bayu segera menjabat tangan teman semasa sekolah itu."Maaf, ada beberapa masalah jadi nggak sempet ngabari!""Iya, waktu itu aku sempat ke rumahmu tapi malah di usir sama pembantu?""Pembantu? Rumah yang dulu itu sudah aku jual! Mungkin itu penghuni barunya.""Ow, ya sudah silahkan duduk dulu. Ada perlu apa

  • WANITA TUA ITU SELINGKUHAN SUAMIKU   Bab 36

    "Apa yang aku takutkan terjadi, andai kamu mau jujur sama Dewi, Bu. Semua tidak akan seperti ini.' Dewi bermonolog dalam hati."Bu Romlah, ada apa? Apakah semuanya tidak bisa dibicarakan baik-baik? Maaf, bukan bermaksud lancang. Tetapi kami sedang ada tamu," ucap Dewi sembari mengalihkan pandangannya kepada keluarga Danu.Fatimah menunduk, dia tidak berani berkata banyak. Sedangkan Romlah menghela napas panjang. Lalu membuangnya perlahan. Ada sesuatu hal yang ingin dia sampaikan."Fatimah, kenapa kamu tidak membayar hutangmu!" Nada bicara Romlah sudah di bisa ditebak, marah luar biasa."Maaf, Bu. Saya belum ada uang!""Terus kalau kamu nggak ada uang, kamu nggak bayar begitu?! Ada uang atau tidak itu bukan urusanku. Yang penting kamu bayar hutangmu, sini mana uangnya!"Fatimah masih diam tak menjawab. Dewi hanya bisa menghela napas panjang. Dia tidak tahu harus bagaimana? Uang tabungannya sudah habis diberikan pada Bayu. Kini hanya tinggal beberapa lembar uang lima puluhan ribu. Itup

  • WANITA TUA ITU SELINGKUHAN SUAMIKU   Bab 35

    "Punya, Wi. Ibu masih punya uang tabungan, meskipun sedikit. Tapi lumayan bisa buat nambah-nambah modal Bayu.""Kamu harus semangat, Mas. Memastikan kalau usahamu bakalan sukses. Lihat, Ibu sudah mengorbankan uang tabungannya untuk modal kamu!""Siap, Wi. Mas mu ini semangat banget. Karena sekitaran sini kan belum ada yang jualan bakso. Semoga kedepannya lancar, dan juga laris manis. Amin," tutur Bayu panjang lebar. Semua orang mengamini doa Bayu. Barang belanjaan dibawa ke dapur. Setelah gerobak datang, Bayu segera membereskan kursi yang ada di teras. Menggantinya dengan gerobak lalu menyiapkan segala sesuatu nya di dapur. Meracik bumbu dan juga membuat bulatan-bulatan bakso yang siap di jual. Bayu pandai meracik bumbu. Dengan telaten dia menghaluskan bawang putih, merica dan juga garam. Tak lupa ia berikan penyedap rasa. Ada beberapa bumbu rahasia lain supaya bakso milik Bayu berbeda dengan bakso yang di jual. Sebuah langkah besar yang diambil Bayu. Berharap ada kebahagiaan di uj

  • WANITA TUA ITU SELINGKUHAN SUAMIKU   Bab 34

    "Iya, Ibumu pinjem duit sama Bu Romlah. Kamu tahu kan Bu Romlah? Kalau pinjem duit sama dia biasanya bunganya nyekek leher," tutur Riris panjang lebar. Dewi hanya diam saja. Menerawang jauh, memikirkan Fatimah, kenapa meminjam uang pada Romlah tidak memberi tahu Dewi? Apakah Fatimah tidak tahu bagaimana resikonya jika meminjam uang pada wanita itu.Wanita licik dan juga picik. Disaat memberikan uang, penuh dengan senyuman dan juga pujian. Andai terlambat membayar satu hari saja, lidahnya bak pisau yang tajam. Yang mampu membunuh tanpa menyentuh. "Wi, aku pulang dulu ya! Titip ini buat Arum," ucap Veri sembari menyerahkan amplop pada Dewi."Wah, duit itu?" tanya Riris yang melihat sekilas amplop berwarna putih itu.Tak ada seorang pun menjawab pertanyaan Riris. Veri yang cukup terganggu dengan kehadiran Riris pun langsung berpamitan. Meninggalkan Dewi yang masih diliputi rasa penasaran."Wi, berapa itu duitnya?" Riris kembali bertanya. Matanya tak lepas dari amplop. Dewi masih diam,

  • WANITA TUA ITU SELINGKUHAN SUAMIKU   Bab 33

    "Bay, kamu bilang istrimu pulang kampung. Ada urusan, terus kata Riris kemarin apa?" tanya Fatimah dengan nada bicara sedikit menggebu."Maafkan, Bayu. Bayu nggak bermaksud buat berbohong sama Ibu. Hanya saja, Bayu bingung bagaimana ngomongnya sama Ibu, Bayu takut!""Astagfirullahaladzim, Bayu. Ibu ini Ibu kandungmu. Sudah sewajarnya kalau kamu cerita sama Ibu. Terus, apa yang dikatakan Bulek mu itu bener? Kalau Ika pergi sama pria?""Bayu nggak tahu, Bu. Andai saja benar adanya. Itu alasan yang masuk akal agar aku bisa berpisah dengannya.""Astagfirullahaladzim, Bayu. Kamu ini lelaki, Nak. Kamu ini kepala keluarga, jangan seperti itu. Kamu akan bertanggung jawab kelak di akhirat. Ibu lihat kamu nggak ada perjuangannya, merubah Ika?"Bayu menunduk. Fatimah memperhatikan anak lelakinya itu dengan seksama. "Apa perlu Ibu jual rumah ini buat kamu usaha lagi?""Jual rumah?" tanya Dewi yang tiba-tiba sudah diambang pintu. Entah kapan Dewi sudah pulang, hingga mereka tidak mendengar suara

