Share

4. We Meet You Again.

Hari pernikahan Bima akhirnya tiba. Hari yang ditunggu tunggu Shela yang nggak sabar mau melihat bagaimana tampang si Reno, bahkan Shela rela berdandan berjam jam di salon tempat langganan nya. Katanya biar Reno pangling melihat Shela. Dan Mia hanya mendengarkan saja biar cewek rempong itu senang. Tepat di jam sebelas pagi Mia dan Shela akhirnya sampai  di halaman pesta tersebut. Di sebuah Ballroom hotel bintang lima yang terletak di kawasan Jakarta.

Ya Mia dan Shela sepakat datang saat  resepsi sedang berlangsung, biar si Shela bisa langsung menyantap hidangannya dan sebagai antisipasi agar isi dompet Mia aman dari palakannya Shela.

Setelah selesai isi buku tamu kehadiran. Dekorasi bertema Garden Room menyambut kedatangan Mia, Mia menganga melihat tata letak dekorasi di sekelilingnya. Entah berapa banyak bunga Ponny yang tersusun rapi di ruangan ini, yang jelas Semua terlihat menakjubkan. Mia meringis melihat semua itu. Bukan karena Mia cemburu karena Bima yang sedang merangkul istrinya. Tapi karena dekorasi pernikahan ini yang kalau di hitung  akan mengeluarkan biaya yang cukup banyak. kenapa Bima nggak menggunakan jasa weddingnya sih! kalau saja Bima menggunakan jasa Weddingnya Mia pasti akan sangat untung. Dan juga konsep pernikahan ini bisa dibilang adalah konsep pernikahan termahal.

“Syutss, May! May!” Shela yang sedari tadi ada di sampingnya menyikut pelan perut Mia.  “Senyum May, senyum, gue tau Lo cemburu tapi jangan keliatan gitu dong ah“ bisik Shela, Mia langsung menatap Shela keberatan.

“Siapa yang cemburu?” Mia bertanya mencari cari jawaban dari ucapan Shela tadi, Kemudian. “Gue?” tunjuk Mia pada dirinya sendiri. Shela pun mengangguk, dan Mia langsung tertawa renyah. “Ya nggak lah Shel, apa yang harus gue cemburuin jangan pikir yang aneh aneh deh lo”

“Yaaa Bisa aja kan Lo nyesel gitu May” Balas Shela nggak mau kalah.

“Nyesel kenapa?”

“Nyesel pernah nolak Bima”

Mia menatap Shela lagi, kali ini dengan mata yang sedikit membesar. “Lo tau?”

Shela mengangguk, “Berita Lo yang nolak Bima waktu itu jadi trending di kalangan mahasiswa, ya kali gue nggak tau”  sambungnya

Mia hanya mendesis, Mia kira Shela nggak pernah tau tentang kejadian Mia menolak Bima, tapi ternyata si kutu kupret itu tau juga. Pantas saja dia selalu menyudutkan Mia tentang Bima.

“Dan Lo tau May, sampai sekarang ini gue masih penasaran kenapa bisa Lo nggak terima Bima waktu itu? Coba aja kalau lo terima Bima, mungkin malam ini Lo yang berdiri di samping  Bima Sekarang, dengan konsep wedding yang hampir seperti impian Lo ini” lanjut Shela.

Sialan Shela membuka kartu Mia lagi, dan lihat Shela menyudutkan Mia dengan menyangkut pautkan tentang Bima lagu. Mia helakan nafas panjang, mendengar crocosan Shela yang nggak ada habis nya membuat kepala Mia menjadi pusing.

