Share

Karena Dia Sudah Hancur

"Sial..." Kepalanya pusing berkunang-kunang, dan lagi dahaganya mengering. Seluruh syaraf di tubuhnya menegang tak terkecuali hasratnya. David Arkananta Brown mulai merasakan ketidaknyamanan dalam tubuhnya. Pasti sesuatu telah dicampur dengan minumannya tadi, sehingga dia jadi tidak enak badan begini. 

Pria bermata biru blasteran inggris-indonesia yang memiliki tubuh rupawan pria dan tegap. Dia nyaris hampir roboh, namun dia butuh sesuatu yang ingin dia pegang.

Apa ini? dia tidak pernah mengalami ini? 

Di acara perjodohan bertopeng tadi, Dia sengaja memilih sembarang wanita agar segera mengakhiri perjodohan konyol, yang diusung oleh ibunya itu. Alih-alih memotong rencana itu, dia malah terjebak situasi yang tak diduganya. Napasnys panas menguar panas, dan mendesaknya untuk segera menemukan pelampiasan.

Langkahnya membawanya keluar dari bath up menuju pancuran air dan mengusap tubuhnya.

Seselesai mandi dan memakai handuk betapa kagetnya dia tiba-tiba muncul seorang gadis yang hanya memakai pakaian dalam. Wanita itu muncul di depannya, dalam keadaan lingkung. David benar-benar tak mengerti. Dia telah menyuruh Ronald untuk tak satupun membawa wanita keruangannya, bahkan dengan wanita yang dia pilih,  tapi kenapa ada wanita disini?

"Bagaimana kamu bisa masuk ke sini?"

Angel Karenina Gunawan yang linglung terkejut. Dia mendengar suara pria yang berasal dari belakang. Tak dia sangka disini akan ada orang. 

Tatapannya bagai menguliti tubuh Angel yang kedinginan, yang diterpa dnginnya ac ruangan. Dia juga baru sadar, masuk ke dalam kamar mandi ini dengan tubuh yang nyaris polos. 

Bingung harus menjawab dan berekspresi apa, Angel memilih keluar dari kamar mandi. Duak! 

“Auwh!” dia memegang kepalanya. Bukannya sukses keluar, dia malah  terbentuk benda keras, yaitu tembok. “Uuhh.. sakit. Hidupku sudah menyakitkan kenapa aku harus menabrak tembok? Huhu….” 

Pria itu menghampiri Angel namun bukan untuk menolong, dia mengangkat lengan itu padahal Angel tengah kesakitan. "Tu-tunggu! Tuan!"

Pria tampan itu tak menjawab.

 "Lepas ..." Tangan lemahnya memukul-mukul dada bidang itu, namun percuma, tanpa syarat tubuhnya lalu dihempaskan ke atas tempat tidur, dan dia mengeram. "Berani sekali kamu datang kemari?"

"Tuan... Aku tak tahu apa-apa, sung-"terlambat, pria itu sudah menekannya, dan menyentak sisa pakaian terakhir yang membalut tubuhnya. 

“Berani sekali kamu masuk kamarku..” 

“A, aku dibawa kesini.”

Tatapan David mendamba, dipengaruhi sesuatu yang ada dialam bawah sadarnya. Tubuh Angel pepat, dan sempurna. Dan lagi bibirnya seksi, sangat mengundang. 

David tidak tahu apa yang terjadi, entah ini kalap, mimpi, atau apapun, dia tak bisa menahan diri hingga akhirnya dia melucuti semua sisa pakaian Angel yang tersisa hingga polos tak menutupi apapun. 

 “Tunggu, aku bukan wanita seperti itu, aku dibawa-!" Bibir sensual pria itu menyergapnya, menghentikan suara Angel, yang kini meronta-ronta dibawah pria itu.

Dia tidak bisa melawan perlawanan, kenapa setiap gerakan dan sentuhannya membawa rasa mabuk tersendiri untuknya. Ia tak pernah disentuh oleh pria mana pun. 

Tak pernah. 

Semakin dia meronta, semakin David menerjangnya dan menunjukkan dominasinya. Sentuhannya membabi buta tapi entah kenapa menenangkan. 

Angel terbawa, dia tak bisa menolak lagi. Alkohol membuat segalanya naik, dan dia tak kuasa menahan apa yang pria itu pancing dalam dirinya.

