Share

Wanita Simpanan

Author: Foverflows
last update Last Updated: 2023-05-16 08:42:02

***

"Silakan masuk!" tutur Adit kepada Senja saat mereka akhirnya sampai di sebuah hotel bintang Lima yang memiliki privasi. 

Senja menelan ludahnya dengan susah payah. Jantungnya berdegup kencang karena menduga-duga apa yang akan terjadi selanjutnya. 

"Kamu tuli?" Adit bertanya sinis. Sekarang Senja tahu Adit bukan lelaki yang suka basa-basi. Adit bukan pula lelaki yang sabaran. 

"Enggak, Mas. Ini saya mau masuk," ucap Senja. 

Tanpa sudi menunggu lama, pemilik nama lengkap Aditya Praja Wirata itu langsung menarik tangan Senja hingga tubuh Senja sepenuhnya masuk ke dalam kamar.

Senja terkesiap. "Mas," tegurnya dengan suara yang sangat kecil. 

"Apa? Kamu berubah pikiran?" tanya Adit tak suka. Sejak tadi ia sudah sangat ingin melampiaskan semua perasaannya. Tak hanya soal hasrat, tapi juga kekesalan. 

Senja menggeleng. "Bukan begitu, tapi bisakah kita hanya mengobrol malam ini?" tanyanya. 

"Tidak bisa! Aku membayarmu bukan untuk mengobrol saja," 

Sejak mendengar itu, Senja tahu ia tak akan bisa lolos dari panggilan wanita jalang malam ini. Entah lelaki seperti apa yang akan tidur dengannya nanti. Senja benar-benar tidak mengenalnya. Bahkan nama lengkapnya pun ia tak tahu. 

Lalu, ketika Adit mulai menutup rapat pintu kamar hotel, Senja semakin pasrah. Berkali-kali ia merapalkan doa mohon ampunan karena harus melakukan dosa demi menyelamatkan putra semata wayangnya, Andra. 

"Jangan munafik Senja, aku tahu kamu juga ingin aku menghangatkan ranjangmu setelah sekian lama!" tutur Adit. 

Senja membuka mata. Mendengar ucapan Adit membuatnya mengerti Tika telah sedikit membuka masa lalunya pada lelaki ini. Adit tahu ia sudah lama sendiri. 

"Aku akan mulai." Adit kembali berucap. Memangnya Senja bisa menolaknya? Tentu tidak, karena tujuan Senja menyerahkan diri kepada Adit adalah karena ingin mendapatkan uang. 

Adit mendekat, lalu menyentuh pipi Senja dengan telapak tangannya. Sudah siap Senja merasakan nyeri sebab berpikir Adit akan mencengkeramnya. Namun, dia salah, karena perlakuan Adit tak sama dengan cara bicaranya. Adit memperlakukan Senja dengan sangat lembut. 

"Kamu benar-benar cantik. Sayang nadibmu malang," bisik lelaki itu di depan wajah Senja. 

Senja yang tadinya menutup mata kini membukanya. "Mas Adit," lirihnya. Bukan karena terpesona pada wajah Adit yang tampan atau terlena akan pujian dari lelaki itu, tetapi Senja berucap lirih karena tangan nakal Adit mulai menggerayangi pahanya. 

Rasa cemas menghampiri Senja. Ingin ia keluar dari kamar ini, tapi jika mengingat Andra, tak sanggup langkah kaki pergi. 

"Jangan takut, Senja. Aku akan memperlakukanmu dengan sangat lembut. Aku tahu kamu sudah lama tidak disentuh oleh lelaki," 

"Aku ingin kita sama-sama merasakan kebahagiaan malam ini," ucap Adit sebelum ia melahap bibir merah milik Senja. 

Tak ada keraguan dalam diri lelaki itu. Ia benar-benar ingin mencari pelampiasan atas apa yang terjadi hari ini. 

"Cium aku, Sayang. Balas kecup bibirku," 

"Kau sudah kubayar mahal." 

Ungkapan Adit menyadarkan Senja bahwa ia memang harus membalas cumbuan Adit. Pada akhirnya, Senja mengakui dirinya adalah wanita jalang yang menghalalkan segala cara demi uang. 

