Share

Wanita Kedua
Wanita Kedua
Author: Maheera

Prolog

Author: Maheera
last update Last Updated: 2023-04-15 10:40:52

Jantung Nazeela berdegup dua kali lebih kencang mendengar permintaan Farah. Bagaimana mungkin wanita cantik yang sudah dia anggap sebagai kakak sendiri, memintanya menjadi istri kedua untuk Fairuz--suami Farah--Gadis itu mencoba menyelami manik mata wanita yang menggunakan hijab hitam tersebut. Meski tertutup, tetapi kecantikan wanita tersebut tetap terpancar dari matanya yang sangat indah.

"Bagaimana, zee ... kamu mau 'kan?" Farah menuntut jawaban dari gadis berambut panjang itu.

Nazeela mengembuskan napas perlahan, kedua tangannya saling meremas untuk mengatasi rasa gugup karena tatapan intens Farah.

"Maaf, Kak. Zee ngga bisa," lirihnya seraya menunduk. Tak mampu melihat kilat kecewa di mata wanita yang telah berjasa pada keluarganya.

Terdengar helaan napas berat dari bibir Farah. Wanita itu menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi dengan perlahan.

"Tolonglah, hanya kamu yang aku percaya buat jadi maduku."

"Kak, aku masih kuliah. Aku punya cita-cita untuk membahagiakan Ibu dan menikah tidak masuk dalam rencanaku."

Nazeela terus berdalih. Bagaimana mungkin dia menjadi istri kedua dari wanita yang seperti malaikat itu. Farah adalah wanita dengan kecantikan sempurna, tidak hanya rupa dan raga, tetapi juga hati. Meski dia memiliki kekayaan yang melimpah, tak sedikitpun kesombongan melekat padanya. Dia bahkan rutin membagikan sedekah kepada anak jalanan dan nasi kotak kepada para jamaah masjid di komplek perumahan mereka setiap jumat. Bukan hanya sekadar memesan, tetapi wanita itu turun langsung ke dapur memasak sendiri dibantu Nazeela dan para asisten rumah tangganya. Farah ingin semua yang dia lakukan menjadi simpanan pahala di kemudian hari.

"Zee, aku mohon, pikirkan lagi. Hanya kamu yang pantas menjadi istri Bang Fairuz. Aku sudah mengenal kamu lama, jadi aku yakin kamu pantas turut mendampingi suamiku. Delapan tahun kami menikah, tetapi sampai detik ini Tuhan belum mempercayakan seorang anak pada kami. Aku tidak tega melihat Bang Fairuz terus-terusan didesak oleh Ibu."

Farah memohon dengan sorot mata memelas. Dia sangat berharap gadis di hadapan tersentuh hatinya dan mau meluluskan permintaannya tersebut.

Namun, lagi-lagi Nazeela menggelengkan kepalanya, membuat Farah semakin putus asa. Wanita itu bangkit dan meraih tas selempang yang diletakkan di atas meja. Dia melangkah menuju pintu keluar dengan langkah berdentum. Akan tetapi, sebelum tubuhnya menghilang dari balik pintu, dia berhenti tanpa berbalik.

"Aku kecewa. Sekian lama membantu keluargamu. Memberikan hubungan seperti keluarga sedarah, berharap suatu hari nanti saat aku butuh bantuan kamu membalasnya."

Nazeela bangkit dari tempat dia duduk, lalu berjalan perlahan mendekati Farah. "Jadi, Kakak tidak ikhlas membantu keluargaku selama ini ...?" tanyanya dengan suara bergetar.

Farah berbalik, hingga kedua manik mata mereka bertemu. Pandangan wanita itu meredup dan mengembun. "Aku ikhlas. Akan tetapi, aku juga mengharapkan keikhlasanmu untuk membantuku. Aku sangat mencintai Bang Fairuz. Kalau kamu tanya apa aku ikhlas berbagi suami? Maka jawabannya adalah, tidak! Namun, aku lebih tidak rela jika melihat pria yang aku cintai bersedih karena harus memilih antara aku dan Ibunya, tetapi aku juga tak mau mengambil madu dari wanita yang tidak aku kenal. Jadi, berbaik hatilah pada wanita malang ini."