Pahatan ototnya begitu sempurna, dan dia membawa Angel melayang, nyaris melupakan  apa yang dia derita hari ini. Ya, baiklah satu hari ini saja Angel memilih lupa diri.  Untuk malam ini saja, siapapun pria ini, dia akan menghabiskan malam panjang bersamanya, dan tak memikirkan apa yang akan terjadi besok. 

Meski besok akan tiba dengan hari yang baru, toh hari ini dia telah hancur, sama dengan hari esok. Sama. 

***

"Ronald. Apa, semuanya sudah disiapkan?" Ucap Seorang wanita ditelepon. "Sudah Nyonya. Wanita itu sudah berada di tempatnya.."jawab pria muda yang menerima teleponnya itu.

"Jadi wanita itulah yang tadi dipilih anakku?"

"...... Secara tak langsung ya.. Nyonya" Ronald tak yakin, karena Bosnya itu memilih inya dengan acak dan sembarangan setelah meminum sampagne, yang sudah diberi ramuan khusus atas perintah wanita yang menelponnya. Dia juga tak yakin bahwa wanita itu akan diterimanya. Melihat busana yang dikenakannya tadi, Ronald sanksi kalau wanita itu berasal dari pertemuan perjodohan.

"Pastikan Dia bersama wanita itu malam ini" ucap wanita di telpon itu. 

"...Baik Nyonya"

Setelah itu wanita ditelepon itu menutup telponnya. Dia menghadap seorang Bodyguard. "Sudah diantar kamar Tuan David?"

"Sudah tuan" jawab Bodyguard itu.

"Bagus..kerja bagus." Ronald menepuk-nepuk pundak besarnya. "Siapkan Bodyguard lainnya untuk berjaga di kamar tuan sampai pagi"

"Baik Pak!" jawab Bodyguard itu. 

***

Angel bangun di president suite itu mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan dan berakhir pada punggung yang kecoklatan yang berkilau oleh sinar matahari yang masuk itu..

"Uggh!" Ada rasa sakit yang menghujam setiap ototnya, sehingga membuatnya sulit bergerak. Dia jadi teringat sosok pria tinggi yang ototnya bukan main bagusnya itu, menyerangnya tadi malam dan menciumnya. "Hah!" Kaget membuatnya terlonjak dari tidurnya.

Apa pria ini adalah salah satu pria yang berhadapan dengannya tadi malam yang juga menggunakan topeng? Bahkan ketika tidur saja Kharisma pria ini begitu kuat. Dia seperti model Mr world, yang biasa aja nonton acaranya di TV-TV luar negeri.

Bagaimana ini? Dia... Dia harus pergi dari sini, sebelum pria itu mengetahui siapa dirinya!

Karenina buru-buru bangun dan mengambil mengambil semua benda miliknya yang berserakan lalu memakainya dengan cepat.

Untungnya, Pria itu belum bangun. Jadi dia bisa bersiap dan mengambil semua peralatan yang dibutuhkan untuk pergi. Sekali lagi Angel menatap wajah polos pria itu ketika tidur. Di mana pria tampan itu pernah dia lihat. Sayangnya, ini adalah terakhir kalinya Angel bertemu dengannya. Angel mengingat dengan baik wajah pria itu, pria yang telah merebut kesuciannya. "Semoga kita tidak bertemu lagi...Tuan"

***

Menyangka tidak ada yang melihatnya, Angel lantas membuka pintu. Namun pikirannya salah, ada dua orang pria yang berdiri di depan. Pria pertama memiliki tampang Bodyguard seperti pria tadi malam yang membawanya, laki-laki tampak seperti seorang eksekutif. Dia memiliki rambut tebal tidak begitu tinggi. Tatapannya menyipit menyadari sosok yang dikenalnya yang baru saja keluar dari kamar yang dijaganya. "Karenina.... Angel?" Ronald menganga karena mengenal mengenal sosok Angel.

Astaga! Ada yang mengenalnya?

Sontak Angel menutup wajahnya dengan kedua jarinya lalu segera pergi dari tempat itu. Bukannya mengejar Ronald malah sibuk terpana.

"Pak Ronald? Kenapa malah dibiarkan pergi?" Tanya Bodyguard itu.

Rono tergagap dan tersadar. "I-iya! Kejar dia!"

Mendapat perintah itu, Bodyguard yang sebelumnya bingung bingung itu selalu mengejar Karenina. Berhasil lolos masuk ke dalam lift.

"Karenina Angel Gunawan.......? Di kamar tuan David?" Saking bingung nya dia melonggarkan kera dasinya lalu bertolak pinggang.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status