Wanita yang Kau Sakiti

Wanita yang Kau Sakiti

Oleh:  Farid-ha  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
71Bab
20.3KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Hayana yang selama ini selalu menerima uang lima belas ribu per hari dari suaminya kini mulai berubah. Tersebab Hayana mengetahui gaji suaminya yang lumayan tinggi. Selain itu, Hayana pun menemukan bukti perselingkuhan Arik— suaminya. Perempuan yang mandiri itu memilih mundur dari perkawinannya. Di tengah kemelut rumah tangganya, Hayana dinyatakan hamil. Namun, berita kehamilan Hayana tidak disambut baik oleh Arik. Lelaki itu menuduh Hayana hamil dengan selingkuhannya. Hayana yang memang sudah sakit hati terhadap Arik pun berjanji tidak akan pernah memperkenalkan anaknya pada bapak biologis. Baginya, Arik telah mati sehingga anaknya tak perlu tahu siapa bapaknya.

Lihat lebih banyak
Wanita yang Kau Sakiti Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
71 Bab
Cara Melawan
Wanita yang Kau Sakiti "Nasi goreng lagi. Lagi, lagi, nasi goreng. Memangnya Kamu tidak bisa masak menu lainnya untuk sarapan? Aku bosan tahu!" Arik menatap malas nasi goreng yang masih mengepul."Kalau mau makan enak kasih uang yang banyak!" bantah Hayana sambil menyendok nasi tersebut."Kalau cuman beli sayuran lima belas ribu juga cukup!" Arik tak terima dibantah istrinya."Mas, coba sehari saja jadi bapak rumah tangga, biar tahu pusingnya ngatur uang belanja lima belas ribu perhari. Kamu pikir yang dibeli itu hanya sayurannya doang? Bumbunya minta orang? Aku sangat pandai masak menu lainnya.Sayangnya, duitmu tidak mampu membeli bahan makanan yang lain! Memangnya kamu sendiri yang bosan? Aku sangat bosan dengan semua ini!" sahut Hayana panjang kali lebar kali tinggi. Dia membalas tatapan nyalang suaminya. Nasi dalam piringnya diabaikan begitu saja."Masih bagus aku kasih nafkah segitu, daripada tidak sama sekali. Tidak bersyukur! Seharusnya segitu cukup untuk biaya dapur. Kamu
Baca selengkapnya
Kembalikan Dulu Uangku
Arik hanya bisa pasrah. Di pabrik dia biasa ngatur orang. Di rumah ngatur orang satu pun dia tak sanggup. Bahkan kini dia yang mulai diatur istrinya. Setengah jam telah berlalu. Arik menghampiri istrinya di dapur. Ini belanjaannya.Mata Hayana membola, bibirnya menahan senyum. "Mas, hebat, ya. Bawa uang dua puluh ribu bisa dapat sayuran banyak. Besok-besok belanja sendiri, ya, Mas. Aku tinggal masak," ujar Hayana sambil tersenyum. Dia layangkan pandangan pada suaminya yang tampak manyun.Hatinya sangat puas. Dia tahu suaminya pasti kesal karena menambahi uang belanja. Tidak mungkin uang dua puluh ribu dapat segini banyaknya."Kamu pikir aku akan kalah sama kamu, Mas! Biar tahu rasa kalau semua itu serba mahal! Suami berlagak istri harus bertindak," monolog Hayana."Dek. Selama ini dikasih uang lima belas ribu sehari kok cukup? Apa kemarin harga-harga murah-murah?" tanya Arik dengan polos.Pria itu heran kenapa istrinya baru protes sekarang, padahal dari kemarin-kemarin uang belanjan
Baca selengkapnya
Kemana Uangmu, Mas?
Wah, ibu beli cincin baru, ya. Bagus lho, Bu." Hayana mengalihkan pembicaraan. "Iya lah, kan habis dapat duit arisan. Daripada uangnya habis nggak karuan mendingan buat berhias. Benar nggak?" Bu Sastro mengamati perhiasan yang melingkar di jari manisnya tersebut. Tak lama kemudian ngeloyor pulang.Hayana tampak menghembuskan napas lega, mertua pergi. Tinggal di dekat mertua bukan kemauan Hayana. Namun, atas permintaan para kakak ipar dan juga mertuanya. Rumah yang saat ini ditempati Hayana adalah rumah bibinya, orangnya telah meninggal dan tak memiliki keturunan.Alasan mereka meminta Hayana tinggal di sana, karena kasihan dengan Arik kalau harus membayar kontrakan, sedangkan Hayana sudah resign dari tempat kerja.****"Mas, aku lupa bertanya. Gaji kamu, kan sudah lima juta dari bulan kemarin. Kok sudah tidak punya pegangan lagi? Padahal ini baru tanggal lima belas, lho. Kamu kemanakan uangnya? Kan sudah tidak punya setoran. Aku saja hanya kamu jatah lima belas ribu sehari. Kok suda
Baca selengkapnya
Mari Ngontrak Sendiri!