Lalu, entah sejak kapan semua pakaian terlepas dari tubuh keduanya. Adit sangat menikmati kebersamaannya dengan Senja. Entah kenapa ia merasa sangat serasi beradu di atas ranjang bersama wanita itu. 

Sementara Senja hanya bisa pasrah di bawah kekangan tubuh Adit yang tampak pandai menikmati pergumulan. Sampai akhirnya Senja mencapai puncak, disusul Adit setelah itu. 

"Kamu akan menjadi wanita simpananku mulai sekarang. Aku akan menjamin kebutuhan hidupmu!" tegas Adit di tengah rasa lelah yang ia rasa. 

Senja terengah. Airmata kini mengalir di pipinya. "Kebutuhanku sangat banyak, Mas. Apa kamu sanggup? Sedangkan aku nggak tahu siapa kamu, apa pekerjaanmu dan juga statusmu," tanyanya. Sudah terlanjur basah, Senja pikir ini jalan terbaik untuk memenuhi biaya pengobatan Andra. 

Adit terkekeh. "Kamu tenang saja. Uangku banyak! Mudah bagiku memenuhi semua keinginanmu," balasnya. 

Senja tak lagi membalas. Ia diam menangisi nasib. 

"Kamu siap, Senja?" tanya Adit yang kini menatap Senja. Ia usap airmata perempuan itu dengan lembut, lalu mengecup kelopak mata Senja satu persatu. "Jadilah wanita simpananku!" pintanya. 

Perlakuan manis Adit tak membuat Senja menghentikan tangisnya. Justru ia semakin terisak. Nyeri hatinya ini karena harus menganggukan kepala, setuju menjadi simpanan lelaki yang baru saja menggagahinya ini. "Berapa yang bisa aku dapatkan setiap kita selesai bercinta, Mas?" tanyanya. 

"Dua Puluh Juta. Bagaimana?"

Sekali lagi cairan bening itu membasahi pipi Senja. "Baiklah. Hanya sampai uangku terkumpul Seratus Juta aku sudi menjadi simpananmu, Mas. Setelah itu bebaskan aku," balasnya. 

"Setuju!" ujar Adit. Lelaki itu lalu terduduk. Mengulurkan tangan pada Senja yang masih terbaring. Senja menyambutnya setelah menghapus sisa airmata. 

"Pertama, kenalkan aku Aditya Praja Wirata. Sebut nama lengkapmu, Senja!" 

Aditya Praja Wirata. Senja mengulang nama panjang Adit di dalam hatinya sebelum menyebut nama lengkapnya sendiri. "Diragna Senja," balasnya. 

"Nama yang indah," puji Adit. "Nah, Senja karena sekarang kamu sudah menjadi wanita simpananku, maka detik ini juga kamu tidak boleh menerima klien lain," tegasnya. 

Senja bersyukur akan hal itu. Paling tidak ia tak perlu mencari klien lain untuk menggenapi uang seratus juta yang dibutuhkan Andra. 

"Apakah Mas Adit masih akan tidur dengan wanita lain?" Senja tahu ia tak berhak bertanya tentang ini, tapi mulutnya tak bisa dikontrol. Bukan karena ia tertarik pada Adit, hanya saja tentu dirinya harus berhati-hati. Siapa tahu Adit membawa penyakit usai bercinta dengan orang lain. 

Namun, Adit terlihat menanggapinya secara berlebihan. "Itu urusanku. Kamu nggak perlu tahu!" tegasnya. 

"B-baik." 

Setelah menyahuti, Senja dipaksa tidur oleh Adit. Daripada melayani lelaki itu lagi, Senja pun dengan cepat menuruti. Namun, meskipun begitu, kantuk tak benar-benar menghampiri. Sepanjang malam Senja terpikirkan akan kondisi Andra. Ia belum menerima kabar terbaru dari dokter Kinan sejak kemarin. 

Senja berharap putranya baik-baik saja. Sebab, ia sampai sejauh ini hanya demi Andra semata. Anaknya harus sembuh apapun yang terjadi. 

"Kenapa kamu belum tidur?" Tiba-tiba suara Adit mengintrupsi. 

