Home / Romansa / When I Me(e)t You / 54 Yang Terjadi pada Arka (2)

Share

54 Yang Terjadi pada Arka (2)

Author: Ans18
last update Last Updated: 2025-05-08 22:23:08

“Nyariin kakak ya?”

Arka membeku di tempat. Ia memang belum pernah mencium aroma yang begitu kuat seperti itu, tapi Arka bisa menebak kalau kedua alumni di depannya itu baru saja menenggak alkohol—jika dilihat dari wajah mereka yang memerah dan nada bicara yang aneh.

"Nggak, Kak. Permisi ya, Kak." Arka berusaha menyingkir dari hadapan kedua laki-laki itu, tapi kakinya yang gemetar membuat Arka malah tersandung kaki meja dan terjerembab di lantai.

"Sialan!" umpat Arka.

Kedua laki-laki itu semakin terlihat senang setelah mendengar Arka mengumpat. Bagi mereka, si gadis manis tadi telah berubah menjadi gadis yang seksi karena umpatannya.

Setelah bertukar tatap, seakan saling mengirimkan kode, seorang laki-laki bertubuh kurus dengan tinggi menjulang mendekati Arka dan menahan kedua tangannya di lantai, sementara laki-laki satunya tiba-tiba saja menimpa tubuh Arka dan berusaha melepaskan kancing baju Arka.

Kejadian yang berlangsung dalam hitungan detik itu membuat Arka panik. Ia berusaha me
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • When I Me(e)t You   55 Konspirasi

    "Konspirasi Ibu sama Mas Arga? Konspirasi apa?"Caraka mengedikkan bahu."Abaaang."Oh Tuhan, apa Arka tidak sadar kalau ia begitu menggemaskan saat sedang merengek seperti itu.Bukan, Arka bukan tipe wanita yang membuatnya kesal kalau sudah mengeluarkan nada manjanya. Arka tipe wanita yang membuatnya ingin memenuhi semua keinginannya saat ia mengeluarkan senjatanya itu.Sementara hati kecil Caraka masih malu untuk menceritakan semuanya."Abaaang. Ini permintaan ketigaku, aku mau tau apa maksud Abang tadi."Caraka menatap Arka dengan lekat, sampai tiba-tiba tatapannya terdistraksi pegawai coffee shop yang datang membawakan pesanan mereka.Ok, pasti setelah ini Arka akan lupa pada permintaannya. Caraka bisa sedikit menghela napas lega sambil menyesap americano miliknya."Jadi sejak kapan, Bang?"Astaga! Ternyata Arka tidak lupa. Mungkin memang begini kalau perempuan sedang menuntut jawaban dari laki-laki."Abang kan pengen aku percaya sama Abang, kalo gini aja Abang nggak mau cerita, m

    Last Updated : 2025-05-08
  • When I Me(e)t You   1 Hal yang Terlarang

    "Nggak bisa, Yud. Orang tuaku bakal ngamuk kalo aku ngenalin kamu sebagai pacarku ke mereka.""Udah dua tahun loh kita pacaran, Ka. Dan kamu tau kan kalo aku berniat serius sama kamu?"Ini bukan pertama kalinya Yudha meminta kepada Arka untuk memperkenalkannya kepada kedua orang tua Arka. Mereka sudah dua tahun bersama dan rasanya sungguh tidak nyaman selalu bersembunyi dari kedua orang tua Arka—gadis manis yang dikenal Yudha sejak ia bertemu dengannya di sebuah event.Arka terus mengaduk iced lemon tea di depannya tanpa minat. Pembicaraan yang sama, yang terus berulang, dan akan berakhir sama. Pertengkaran.Yudha meraih tangan Arka, mengusap pelan punggung tangan gadis itu dengan ibu jarinya. "Kamu nggak pernah nanya ke orang tuamu, Ka? Kenapa kamu dilarang pacaran? Apa orang tuamu maunya kamu langsung dinikahi? Apa gimana? Kamu udah 23 tahun, Ka. Harusnya kamu udah bisa milih apa yang kamu mau.""Ralat. Bagi orang tuaku, aku 'baru' 23 tahun, bukan 'sudah' 23 tahun. Ada perbedaan yan