"Ngontrak sendiri?" Arik malah mengulang ucapan Hayana. Wanita itu menanti jawaban suaminya dengan seksama."Iya, ngontrak sendiri. Mau kan?" Hayana masih menatap suaminya."Nggak! Aku nggak mau ngontrak lagi. Aku ingin menyatukan kalian! Kamu itu belum kenal Ibu. Tugasku adalah menyatukan kalian!" sergah Arik.Mustahil!"Menyatukan kami? Aku nggak mau! Bisa mati berdiri kalau aku kelamaan di dekat orang tuamu!" bantah Hayana sambil berdiri dari tempat duduknya."Kamu belum mencoba sudah ngomong mati berdiri. Coba dulu!""Mas, tiga bulan di sini sudah cukup bagiku untuk mengenal seperti apa ibumu. Aku pastikan tidak akan pernah ada kecocokan antara ibumu denganku. Bagaikan minyak dan air, bisa satu wadah tapi tak pernah bisa bersatu. Perbedaan itu jelas dan tak pernah bisa melebur.""Kamu sok tahu! Ini perintah suami jangan dibantah!" tegas Arik sambil berjalan ke luar dari kamar mereka."Dasar suami egois!" umpat Hayana.Perut perempuan bertubuh mungil itu keroncongan, tanda meminta
Baca selengkapnya
Lagi-lagi Ibu
Wanita yang Kau Sakiti Bab 5Salah satu alasan Hayana tidak betah tinggal di dekat mertuanya, adalah tidak adanya kebebasan pergi berdua dengan kekasih halalnya.Hayana merasa tak tenang setiap mau bepergian.Wanita yang bergelar ibu mertua itu seolah selalu menghalangi kebebasan mereka. Hayana masih berusaha bersabar dengan semua itu, bukan tanpa sebab. Ada beberapa alasan yang membuat dia masih bersabar. Hayana berjanji pada dirinya sendiri, bila memang sudah benar-benar tidak sanggup, maka dia akan mengambil tindakan tegas."Bu. Arik sama Haya saja, ya. Nggak lama, kok. Setelah itu nanti Arik antar, Ibu, belanja. Janji," rayu Arik. "Kamu pasti bohong? Mau kemana, sih, sampai ibu nggak boleh ikut?" Bu Sastro manyun. "Masa iya, mau ikut. Nggak muatlah, Bu." "Makanya cepat beli mobil biar ibu bisa ikut kalian.""Doakan secepatnya, Bu.""Percuma ibu doakan setiap hari kalau hanya kamu saja yang cari uang. Uangmu kan hanya cukup untuk makan. Mana bisa untuk beli mobil. Tidak akan c
Baca selengkapnya
Bukti Perselingkuhan Arik
Wanita yang Kau SakitiBab 6"Iya, Teh. Nanti Arik sampaikan. Salam untuk yang di Cianjur." Arik memberikan salam penutup sebelum mengakhiri panggilannya."Haya, ayo, segera pulang!" Arik naik ke atas motor sudah siap menstaternya."Pak Arik?" sapa seorang wanita yang sedang melintasi mereka berdua. Wanita itu memarkirkan motor tak jauh dari motor Arik.Arik pun menengok ke arah gadis tersebut, kemudian tersenyum saat melihat gadis itu. Dia pun urung menstater motor."Pak Arik, kok ada di sini?" tanya seorang gadis yang tadi menyapa Arik. Wanita tersebut berjalan ke arah Arik yang sudah di atas motornya."Eh, ada Hani. Kamu sama siapa?" tanya Arik dengan kikuk. Seolah maling yang sedang ketahuan mencuri."Sendiri, Pak. Bapak sama siapa?" tanya Hani sambil tersenyum sumringah. Haya mengamati wajah gadis tersebut. Terlihat salah tingkah ketika bersirobok dengan mata Arik."Sama ini." Jari telunjuk Arik mengarah ke Haya. Haya mengernyitkan dahinya. "Aku i — " ucapan Haya dipotong Arik.