Senja tak langsung menyahuti. Ia memilih untuk pura-pura tak mendengar pertanyaan Adit. 

"Kamu membuatku ingin menidurimu lagi, wahai wanita simpananku," bisik lelaki itu. 

Lalu, tanpa menunggu persetujuan Senja, Adit kembali memulai aksinya. 

Bersambung. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Wanita Simpanan Suami Orang   BAB 55 (END)

    *** Ditemani Aisyah, Senja masuk menemui Umi. Sekali lagi air mata membasahi pipi saat Senja bersimpuh sambil memeluk lengan Umi. "Mohon maafkan aku, Umi. Maaf sebab telah menyeret keluarga ini ke dalam masalahku," ucapnya tergugu. "Umi tidak perlu khawatir lagi, aku akan pergi diam-diam agar gus Isam bisa menikahi ustadzah Hafa," "Siapa bilang Umi ingin Isam menikah dengan Hafa?" tanya Umi sembari mengusap lembut rambut Senja. Membuat Senja bertanya-tanya apakah maksudnya. "Mulai hari ini restu Umi sepenuhnya untukmu dan Abrisam. Kalian berhak bahagia dengan pilihan kalian," Seketika Senja mendongakkan kepalanya, menatap Umi yang juga sedang memandangnya. "M-maksud Umi apa?" tanyanya terbata. Sungguh, Senja tak ingin berharap. Umi memaafkannya saja sudah sangat beruntung, tetapi apa kata Umi tadi? Umi sepenuhnya merestui? Umi Laila tersenyum tipis. Matanya berkaca-kaca menatap Senja. "Iya, kamu yang Umi pilih sebagai menantu. Maafkan Umi ya karena terlalu keras. Padahal hidupmu

  • Wanita Simpanan Suami Orang   BAB 54

    ***"Berhenti!" Sejak tadi Abrisam hanya diam memperhatikan. Dia menunggu saat yang tepat untuk menghentikan lelaki yang lancang membawa calon istrinya pergi. Bagaimana gus Isam bisa ada di sini? Sedangkan tadi dia membawa Umi ke rumahnya. Jawabannya ada pada Asiyah. Sejak kedatangan Aditya, Asiyah berlari ke rumah gus Isam. Memberi kabar kedatangan lelaki asing yang tampak memihak Senja. Gus Isam bersyukur uminya telah kembali sadar dari pingsan. Dia pun lebih leluasa menemui Senja. "Jangan pernah berpikir untuk membawa Senja pergi dari tempat ini," ucap gus Isam yang kali ini menahan tangan Aditya. Benar, bukan tangan Senja yang lelaki itu genggam. Namun, dia menahan tangan Adit agar tertahan. "Gus," lirih Senja. Perasaannya campur aduk. Cemas dan juga lega, sebab gus Isam menghalangi kepergiannya. "Gus untuk apa lagi gus menghalangi mbak Senja? Biarkan dia pergi bersama mas Adit," ucap Hafa mencoba menyadarkan gus Isam yang menurutnya telah dibutakan oleh Senja tersebut. "K

  • Wanita Simpanan Suami Orang   BAB 53

    ***Umi Laila yang baru saja mendengar pernyataan tentang Senja tampak sangat syok. Wanita itu menatap Senja tak percaya. "Umi, sekarang Umi tahu kan seperti apa mbak Senja?" Hafa mendekat saat melihat Umi menatap Senja dengan berkaca-kaca. "Dia itu wanita simpanan. Apakah Umi tega membiarkan gus Isam yang sempurna bersanding dengan wanita murahan itu?" tanyanya berapi-api. Umi Laila mengalihkan perhatiannya dari Senja, menatap sedih ke arah Hafa. Kepalanya menggeleng entah karena menjawab Hafa atau yang lainnya. Tak mendapatkan respon yang diinginkan dari Umi Laila, Hafa beralih pada gus Isam. Tiba-tiba dia menangis. "Gus Isam pasti terkejut, kan? Mbak Senja wanita murahan. Rela menjadi simpanan, merusak rumah tangga orang," ucapnya. "Gus tahu apa yang selama ini aku rasakan? Aku memendam semuanya, gus. Aku takut menyakiti orang lain, tapi aku nggak sanggup melihat gus tertipu oleh perempuan murahan itu!" Mendengar Hafa menghina Senja membuat Abrisam mengepalkan tangannya. Hafa