    Last Updated : 2025-02-25
  • When I Me(e)t You   2 Lelaki Penipu itu Bernama Caraka

    "Arkadewi Lintang Bestari, saya … suami kamu."Arka hanya menatap kosong ke arah lelaki yang mengaku sebagai suaminya. Tiga detik kemudian, pandangannya beralih kembali kepada Yudha, kekasihnya. "Yud, sekarang bentuk penipuan bukan cuma ‘mama minta pulsa ya’, udah berani nunjukin wajah loh. Jangan biarin aku dihipnotis, Yud."Sungguh, Yudha ingin terbahak mendengar ucapan Arka, andaikan ia tidak melihat ekspresi yang ditunjukkan lelaki itu. Tapi, ada satu hal yang mengganggunya, lelaki itu menyebut nama Arka dengan lengkap dan tatapannya yang seolah tidak ada keraguan kalau statusnya adalah suami Arka."Lepasin tangan pacar saya!" Yudha yang akhirnya berhasil mengabaikan segala pertanyaan dalam pikirannya, ikut mencekal tangan lelaki itu dan menariknya agar melepaskan tangan Arka.Masih mengabaikan Yudha, Caraka menatap Arka lekat. "Arka, keluargamu nanti yang jelasin semuanya. Mereka nunggu kamu di rumah sekarang.""Yud, pergi aja yuk," rengek Arka.Caraka hampir menggeram kesal kala

    Last Updated : 2025-02-25
  • When I Me(e)t You   3 Penjelasan untuk Arka

    Seumur hidupnya, baru dua kali Arka mendapat kejutan yang membuat jantungnya berdetak tidak karuan. Pertama, ketika muridnya yang masih TK, entah bagaimana caranya mencoba memanjat pohon mangga yang ada di halaman sekolah tempatnya mengajar dan membuat anak itu terjatuh hingga patah tulang kanan. Kedua, saat ini, saat ada seorang lelaki yang memperkenalkan diri sebagai suaminya.Untuk kasus kali ini, bahkan Arka tidak tahu harus bersikap seperti apa. Menatap kedua orang tuanya yang tetap duduk tenang di tempatnya sama sekali tidak membantunya. Ia pasti pernah amnesia. Tidak ada alasan lain yang membuatnya yakin pernah menikah kecuali hal itu.Arka bahkan tidak sanggup untuk menyambut uluran tangan dari lelaki bernama Caraka itu."Kapan kita nikahnya?" tanya Arka dengan judesnya. "Ingatanku cukup kuat, dan aku yakin nggak pernah amnesia sampe kehilangan potongan memori hidupku. Jadi aku tanya ke kamu, yang ngaku sebagai suamiku, kapan kita nikahnya?"Caraka menarik tangannya yang mengg

    Last Updated : 2025-02-25
  • When I Me(e)t You   4 Pisah Kamar

    "Siapa yang ngizinin kamu masuk kamarku?" Arka berteriak kesal kala melihat sosok lelaki yang duduk santai di sofa kamarnya."Apa aku harus izin untuk masuk ke kamar istriku?""Astaga! Bisa nggak sih nggak nyebut-nyebut itu?" Arka mendengkus kesal sementara lelaki di hadapannya tersenyum simpul."Orang dibilang aku ngerasa nggak pernah nikah juga," gumam Arka entah pada siapa, yang jelas ia bangkit dari posisi tidurnya dan memilih duduk di foot board ranjang.Meskipun setelah bangun tidur tadi ia masih berharap bahwa semuanya adalah mimpi, tapi begitu melihat sosok Caraka di dalam kamarnya, ia jadi sadar kalau harapannya tidak terkabul. Mau tidak mau, cepat atau lambat, ia harus menghadapi lelaki yang mengaku bernama Caraka Altair Abimana itu."So, apa yang mau kamu omongin sampe nerobos masuk ke kamarku?""Hubungan kita." Caraka menjawab dengan singkat dan nada yang dingin."Hubungan yang mana? Aku sama sekali nggak ngerasa punya hubungan sama kamu."Caraka menghela napas kasar. "Aku

    Last Updated : 2025-02-25
  • When I Me(e)t You   5 Pindah Rumah Yuk!

