Share

Ke Panti (1)

Author: ByFilter
last update Last Updated: 2024-06-29 18:02:18

Tindakan Belia membuat Alvan beserta Bundanya terperanjat kaget.

Alvan tak tahu kenapa Belia begitu terkejut melihatnya, karena bagi Alvan dia sama sekali tidak mengenali sosok wanita bercadar yang kini ada di depan matanya.

"Ada apa Belia? Apa kau baik-baik saja?" Tanya Mahesa benar-benar bingung berpikir apa yang terjadi dengan gadis itu?

Mata Belia sudah memerah menahan tangis.

"Belia? Ada apa?" Mahesa semakin panik karena gadis itu hanya diam dengan tatapan mata terlihat begitu ketakutan.

"Mas!" Kembali terdengar suara seorang wanita seksi yang memanggil Alvan dari arah belakang.

Alvan menoleh kebelakang melihat istrinya jalan mendekat baru pulang dari lokasi syuting.

"Datang bukannya beri salam, tapi malah berteriak-teriak." Umpat Alvan melihat tingkah istrinya semakin hari semakin menjadi-jadi.

"Hisya mana Mas! Mas juga apa-apaan sih ganggu syuting aku yang masih berlangsung pake acara nyuruh aku pulang segala! Mas kan bisa menjemput putri Mas sendiri!" Ketus Maria terlihat marah-marah pada suaminya.

Mahesa melirik menantunya yang tidak pernah lagi menghargai suaminya semenjak namanya naik daun sebagai model terkenal di kota itu. Padahal kesuksesan yang didapat oleh wanita itu juga hasil dari suaminya selalu mendukung dari belakang.

"Sekali-sekalah kamu itu harus pulang lebih cepat! Bukannya setiap hari pulang malam terus! Apa kau pikir, kau itu seorang gadis? Apa kau lupa kalau kau sudah menikah dan memiliki seorang putri!" Suara Alvan meninggi mulai kehabisan sabar dengan tingkah istrinya.

Melihat kekacauan yang ada di hadapannya. Belia segera menunduk merasa hatinya bertambah sakit, ia berpikir bagaimana bisa seorang laki-laki yang sudah beristri kenapa menyewa wanita lain untuk memuaskan hasratnya, padahal jelas dia sudah memiliki istri. Pikir Belia dengan tubuh bergetar ketakutan.

"B-uk... M-maaf... Apa Belia bisa pamit ke toilet sementara?" Pamit Belia tak bisa lagi menahan tangisnya.

"Iya, tentu saja bisa Belia. Ayo, Bunda akan mengantarmu ke toilet." Segera Mahesa menemani gadis itu untuk pergi ke toilet.

"Pulanglah! Kamu datang kemari malu-maluin aja membuat keributan di depan Bunda!" Lanjut Alvan lagi. Kedua pasangan itu kembali bertengkar di depan.

"Kamu yang duluan nyuruh aku pulang dari syuting! Ya jelas dong aku marah!" Karakter Maria yang sangat keras dan selalu ingin menang sendiri, membuat ia sering menginjak-injak harga diri suaminya.

"Kamu ya Maria! Semakin hari kamu itu semakin keras kepala!" Bentak Alvan.

"Siapa suruh kamu itu terlahir dari keluarga miskin! Coba saja kamu jadi orang kaya! Ya jelas aku akan menghargai kamu!" Itulah Maria, jika dia sedang marah, dia pasti akan mengeluarkan kata-kata yang menghina harga diri suaminya.

"Kalian tidak usah membuat keributan di sini, kalau kalian mau ribut. Kalian pulang di rumah kalian, dan ribut di sana saja!" Terdengar suara dingin dari Elvan yang baru tiba di panti asuhan milik Bundanya.

Maria langsung terdiam jika dihadapkan dengan Elvan kembaran suaminya. Wanita itu seperti tidak bisa mengeluarkan kata-kata jika dia sudah berhadapan dengan kakak iparnya.

Sebenarnya Maria sudah lama menaruh hati pada Elvan kakak iparnya. Akan tetapi, sikap dingin Elvan membuat dia sulit untuk mendekati kakak iparnya.

Dan ternyata setelah menjalin hubungan rumah tangga selama beberapa tahun bersama dengan Alvan. Maria sama sekali belum tahu tentang latar belakang suaminya yang ternyata adalah CEO dari klinik tempat pria itu bekerja.

