Share

Bab 2

Auteur: Julliana
Mobil berhenti di depan rumah yang telah dipersiapkan Adriano sebagai tempat tinggal setelah pernikahan mereka.

Begitu turun dari mobil, Stacey langsung mulai membereskan barang-barangnya. Semua yang pernah dia tinggalkan di rumah itu, telah dibuangnya untuk menghapus setiap jejak kehadirannya di sana. Setelah itu, dia mulai mengurus dokumen untuk mencabut identitas kependudukannya.

Hanya dengan mencabut data kependudukan, barulah orang-orang itu tidak akan bisa menemukannya lagi. Dia sudah menyiapkan semua dokumen, tetapi baru sadar bahwa dokumen terpenting seperti kartu keluarga tidak ada di tangannya.

Stacey tidak punya pilihan lain, dia harus kembali ke rumah Keluarga Henderson.

Satu jam kemudian, dia sudah berdiri di depan pintu rumah itu. Itu adalah rumah orang tuanya, tapi dia bahkan tidak memiliki kunci. Untuk mengetuk pintu saja, dia perlu menghimpun banyak keberanian. Sebab dia tahu betul, kedua orang tua kandungnya tidak pernah menyambutnya dengan hangat.

Setelah cukup lama, pintu dibuka oleh pembantu rumah yang baru datang. Begitu masuk, Stacey langsung melihat ayah dan ibunya mondar-mandir di ruang tamu dengan gelisah.

Mendengar suara pintu terbuka, mereka segera menghampiri. Namun begitu melihat Stacey, ekspresi wajah mereka seketika berubah menjadi sangat tidak bersahabat.

"Kenapa malah kamu? Setelah sekian lama nggak pulang, untuk apa kamu datang sekarang? Kenapa kamu nggak bisa meniru Lily sedikit saja? Kalian lahir dari rahim yang sama, kenapa bisa sebeda itu?"

Nada omelan itu begitu familier. Sudah 20 tahun lebih Stacey mendengarnya dan kini dia benar-benar tidak sudi mendengarkannya lagi. Wajahnya tetap tenang, seolah-olah tidak mendengar semua ucapan itu.

Stacey langsung naik ke lantai atas, mengambil kartu keluarga dan memasukkannya ke dalam tas, lalu turun kembali tanpa berkata sepatah kata pun.

Melihat sikap tenangnya itu, kedua orang tuanya malah semakin naik pitam. Kata-kata mereka mulai tak terkendali. "Apa sekarang omongan aku dan ibumu sudah kamu anggap angin lalu, hah? Kamu masih anggap kami orang tuamu atau nggak?"

"Benar-benar keterlaluan. Kenapa kami bisa punya anak durhaka sepertimu?"

Ketika mereka sedang asyik memarahinya, pintu depan tiba-tiba kembali terbuka.

Adriano masuk sambil menggendong Lily dalam pelukannya. Begitu melangkah masuk, pandangannya langsung bertemu dengan Stacey yang berdiri di tengah ruang tamu.

Stacey hanya melirik sekilas pada kemesraan mereka, lalu mengalihkan pandangannya dengan tenang. Tatapannya begitu datar, seolah tidak membawa emosi apa pun. Namun entah mengapa, hati Adriano malah dicekam rasa panik yang tak bisa dijelaskan.

Dia buru-buru menurunkan Lily dari gendongannya, lalu melangkah ke depan Stacey. "Stacey, kamu jangan salah paham. Lily terkilir dan kebetulan aku ada di dekat situ, jadi aku menggendongnya pulang ...."

Penjelasannya belum selesai, tetapi Stacey juga tidak berniat membongkar kebohongan yang jelas-jelas penuh celah itu.

"Edward sedang dinas luar kota. Kalau nggak, aku tentu nggak akan merepotkan Kak Adriano. Kakak, jangan salah paham ya," ucap Lily lembut.

Baru saja menapakkan kaki di dalam rumah, Lily sudah langsung dikelilingi orang tuanya yang mencemaskan keadaannya. Namun di balik penjelasannya yang terdengar sopan, setiap kata yang diucapkannya sarat akan nada pamer.

