Share

Part 2 Apa kau sedang menggodaku?

Dikantor, Zain sedang duduk di kursi kerjanya. Dia berkutat dengan laptopnya, menggerakkan kursornya ke kanan dan kekiri sambil mengamati grafik pendapatannya bulan ini. Lalu Raka datang membuka pintu. Raka adalah sekretaris sekaligus orang kepercayaan Zain. Hanya dia yang bisa keluar masuk tanpa mengetuk pintu ruang CEO itu. 

"Tuan, 10 menit lagi ada meeting dengan Tuan Handoko, client kita dari Surabaya." Ucap Raka.

"Baiklah." Zain mendongakkan wajahnya.

"Raka, Cari informasi tentang wanita tadi. Aku ingin informasinya secepat mungkin." Titah Zain.

"Baik, Tuan Muda. Saya akan meminta anak buah saya untuk menyelidiki wanita itu." 

Raka tidak banyak bertanya. Ia selalu menjalankan perintah Tuan Muda nya dengan baik dan rapi. 

Ditempat lain. Di sebuah ruang pijat, Syifa sedang memijat seorang wanita yang memanjakan dirinya dengan pijatan-pijatan syifa yang menenagkan. Satu bulan yang lalu syifa bergabung di tempat pusat kebugaran dan terapi pijat Tradisional dan pijat refleksi milik seorang pengusaha muda bernama Azka. Syifa memang sudah satu bulan berada di Jakarta. Ia mulai menyesuaikan dirinya di kota metropolitan ini.

"Sudah selesai, Nona." Ucap syifa.

"Terima kasih. Pijatanmu sangat nyaman. Saya akan berlangganan di tempat ini." Kata wanita yang baru saja dipijatnya.

"Saya sangat senang bisa melayani anda, Nyonya. Ucap Syifa.

Tak terasa waktu istirahat untuk para karyawanpun tiba. Syifa pergi ke kantin karyawan. Tempat itu lumayan luas  dan terdapat banyak menu yang menggiurkan lidah. Tempat duduknya juga terlihat rapi dan nyaman seperti di restoran.

"Hai syifa, boleh aku duduk disini?" Tanya Erliana, teman akrab Syifa.

"Tentu saja Er. Kau tidak perlu bertanya untuk sekedar duduk disini." Jawab syifa.

Erli duduk disamping syifa  " Hei, Kau baru saja bergabung disini tetapi kau cepat sekali mendapat banyak pelanggan yang menyukaimu. Aku sangat iri padamu." 

"Kau bisa saja. aku masih perlu banyak belajar." Kata Syifa.

"Syifa, Pak Leon memanggilmu." Seru seorang perempuan dari jauh.

"Baik. Aku akan keruangannya" Jawab Syifa.

"Aku pergi dulu ya, Er."

Syifa pergi ke ruang atasannya yakni Pak Leon.

"Ada perlu apa Bapak memanggil saya kemari?" 

"Ada sebuah pekerjaan penting untukmu. Datanglah ke alamat ini. Kau harus melayaninya dengan baik."

"Tapi itu bukan bagian dari tugas saya, Tuan. Saya hanya bertugas melayani pelanggan yang datang saja." Syifa mengelak.

"Turuti perkataanku atau saya akan memecatmu." Ancam Leon.

"Baik, Tuan. Saya akan pergi sesuai permintaan anda." Ucap Syifa dengan sebal. Ia memiliki firasat kurang baik dengan menerima tugas ini. 'Seharusnya aku menolaknya tadi. Tetapi aku masih suka dengan pekerjaan ini. Aku tidak ingin dipecat.' gumam Syifa.

Syifa menaiki mobil nya ke alamat yang diberikan atasannya. Ia memiliki mobil BMW pemberian ibunya. Sebenarnya ibunya tidak setuju dengan keputusan Syifa bekerja menjadi tukang pijat refleksi. Ibunya memintanya bekerja di perusahaan percetakan miliknya Tetapi Syifa bersikeras ingin belajar pijat refleksi ketika ada pelatihan pijat gratis waktu itu dan setelah mendapat sertif*kat. Syifa bisa sekaligus bekerja ditempat itu.

Setelah setengah jam Syifa mengendarai mobilnya. Ia sampai dirumah yang sangat megah layaknya istana. Terdapat halaman rumah yang sangat luas dan taman bunga yang indah menghiasi sisi tengah kanan dan kiri untuk bisa memasuki rumah itu. Terdapat pula Kolam dan air mancur di tengah taman yang dekorasinya terasa seperti di depan Taj mah*l. 

"Apa anda nona datang dari AZ message treatment?" Tanya asisten rumah tangga yang sedang membersihkan rumah.

"Iya" jawab Syifa.

"Mari nona, Saya antar anda ke tempat majikan kami." Ucapnya

"Baik."

Tok tok. "Tuan." Asisten rumah tangga mengetuk pintu kamar Zain.

"Masuklah"

'Oh tidak. Ternyata dia seorang pria. huft. Kupikir dia wanita.'

"Saya tinggal dulu, Nona." 

Syifa melangkahkan kakinya di kamar itu. Ini pertama kalinya dia mendapat pelanggan pria. Biasanya dia hanya khusus menangani pijat untuk wanita saja.

Zain sudah berbaring di ranjang King Size miliknya. Kamarnya sangat luas dan dekorasi nya modern serta elegan.

"Bisa saya mulai, Tuan" Ucap Syifa.

"Tentu saja" Jawab Zain.

Syifa mulai memijat kaki Zain dan sesekali memberikan minyak khusus di kakinya. 

"Hei. Kamu wanita yang tadi pagi, bukan? Siapa namamu?" Tanya Zain.

"Nama saya Syifa, Tuan." Jawab Syifa.

Zain merasakan kenyamanan dan kenikmatan ketika Syifa memijitnya. Tangannya yang lembut membangkitkan gair*h liar nya. Wajahnya yang putih tanpa setitik noda, hidungnya yang mancung dan bibir sensualnya membuat Zain tidak bisa berhenti memandang  wajahnya. Waktu berlalu tanpa ada percakapan diantara mereka. 

Syifa hendak beranjak dari tempatnya tetapi tiba-tiba kakinya terpeleset dan ia terjatuh diatas Zain

Mata mereka bertemu dan hati mereka berdegup kencang. Ada gelenyar aneh saat kulit mereka bersentuhan. seperti tersengat listrik.

"Apa kau sedang menggodaku?"

 Zain membalik tubuh Syifa sehingga berada di bawahnya. 

"Aku tidak sengaja. Kaki ku ter..." 

Belum selesai Syifa berbicara Zain sudah melumat bibir ranumnya. Ciuman yang lembut dan semakin lama semakin ganas dan menuntut. 

Syifa mencoba melepaskan dirinya dari cengkraman Zain, tetapi tenaganya tak sekuat lelaki itu. 

"Stop it" Ucap Syifa terengah-engah karena kehabisan nafasnya. 

"Dasar Breng**k." Syifa menampar pipi kanan Zain.

"Aww" Zain memekik kesakitan.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Syair Sendu
Sejauh ini ceritanya menarik, kak. Cuma aku lagi nggak fokus, jadi agak nggak nyambung kalau mau komen. Hahaha
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status