Air mata yang ditahan Farah, luruh seketika. Mata indah itu basah dan kehilangan pendarnya, bulir bening itu seolah menceritakan kepedihan hati yang tengah menderanya. Pun Nazeela. Gadis itu termangu. Dia tak mampu mengatakan apa pun untuk menenangkan Farah seperti biasa. Tak sanggup melangkah untuk memeluk wanita itu sekadar memberi kenyamanan, kakinya seolah terpancang di tanah dan lidahnya pun ikut kelu. Bahkan saat Farah menjauh dengan langkah gontai, gadis itu hanya mampu menatap punggung rapuhnya dengan tatapan nanar karena air mata yang tertahan.

'Kak, bagaimana aku bisa menjadi madumu, sedangkan jauh di relung hati aku memiliki pilihan sendiri.'

*

Hai! Aku datang dengan cerita baru yang ngga kalah seru. Pantengin terus, ya. Jangan lupa tekan bintang dan koment. Biar aku semangat upnya😊

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Wanita Kedua   Menua Bersama

    "Selamat."Dru menyambut uluran tangan Fairuz hangat. Keduanya lalu berpelukan erat, seperti tak pernah ada masalah yang pernah mepingkupi keduanya dulu. Waktu memang bisa menyembuhkan luka dan mendewasakan semua. Ada yang menjadi lebih kuat setelah ditempa berbagai cobaan, ada juga yang memilih patah. Semua berpulang kepada diri masing-masing.Hari ini, suara Dru lantang mengucapkan akad nikah yang menyebut nama Nazeela Sahara di dalamnya. Wajah cerah dan bahagia terlihat pada wajah semua undangan. Tak terkecuali Hasan yang bertindak sebagai wali nikah. Pun Fairuz, meski masih ada cinta untuk mantan istrinya itu, dia telah mengikhlaskan Nazeela. Dia belajar untuk mengerti jika cinta tak melulu soal hati. Namun, tentang pengorbanan. Sekarang Fairuz mengerti keputusan yang diambil Farah dulu. Bukan karena wanita egois ingin memaksakan kehendaknya. Akan tetapi, dia ingin memberikan kebahagiaan kepada orang yang dia cintai. Pun Dru. Pria itu memilih melepaskan Nazeela, karena melihat Fa

  • Wanita Kedua   Simfoni Terindah

    Nazeela membuka jendela kamarnya. Pagi belum sepenuhnya datang. Aroma tanah basah menguar menggelitik indera penciumannya. Gadis itu menghirup udara segar di pagi buta tersebut, membuat paru-parunya terasa lapang dan mampu menenagkan hati yang resah.Semalaman gadis itu tak bisa tidur. Bayang-bayang Dru bermain di benaknya. Bagaimana pria itu mengacuhkannya dan interaksinya dengan wanita lain. Semua seperti racun yang menyakitinya perlahan. Mata gadis itu sembab karena menangis semalaman. Di sepertiga malam, dia mengadukan semua keresahan hati. Meminta Tuhan menghapuskan rasa dan dan ingatan tentang Dru jika pria itu tak baik untuknya. Kokok ayam jantan membuyarkan lamunan Nazeela. Dia melirik jam dinding yang tergantung di kamar. Pukul enam tepat. Nazeela beranjak dari jendela menuju ke dapur. Senin adalah waktu tersibuk gadis itu. Selain membuat sarapan untuk Hasan yang kini sudah melanjutkan pendidikannya, dia juga memiliki jadwal mengajar piano privat, selain memiliki kelas sendi

  • Wanita Kedua   Simfoni Merdu Untuk Nazeela

    Tepuk tangan riuh membahana di gedung serba guna salah satu universitas terkenal di ibukota. Seorang gadis mengenakan gamis berwarna biru langit dengan aksen bis putih di bagian pergelangan tangan dan pinggang. Terlihat sangat anggun dengan hijab berwarna biru tua bermotif bunga-bunga sakura, yang menjulur menutupi dadanya. Dia tersenyum, seraya membungkuk memberi hormat kepada para juri dan penonton yang memberi standing aplause atas penampilannya. Gadis itu, Nazeela Sahara. Bertahun yang lalu dia hanyalah gadis miskin yang tak punya apa-apa, selain harga diri dan prinsip kuat. Lalu cobaan hidup menempanya menjadi gadis dewasa yang matang. Melalui masalah demi masalah dengan penuh kepasrahan dan keikhlasan. Membunuh cinta sejati, lalu menikah dengan seorang pria demi sebuah janji. Tak pernah menyesali pengorbanan demi orang-orang tercinta, karena dia yakin kebahagiaan yang sebenarnya berasal dari Sang Maha Cinta.Nazeela menghampiri orang-orang yang telah berjasa besar menghantar

