«Flashback ON»
“Miss Queen, baru saja seseorang mencari anda, dia meninggalkan kartu nama ini pada saya.” pegawai wanita yang bernama Vera itu memberikan kartunya, lalu Andira mengambil kartu tersebut dan melihat nama yang tertulis disana.
“Franky, rupanya dia sudah kembali dari luar negri.” Andira tersenyum sebelum pamit pergi meninggalkan restoran miliknya.
Andira Queen mengendarai mobil menuju kantor sahabatnya. sesampainya disana, ia melihat Franky sedang duduk santai didalam ruangan.
“Hai, sudah lama menunggu?.” Andira bertanya, kemudian pria itu mempersilahkan nya duduk dengan manis.
“Tenang, baru sebentar kok. Bagaimana kabarmu? Apa kau baik-baik saja?.” Franky bertanya seraya tersenyum hangat.
“Aku baik-baik saja, pekerjaan mu sudah beres ya makanya kau bisa pulang kesini?.” tanya Andira menatap Franky
“Sudah, semuanya berkat kamu Dir, kalau dulu aku tidak mengikuti saran darimu mungkin sekarang tidak akan selesai.” pria itu memegang bahu Andira dan menepuknya lembut.
“Bagaimana dengan Tante Reta? Dia sehat kan?.” kata Franky
“tentu saja, mama sangat sehat, kapan kau akan mampir? Dia pasti rindu padamu.” ucap Andira tersenyum
Ketika mereka sedang asik berbincang-bincang, tiba-tiba semua karyawan dikantor berlari ke depan dengan wajah panik.
“kecelakaan! tolong ada kecelakaan!.” kata karyawan, sontak Franky pun bangkit dan mengajak Andira keluar
“siapa yang kecelakaan?!.” Franky masuk ke dalam kerumunan dan melihat seorang wanita cantik geletak berlumur darah, segera saja ia menelepon ambulan dan polisi.
“kasihan sekali dia.” gumam semua orang
Di rumah sakit, Franky ikut membawa wanita itu lalu mencoba menghubungi seseorang melalui ponsel yang ditemukan.
Tidak menunggu lama, seorang pria tampan melangkah ke arahnya dengan gagah, namun wajahnya meredup, terlihat jelas betapa paniknya dia saat hampir mencapai Franky.
“Dimana dia?! Kenapa semua ini bisa terjadi?! Hah?!.” pria itu marah dan menatap Franky dengan sadis.
“Hei! Aku sama sekali tidak tahu, aku hanya berusaha membantunya kesini karena kecelakaan itu terjadi tepat didepan kantorku! Kau bisa mengecek CCTV jika perlu." ucap Franky, lalu pria itu meninju dinding dan ingin pergi untuk mencari tahu kebenaran nya.
Namun saat dia hendak berbalik badan, seorang dokter keluar dari dalam ruangan, wajah nya terlihat lesu.
“bagaimana keadaan wanitaku?!.” tanya pria itu menatap dokter penuh harap, lalu dokter menggelengkan kepala sambil menunduk.
“apa maksudnya?! Cepat katakan! Bagaimana keadaan wanitaku?!.” saat pria itu berteriak keras dengan dokter, beberapa keluarga datang dan menenangkan nya.
“tenanglah Jack, turunkan emosimu, kau bahkan menakuti semua orang.” gumam wanita setengah paruh baya tersebut.
“mohon maaf Tuan, pembuluh darah dikepala pasien pecah, sehingga saya tidak mampu menyelamatkan nyawa nya.” mendengar ucapan dokter barusan, Jackson tercengang, dia sangat marah sampai menarik kerah dokter itu.
“bajingan kau! aku akan tuntut rumah sakit ini karena tidak becus menangani pasien! Bodoh kau!.” Jack mendorong dokter dan langsung masuk menemui wanita nya yang sudah tidak bernafas.
“sayang? ini aku, bangun ya, kita akan menikah minggu depan, itu yang kau mau kan? Ayo bangun Nasya! Nasya bangun!.” Jackson menangis, ia mengguncangkan tubuh kecil itu berulang-ulang kali, ia berteriak histeris, lalu keluarga Nasya pun datang dan ikut bersedih.
“sabar Jack, mungkin ini sudah jalan nya Nasya harus pergi, kau harus ikhlas.” kata kedua orang tua Nasya
“biadap! akan aku bunuh dia yang berani menabrak calon istriku!.” mata Jackson memerah, ia pergi dengan aura kegelapan di tubuhnya, lalu mencari tahu siapa pelaku dibalik kecelakaan Nasya.