Mia putar kedua bola matanya bosan. “Dari  semua rasa penasaran lo itu seharusnya Lo tau dong Shel, kenapa gue nggak bisa Nerima Bima... “ Mia berhenti sejenak mengatur nafasnya yang tiba tiba saja terasa berat. “Ya .. karena gue udah ada Juna waktu itu”

“Tapi kan May-”

“Stop!” Sela Mia memotong ucapan shela cepat. “Gue nggak mau bahas masalah di masa lalu, Lo paham kan"

Seketika Shela menciut melihat tatapan Mia yang berubah menjadi begitu dingin. Shela pun mengangguk, buru buru membungkam mulutnya dan memastikan jika dia akan diam.

kalau Mia nggak memberhentikan semua kecerewetan Shela seperti tadi, wanita itu nggak akan berhenti bertanya, bisa - bisa semua rasa penasaran Shela merusak acara bahagia Bima hari ini. Rasanya Mia ingin membelikan rem untuk mulut Shela. Wanita itu memang nggak pernah kenal tempat dan waktu untuk bertanya akan rasa penasarannya itu.

“Gue mau ambil dessert, lu mau ikut ambil juga nggak?” ajak Shela menawarkan. Mia menggeleng menolak.

“Gue tunggu di sini aja” katanya.

Mia nggak habis pikir dengan Shela ... bagaimana bisa wanita itu sudah menyantap dessert, di saat mereka berdua saja belum bersalaman dengan kedua mempelai. Teman nya itu kadang memang nggak tau malu.

Selagi menunggu Shela, Mia melemparkan pandangan ke isi ruangan, sejauh mata Mia memandang Mia belum menemukan anak kampus ya Mia kenal, kebanyakan  orang berjas yang memenuhi ruangan ini. Sepertinya mereka adalah rekan kerja Bima.

“Jadi Bima orang penting kah?

Mia memang nggak pernah tau detail apa pekerjaan Bima, yang pernah Mia dengar Bima menjabat sebagai direktur di perusahaan orang tuanya. Mungkin itu kenapa banyak orang berjas yang datang ke acara Bima ini. Pantas saja pernikahan ini sangat mewah 

Pandangan Mia menatap lurus kedepan, melihat kedua pengantin yang sibuk bersalaman di atas podium, jelas sekali terlihat raut kebahagiaan di wajah mereka. Senyum tipis di bibir Mia tiba tiba saja ikut terangkat, Mia nggak pernah menyangka kalau Bima akan mendapatkan wanita yang terlihat imut seperti itu. Mia kira tipe cewek pilihan Bima akan seperti cewek cantik nan seksi bak artis dan selebritis. Tapi  ternyata perkiraan Mia salah, kalau dilihat sekarang ini sepertinya istri Bima adalah  wanita yang sederhana dan em-polos. Memang ya seharusnya Mia nggak boleh menilai Bima terlalu cepat, dan lagi pula selera seseorang itu berbeda- beda bukan? Mia jadi nggak bisa membayangkan semua perkataan Shela beberapa menit lalu  kalau seandainya hari ini Mia yang  berdiri di sana bersama Bima. Sudah jelas wanita yang sedang bersanding bersama Bima sekarang inilah yang sangat pantas. Pikiran Shela kadang  memang  suka nggak masuk akal 

“Hai Bim selamat ya semoga kalian happily ever after yaa... ”

Bima terhenyak mendapati kedatangan Mia di depannya. “Hai- May makasih ya udah mau datang and ... “ ucapan Bima terhenti. pandangan matanya sudah teralihkan menatap penampilan Mia dari atas sampai bawah. Seperti sedang menilai penampilan Mia.

Bima terpukau Meyvina masih terlihat cantik seperti dulu, bahkan jauh lebih cantik sekarang. Makeup minimalis dan rambut yang tergerai bergelombang, membuat Mia terlihat begitu dewasa. Apalagi Tunik abu berlapis brokat silver kelihatan begitu pas di badan ramping Mia. Kalau Bima boleh jujur Mia juga bertambah seksi dan lebih menawan sekarang dan tentu semua berbanding jauh s dengan Riani- istri Bima ini.

Bima masih nggak percaya kalau Bima gagal mendapatkan Mia dulu, Bima kira Mia adalah cewek yang mudah Bima dapatkan. Beruntung si Juna bisa mengambil hati Mia dulu. Ah Sial rasanya Bima masih nggak terima dengan semua itu.

“Akhm”  suara deheman Riani menyadarkan Bima dari lamunannya.