"Salahku juga sih, dari kecil selalu dimanja Ayah dan Ibu. Jadi waktu keseleo sedikit saja, rasanya sudah sakit sekali. Untung Kak Adriano cepat datang. Dia menerobos lebih dari sepuluh lampu merah hanya untuk membawaku ke rumah sakit. Sekarang bahkan menggendongku pulang. Benar-benar bikin repot dia saja."

Lily berbicara sambil tersenyum manis ke arah Stacey, berharap bisa melihat kakaknya marah atau menangis. Namun, yang dia lihat hanyalah wajah Stacey yang tenang, seolah semua itu tidak berarti apa-apa baginya.
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application

Latest chapter

  • Waktu Adalah Obat Terbaik   Bab 23

    Sementara itu, Adriano yang dulunya tidak tahan melihat Lily tersakiti sedikit pun, kali ini hanya menatapnya dingin dan tidak membelanya sama sekali.Lily benar-benar tidak bisa mengerti. Hanya karena bertemu Stacey sekali saja, kenapa semua orang langsung berubah? Namun sebelum dia sempat mencari jawabannya, kapal sudah benar-benar meninggalkan Pulau Pertemuan.Di sisi lain, setelah para pengacau itu diusir dari pulau, para penjaga juga kembali naik ke kapal patroli kecil mereka dan meninggalkan tempat itu.Setelah kerumunan itu bubar, Edward yang datang sendiri menggunakan perahu kecil akhirnya menampakkan diri. "Stacey, bolehkah aku naik ke atas?"Devon langsung mengenali pria itu. Beberapa waktu yang lalu, Edward memang pernah datang sekali. Meskipun saat itu Stacey tidak terlalu menggubrisnya, sikap Stacey jelas lebih baik terhadapnya dibandingkan dengan orang-orang yang baru saja mereka usir tadi.Oleh sebab itu, Devon langsung meningkatkan kewaspadaannya.Akhir-akhir ini terlal

  • Waktu Adalah Obat Terbaik   Bab 22

    Setelah selesai berbicara dengan Adriano, barulah Stacey mengalihkan pandangannya ke arah tiga orang dari Keluarga Henderson. Dia beberapa kali membuka mulut, tetapi ragu untuk berbicara, sampai akhirnya hanya bisa menghela napas.Bagaimanapun juga, mereka adalah orang-orang yang memiliki hubungan darah dengannya. Dia tidak sanggup mengucapkan kata-kata kejam kepada orang tua yang telah melahirkannya, dan jujur saja, dia juga tidak ingin lagi berdebat dengan mereka.Lagi pula, mereka bertiga hanya akan mendengar apa yang ingin mereka dengar. Berdebat hanya akan membuang tenaga dan sia-sia."Ayah, Ibu ... ini terakhir kalinya aku memanggil kalian begitu. Lagian, kalian juga nggak pernah benar-benar menganggapku sebagai anak. Mulai sekarang, anggap saja kalian memang hanya pernah punya satu anak perempuan, Lily."Nada bicaranya sangat tenang. Kata-katanya untuk memutus hubungan dengan mereka, diucapkannya seolah-olah hanya sekadar sapaan biasa. Namun justru karena ketenangan itu, Hector

  • Waktu Adalah Obat Terbaik   Bab 21

    Begitu kata-kata itu keluar dari mulut Stacey, semua orang seketika terdiam dan tidak percaya dengan apa yang baru saja mereka dengar. Adriano bahkan menatapnya dengan mata membelalak, lalu refleks melepas pegangan tangannya dari lengan Villy. Kemudian, dia berjalan terhuyung beberapa langkah ke depan dan mencoba meraih tangan Stacey.Akan tetapi, tangan itu langsung ditepis oleh Gaston. Dengan raut wajah yang muram dan alis berkerut tajam, dia menepisnya keras-keras. "Kalau ada yang mau dibicarakan, silakan bicara baik-baik. Jangan main pegang seenaknya."Gaston benar-benar tidak punya simpati sedikit pun terhadap orang-orang ini. Setelah melahirkan anak, lalu ditelantarkan dan pilih kasih sampai separah itu. Sekarang masih berani menyebut diri mereka sebagai orang tua Stacey?Sejak awal pertemuan mereka, apa ada sepatah kata baik pun yang keluar dari mulut mereka?Terutama pria bernama Adriano ini ... berlagak seperti pria yang mencintai Stacey, tapi bahkan kondisi keluarganya saja t