«Flashback OFF»
Di kediaman Wang, Jackson sedang melamun seraya menegang bingkai foto ditangan nya, lalu seorang wanita datang.
“Jack, Mama tahu ini sangat berat untuk mu, tapi tolong Jack jangan seperti ini terus, Nasya sudah bahagia disana, kau tidak boleh bersedih.” ucap Aline Wang, ibu dari Jackson.
“sampai kapanpun kau tidak akan mengerti betapa menyakitkan nya semua ini untukku.” Jackson menatap foto Nasya sekali lagi kemudian beranjak pergi
“Mau kemana Jack?!.” Aline berteriak namun Jackson tak menjawab.
Jackson mengendarai mobil ke sebuah tempat yang sunyi, dia menelusuri jalan setapak dihadapan nya, tempat itu adalah makam dimana Nasya sedang beristirahat.
“Selamat sore Nasya, bisakah kau melihat betapa menyedihkan nya aku saat ini? Apa kau tahu kalau aku tersiksa menjalani hidup tanpa mu?.” air mata Jack jatuh perlahan tanpa permisi, kemudian dia mengusap batu nisan itu dengan lembut dan meletakkan sebuket bunga kesukaan Nasya.
“Aku selalu bermimpi untuk bisa hidup selamanya denganmu, kita sudah merencanakan itu kan sejak lama? Lalu kenapa kau pergi sayang? Kau tahu? Aku sudah membunuh orang yang telah menabrakmu, tapi aku sama sekali tidak bahagia walaupun dia telah membayar perbuatan nya.” Jackson mengeluh dengan sedih didepan nisan mantan kekasihnya.
Setelah ia merasa lega dengan ungkapan nya sendiri, ia pergi meninggalkan makam tersebut dan melajukan mobil menuju tempat kesukaan Nasya dulu.
Sebuah danau, air dan tumbuhan hijau memperlihatkan pemandangan yang sangat menakjubkan, wajar saja Nasya sangat menyukainya.
Namun kali ini Jackson hanya datang sendiri, sudah 2 tahun Jackson menghindari semua tentang Nasya, namun ternyata tidak bisa. Baru sekarang dia memberanikan diri untuk menginjak tempat favorit Nasya saat sedih dan gembira.
“kalau saja aku bisa mengantarmu kala itu, mungkin kau masih disini sayang.” Jackson kembali menjatuhkan air matanya.
Beberapa jam berlalu,
Setiba nya di rumah, Jackson melihat ada sebuah mobil hitam terparkir di halaman, lalu dia mengernyit sebelum akhirnya mengecek ke dalam rumah.
“Nah, ini dia putraku, namanya Jackson Wang, Jack perkenalkan dia adalah teman Mama.” ucap Aline tersenyum manis
“Halo Jack! Panggil saja aku Tante Reta.” kata Reta Queen
“Nyonya, didepan ada tamu wanita bernama Andira.” kata Karen, kepala pelayan dikediaman Wang.
“Ajak dia masuk.” Aline tersenyum dan tak lama melihat sosok cantik bak bidadari datang melalui pintu dengan pakaian dress berwarna putih.
“Tante, maaf aku terlambat.” ucap Andira Queen, wajahnya gugup, ia dipaksa oleh orang tuanya untuk datang ke rumah ini.
“Yaampun, kau ini manusia atau bidadari sih? Cantik sekali.” Aline berdiri sambil menggandeng tangan Andira untuk duduk bersamanya.
“Terimakasih Tante.” Andira duduk di dekat Reta, Mama nya.
“Kau dari mana saja sih?! Kenapa lama sekali?!.” Reta memelototi putrinya sambil berbisik pelan.
“Untuk apa Mama mengundang mereka semua kemari?.” Jack bertanya dengan dingin, Andira menatap wajah nya dengan acuh tak acuh.
“Mama akan menjodohkan kamu dengan Andira Queen.” ucap Aline membuat Jack terkejut setengah mati.
“Apa?!!.”
