Selama perjalanan dari Indonesia menuju ke London, Nada banyak bercerita kepada Samira tentang keluarga Widiatmaja terutama Papa mertuanya. "Tan, Tante mau nggak aku kasih kisi-kisi sebelum nyemplung di keluarga Widiatmaja yang berdarah biru itu?" "Darah itu merah Nad bukan biru." "Maksud aku ningrat." Kini Samira tertawa kecil di sebelah Nada. "Bukannya kamu juga dari kalangan yang sama dengan keluarga suamimu?" Nada menghela nafasnya pasrah dan menggaruk sisi samping kepalanya. "Tante kan sudah tau, keluarga aku itu gesreknya kaya gimana, beda lah sama keluarga Papa mertua aku." "Ya sudah kamu mau cerita apa?" "Aku nggak tau Papa gimana, cuma Juna itu nggak ada romantis romantisnya dan kayanya itu turunan dari gen Papa. Makanya kalo Tante Samira nunggu Papa bilang i love you itu sama saja Tante nungguin hujan emas dari langit." Samira hanya tersenyum menanggapi kata kata Nada. Apa yang dikatakan Nada memang mendekati kenyataan yang ada. Wisnuaji bukan pria yang romantis da
Setelah kembali ke atas bersama Wisnuaji, Samira menemukan Juna dan Nada baru saja selesai membacakan Yasin untuk Pinar Defne. Kini Samira menyadari satu hal, jika yang diminta Pinar Defne kepadanya bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Melihat bagaimana Juna ketika mendekat ke Pinar, aura wajah yang sungguh sangat kacau balau bahkan penampilannya tampak tak terurus hanya dalam beberapa waktu mereka tidak bertemu. Mungkin menjadi istri Wisnuaji adalah hal yang mudah, namun masuk ke hidup Juna dan bisa di terima menjadi ibu, sungguh butuh perjuangan yang lebih keras daripada meluluhkan hati Wisnuaji. Apalagi Samira baru saja mengenal Juna dan Juna bukan anak balita yang bisa di sogok dengan Es krim atau di ajak bermain ke kebun binatang. Mencoba di terima sebagai ibu oleh seorang pria dewasa berusia 30 tahun yang tidak pernah mendapatkan kasih sayang ibunya, namun tiba tiba begitu menyayangi ibunya ketika bertemu ibunya dalam keadaan ibunya yang sudah berada di kondisi kritis sung
Plak...... Sebuah tamparan keras mendarat dengan sempurna di pipi kiri Juna dan kini ia mengangkat pandangannya hingga ia melihat istrinya sedang berapi-api. "Puas kamu menyakiti Tante Samira seperti itu?" Tidak ada jawaban dari Juna untuk Nada namun Nada masih terus meluapkan emosinya di dekat tangga rumah Pinar. "Kamu sadar nggak Jun, kalo bukan karena Tante Samira, kamu nggak akan pernah bisa ketemu sama Mama kamu. Oh iya, satu lagi Tante lebih pantas dapat ucapan terimakasih dari kamu daripada ucapan kamu tadi." "Aku cuma nggak mau dia lewatin garis yang seharusnya nggak dia masukin Nad" "Pernah mikir nggak kamu, Tante itu sudah sayang sama papa tulus, kalo bukan karena dia mikirin perasaan almarhumah Mama sama kamu, ngapain dia pakai acara repot repot buat baik baikin kamu sampai kamu bisa terima dia dulu di hidup kamu baru nikah sama Papa." "Aku nggak masalah dia nikah sama Papa. Aku cuma nggak bisa anggap dia sebagai ibu aku." "Wait....wait...wait...bukannya kamu pengen
"Emang orang bule ada acara pengajian sampai 7 hari ya?" Bisik Deva ke Nada "Nggak tau gue. Itu kan ide Tante Liz sama Mama. Turutin saja daripada panjang urusannya," bisik Nada balik ke Deva "Ya sudah, ayo kita ke depan keburu mulai acaranya," kata Deva sambil menggandeng Nada ke depan menuju ruang keluarga Selama satu jam ke depan mereka melantunkan ayat ayat suci Al-Qur'an hingga akhirnya acara berakhir dan kini sebagai tuan rumah dadakan Samira dan Nada lah yang berkewajiban menjamu keluarga Nada. "Tan, maaf ya karena ngerepotin Tante," kata Nada sambil menata minuman dan makanan yang akan di bawa para maid untuk ke depan. "Santai saja, kaya sama siapa saja Nad," kata Samira sambil membantu Nada "Tan..." "Hmm..." "Juna sudah minta maaf beneran sama Tante?" "Iya sudah kemarin." "Baguslah kalo dia cepat sadar. Aku kira perlu aku gampar lagi tuh mukanya." Mau tidak mau Samira tertawa mendengar kata kata Nada "Nad, jangan keseringan ngegampar suami. Bisa masuk ranah hukum