Maria berpikir kalau Alvan hanya berprofesi sebagai dokter umum yang biasa-biasa saja. Karena selama ini Alvan memang sengaja menyembunyikan jati dirinya pada Maria.

Hidup sederhana yang dijalani oleh Bunda Elvan dan Alvan, tidak ada yang mengetahui jati diri dari kedua pemuda itu.

Sedangkan Elvan sendiri, adalah seorang CEO dari Perusahaan tekstil. Kedua adik kakak itu tidak ada yang mengetahui latar belakangnya kecuali orang-orang tertentu.

Karena keduanya tidak pernah memperkenalkan diri mereka di publik. Keduanya juga selalu mengandalkan karyawan bawahannya yakni Asisten yang mereka percayai sepenuhnya.

"Elvan? Kamu sudah datang, nak?" Mahesa yang mengantar Belia tadi ke toilet, sudah kembali lagi ke depan bersama Belia yang jalan menunduk di belakangnya.

"Iya, Bunda." Jawab Elvan mencium punggung tangan Bundanya melirik Belia yang masih menunduk dalam.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Wanita Bercadar Yang Ku Nodai    Mimpi

    "Menikahlah denganku." "Tidak! Aku tidak mau menikah denganmu! Kau itu laki-laki yang paling aku benci! Lalu untuk apa aku mau menikah denganmu!" Jawab Belia menatap Elvan yang mengajaknya menikah."Karena apa? Karena alasan seperti apa? Dan apa yang membuatmu begitu membenciku? Aku merasa sebelumnya kita tidak pernah ada masalah di antara satu sama lain, hingga bisa membuat kau membenci ku.." ucap Elvan.Belia langsung menarik cadar yang menutupi wajahnya selama ini memperlihatkan siapa dia yang sesungguhnya."Apa kau masih mengingat wajahku?" DEG"K-kau..." "Argh!" Belia langsung terbangun dari tidurnya dengan nafas terengah-engah."Belia? Ada apa?" Rosa menyentuh bahu wanita itu yang terbangun tiba-tiba dari tidurnya.Belia langsung melihat wajah Rosa, "T-tidak, a-aku tidak apa-apa." Belia mengedar pandangan, ternyata mereka berdua masih ada di halte bus. Semasa diusir tadi, mereka berdua tak tahu mau ke mana. Dan akhirnya mereka berakhir istirahat di halte bus. Tadinya Rosa

  • Wanita Bercadar Yang Ku Nodai    Aku Menyukaimu

    "Karena hatiku yang menginginkan untuk mengeluarkan mu dari semua bentuk penderitaan. Hatiku tidak suka melihat penderitaanmu... Dan apa yang aku lakukan itu, karena hatiku yang menginginkannya." Elvan berkata terang-terangan pada Belia, kalau dia memang memiliki rasa pada wanita itu.Sejenak kemudian Belia kaget, ia tidak mengerti kenapa Elvan berkata demikian.Apakah pria itu menyukainya? Atau hanya bentuk simpati? Belia tertawa miris saat mengingat perbuatan Elvan yang sudah merenggut kesuciannya."Apa Anda sedang bercanda? Apa yang ingin Anda katakan? Anda ingin bilang kalau saya itu sangat memprihatinkan begitu? Cih! Tidak usah sok kasihan sama saya!" Air mata bercucuran jatuh dari kedua matanya."Tidak, bukan karena prihatin." Jawab Elvan menatap Belia tanpa berkedip."Tapi karena aku menyukaimu." Tambah Elvan membuat Belia membeku.Mereka berdua sama-sama diam dengan kontak mata tanpa diputuskan. Masing-masing sibuk dengan perasaan.Cukup lama keduanya saling diam dan tatap m

  • Wanita Bercadar Yang Ku Nodai    Yang Mana Satu Dia?

    DEGBelia membeku melihat Alvan yang memakai pakaian dinas. Sedangkan Elvan memakai baju putih di dalam yang di lapisi jas berwarna silver di luar.Rosa tak beda jauh seperti Belia, dia juga kaget melihat kedua laki-laki yang begitu mirip itu.Jadi mereka kembar? Lalu? yang mana satu kemarin membeli Belia dari suaminya? Pikir Rosa pusing sendiri.Sedangkan Belia menatap kedua pria itu silih berganti dengan perasaan bingung dan benar-benar tidak tahu mana satu laki-laki malam itu?"Belia?" Sapa Elvan pada wanita itu.Belia tak menjawab, tapi terlihat jelas dari tatapan matanya. Kalau dia sedang keliru membedakan antara kedua laki-laki kembar di hadapannya.Dokter Alvan mengerutkan kedua alis."Belia? Belia putri paman Rama?" Tanya Alvan pada kakaknya.Elvan mengangguk tanpa mengalih pandangannya dari mata Belia. Belia sampai menunduk tak sanggup menatap mata Elvan yang seperti mengandung makna mendalam. Lalu yang mana satu laki-laki malam itu? Ayah biologis dari janin yang ada dala

