Share

3. Arjuna Adipta.

OMG Mayvvvvvvinaaa!!!” triak Shela memejamkan kedua mata terkejut jijik.

Sedangkan Mia sudah melebarkan kedua mata panik .“Sorry, Sorry  gue kelepasan!” Mia segera mengambil tisu dan membersihkan wajah Shela buru buru.

Shela rebut tisu dari tangan Mia dengan kerutan kesal. “Kelepasan  Lo itu udah kayak dukun tau nggak! Main sembur aja. Lo kira gue pasien di guna guna!" Geram Shela lanjut membersihkan sisa jus di mukanya.

“Lo sih sebut nama Juna gue kan jadi kaget.” ucap Mia menyesal.

Hellow May, cuma Juna May, Juna. Cowo kulkas itu bikin Lo kaget!” omel Shela bingung. “ini nih yang buat Lo ketahuan belum bisa move on dari dia. Iya kan!" Shela berseru sambil menggebrak meja kencang. 

Mia jadi salah tingkah. “Kata siapa, sembarang Lo Shel. Sumpah gue cuma kaget Shel” 

Brakk!!

Shela kembali menggebrak meja, kali ini terdengar sangat keras dan berhasil membuat Mia benar - benar tersentak kaget. “Udah deh May jujur aja sama gue, kalau sebenernya lo ada rasakan sama Juna.” Shela menyipitkan mata jahil dan mencondongkan badannya ke depan Mia. “Kalau sebenarnya jauh dari lubuk hati lo yang paling dalam lo itu udah suka sama dia, dan sekarang lo nyesel karena belum pernah merasakan kecupan basah dari seorang Ju-”

“Ihh! Apaan sih Shel!" sela Mia memotong ocehan Shela. “Gue cuma keget doang kok. Jangan di lebih- lebih deh." Kelaknya membuat Shela menciut.

“Abis Lo aneh banget. Bisa- bisanya Lo kaget sampe sembur gue kayak gini. Yaudah Gue mau cuci muka dulu."  kemudian Shela  pamit ke toilet meninggalkan Mia yang langsung menghela nafas lega. 

Hampir saja ... Semua tebakan Shela tadi benar adanya.

Juna ... sudah tujuh tahun berlalu ternyata. Sepertinya sudah begitu lama Mia nggak mendengar nama itu, apalagi  mendengar kabar tentangnya, untuk saling mengontak pun sudah nggak pernah,

Juna ... partner satu BEM yang  menjabat sebagai seksi lingkungan bersamanya saat itu  pernah sangat membantunya dulu.  Kalau Bima dijuluki sebagai Most Wanted  kampus, lain halnya dengan Juna yang mendapatkan julukan sebagai Most Perfect  kampus. Cowok yang menjadi alasan kedua Mia untuk menolak cinta Bima dulu.

tiba tiba saja pipi mia bersemu merah, ingatnya kini melayang jauh ke tempat dimana dia pertama kali  bisa dekat dengan Juna.

Flashback  On.

“Dari awal  Lo masuk BEM gue selalu perhatiin Lo May, selalu ngawasin Lo dari jauh, selalu curi pandang buat liat Lo doang. Lo udah berhasil ngalahin dunia gue May. Dan sekarang gue nggak bisa nahan perasaan gue terlalu lama lagi. Lo mau kan jadi pacar gue,"

Tepat di hari Senin Bima benar menyatakan cinta pada Mia. Di tengah lapangan dan di saksikan banyak orang .

Cukup gila bukan?!

sekali lagi Abimanyu cowok cakep yang banyak penggemarnya itu benar membuktikan kabar yang sudah beredar di kalangan anak- anak kampus, kalau dia akan menembak Mia terang- terang seperti film India yang dimana sang cowok berlutut sambil memajukan sebuket bunga untuk sang cewek. Dan Bima melakukannya itu sekarang 

Hati siapa yang nggak berdebar jika ada seorang pangeran yang menyatakan cinta seperti ini?  Apalagi orang itu adalah Bima! cowok yang Mia suka. Mia nggak percaya kalau Bima ternyata juga menyukai nya, Jantung Mia rasanya ingin pecah, bahkan tekanan darahnya sudah melonjak tinggi saat itu. Mia benar- benar dibuat gugup seribu gugup dari pada saat melakukan presentasi di depan kelas

“May”  

“Eh I-ya Bim-” 

 “Lo mau kan jadi pacar gue”   Bima mematikan sekali lagi 

Gerut penuh harap yang terpampang di wajah Bima mampu membuat buliran keringat dingin dari kening Mia bercucuran. Kegugupan nya sudah di tahap ingin melakukan pertunjukan akrobatik. Kalau saja Mia sedang di pesawat sudah Mia pasti kan akan menyalakan sinyal darurat untuk melapor... Mayday!mayday! kode hati  D123 sedang mengalami keraguan. 

“Hm ... Anu Bim ... Gue .. gue sebenernya ma-” ucapannya mendadak terhenti saat  tanpa sengaja matanya  menangkap kilatan tajam dari para  para cewek penggemar Bima . Seketika Mia merinding melihat nya.  Mia jadi teringat dengan ancaman mereka yang mengerikan itu.  