“Lo datang sama siapa?” Bima hampir saja ingin memuji kecantikan Mia tadi, tapi Bima harus ingat jika sudah ada Riani.

Mia yang tau jika istri Bima nggak nyaman dengan tatapan Bima yang terus melihatnya itu, buru- buru melepaskan jabatan dari tangan Bima.

“Gue datang sama Shela Bim, tuh anaknya lagi ambil desert” Mia tunjuk Shela yang sedang sibuk menyantap dessert di ujung ruang. “Karena dia kelamaan jadi gue duluan deh salamannya”

Mengetahui Mia datang dengan Shela. Bima menyinggungkan senyum simpul. Bima pikir Mia datang bersama dengan pacarnya. Terlintas sebuah ide muncul di kepala Bima. Buru buru Bima merangkul pinggang Riani erat. Bima harus menunjukkan pada Mia, bahwa Bima beruntung mendapatkan wanita seperti Riani dan tentu dengan semua pernikahanya ini. Bima masih nggak terima dengan penolakan Mia dulu dan siapa tahu dengan Bima menunjukkan kemesraannya dengan Riani di depan Mia, Mia menyesal telah menolaknya dulu.

“Sorry ya May, gue nggak pake jasa WO Lo,Gue  nggak punya kontak Lo and gue nggak kepikiran kalo Lo punya WO. Mungkin kalau Lo juga buka jasa buat Honeymoon gue bisa ambil dari Lo nanti. ya kan sayang” ucap Bima sengaja mengecup pipi Riani manja

Mia menarik nafas panjang, sepertinya Bima sedang mencoba membalas dendam denganya.

“Kebetulan gue juga kerjasama dengan biro jasa honeymoon kok Bim, Lo dateng aja  ke kantor, atau telepon dulu juga bisa, nanti kita bicarain soal harga dan paketnya. Tenang aja gue punya banyak rekomendasiin tempat yang cocok buat bulan madu kalian berdua, kalau memang kalian tertarik.”

“Gimana sayang? kamu mau kan ambil paket bulan madu di tempat Mia? Mia bisa pastiin kalau perjalanan bulan madu kita bakal berkesan dan penuh dengan gai-”

“Ya Bim! Gue bisa pastiin okay ...  gue turun dulu ya udah panjang tuh antrian yang mau salaman sama Lo... Kita lanjut bahas di kantor ya” potong Mia cepat sebelum Bima semakin vulgar membicarakan hal yang nggak perlu.

Mau Bima dan Riani bergairah atau nggak nanti, yang jelas itu bukan urusan Mia, Bima pikir Mia akan cemburu mendengar hal seperti itu? Nggak! Yang ada Mia malah ngeri mendengarnya.

Dengan buru buru Mia meninggalkan podium pelaminan. Dari semua sikap Bima malam ini, Mia jadi bersyukur pernah menolak Bima waktu itu. Sikap Bima tidak seperti  penampilannya  yang terlihat oke, Mia kira Bima adalah lelaki dewasa yang nggak pernah menyimpan dendam dan menyudutkan wanita seperti tadi.

Hufff Lupakan! Mia tatap arloji yang sudah menunjukan angka 12 siang, selain kondangan Mia juga ada janji untuk bertemu dengan kliennya hari ini dan Shela masih saja belum beranjak dari meja dessert itu! oh shit! Anak itu benar- benar membuat Mia harus bertindak tegas! apa dessert itu memang sangat enak sampai membuat Shela nggak mau pindah dan melupakan Mia? Dan lagi siapa lelaki yang  sedang asyik berbincang dengan Shela di sana .

“Shell! Mending Lo cepetan salaman habis itu kita pul-”

Langkah kaki Mia seketika berhenti, dari jarak dua langkah tubuh Mia mematung menatap lurus ke arah meja dessert. Apa Mia sedang berhalusinasi ? Apa Mia benar nggak salah lihat?  Apa Mia terlalu kesal dengan Shela sampai sampai lelaki yang sedari tadi berbincang dengan Shela dan sedang menengok ke arahnya itu sangat mirip dengan ..

“Hai May, lama nggak ketemu”

“Juna!”

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status