Share

BAB 20

Penulis: Namaku Malaja
last update Terakhir Diperbarui: 2025-11-24 19:00:00

Argandara mengalihkan pandangannya kepada Albert yang berdiri di belakang Aryana hanya dengan mengenakan jubah mandi. Kedua tangannya terkepal erat. Kemarahan menguasai dirinya, tapi Argandara berusaha menahan sekuat tenaga agar tidak lepas kendali.

“Tidak. Tapi kenapa kakak harus menyakitinya?” Argandara berusaha menekan suaranya agar tidak terdengar marah.

“Bukan urusanmu! Dia istriku, jadi aku berak melakukan apa saja padanya.” Albert mengalihkan tatapannya kepada Aryana, sorot matanya masih sama. “Untuk apa masih di sini? Pergi!”

Aryana tidak membantah dan langsung pergi tanpa melihat Argandara. Karena hari semakin sore, Aryana pun memutuskan untuk mandi sambil mengompres matanya yang sembap.

Argandara yang mendengar bentakan Albert kepada Aryana pun semakin geram dengan sikap sang kakak memperlakukan Aryana.

Albert kembali menatap Argandara. “Untuk apa kamu ke kamarku? Mau merayu istriku, ya? Apa di kafe tadi kamu masih belum puas merayunya, s

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Wanita Kesayangan Sang Pewaris Pengganti   BAB 22

    Argandara mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang meninggalkan kediaman Handaryana menuju Kala Rasa. Bayangan wajah pucat Aryana dan ucapan Alvonso terus terngiang di kepalanya. Beberapa kali Argandara menghela napas kasar untuk melonggarkan dadanya yang sesak.“Arga!” Nehan melambai kepada Argandara yang baru saja memasuki kafe.Argandara mengedarkan pandangan sebelum akhirnya dia menemukan sosok sang sahabat. Dengan langkah lebar Argandara menghampiri Nehan.“Sudah lama?” Argandara menarik dan menduduki kursi di hadapan Nehan.“Ya, lumayan. Lyla bilang katanya kamu baru berangkat ke kediaman Handaryana waktu aku datang.” Nehan mengernyit saat memperhatikan wajah Argandara. “Kenapa sama mukamu? Kok kusut begitu?”“Tidak ada apa-apa.”Nehan tentu saja tidak percaya. “Apa Pak Tua itu membuat masalah lagi padamu? Atau, Albert yang membuatmu seperti ini?”Argand

  • Wanita Kesayangan Sang Pewaris Pengganti   BAB 21

    Aryana tersenyum kecil menatap pantulan wajahnya di kaca wastafel. Sembap di matanya sudah berkurang. Dan Aryana bisa menutupinya dengan riasan sedikt tebal agar tidak terlihat, seperti yang dia lakukan tadi siang.Aryana terkejut saat membuka pintu kamar mandi dan mendapati sosok Albert di depan pintu. Tangan pria itu terangkat untuk mengetuk pintu.Albert menatap marah Aryana. “Apa yang kamu lakukan di kamar mandi sampai begitu lama, hah? Kamu tidak lihat sekarang sudah jam berapa?”“Maaf, Mas. Aku tadi mengompres mataku supaya tidak bengkak, makanya lama di kamar mandi.” Aryana menjawab pelan dengan kepala tertunduk.Albert berdecak keras. “Cepat ganti baju. Jangan sampai Kakek berpikir aku menyiksamu karena terlambat ke meja makan.”Setelah mengatakan itu, Albert menuju sofa dan melanjutkan panggilan videonya bersama Narana.Aryana menatap Albert. Cemburu dan sakit hati bercampur menjadi satu. Meskipun

  • Wanita Kesayangan Sang Pewaris Pengganti   BAB 20

    Argandara mengalihkan pandangannya kepada Albert yang berdiri di belakang Aryana hanya dengan mengenakan jubah mandi. Kedua tangannya terkepal erat. Kemarahan menguasai dirinya, tapi Argandara berusaha menahan sekuat tenaga agar tidak lepas kendali.“Tidak. Tapi kenapa kakak harus menyakitinya?” Argandara berusaha menekan suaranya agar tidak terdengar marah.“Bukan urusanmu! Dia istriku, jadi aku berak melakukan apa saja padanya.” Albert mengalihkan tatapannya kepada Aryana, sorot matanya masih sama. “Untuk apa masih di sini? Pergi!”Aryana tidak membantah dan langsung pergi tanpa melihat Argandara. Karena hari semakin sore, Aryana pun memutuskan untuk mandi sambil mengompres matanya yang sembap.Argandara yang mendengar bentakan Albert kepada Aryana pun semakin geram dengan sikap sang kakak memperlakukan Aryana.Albert kembali menatap Argandara. “Untuk apa kamu ke kamarku? Mau merayu istriku, ya? Apa di kafe tadi kamu masih belum puas merayunya, s