“Jack!.” Teriak Marry.“Siapa yang memintamu bicara sekeras itu? Ha-ha, aku dengar ada yang minta dibebaskan ya?.” Kata Jackson.“Kau tega sekali padaku Jack, cepat keluarkan aku dari sini!.” Ucap Marry.“Aku tidak akan membebaskanmu dari sini kalau kau masih berani mencoba menyakiti istriku! Kau dengar, aku tidak akan segan-segan membunuhmu ditempat gelap ini jika kau menyentuh Andira walaupun hanya seujung jari.” Kata Jack.“Kalau kau menyentuh Nyonya Wang sama saja kau menyerahkan nyawamu ditangan Tuan.” Jelas Edward.“Lalu apa yang akan membuatmu percaya bahwa aku tidak akan menyentuh wanita sialan itu?!.” Marry Emosi.“Tutup mulutmu! Kau yang sialan!.” Edward menodongkan pisau ke arah mulut Marry, wanita itu sempat terkejut setengah mati dan akhirnya diam.
Sudah beberapa minggu Andira dirawat di rumah sakit, dan saat ini sudah waktunya diperbolehkan pulang.“Jack? Kamu tidak mengatakan apapun pada Mama kan?.” Tanya Andira.“Tidak perlu khawatir begitu, aku sama sekali belum memberitahukan tentang hal ini, kita pulang ke apartemen saja ya? Kalau nanti kamu sudah pulih, baru kita pulang ke rumah Mama.” Ajak Jackson.“Hmmm.”“Kenapa? Kau tidak mau ya pulang ke apartemen?.” Tanya Jack.“Bukan Jack, maksudku bukan itu, tapi... Mobilku.” Wajah Andira seketika murung dan Jack segera memahami situasinya.“Andira, itu tidak sebanding dengan nyawamu, aku janji akan membelikan mobil yang sama persis seperti itu lagi besok.” Kata Jack.“Serius? Kau mau membelikan nya lagi dengan warna dan bentuk yang sama?!.” Wani
“Edward! Aku minta cari tahu penyebab kecelakaan istriku! Bawa dia kesini sekarang!.” Mata Jack menjadi gelap, Edward benar-benar menyadari kemurkaan bos nya.“Baik Mrs. Wang, saya segera menjalankan perintah Anda.” Edward pergi meninggalkan Jack.Beberapa jam telah berlalu namun dokter belum juga keluar dari ruangan Andira, hati Jack semakin sakit dan cemas.Lalu tiba-tiba pintu ruangan terbuka, Jack segera berdiri dan bicara dengan dokter.“B–bagaimana keadaan istriku?!.” Jack bertanya serius.“Tuan, pasien mengalami pendarahan yang hebat, denyut nadi nya pun sekarang melemah, kami harus mendapatkan donor darah secepatnya, terlebih saya juga ingin meminta maaf karena tidak bisa menyelamatkan janin didalam perut pasien, ia masih sangat muda sehingga tak mampu bertahan dengan keadaan seperti ini.” Dokter itu pergi meninggalkan Jackson yang membatu.
“Lho ada apa??.” Reta bertanya serius, ia menatap Jack yang berlari mengejar Andira.“Aku akan bercerai dengan Jack! Jadi aku minta sama Mama untuk usir dia dari rumah ini!.” Kata Andira emosi.“Ma, bantu aku, aku sama sekali tidak mau bercerai dengan Andira.” Jack memohon kepada Reta.“Andira, ini bisa dibicarakan baik-baik, Jack sudah meminta maaf padamu kan nak.” Ucap Reta menenangkan putrinya.“Sampai kapanpun, aku tidak akan bicara baik-baik lagi dengan Jack! Dia telah mengkhianati aku!.” Andira menunjuk wajah Jack dengan marah.“Aku bersumpah, aku sama sekali tidak selingkuh dengan Marry.” Jack memegang tangan istrinya kuat-kuat.“Oh? Marry namanya? Aku akan simpan nama itu baik-baik didalam otak ku.” Mereka berdua terus beradu mulut sampai tidak menyadari kalau Aline su
Satu bulan kemudian, Andira datang menemui Jackson di perusahaan Wang.“Nyonya Wang, selamat datang!.” Ucap karyawan dikantor.“Berhenti memanggilku Nyonya Wang, panggil saja aku Andira.” Semua karyawan terdiam menatap wanita cantik yang sedang berjalan menuju lift itu.“Nyonya Wang, Tuan Jack sedang tidak bisa diganggu.” Andira menoleh ke arah sekretaris Jackson.“Kenapa?! Aku sedang ada perlu dengan Jackson!.” Ucap Andira menegaskan kata-katanya.“Tapi Nyonya, Tuan sedang menerima tamu didalam.” Tanpa berkata apapun lagi, Andira langsung masuk dan melihat Jackson bersama wanita cantik yang pernah berciuman di Cafe Pelangi dulu.“Oh, jadi ini tamunya? Sangat menarik! Maaf ya sepertinya aku sudah menganggu kebersamaan kalian, tapi jangan khawatir, aku hanya sebentar.” Andira berkata denga