“May.”  Bima memanggil lagi, kali ini sambil  memajukan sedikit tubuh dengan ekspresi penuh tanya. “Lo sebenarnya ...?”

“Sebenarnya ... Gue itu... ” Mia semakin kelabakan Apalagi melihat tatapan orang- orang di sekitarnya  yang sudah menunggu penuh penasaran dan permusuhan.  “Ya ampun gue harus bilang apa ini!" Lalu tiba tiba saja kedua matanya membesar lebar saat tanpa sengaja Mia melihat kedatangan cowok tinggi yang baru saja datang dari arah depan nya  itu  dan langsung saja Mia kumpulkan energi untuk berteriak,  lalu ...

“SEBENARNYA GUE ITU UDAH PACARAN SAMA JUNA!” 

“Hah!?” Juna yang baru saja datang seketika mematung.

Flashback Off

Satu kata untuk Mia saat itu adalah 'Sinting!' kenapa bisa dia menunjuk Juna dan menjadikan Juna sebagai objek pacar pura pura nya, coba saja Juna nggak datang dan menyaksikan nya saat itu, mungkin Mia nggak akan membawa Juna untuk terjebak olehnya. Dan mungkin saja  Mia nggak akan terjebak oleh perasaan yang masih terpendam selama tujuh tahun hingga sekarang ini. Tapi terlepas dari kemungkinan itu nyatanya faktanya akan sama saja, mau Juna menjadi pacar pura puranya atau nggak  Mia sudah sangat jatuh cinta dengan Juna dulu, bahkan hingga saat ini..

Oh shit! Mia jadi semakin merindukannya

“Nggak May!! Lo nggak boleh kangen sama cowok yang sudah ninggalin Lo gitu aja. Lo pasti bisa lupain dia May!”

Setelah kejadian hari penolakan cinta Bima berakhir. Hari-hari Mia pun kembali berjalan lancar dengan status pacar pura pura Juna. Juna nggak merasa risih setiap Mia ada di samping nya. BahkanJuna semakin dekat dengan Mia, nggak jarang Mia curhat pada Juna tentang mimpi dan cita citanya yang selalu Mia simpan sendiri. Juna pendengar yang baik, setiap respon yang Juna berikan selalu buat hati Mia hangat menggelitik.

Rasanya Mia seperti bener mempunyai seorang pacar. Juna selalu membuat Mia nyaman dan Mia nggak bisa menyembunyikan fakta bahwa Mia semakin menyukainya!

Sampai ... di dua bulan berikut nya Mia mendapatkan kabar kalau Juna akan pindah kampus … bukan di bali ataupun di Jogja tapi di benua yang berbeda.

Setelah sibuk mengurus beasiswa dan mengikuti ujian selama dua bulan, pada akhirnya Juna mendapatkan Beasiswa yang di impikannya. Diterima di salah satu Universitas terbaik di Jerman menjadi sebuah kebanggan untuk Juna sendiri. Juna memilih untuk melanjutkan studinya di sana ...

Perasaan Mia waktu itu bingung … nggak tau harus bersikap apa. Rasanya Mia nggak rela kalau Juna beneran pergi. Tapi Mia bisa apa? mereka kan cuma partner emergency. Tepat di hari Valentin hubungan pacar pura pura Mia pun berakhir. Pada hari kepergian Juna, cowok itu n sama sekali nggak memberikan ucapan perpisahan pada Mia.Di Hari terakhir Juna masuk kampus pun, dia hanya memberikan sebuah buku Note Planner berwarna pink yang masih dibungkus plastik bening.

“Nih Buat pelengkap cita cita kamu” dan hanya kata itulah yang menjadi ucapan terakhir  Juna pada Mia. Nggak ada yang berkesan bukan ?

Disaat hari Valentine adalah hari penuh kasih sayang yang dimana para pasangan saling bertemu untuk mengungkapkan perasaan cinta atau sekedar memberikan sekotak coklat sebagai bentuk rasa suka. Namun nyatanya semua itu nggak pernah terjadi untuk Mia-, Mia harus menerima kenyataan kalau ternyata dia adalah pengecualian di hari itu.

Tidak ada pernyataan cinta atau sekotak coklat yang Mia terima. Melainkan hanya sebuah perpisahan singkat tanpa sepakata kata yang terucap dan berhasil membuat hati Mia meringis lalu menangis.

Di hari itu untuk kedua kalinya Mia kembali sadar, kalau cowok misterius seperti Juna pada akhirnya nggak akan mungkin menyukai Mia, apalagi membalas perasaannya ini. Mia sudah terlalu keluar jauh pada jalur dihatinya. Bukan karena Juna mau menjadi partner emergency dan menjadi pendengar yang baik, Mia merasa menjadi istimewah … Juna hanya peduli dan itu nggak lebih

dasar bodoh!

lagi- lagi Mia meringis , menelan kenyataan miris tentang semua sinyal cinta yang Mia pancarkan selama ini ternyata nggak pernah sampai ke dalam rada hati Juna.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status