    Seharusnya Arka bangun pagi seperti kebiasaannya di hari kerja. Tapi karena malam sebelumnya ia tidak bisa tidur, memikirkan masalah yang baru saja menimpanya, ditambah lagi dengan upayanya untuk menghindar dari kekasihnya, Arka baru membuka mata setelah jam di dindingnya menunjuk angka tujuh."Astaga!" Arka bangkit dan langsung berlari menuju kamar mandi.Usai mandi yang sangat singkat, Arka mengusapkan cc cream ke wajahnya, mengikat rambutnya asal dan segera berniat berangkat. Biarlah masalah dandanannya akan dia benahi sesampainya di sekolah nanti."Baru bangun? Bukannya kamu udah harus sampe di sekolah jam setengah delapan?"Pertanyaan pertama yang didengarnya di hari itu, sebelum nanti ia akan mendengar serentetan pertanyaan dari muridnya yang masih dipenuhi rasa penasaran di umur mereka yang belum genap menginjak usia enam tahun.Arka melirik ke arah si penanya, tapi kemudian mendengkus kesal dan berlalu begitu saja tanpa menjawabnya setelah menyadari orang yang bertanya adalah

    Last Updated : 2025-02-25
  • When I Me(e)t You   6 You Can Call Me Anything

    “Bu Arka, tumben tampangnya kusut?” tanya Anggun, wanita yang sudah dua tahun ini menjadi kepala sekolah di sana.Arka hanya tersenyum menanggapinya. Usia mereka terpaut cukup jauh, dan Arka memang tidak terlalu dekat dengan wanita itu. Entah mengapa, sejak awal Arka selalu merasa ada yang disembunyikan wanita itu darinya.Sekolah tempat Arka mengajar, dikelola sebuah yayasan. Ada daycare, playgroup, hingga TK di dalamnya. Bukan sekolah kecil seperti yang dibayangkan banyak orang. Yayasan itu dikelola orang-orang profesional, hingga banyak orang tua yang memercayakan anaknya ke sekolah itu, meskipun harus merogoh kocek yang dalam.“Kenapa, Ka?” tanya Yasmin.“Lagi ada sedikit masalah. Makanya hampir telat tadi.” Kali ini Arka membalas karena yang bertanya adalah Yasmin, sahabat dekatnya sejak ia mengenyam pendidikan sarjana dan magister Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).Jangan kira yayasan tempat Arka mengajar mengambil sembarang orang untuk mengajar anak PAUD. Arka dan Yasmin adalah

    Last Updated : 2025-02-25
  • When I Me(e)t You   7 Ide Gila

    "Kenapa kita nggak pulang aja sih?" Arka masih tidak terima lelaki di depannya itu memaksanya makan siang bersama di sebuah restoran makanan Jepang."Kita perlu bicara." Caraka memanggil pelayan restoran untuk meminta buku menu selagi Arka terus saja menyuarakan keberatannya."Tapi kan bisa di rumah.""Kamu terlalu merasa berkuasa kalau di rumah. Makanya aku cari tempat yang netral. Minimal kalau kamu merajuk, kamu nggak akan mencak-mencak kayak kemaren karena malu dilihat orang."Arka membuka mulut, ingin membantah apa yang diucapkan Caraka, tapi sepertinya otaknya sedang tidak bekerja, hingga akhirnya Arka menutup mulutnya kembali."Kamu nggak makan sushi?" tanya Caraka yang bingung mendapati Arka hanya memesan nasi kari Jepang."Aku nggak suka sushi."Caraka tiba-tiba merasa bersalah karena tadi tidak menanyakan terlebih dulu apa yang disuka dan tidak disuka Arka. "Sorry, aku nggak tau kalo kamu nggak suka sushi.""Katanya suami, tapi apa yang disuka istrinya nggak tau," ledek Arka