  • Wanita Bercadar Yang Ku Nodai    DEG

    "Bagaimana bisa dia mempunyai jumlah uang yang aku minta. Di mana dia mendapatkan uang sebanyak itu?" Ujar Lion pada dirinya sendiri ketika ia benar-benar menemukan sebesar 5 miliar dalam saldonya."Aku kaya! Aku kaya!" Lion berteriak-teriak seperti orang gila senang melihat uang banyak."Tapi tunggu! Kalau begitu, aku tidak punya lagi pendapatan dari wanita itu! Cih! Bagaimana kalau uang ku sudah habis aku judi kan!" Pikirnya terdiam sejenak."Sepertinya, gadis banyak bacot kemarin itu masih seorang gadis.." ucapnya tersenyum penuh arti.Aku tahu apa yang akan aku lakukan!Drrt drrtTiba-tiba ponsel Lion berbunyi, mendapat panggilan dari nomor tak di kenali."Siapa?" Tit"Hel----" ucapan Lion terputus mendengar suara bariton dari seberang sana."Ceraikan istri mu. Kalau tidak, aku tidak akan segan-segan menunaikan ucapanku kemarin." Ucap Elvan dari seberang panggilan langsung menutup panggilan itu.Tangan Lion bergetar melihat latar ponselnya yang sudah mati."Dimana dia mendapa

  • Wanita Bercadar Yang Ku Nodai    Kaget

    "Sakit!" Kaget Rosa ketika ia memeriksa suhu tubuh Belia yang terasa begitu panas."Aku harus segera membawanya ke rumah sakit." Gumam Rosa berusaha memesan gojek melalui online.Usai gadis itu memesan gojek, ia pun memakaikan Belia jilbab dan juga cadar dengan hati-hati.Belia benar-benar seperti tak bisa menggerakkan tubuhnya. Suhu panas dalam diri wanita itu membuat Belia seperti tak sadarkan diri."Kenapa kau panas sekali seperti ini, Belia. Kau membuat aku benar-benar mengkhawatirkan kamu." Ucap Rosa berusaha memapah tubuh sahabatnya dengan air mata menitik.Rosa sangat menyayangi Belia, karena baginya Belia adalah satu-satu sahabat yang dia anggap sebagai keluarga. Rosa anak yang tumbuh di keluarga broken home. Kedua orang tuanya masing-masing sudah menikah. Dan dia memilih bekerja sendiri di minimarket serta hidup di kontrakan.Sebelumnya Rosa hidup bersama ibunya. Akan tetapi dia tidak suka dengan kakak laki-laki tirinya yang seperti menyukainya. Dan sering masuk ke dalam ka

  • Wanita Bercadar Yang Ku Nodai    5 Miliar

    Senyuman merekah terukir dari bibir Lion, ketika Elvan bertanya berapa harga yang Lion inginkan untuk membeli Belia.Tes tes tesTetes bening berjatuhan dari kedua kelopak mata Belia. Sungguh dia merasa, kalau ia tidak punya harga diri sama sekali. Di mana-mana semua laki-laki suka menghargakan dirinya dengan sejumlah uang.Apa begitu murahnya ia di mata semua orang? Apa menurut semua orang yang ada di sekelilingnya dia begitu tidak berharga? Apa orang-orang menilainya semurahan itu? Sungguh sangat tragis nasib hidupnya."Sungguh Anda yakin mampu membelinya? Karena saya menjual istri saya, tidak dengan uang sedikit.." ucap Lion lagi tak sabar ingin menyebutkan nominal uang yang sudah terbayang-bayang di otaknya."Berapapun itu, sama sekali bukan masalah bagiku, asalkan kau tidak akan pernah lagi munculkan dirimu di hadapan Belia, karena dengan kau menjualnya padaku, itu tandanya kau sudah tidak punya hak apa-apa lagi sebagai seorang suami untuknya.""Dan setelah kau menjualnya, mak

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status