  • Waktu Adalah Obat Terbaik   Bab 20

    Adriano merasa dadanya dipenuhi kekesalan dan perasaan kecewa. Awalnya, dia sengaja membawa Hector, Villy, dan Lily ke sini dengan harapan pertemuan ini bisa menjadi momen untuk sedikit bernostalgia.Dia tahu, hubungan mereka dulu memang tidak begitu dekat, tapi bagaimanapun juga mereka tetaplah keluarga. Di antara orang tua dan anak, mana mungkin ada dendam yang tidak bisa diselesaikan? Bukankah semuanya bisa selesai jika dibicarakan baik-baik?Oleh karena itu, di perjalanan tadi, dia sudah mengingatkan mereka agar jangan bersikap terlalu agresif dan bicarakan semua dengan tenang. Saat itu Hector, Villy, dan Lily pun mengangguk setuju. Dia benar-benar tidak menyangka mereka akan langsung membuat keributan seperti ini.Namun, kalau mau jujur pada diri sendiri, Adriano tahu sebagian besar kesalahan ini juga ada padanya. Dia menahan perasaan sesak yang menghimpit dadanya dan mencoba menyusun kata-kata dengan hati-hati sebelum akhirnya membuka suara."Stacey, lama nggak bertemu."Adriano

  • Waktu Adalah Obat Terbaik   Bab 19

    Adriano bahkan belum sempat menghentikan mereka. Lily yang datang bersama kedua orang tuanya juga ikut berkata dengan nada menjijikkan, "Kak, aku tahu kamu marah sama aku. Tapi walau kamu lagi ngambek, tetap saja nggak boleh nggak peduli sama Ayah dan Ibu. Selama ini mereka sudah setengah mati cari kamu, ayo cepat pulang sama kami!"Melihat orang-orang yang mengaku sebagai keluarga Stacey itu datang dan bicara seenaknya, Devon yang biasanya tenang pun tidak tahan lagi. Dia mengejek, "Dari mana datangnya anjing-anjing ini, baru nongol saja langsung menggonggong sembarangan?"Kemudian, dia bergeser sedikit untuk menghalangi pandangan Adriano sepenuhnya. Sebelum mereka sempat marah besar, Devon menambahkan dengan sinis, "Ini pulau milik Stacey. Kalian masuk ke pulau ini tanpa izin. Ini bukan di negara asal kalian. Hati-hati, bisa-bisa besok sarapan kalian malah di dalam perut hiu."Pandangan tajamnya menyapu mereka satu per satu. Keempat orang di luar langsung tertegun, tetapi perasaan te

  • Waktu Adalah Obat Terbaik   Bab 18

    Saat Adriano datang mencarinya, dia tidak datang sendirian. Ada Hector, Villy, dan Lily yang ikut bersamanya.Selama beberapa tahun terakhir, kondisi Keluarga Henderson memang tidak terlalu baik. Edward telah memulai usahanya sendiri dan begitu usahanya sukses, hal pertama yang dilakukannya adalah menjadi pesaing langsung Keluarga Henderson di pasar.Awalnya, mereka ingin mempertahankan posisi mereka dengan cara menjalin ikatan pernikahan. Namun Lily yang sejak kecil dimanja, tumbuh menjadi pribadi yang sangat keras kepala. Setelah dibatalkan pertunangannya oleh Edward, dia hanya bisa mengamuk di rumah setiap hari. Hector dan Villy yang amat menyayanginya, tidak sampai hati memaksanya menikah lagi demi kepentingan keluarga.Sebaliknya, putri sulung mereka malah mengalami dua kali pertunangan yang gagal. Hingga akhirnya, dia bahkan menghapus identitasnya dan menghilang tanpa jejak. Mereka bahkan tidak tahu harus ke mana mencarinya.Kalau bukan karena Adriano mengatakan bahwa dia telah m

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status