    Last Updated : 2025-04-17

Latest chapter

  • When I Me(e)t You   55 Konspirasi

    "Konspirasi Ibu sama Mas Arga? Konspirasi apa?"Caraka mengedikkan bahu."Abaaang."Oh Tuhan, apa Arka tidak sadar kalau ia begitu menggemaskan saat sedang merengek seperti itu.Bukan, Arka bukan tipe wanita yang membuatnya kesal kalau sudah mengeluarkan nada manjanya. Arka tipe wanita yang membuatnya ingin memenuhi semua keinginannya saat ia mengeluarkan senjatanya itu.Sementara hati kecil Caraka masih malu untuk menceritakan semuanya."Abaaang. Ini permintaan ketigaku, aku mau tau apa maksud Abang tadi."Caraka menatap Arka dengan lekat, sampai tiba-tiba tatapannya terdistraksi pegawai coffee shop yang datang membawakan pesanan mereka.Ok, pasti setelah ini Arka akan lupa pada permintaannya. Caraka bisa sedikit menghela napas lega sambil menyesap americano miliknya."Jadi sejak kapan, Bang?"Astaga! Ternyata Arka tidak lupa. Mungkin memang begini kalau perempuan sedang menuntut jawaban dari laki-laki."Abang kan pengen aku percaya sama Abang, kalo gini aja Abang nggak mau cerita, m

  • When I Me(e)t You   54 Yang Terjadi pada Arka (2)

    “Nyariin kakak ya?”Arka membeku di tempat. Ia memang belum pernah mencium aroma yang begitu kuat seperti itu, tapi Arka bisa menebak kalau kedua alumni di depannya itu baru saja menenggak alkohol—jika dilihat dari wajah mereka yang memerah dan nada bicara yang aneh."Nggak, Kak. Permisi ya, Kak." Arka berusaha menyingkir dari hadapan kedua laki-laki itu, tapi kakinya yang gemetar membuat Arka malah tersandung kaki meja dan terjerembab di lantai."Sialan!" umpat Arka.Kedua laki-laki itu semakin terlihat senang setelah mendengar Arka mengumpat. Bagi mereka, si gadis manis tadi telah berubah menjadi gadis yang seksi karena umpatannya.Setelah bertukar tatap, seakan saling mengirimkan kode, seorang laki-laki bertubuh kurus dengan tinggi menjulang mendekati Arka dan menahan kedua tangannya di lantai, sementara laki-laki satunya tiba-tiba saja menimpa tubuh Arka dan berusaha melepaskan kancing baju Arka.Kejadian yang berlangsung dalam hitungan detik itu membuat Arka panik. Ia berusaha me

  • When I Me(e)t You   53 Yang Terjadi pada Arka (1)

    Caraka duduk di sofa ruang tamu sebuah rumah mewah di kawasan Jakarta Selatan. Semula ia kira, ia harus mengantar Arka ke rumah sakit atau ke tempat praktik dokter. Nyatanya Arka malah mengarahkannya ke kawasan elit itu.“Nama dokternya Karina, Bang. Tapi aku biasa manggil Tante Karin, karena udah kenal dari dulu. Waktu aku hubungin, diminta langsung ke rumahnya aja.” Begitu penjelasan Arka saat Caraka merasa kebingungan. Ia kadang lupa kalau dirinya menikah dengan keturunan perempuan keluarga Bestari, dan hal-hal seperti ini yang kadang bisa mengingatkannya.Sudah hampir satu jam Arka berada di dalam ruang kerja dokter itu. Caraka hanya bisa menunggu gelisah sambil menerka-nerka apa yang terjadi di dalam sana.“Abang,” panggil Arka saat Caraka tengah larut dalam lamunannya.“Udah?” Caraka berdiri menyambut Arka yang kini terlihat lebih cerah aura wajahnya meskipun terlihat jelas jejak air mata di sudut-sudut matanya.Tanpa disangka Caraka, Arka tidak berhenti di depannya, tetapi mala

