Share

Warm and Cozy
Warm and Cozy
Author: chocores

Prolog.

“Saya juga akan mewujudkan BEM yang aktif, bersinergi, sosialis, kompetitif, dan kreatif untuk mengembangkan organisasi lebih maju”

“Coba bisa mengembangan perasaan cinta.” Suara celetukan itu bergema lantang keseluruh ruang rapat. Seluruh anggota yang ada di sana seketika menatap ke arahnya.

“Mati gue!”

“Ya ... Mia apa ada yang ingin kamu sampaikan?” Bima, cowok yang sedari tadi berpidato kini sudah menatapnya penuh tanya. Suasana di ruang rapat seketika menjadi garing akibat celetukan Mia tadi.

Mia coba untuk tersenyum lebar, lebih tepatnya meringis lebar. “Maaf maksud saya, mengembangkan organisasi lebih maju itu bagus kalau juga ada kajian umum untuk anak-anak fakultas, contohnya tentang budaya, dan desain gitu.”

“Ide bagus” Bima menyahut tanpa berpikir panjang. “Kalau begitu saya akan langsung buat tim bagian untuk kajian itu” lanjutnya dengan sorot mata yang sudah menatap kedepan. Bersiap untuk memilih. “Untuk tim desain saya pilih Shela dan Reno, kalian berdua pegang kajian untuk tema Desain ya” tunjuk Bima lalu bergantian mencari kandidat selanjutnya  “Dan untuk tim Budaya saya pilih Mia dan Juna, kalian berdua pegang tema budaya. Proposal boleh langsung di buat, silahkan kalian boleh diskusi untuk buat agendanya- bla - bla-”

“What!! gue  sama si Juna!” batin  Mia bersorak kencang. “kenapa nggak sama Lo aja sih Bim! Padahal tadi itu rencana  gue buat bisa kerja bareng sama lo! kenapa Bima nggak peka  sih!!! Tapi gapapa deh kalau sama Juna juga.” 

Mia menyukai Bima. Cowok keren yang banyak penggemarnya itu selalu membuat hari Mia teralihkan. Setiap Bima berbicara, berpidato bahkan berdiri pun Mia selalu terkesima, selalu berbunga bunga, pokoknya selalu buat hari Mia berwarna. Tapi ... untuk Bima yang banyak penggemarnya Mia nggak terlalu berharap lebih.

Dan Juna adalah salah satu kandidat kedua cowok yang Mia suka juga. Yap! Selain mempunyai cadangan barang, Mia juga selalu punya cadangan untuk cowok yang Mia suka. Juna contohnya, Cowok kalem yang nggak banyak bicara dan selalu mengumbar aura misterius tapi tetap terkesan cool di mata Mia itu, berhasil membuat Mia tertarik , berhasil  membuat Mia tertantang dan penasaran, apa sih yang bisa bikin jantung Mia berdebar kencang setiap kali dekat dengan Juna? seperti apa sih dunia Arjuna Adipta.

“Jadi rencana gue mau angkat tema budaya tentang kesenian tari dan bla- bla- nanti gue yang buat proposal abis itu kita ajukan ini ke klub' tari”

“Kenapa nggak ajukan aku jadi pacar kamu aja” 

“Sorry?” Juna yang sedang serius menjelaskan tentang  soal idenya itu kaget dengan celetukan Mia yang berhasil memotong ucapnya. Setelah Bima membubarkan rapat tadi, Mia langsung mengajak Juna untuk membicarakan tentang tema apa yang mau di bawa nanti. Dan Juna mencoba menjelaskan itu, Tapi ...

Dengan spontan Mia nyengir lebar. Kalau bisa memukul mulutnya ini Mia ingin melakukan itu  sekarang. Bisa- bisanya dia selalu keceplosan melihat wajah serius dari cowok  cakep ini. “Sori... sori .. Maksud aku,  kamu kan mau ajuin tema tentang kesenian tari. Kenapa kamu nggak sekalian aja ikut klub tari, kan kalau gitu kamu bisa berperan besar buat kajian nanti”

Juna makin melonggo menatap Mia heran.

Duh! Rasanya Mia ingin mengubur diri sendiri sekarang. Bagaimana bisa Mia malah ngajak bercanda  Juna di saat dia sedang berbicara serius. Sudah jelas - jelas cowok yang ada di depan nya ini nggak punya jiwa harmonis sama sekali.  Ya kali Juna bisa nari! Buat bercanda aja dia nggak bisa! Kenapa Mia jadi grogi gini sih! 

“hahaha A- ku bercanda ... Bercanda Jun, ide kamu tadi buat aku takjub. Bisa aja gitu  langsung kepikiran buat angkat tema tentang Kesenian tari. Nggak usah kesenian tari, aku juga bisa diangkat jadi pacar kam- ”

“Ukkh!” Juna tersedak seketika.

“Aduh! Maksud aku.. yang bisa jadi pacaran kamu nanti nggak aku doang,  tapi anak tari juga bisa” Mia meringis memalingkan wajahnya malu. Plak! Kali ini Mia benar memukul mulutnya sendiri, dasar bego! “Duh! Kayaknya aku udah mulai ngaco deh! Aku balik ke kelas dulu ya Har. Untuk Proposal kalau udah jadi kabarin aku ya. Biar aku aja yang kasih lihat ke klub' tari. aku yakin mereka mau ikut bantu buat kajian kita nanti... Dah ya .. bye Juna!” Mia berlari keluar kantin dengan jantung yang hampir nyaris pecah.

Ya ampun kenapa Juna tidak menunjukkan reaksi apapun dan malah membuat Mia jadi melting. Dasar bodoh! Pasti Juna sudah berpikir kalau Mia adalah cewek genit yang nyaris saja menyatakan cinta!

Rusak sudah image Mia dimata Juna! 

 Sedangkan Juna masih tertegun menatap pintu keluar kantin. Mia sudah sepenuhnya hilang dari pandangan.  Cewek ceria dan supel seperti Mia mampu membuat Juna berpaling untuk menatapnya berkali kali. Cewek yang sangat suka desain dan menggambar itu selalu membuat Juna tidak bisa berkata- kata  banyak. Nggak heran jika Mia  punya banyak teman dan mudah dekat dengan nya. 

Juna tutup laptop yang habis digunakan untuk mencari bahan tema kajian dengan kecewa. Kenapa tadi Juna diam saja? Kenapa tadi Juna tidak menarik Mia dan bilang kalau Mia bisa jadi pacarnya, nggak perlu sampai ke anak tari, kalau yang Juna mau adalah Mia sendiri.

Dan ... kenapa setiap kali dekat Mia nyali Juna selalu menciut, selalu saja nggak percaya diri. Mia memang salah satu segelintir cewek yang bisa akrab dengannya, karena hal itu lah Juna mempunyai rasa tertarik dengan Mia. Bisa dibilang Juna menyukai Mia ... sudah sejak lama.. dan Juna belum pernah menyatakan perasaan cintanya ini. 

Juna hanya tidak mau terlalu percaya diri. Mia juga mudah akrab dengan banyak orang dan membuat Juna kadang bertanya tanya pada dirinya sendiri. Apakah cewek gaul  dan ceria seperti Mia mau berpacaran dengan cowok yang bahkan untuk mengungkapkan cinta saja nggak berani? terlalu menyedihkan bukan?

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status