  • WANITA TUA ITU SELINGKUHAN SUAMIKU   Bab 32

    "Anis, hamil." Halimah menunduk begitu pula Veri. Ada rasa malu dan juga bersalah pastinya. Keluarga yang mereka bangga-banggakan dulu ternyata berujung kepahitan."Insyaallah, kami akan datang," jawab Fatimah dengan senyum mengembang.Tak ada tanggapan yang berarti mengenai kehamilan Anis. Bukan suatu hal yan perlu mereka urusi. "Wi, kamu belum menikah?" tanya Veri setelah cukup lama terdiam. Dewi hanya menggeleng. "Jika aku bercerai dengan Dian, maukah kau kembali kepadaku lagi?""Astagfirullahaladzim, jadi Mas Veri kesini mau minta saja balik lagi sama kamu?! Jangan harap, Mas. Aku nggak akan pernah kembali, biarkan masa lalu menjadi masa lalu. Tapi tak ada niat sedikitpun untuk mengulang.""Tapi, Wi.""Mas, kalau niatmu kesini minta aku kembali lagi, mending kamu pulang saja!" Semua orang yang ada di ruangan itu terdiam. Tak berapa lama ada sebuah mobil Pajero berwarna putih berhenti di pekarangan rumah. Semua orang yang ada di ruangan itu sontak menoleh ke luar."Siapa itu, Ba

  • WANITA TUA ITU SELINGKUHAN SUAMIKU   Bab 31

    Setelah pertengkaran tempo hari. Ika tak kunjung pulang ke rumah. Entah kemana dia pergi? "Yu, kamu nggak nyari istrimu? Rumah tangga itu pasti ada pasang surutnya, wajar. Tapi apa kamu mau menyerah begitu saja?" tanya Fatimah yang tengah duduk di kursi yang ada di dapur."Nathan, kamu belajar ya di kamar. Papa mau bicara dulu sama Nenek!""Iya, Pa," jawab Nathan.Setelah Nathan pergi ke kamar. Bayu kembali melanjutkan pembicaraannya dengan Fatimah, dia tidak ingin jika Nathan mendengar masalah antara papa dan juga mamanya."Bayu, sudah nggak bisa mikir lagi, Bu! Bayu sudah berusaha merubah Ika, namun sayang, Ika terlalu keras kepala!""Tapi, Mas. Apa kamu nggak kasihan sama Ibu? Kalau Mas Bayu bercerai, apa kata tetangga mengenai keluarga kita? Aku sudah gagal berumah tangga, jangan sampai Mas Bayu juga demikian," sahut Dewi. Ia menjatuhkan bobot tubuhnya di kursi dekat dengan Fatimah. Tangannya sibuk mengaduk teh yang baru saja ia seduh."Maafkan, Bayu. Bu, Bayu …." Bayu menghentik

  • WANITA TUA ITU SELINGKUHAN SUAMIKU   Bab 30

    "Dewi? Ini Dewi kan?" Seketika Dewi dan juga Juleha terdiam. Mata mereka saling menatap lalu memperhatikan lelaki yang tengah menghampiri."I-iya saya Dewi, Bapak …." Dewi tak melanjutkan ucapannya. Takut jika dugaannya salah."Aku Danu. Masak lupa sama man- mantan," ucap Danu dengan senyuman menggoda.Dewi hanya menggaruk tengkuk leher yang tidak gatal. Sembari tersenyum menutupi malu. "Cie, disamperin mantan." Juleha menggoda. "Apa kabar?" tanya Danu pada Dewi. "Alhamdulilah, baik. Kabar kamu sendiri gimana?""Alhamdulilah, kabar baik. Kamu kerja disini juga?"" Iya, dilihat dari penampilannya sepertinya kamu orang kantor ya?" Dewi memperhatikan dengan seksama pria yang ada di hadapannya saat ini. Pria ini begitu berbeda, lebih bersih, tampan dan juga mempesona. Uluh … uluh … bisa CLBK kalau begini."Iya, aku bagian administrasi. Boleh minta nomer nggak?""Boleh saja, apa sih yang enggak buat mantan terindah. Hi hi, mana ponsel kamu, Wi?" Juleha menepuk tangan Dewi lalu meminta

  • WANITA TUA ITU SELINGKUHAN SUAMIKU   Bab 29

    Dewi masih sibuk memoles bedak pada wajahnya. Sedangkan Arum sudah bangun, ia sedang sibuk bermain boneka di atas ranjang."Arum sayang, Ibu kerja ya. Cari uang buat Arum, nanti kalau Ibu pulang Arum pengen dibawain apa?"Gadis kecil itu hanya nyengir, lalu memukul-mukul boneka yang berada disamping dan juga berada di depannya.Tak berapa lama pintu kamar terbuka, Dewi menoleh, mencari tahu siapa yang datang."Maaf, Wi.""Nggak papa masuk saja, Bu!" pinta Dewi pada wanita tua itu."Wi, kamu pacaran sama Joko?" Entah mengapa tidak ada angin tidak ada hujan Fatimah langsung bertanya. Memastikan kebenaran berita itu pada putrinya."Ibu, dapat informasi itu dari mana? Bulek Riris?"Fatimah terlihat menghela napas panjang lalu membuangnya perlahan. "Ibu tahu sendiri gimana Bulek, mana mungkin Dewi dekat dengan lelaki sampai Ibu tidak tahu! Ibu, untuk saat ini Dewi pengen fokus sama Arum dan juga Ibu. Jadi Ibu nggak perlu mikirin yang lain." Dewi menghampiri Fatimah, memeluknya bersamaan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status