Baca selengkapnya
Jebakan Arini
Kartini telah mengirimi foto Arik sama perempuan lain. "Ini bukan Hani. Aku tidak menyangka kamu suka tebar pesona, Mas! Baru aja jadi supervisor sudah berlagak!" umpat Hayana dengan hati perih.Gemuruh dalam dadanya tak terelakan lagi. Tak pernah terpikirkan sama sekali suaminya akan mendua. Sakit sekali Hatinya melihat foto itu.Tak terasa bulir bening pun luruh begitu saja. Dia kira hanya dirinya yang bertahta dalam hati suaminya. Namun, itu hanya khayalan saja, nyatanya ada wanita lain yang sering menemaninya makan siang, bahkan wanita itu yang diajak ke swalayan."Jangan-jangan kamu melarang aku kerja supaya aku tidak tahu kelakuanmu, Mas! Bisa jadi kamu melarang aku memajang foto di media sosial, itu bukan karena takut dayyuts melainkan takut ketahuan statusmu! Karena kamu takut suatu saat aku akan memajang foto kita berdua. Jangan-jangan uang gajimu bukan buat Ibu tapi untuk perempuan itu!" Hayana bergumam sendiri."Mengapa kamu pura-pura membela aku di depan ibumu, Mas? Menga
Baca selengkapnya
Di Kost Arini.
"Bang, kamu jangan pulang, ya! Aku tidak mau sendirian. Takut kalau dia akan datang lagi." Arik terlihat gelisah, hatinya tak tenang. Antara tak tega meninggalkan dan takut ketahuan. Lelaki itu sedang menimbang keputusan. Apakah pulang ke rumah atau menemani orang tersebut? "Bang, diminum dulu jusnya." Arik mengangguk, kemudian menyeruput jus jeruk kesukaannya hingga tandas. Jus yang telah diberi obat tidur.Arini – wanita yang menahan Arik pulang. Wanita yang tadi sore menelpon Arik. Wanita yang nomornya diberi nama Teh Maya. Arik sengaja memberi nama itu agar Hayana tak curiga."Bang, tidur sini, ya. Aku janji tidak akan menggoda, Abang. Aku hanya butuh ditemani." Arini memasang wajah melas. Tidak akan menggoda? Ucapan dan tindakan wanita itu tidak selaras sama sekali. Nyatanya, Arik berusaha keras menelan ludah saat menatap lekuk tubuh Arini, yang dibalut baju berbahan transparan. Wanita itu sengaja mengenakan baju berbahan transparan, setelah sebelumnya bajunya dirobek orang."
Baca selengkapnya
Arini dan Sanjaya
Setelah kepergian Arik dari kostnya Arini, wanita itu segera menghubungi suaminya.Ya, Arini adalah wanita yang masih berstatus istri dari Sanjaya. Lelaki yang katanya mau menodai Arini.Sanjaya masuk ke kamar Arini sepuluh menit setelah ditelpon istrinya."Gimana rencana kita, Sayang?" tanya Sanjaya ketika sudah berada di kamar istrinya."Berjalan sesuai rencana, Bang." Arini tersenyum bangga."Semoga apa yang kita inginkan tercapai. Eh, tapi kamu benar-benar tidak disentuh pria itu kan?" tanya Sanjaya mulai tak tenang."Tenang, Abang. Istrimu ini sama sekali tidak disentuh Supervisor itu. Dia keburu tepar duluan. Lagian mana mau aku disentuh lelaki lain. Aku hanya mau melakukan itu sama Abang," ujar Arini menyakinkan suaminya."Tapi abang butuh bukti. Siapa tahu kamu menikmati disentuh lelaki setampan dia.""Nih, buktinya." Arini menyodorkan handphonenya pada Sanjaya. Lelaki itu melihat video Arini yang sedang melucuti pakaian Arik satu persatu saat suami Hayana sedang tertidur. Art
Baca selengkapnya
Apa yang Akan Dilakukan Hayana?
"Bu. Ibu." Arik memanggil-manggil ibunya sambil mengetuk pintu.Bu Sastra yang sudah mulai tidur terpaksa turun dari ranjangnya, berjalan menuju pintu dengan."Ada apa, Rik? Mengganggu ibu saja!" Bu Sastra membetulkan tali rambut yang sudah mau lepas."Bu. Ada makanan nggak? Arik lapar." Pria yang masih berseragam pabrik itu memegangi perutnya."Kamu baru pulang? Belum makan? Istrimu nggak masak? Istrimu ngapain nggak masak?" tanya wanita yang melahirkan Arik tanpa jeda. Banyak bener pertanyaannya."Ya, Arik baru pulang. Nggak ada makanan di meja makan." Suami Hayana itu berjalan menuju meja makan ibunya."Rik. Haya tadi kelayapan seharian. Berangkat dari pagi pulang menjelang magrib. Makanya kamu tidak dimasakkan," ungkap Bu Sastra sambil membuka tudung saji. Terlihat ada ayam goreng sama sambal tomat serta sisa lalapan. Tangan keriput itu pun mengambilkan nasi untuk anak bungsunya."Yang benar saja, Bu? Dari mana memangnya? Kurang ajar! Pantas saja rumahnya terlihat berantakan dan t
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status