Malam hari setelah Samira mengatakan tentang rencana operasinya Wisnuaji tidak bisa tidur sama sekali. Ia bahkan tidak bisa membaringkan tubuhnya dengan nyaman di atas ranjang. Karena merasa sangat tidak nyaman akhirnya Wisnuaji bangkit dari ranjang dan melangkahkan kakinya keluar dari kamar menuju ke arah kolam renang. Ketika ia sampai disana, terlihat Juna sedang duduk di pinggir kolam renang. "Kamu ngapain jam segini belum tidur?"Tanya Wisnuaji kepada putranya. Juna yang mendengar suara Papanya mengangkat pandangan dan menoleh sambil tersenyum kecil. "Nggak ngapa-ngapain Pa." "Papa jadi kepo," kata Wisnuaji bersamaan dengan ia duduk di sebelah Juna. "Aku cuma lagi mikir gimana besok andai inseminasi* kedua Nada gagal lagi." *Inseminasi adalah sebuah teknik medis dalam membantu proses reproduksi dengan memasukkan sperma ke dalam rahim dengan cara yang disebut dengan kateter. Berbeda dengan program bayi tabung yang pembuahannya dilakukan di luar tubuh, inseminasi adalah tinda
Happy birthday Tante Nayla Samira Huri, semoga segera di halalin sama Papa Wisnu ❤️💋❤️ 1.234 like, 678 commentDeva : happy birthday calon emaknya Juna ❤️ dari aku fansnya Omdudot😁Robert : ngaca Dev, ngaca...sadar diri daripada lo di gampar Nada. Nggak kapok kapok deh Lo jadi pemuja papa gula.Salma : uwuu banget Lo jadi mantu babe, rajin posting foto mertua dan calon mertua. Gue follow Tante ah, mau tanya resep menaklukan paduhotnya Juna😂Juna : HBD Tan, kadonya aku hibahin Papa aku saja ya 😁Deva : duh Duh duh, manis amat Lo Junaidi jadi anak, mau punya dedek imut yang ngegemesin kaya gue gini nggak... Ting...Ting....Ting (kedipin mata)Juna : najis punya adek kaya Lo Dev. Bukan anugerah tapi musibah.Salma : menanti Om Wisnu komentar lama amat 😫Fabian : Dev, ayo pulang.... Jemuran belum di angkat keburu hujan.Robert : noh Lo Dev, di cariin sugar baby. Buruan pulang daripada Lo nggak dapat jatah entar malam.Deva : wah Bet, Lo bener bener nggak lupa jadwal gue ngadon ya, ta
Happy birthday Tante Nayla Samira Huri, semoga segera di halalin sama Papa Wisnu ❤️💋❤️ 1.234 like, 678 commentDeva : happy birthday calon emaknya Juna ❤️ dari aku fansnya Omdudot😁Robert : ngaca Dev, ngaca...sadar diri daripada lo di gampar Nada. Nggak kapok kapok deh Lo jadi pemuja papa gula.Salma : uwuu banget Lo jadi mantu babe, rajin posting foto mertua dan calon mertua. Gue follow Tante ah, mau tanya resep menaklukan paduhotnya Juna😂Juna : HBD Tan, kadonya aku hibahin Papa aku saja ya 😁Deva : duh Duh duh, manis amat Lo Junaidi jadi anak, mau punya dedek imut yang ngegemesin kaya gue gini nggak... Ting...Ting....Ting (kedipin mata)Juna : najis punya adek kaya Lo Dev. Bukan anugerah tapi musibah.Salma : menanti Om Wisnu komentar lama amat 😫Fabian : Dev, ayo pulang.... Jemuran belum di angkat keburu hujan.Robert : noh Lo Dev, di cariin sugar baby. Buruan pulang daripada Lo nggak dapat jatah entar malam.Deva : wah Bet, Lo bener bener nggak lupa jadwal gue ngadon ya, ta
"Pagi Tan," Sapa Nada sambil membuka pintu ruangan Samira dan mulai masuk ke dalam. Samira hanya tersenyum melihat Nada yang pagi ini sudah tampil rapi."Better?" Tanya Nada ketika sampai di samping ranjang Samira."Yes.""Tan, aku sama Juna mau pamit ya."Samira hanya menaikkan alisnya."Kok buru buru Nad?""Iya Tan, aku hari ini mau pulang. Eyang sudah telepon juga buat bantu nyiapin lamaran ke keluarga Tante.""Sekarang kamu mau ke bandara?""Iya Tan, tapi Juna lagi ngobrol sama Papa di luar sebentar."Beberapa saat Nada dan Samira terdiam hingga akhirnya Nada yang memecah keheningan tersebut."Tan, titip Papa ya?"Samira mengernyitkan kening mendengar kata kata Nada."Why?""Papa suka lupa makan dan jaga kesehatan kalo nungguin keluarga di rumah sakit."Di waktu yang sama dan tempat yang berbeda Juna sedang berbicara dengan Papanya di luar ruangan Samira di rawat."Papa ada apa ngajakin aku bicara berdua?""Papa cuma mau minta tolong sama kamu untuk bantu Eyang urus semua keperlua