Share

Kedatangan Arik

"Bukankah itu Arik, Sayang? Dia tahu rumah kita dari mana?" tanya suamiku sambil menunggu gerbang dibuka oleh mbok Tum.

"Aku juga tidak tahu, Mas."

"Sejak kapan berdiri di situ?" gumam mas Bas. Aku mengangkat bahu.

Siapa orang yang telah membocorkan alamat kami pada Arik?

"Haya. Apa kabar?" sapa Arik setelah kami turun dari mobil.

"Seperti yang kamu lihat. Tidak hanya baik, sekarang aku sangat-sangat bahagia."

Sengaja aku tekankan kata bahagia. Memang, kenyataan sekarang aku bahagia setelah melewati masa-masa sulit dalam pernikahan kedua ini. Limpahan kasih sayang dan cinta dari suami membuatku hari-hari lebih indah.

"Ternyata anak kita sudah besar, ya. Boleh aku menggendongnya?" Arik sudah mengulurkan tangannya hendak menggendong. Namun, aku mengabaikannya. Memangnya dia siapa?

"Percaya diri sekali kamu! Memangnya kamu punya anak? Ini anakku dengan Mas Baskoro. Bukankah kamu tidak mempunyai anak denganku?" tukasku, lantang.

Seandainya saja waktu itu mulutnya tidak mengeluarka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status