Share

FESTIVAL LAMPION 2

Decakan kagum dan raut wajah bahagia tak luntur dari seluruh manusia yang singgah di lapangan desa lumayan luas ini. Tidak terkecuali aku, gaun putih lusuh yang kupakai bergerak seirama dengan hembusan angin malam yang menerpa.

Sedangkan tangan kiriku yang terus ditarik Winda agar lebih dalam memasuki kerumunan manusia sama sekali tak membuatku kesal. Senyumanku merekah, sesekali melempar tatapan kagum pada penduduk asli desa ini yang mentapku dengan tatapan bingungnya. Mungkin, merasa tak pernah melihatku di desa ini.

“Kak, itu lampionnya.” Winda menunjuk kerumunan manusia di ujung lapangan yang menjual lampion berbagai warna dan motif yang berbeda.

Aku mengangguk, lantas membiarkan tangan kiriku kembali ditarik gadis kecil berusia dua tahun lebih muda dariku menuju kerumunan manusia itu.

“Yang mana, Kak?’ tanya Winda. Kedua tangannya menujukan lampion dengan warna dan model yang berbeda.

Aku menimang sebentar, kemudian menunjuk lampion berwarna merah d

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status