  • Wanita Simpanan Suami Orang   BAB 52

    ***Jujur saja Adit terbebani mendengar ucapan Nayra beberapa jam yang lalu. Oleh karena itu, sekarang dia berada tepat di depan gerbang pesantren. Namun, dia menahan diri untuk masuk sebab tak ada alasan yang tepat baginya menembus gerbang. Tentu Adit menghormati sebuah batasan. Dia bukan lelaki yang tak tahu aturan. Kecuali mendesak. Adit hanya akan memantau untuk sementara waktu. Lalu, setelah tiga puluh menit berada di sana, Adit pun menghidupkan mesin mobilnya. Roda berputar meninggalkan gerbang pesantren. Di sisi lain, Hafa baru saja turun dari angkot. Tergopoh-gopoh melewati gerbang pesantren. Mulutnya manyun karena kesal akibat ketiduran sampai lupa waktu. Dia malu karena lagi-lagi meminta Aisyah menggantikan tugasnya mengajar anak-anak. Sialnya, angkot yang tadi dia naiki terkena macet hingga dia benar-benar ketinggalan kelas. Terpaksa semua diborong Aisyah."Astaghfirullahal'adzim!" Hafa hampir saja terjatuh andai seseorang tak menggenggam tangannya. Waktu bagai berhenti

  • Wanita Simpanan Suami Orang   BAB 51

    ***"Jadi, kapan kalian akan menikah?" tanya Kyai setelah Abrisam dan Senja mendudukkan diri di kursi ruang tamu. Nyai Laila terpaksa berhenti berdebat, terapi dia juga akan tetap mengutarakan pendapatnya kepada Isam nanti. "Kalau Isam inginnya minggu ini juga Bi, tapi entah bagaimana dengan Senja," jawab Abrisam. Kyai menunggu jawaban Senja. "Bagaimana Nak Senja? Kamu setuju?" Senja menautkan jari-jemarinya. Pertanyaan ini terlalu mendadak, tetapi dia sudah punya jawabannya. "Boleh setelah lebaran saja Kyai?" tanyanya. "Sebaiknya kamu tanyakan langsung pada calon suamimu," ucap Kyai tenang. Mendengar calon suami membuat pipi Senja memerah tanpa kompromi. Sesungguhnya dia masih tidak percaya gus Isam ingin menikahinya. Ini benar-benar seperti mimpi. Senja melirik gus Isam sekilas. Abrisam tersenyum tipis. Tergelitik hatinya melihat pipi Senja memerah. "Nggak masalah. Lebaran juga tersisa seminggu lagi," ucapnya. "Umi juga setuju! Tunda saja sampai selesai lebaran," sahut Nya

  • Wanita Simpanan Suami Orang   BAB 50

    ***"Assalamu'alaikum," sebuah salam membuat ketiga wanita yang sedang berada di gazebo pesantren itu menolehkan kepala. Hafa adalah yang pertama berdiri dari duduknya. Disusul Aisyah lalu Senja. "Wa'alaikumsalam. Gus Isam sudah pulang?" tanya Hafa dengan wajah yang sumbringah. Dia senang sekali melihat gus Isam berada di pesantren. Dengan begitu dirinya akan leluasa memberitahukan soal siapa Senja sebenarnya. Gus Isam mengangguk singkat. Tanpa menatap mata, pandangannya tertuju kepada Senja, wanita yang beberapa hari ini ingin sekali dia ketahui kabarnya. Sebuah kejutan bagi gus Isam kala melihat penampilan Senja yang baru. Gamis semata kaki, lalu kerudung menutup dada itu telah merubah Senja seutuhnya. Dan, kalau boleh gus Isam berkomentar, Senja teramat cantik dalam balutan busana syar'i tersebut. Senja menunduk dalam. Ia malu, tetapi juga rindu. Entah bagaimana mengungkapkannya. Namun, diperhatikan gus Isam seperti itu membuatnya salah tingkah. Ingin sekali memberi sedikit sa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status