Share

Wanita Kedua
Wanita Kedua
Author: Maheera

Prolog

Jantung Nazeela berdegup dua kali lebih kencang mendengar permintaan Farah. Bagaimana mungkin wanita cantik yang sudah dia anggap sebagai kakak sendiri, memintanya menjadi istri kedua untuk Fairuz--suami Farah--Gadis itu mencoba menyelami manik mata wanita yang menggunakan hijab hitam tersebut. Meski tertutup, tetapi kecantikan wanita tersebut tetap terpancar dari matanya yang sangat indah.

"Bagaimana, zee ... kamu mau 'kan?" Farah menuntut jawaban dari gadis berambut panjang itu.

Nazeela mengembuskan napas perlahan, kedua tangannya saling meremas untuk mengatasi rasa gugup karena tatapan intens Farah.

"Maaf, Kak. Zee ngga bisa," lirihnya seraya menunduk. Tak mampu melihat kilat kecewa di mata wanita yang telah berjasa pada keluarganya.

Terdengar helaan napas berat dari bibir Farah. Wanita itu menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi dengan perlahan.

"Tolonglah, hanya kamu yang aku percaya buat jadi maduku."

"Kak, aku masih kuliah. Aku punya cita-cita untuk membahagiakan Ibu dan menikah tidak masuk dalam rencanaku."

Nazeela terus berdalih. Bagaimana mungkin dia menjadi istri kedua dari wanita yang seperti malaikat itu. Farah adalah wanita dengan kecantikan sempurna, tidak hanya rupa dan raga, tetapi juga hati. Meski dia memiliki kekayaan yang melimpah, tak sedikitpun kesombongan melekat padanya. Dia bahkan rutin membagikan sedekah kepada anak jalanan dan nasi kotak kepada para jamaah masjid di komplek perumahan mereka setiap jumat. Bukan hanya sekadar memesan, tetapi wanita itu turun langsung ke dapur memasak sendiri dibantu Nazeela dan para asisten rumah tangganya. Farah ingin semua yang dia lakukan menjadi simpanan pahala di kemudian hari.

"Zee, aku mohon, pikirkan lagi. Hanya kamu yang pantas menjadi istri Bang Fairuz. Aku sudah mengenal kamu lama, jadi aku yakin kamu pantas turut mendampingi suamiku. Delapan tahun kami menikah, tetapi sampai detik ini Tuhan belum mempercayakan seorang anak pada kami. Aku tidak tega melihat Bang Fairuz terus-terusan didesak oleh Ibu."

Farah memohon dengan sorot mata memelas. Dia sangat berharap gadis di hadapan tersentuh hatinya dan mau meluluskan permintaannya tersebut.

Namun, lagi-lagi Nazeela menggelengkan kepalanya, membuat Farah semakin putus asa. Wanita itu bangkit dan meraih tas selempang yang diletakkan di atas meja. Dia melangkah menuju pintu keluar dengan langkah berdentum. Akan tetapi, sebelum tubuhnya menghilang dari balik pintu, dia berhenti tanpa berbalik.

"Aku kecewa. Sekian lama membantu keluargamu. Memberikan hubungan seperti keluarga sedarah, berharap suatu hari nanti saat aku butuh bantuan kamu membalasnya."

Nazeela bangkit dari tempat dia duduk, lalu berjalan perlahan mendekati Farah. "Jadi, Kakak tidak ikhlas membantu keluargaku selama ini ...?" tanyanya dengan suara bergetar.

Farah berbalik, hingga kedua manik mata mereka bertemu. Pandangan wanita itu meredup dan mengembun. "Aku ikhlas. Akan tetapi, aku juga mengharapkan keikhlasanmu untuk membantuku. Aku sangat mencintai Bang Fairuz. Kalau kamu tanya apa aku ikhlas berbagi suami? Maka jawabannya adalah, tidak! Namun, aku lebih tidak rela jika melihat pria yang aku cintai bersedih karena harus memilih antara aku dan Ibunya, tetapi aku juga tak mau mengambil madu dari wanita yang tidak aku kenal. Jadi, berbaik hatilah pada wanita malang ini."

Air mata yang ditahan Farah, luruh seketika. Mata indah itu basah dan kehilangan pendarnya, bulir bening itu seolah menceritakan kepedihan hati yang tengah menderanya. Pun Nazeela. Gadis itu termangu. Dia tak mampu mengatakan apa pun untuk menenangkan Farah seperti biasa. Tak sanggup melangkah untuk memeluk wanita itu sekadar memberi kenyamanan, kakinya seolah terpancang di tanah dan lidahnya pun ikut kelu. Bahkan saat Farah menjauh dengan langkah gontai, gadis itu hanya mampu menatap punggung rapuhnya dengan tatapan nanar karena air mata yang tertahan.

'Kak, bagaimana aku bisa menjadi madumu, sedangkan jauh di relung hati aku memiliki pilihan sendiri.'

*

Hai! Aku datang dengan cerita baru yang ngga kalah seru. Pantengin terus, ya. Jangan lupa tekan bintang dan koment. Biar aku semangat upnya😊

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status