  • When I Me(e)t You   52 Belajar Percaya

    Caraka bergerak gelisah dalam tidurnya. Mungkin karena biasanya ada sosok Arka yang dipeluknya dan malam itu ia kehilangan sosok itu dalam pelukannya.Ia berusaha memiringkan badannya ke kiri untuk mengurangi rasa pegal karena sejak awal tidur menghadap ke kanan. Matanya mengerjap pelan, ia sadar ada cahaya lain yang bukan berasal dari lampu tidur di atas nakas yang tadi bahkan tidak ia hidupkan.“Arka? Kapan kamu masuk?” tanyanya dengan suara serak khas orang bangun tidur.“Eh? Kok Abang bangun? Cahaya hpku ganggu Abang ya?”Caraka memilih duduk, toh ia sudah tidak lagi merasakan kantuk setelah menyadari keberadaan Arka di sampingnya.“Nggak, emang kebangun aja, pegel.”“Emang tadi Abang ke lokasi proyek lagi?” tanya Arka. Arka pikir badan caraka pegal-pegal karena baru turun lapangan.“Iya, kan Abang nggak konsen kerja gara-gara istri Abang marah-marah nggak jelas, jadi Abang milih ke proyek aja, lihat progress rusun yang waktu itu kita datengin itu.”Arka terkekeh, teringat kembal

  • When I Me(e)t You   51 Kepingan Ingatan

    Arka menutup pintu kamar mandi dan langsung menguncinya. Karena kakinya yang gemetar, ia langsung bersimpuh di lantai, bersandar pada pintu kabinet, menahan suara tangisnya agak tidak terdengar sampai keluar.Ingatan itu kembali lagi.Kenapa di saat seperti ini? Kenapa di saat statusnya sudah menjadi istri orang lain?“Arka. Abang minta maaf, Ka. Kamu udah terlalu lama di kamar mandi, Sayang.”Mendengar teriakan Caraka dari luar kamar, Arka segera menghapus air matanya dan mencuci muka. Ia tidak mau Caraka sampai curiga dengan kondisinya.“Arka, Abang minta maaf.” Caraka mengatakannya dengan tulus namun dengan menjaga jarak agar Arka tidak terlihat takut padanya.Arka tersenyum meskipun terlihat sangat kaku. “Abang udah makan?”Caraka menggeleng, merasa sangat bersalah dengan keadaan Arka, bagaimana mungkin ia bisa makan malam lebih dulu. “Makan bareng ya. Kamu juga belum makan kan.” Caraka berbalik, memilih berjalan lebih dulu.Hening.Caraka tidak berani memulai percakapan, pun begi

  • When I Me(e)t You   50 Shock

    “Arka, Abang salah apa? Kok tiba-tiba kamu marah?”Arka menggeleng-geleng. “Aku mau tidur, Bang.”“Mau dipeluk?”Lagi-lagi Arka menggeleng. Caraka menghela napas, tidak mengerti salahnya di mana. Bukannya mereka tadi sedang membicarakan resepsi pernikahan.Setelah hampir satu jam Caraka tidak menemukan apa yang membuat Arka emosi, ia mengalah pada kantuknya. Arka sudah tertidur sejak tadi, memeluk gulingnya, tidak seperti biasa yang mengiakan ketika ia menawarkan diri untuk memeluknya.Caraka terpaksa bangun jauh lebih pagi daripada biasanya karena tidurnya yang tidak nyenyak. Caraka memilih keluar kamar, menuju ruang kerjanya yang berada di lantai dua untuk mengerjakan desain salah satu proyeknya.Saat ia turun satu jam kemudian, Arka tengah duduk di stool bar sambil minum air hangat. Caraka mengernyit bingung, biasanya Arka minum air putih dengan suhu normal, bahkan kadang air dingin dari kulkas.“Udah bangun?” tanya Caraka dengan nada biasa, mencoba mengabaikan kemarahan tanpa seba