  • Wanita Kesayangan Sang Pewaris Pengganti   BAB 19

    “Kamu tidak perlu berpura-pura di hadapanku lagi, Albert! Bagas sudah mengatakan semuanya padaku. Apa kamu pikir bisa membodohiku? Apa kamu pikir kata-kataku di meja makan tadi hanya bercanda?”Badan Albert menegang mendengar Bagas sudah memberi tahu Alvonso. Seketika pikirannya tertuju kepada Narana yang berada di apartemennya.‘Apa Bagas mengetahui keberadan Narana di apartemenku?’ pikir Albert panik dan gelisah. Keringat dingin mula membasahi tubuh Albert.“Kalau memang itu maumu, baik!” lanjut Alvonso. “Aku akan segera meminta Linggar mengurus semuanya.”Albert berlutut dan memeluk kedua kaki Alvonso. Dengan wajah dan suara yang memelas, Albert berkata, “Kakek, aku mohon. Tolong beri aku kesempatan lagi. Aku janji tidak akan menemui Narana lagi, Kek. Aku mohon, Kek.”Albert terus berusaha memohon agar Alvonso memberikannya kesempatan kedua.Di dalam kamar mandi, Aryana yang mend

  • Wanita Kesayangan Sang Pewaris Pengganti   BAB 18

    Albert hanya bisa memaki dalam hati atas tindakan Alvonso. Dia berharap Narana bisa bersembunyi atau berhasil meninggalkan apartemennya sebelum bertemu dengan Bagas. Jika Narana sampai tepergok oleh Bagas, maka tamatlah riwayatnya.Alvonso dapat merasakan kegelisahan Albert. Hal itu membuat Alvonso curiga. “Kenapa kamu begitu panik? Apa kamu membawa wanita itu ke apartemenmu?”Tubuh Albert menegang. Jantungnya berdetak dua kali lebih cepat. “Tidak! Tidak, Kek. Cuma kenapa harus mengosongkan apartemenku segala, Kek?”“Agar kamu tidak kembali ke sana dan bertemu dengan wanita itu sesuka hatimu. Jadi, mulai hari ini dan selamanya, kamu dan Aryana akan tinggal di sini.”Alvonso tahu Albert berbohong. Dia yakin Albert pasti telah menyembunyikan sesuatu darinya. Dan Alvonso akan tahu apa yang sudah Albert coba sembunyikan darinya saat Bagas kembali nanti.Albert terkejut dengan keputusan sepihak Alvons

  • Wanita Kesayangan Sang Pewaris Pengganti   BAB 17

    Alvonso menatap tajam Albert. Tidak dihiraukannya rasa tidak suka Albert atas keputusannya."Aku memang mengizinkanmu dan Aryana untuk tinggal sendiri. Tapi itu jika kamu bisa memperlakukan Aryana dengan baik. Faktanya, kamu memperlakukan Aryana dengan tidak baik. Baru tiga hari kalian tinggal sendiri, dan kamu sudah membuat masalah.""Apa maksud kakek? Masalah apa yang sudah aku lakukan?" Albert berkata cepat. "Apa hanya karena aku meninggalkan Aryana sendirian di apartemen, lalu kakek menuduhku sudah memperlakukan Aryana dengan tidak baik?"Albert menatap Aryana sengit. “Apa yang sudah kamu katakan pada kakekku?”"Jangan menyalahkan Aryana, Albert!" bentak Alvonso. “Jangan menyalahkan orang lain dengan apa yang kamu perbuat sendiri.”Albert berdecak kesal karena Alvonso selalu membela Aryana. Hal itu membuat Albert semakin membenci Aryana. Dia sudah tidak peduli kalau dirinya harus bersandiwara sebagai suami yang baik dan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status