“Ups! jack! Itu Andira.” Marry menunjuk Andira yang pergi dengan kecewa. Jack sangat terkejut! Dia tidak sadar kalau Andira mengikutinya sampai ke Cafe ini.“Andira!.” Jack megejar Andira keluar Cafe, tapi Andira sudah lebih dulu masuk ke dalam mobil dan melaju sangat kencang.Buru-buru Jackson mengejarnya, sekujur tubuhnya penuh oleh keringat, kali ini dia benar-benar takut akan hal buruk terjadi pada istrinya.“Itu semua belum seberapa Jack, kau tak sepantasnya menikah dengan wanita itu, jika adik ku mati, itu artinya yang pantas kau nikahi hanyalah aku!.” Marry berkata dengan marah.“Andira, hentikan mobilmu!.” Suara itu terus terulang dimulut Jack, lalu Jackson menelepon Andira, sayang sekali telepon itu tak dijawab.“Bisa-bisanya kau berselingkuh dibekakangku Jack! Kau bahkan bukan hanya sekedar menjijikan tapi kau juga termasuk manusi
Andira membaringkan tubuh dikasur, sementara Jack masih menatap bagian tangan istrinya yang terluka.“Untuk apa kau melihat lukaku sampai seperti itu? Apa kau sedang berpura-pura peduli padaku? Hah?.” Ucap Andira emosi.“Aku sedang berpikir, siapa orang yang ingin mencelakaimu.” Jackson menghubungi seseorang kemudian memberikan perintah.“Cepat cari orang yang ingin mencelakai Andira! Aku ingin info itu ditemukan dalam 1jam kedepan!.” Ucap Jack kemudian menutup telepon.“Hentikan aktingmu Jack!.” Andira marah.“Apa ini semua terlihat seperti akting, Nyonya Wang?.” Jack mendekati Andira dan melihat wajah wanita itu tanpa berkedip.“Ya! Kau memang akting Mrs. Wang! Mana mungkin kau peduli padaku, jika itu benar terjadi akan hujan petir malam ini!.” Tepat disaat Andira selesai berbicara, suara petir pun m
“Ah Jack! Aku hanya ingin melihatnya.” Ucap Andira gugup.“Lancang kamu! Yang boleh membaca buku itu hanya aku! Kamu sama sekali tidak berhak!.” Jack memaki Andira sampai Andira tak mampu berkata apapun.“Kau memarahiku Jack?.” Andira bertanya dengan serius, lalu Jack mengernyit.“Kamu pikir, setelah kita tidur satu ranjang semalam, aku akan bersikap peduli padamu? Hah?! Lebih baik buang harapanmu jauh-jauh!.” Jack mengambil buku itu dari tangan Andira dengan kasar kemudian keluar kamar.BRAKK! Suara pintu itu membuat hati Andira terasa sakit, tak bisakah Jack memperlakukan istrinya dengan baik walaupun tidak ada cinta diantara mereka?“Baik, mungkin aku memang tidak seharusnya ada dihidupmu Jack.” Andira menghubungi Franky dan memintanya untuk menjemput dia dihotel ini.Karena jarak yang ditempuh dari tempa
“...” Andira membatu saat Jack mencium bibirnya dengan selembut itu.“Jangan pergi, oke?.” seperti terhipnotis dengan wajah kelembutan Jack sehingga Andira langsung mengangguk.Dikamar keduanya terdiam, lalu Jack membantu untuk merapihkan pakaian Andira ke dalam lemari.“Ini ponselmu, aku kembalikan. Walaupun begitu aku minta jangan pernah berhubungan dengan pria manapun selain aku.” Kata Jack, Andira pun setuju lalu memberikan selimut tebal kepada suaminya.“Pakailah ini, kau pasti akan kedinginan tanpa selimut.” Jack tersenyum sekilas lalu menerima pemberian itu.“Aku akan tidur.” Andira membasuh wajah dikamar mandi kemudian berbaring di ranjang.Dua jam kemudian, wanita itu terbangun karena ingin minum, lalu melihat Jackson tidur dengan tidak nyaman diatas sofa tanpa memakai selimut pemberian nya.Setela