  • Wanita Kedua   Bahagialah Kekasihku

    Ratmi menatap nanar semua benda yang ada di atas meja. Bibir wanita itu terkatup rapat. Meski tertutup kaca mata hitam, Dru tahu jika mata itu sedang bertahan untuk tidak merinaikan tangis. Hening menjadi teman yang setia bertandang sejak tadi. Wajah ceria Ratmi perlahan memudar saat Dru menyampaikan maksud dari pertemuan mereka. Lembayung sore ini berubah mendung di hati wanita itu. Berkali-kali dia menghela napas, menenangkan badai yang berkecamuk di hati. Wanita itu tak pernah mengira, masa lalu yang dia kubur sangat dalam, tercium juga ke permukaan. Bukan oleh orang lain, melainkan oleh seseorang yang sangat dia sayangi. "Aku ngga tau harus berkata apa, juga ngga tau harus bersikap bagaimana." Suara Dru lirih berucap, tetapi seperti tusukan besi ke telinga Ratmi."Maaf, aku ..." Ratmi tak bisa menyelesaikan kalimatnya. Melihat wajah Dru yang frustasi membuat hatinya mencelos. "Apa aku harus memanggilmu Tante atau Ibu?"Pertahanan Ratmi jebol juga. Dia melepas kaca matanya. Iris

  • Wanita Kedua   Berkorban Lagi

    "Kerjamu bagus. Terima kasih."Dru memutuskan sambungan telepon setelah seseorang di seberang sana menjawab. Dia lalu menimang amplop coklat yang baru saja diantar oleh kurir. Dua bulan menyelidiki siapa dalang di balik pembunuhan Farah, akhirnya semua akan terjawab hari ini.Pria itu membayar seorang detektif handal untuk menyelidiki seorang wanita yang dia curigai sebagai pelaku. Akan tetapi, di tengah penyelidikan ditemukan fakta baru yang tak kalah mengejutkan. Dru bahkan meminta sang detektif untuk menyelidiki lebih dalam. Dia tak mau salah menjebloskan orang yang tak bersalah.Namun, justru fakta lain semakin membuat tuduhan yang awalnya mengarah pada orang lain, berbalik arah kepada orang tersebut. Dru shock! Ingin dia tidak mempercayai semua itu, tetapi semua bukti dan fakta menuding dengan sangat jelas. Dia dilema. Haruskah membuka tabir kematian Farah dan mendapatkan Nazeela? Atau membiarkan semua tetap menjadi rahasia agar hidup sang pelaku tenang menikmati masa tuanya. Na

  • Wanita Kedua   Kalap

    Suara merdu penyanyi pop Indonesia mengalun merdu memenuhi gendang telinga Kinaya. Wanita itu asyik mengamati anak muda yang menghabiskan sore di cafe yang terkenal cozy dan unik. Mereka bersantai di bagian luar cafe yang dipasangi payung besar berwarna merah. Terdapat meja dan kursi dengan bentuk yang sama, tetapi dengan tinggi yang berbeda. Mereka tertawa dan saling bercanda, seolah tak pernah ada masalah. Ada juga yang tengah bercengkerama dengan kekasihnya. Melihat pemandangan itu, Kinaya tersenyum getir. Sejak remaja dia hanya mengenal satu cinta dan itu adalah untuk Fairuz. Pria tersebut yang menanamkan rindu, gelisah, dan cemburu ke dalam dadanya. Tak pernah berpaling menatap pria lain, meski mereka berlomba -lomba mencari perhatiannya.Namun, kenyataan memaksa Kinaya berlapang dada, saat pria yang dia cintai akhirnya memilih Farah sebagai istri. Setahun dia terpuruk karena patah hati. Dia tak punya daya untuk melanjutkan hidup, sebab pria yang dia cintai tak pernah melihat

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status