  • When I Me(e)t You   49 Satu Titik Rasa

    "Ehem!" Caraka berdeham sekaligus membersihkan tenggorokannya. "Buku nikah udah di tangan, terus—""Santai, Bang." Arka terlihat panik saat Caraka semakin mendekat ke arahnya.Caraka menatap Arka seperti harimau yang akan menekan mangsanya. Atau sebenarnya itu hanya ada di pikiran Arka?Dalam satu gerakan lembut, Caraka menarik Arka ke dalam pelukannya.Sepertinya ini pertama kalinya mereka berpelukan sambil berdiri. Biasanya selalu sebelum tidur sampai keesokan paginya.Ada rasa lega luar biasa di hati Caraka yang membuatnya tak henti mencium puncak kepala Arka."Jadi selanjutnya kita harus apa, Ka?"Merasakan tangan Arka yang seperti ingin mendorongnya menjauh, Caraka mengulum senyumnya. Kenapa rasanya semenyenangkan ini menggoda istrinya?"Abang, aku masih punya jatah permintaan kan ke Abang?""Hah? Jatah permintaan apa?""Waktu itu kan Abang janji mau ngabulin tujuh permintaanku, baru juga dipenuhi satu kali."Caraka menarik lagi ingatannya ke saat Arka marah padanya karena ia men

  • When I Me(e)t You   48 Rahasia Arka

    “Temenmu nggak jadi ikut?”“Masih jam makan siang, dia belum tega ninggalin café-nya. Tapi nanti dia main ke rumah. Boleh kan, Bang?”“Bolehlah. Selama temenmu cewek, Abang izinin kamu ajak main ke rumah. Tapi kalo cowok, harus pas ada Abang.”Arka mengangguk, lagipula dia tidak punya teman laki-laki.“Tadi—” Caraka ragu untuk menanyakannya, khawatir Naya mengerjainya. Biasanya persahabatan wanita seperti itu kan.“Tadi kenapa?” tanya Arka penasaran.“Sejak kapan kamu bisa main gitar?”“Dari SMP.” Arka terdiam. Ada masa-masa kelamnya yang membuat ia bersahabat baik dengan gitar, walaupun ia sudah bisa main gitar sejak SMP, tapi saat-saat terpuruknya itu lah yang membuatnya jadi mahir memainkan gitar.“Pantes jago. Suaramu juga bagus.”“Abang ngeledek ya? Pasti tadi suaraku fals. Iya?”“Nggak, Ka. Cuma … Naya ngomong sesuatu yang aneh tadi.”Arka langsung menoleh dan menatap Caraka dengan horor. Apa yang dikatakan sahabatnya yang kadang tidak punya filter itu? “Naya ngomong apa, Bang?”

  • When I Me(e)t You   47 Makna di Balik Lagu

    "Aku bingung, Bang. Kenapa kita mesti ke pengadilan agama juga? Kirain tadi abis dari KUA langsung beres," tanya Arka bingung, setelah mereka menyelesaikan urusan di pengadilan agama.Pada akhirnya Arka memilih untuk mengambil cuti demi menemani Caraka wira-wiri ke KUA dan pengadilan agama. Walau Caraka sudah meminta Arka mengajar saja daripada harus mengambil cuti dadakan, tapi Arka tetap memilih menemani Caraka. Dia tidak terlalu resah, karena sudah meminta salah seorang guru cadangan untuk mengampu kelasnya selama ia cuti."Tadi ke KUA cuma minta surat pernyataan aja kalau pernikahan kita emang belum dicatat. Kita kan nikah siri, nikahnya udah kejadian, jadi mesti ke pengadilan agama buat minta pengesahan perkawinan. Kalo putusan pengadilan setuju, baru kita bawa putusannya ke KUA buat dicatatkan di sana. Gitu.""Eh, berarti ada kemungkinan putusan pengadilannya nolak dong?"Caraka terdiam, mengapa ia tidak terpikirkan hal itu?"Ya ... ada kemungkinan sih.""Trus gimana kalo gitu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status