"Naik kereta api. Tut....Tut....Tut... Siapa mau ikut. Ke Bandung, Surabaya, bolehlah naik dengan percuma. Ayo kawanku lekas naik, keretaku tak berhenti lama," suara Robert yang bernyanyi dengan riangnya sambil menggendong Alano mengisi ruang audio video di dalam kereta api wisata pagi ini. Samira dan Wisnuaji yang duduk di sofa hanya bisa menghela nafas dan pasrah dengan semua ini hingga mereka sampai di Jogja. "Sam..." "Ya Mas, ada apa?" Tanya Samira sambil menoleh kepada suaminya "Kamu kalo capek ikut Nada tidur saja di ranjang daripada di sini kamu ikutan gila." Samira justru tertawa cekikikan karena melihat Alano malah makin bersemangat dengan bertepuk tangan. "Nggak lah, nggak enak. Kita juga baru saja lewat dari stasiun Mojokerto." "Bet, kita karaokean yuk?" Ajak Deva yang membuat Fabian menutup wajahnya dengan majalah "Saat aku lanjut usia. Lagu wajib kita kalo karaokean, gimana babe?" Tanya Robert pada Deva "Aing ikutan dong Babe," kata Salma sambil mulai mencari mi
"Buatkan aku seribu candi dan dua sumur dalam waktu semalam, niscaya nanti malam kamu akan dapat service yang memuaskan," kata Deva pada Fabian yang membuat Fabian menghela nafasnya dan menatap sang istri dengan jengah "Andai tukar tambah istri itu nggak dosa Dev, sudah aku tukar kamu sama boneka Annabelle," kata Fabian yang membuat Salma, Tom dan Robert tertawa "Parah Lo Bi. Gini-gini si sampah limited edition. Lo nggak lihat keawet imutannya sampai kepala tiga begini," kata Salma membela temannya. "Nggak asyik emang kalo bercanda sama Fabian. Kaya tempe kelamaan di goreng jadi garing," oceh Deva siang menjelang sore ini. "Tapi lihat deh, memang keluarga Widiatmaja kalo bikin party suka di luar kebiasaan keluarga lain. Kita sekarang ada di pelataran candi Prambanan gini," kata Robert sambil menatap dekorasi pelaminan Wisnuaji yang ada di dekat mereka berlima. "Namanya juga orang punya duit Bet. Pesta di manapun bisa selagi ada fulusnya," kata Deva dengan santainya "Nih, duit Sa
"Kamu jangan insecure Sam, masalah kita sudah teratasi. Robert kan sudah melakukan pemeriksaan kesehatan sama kamu kemarin, terus kamu juga di anjurkan minum tablet estrogen," terang Wisnuaji ketika dirinya dan Samira duduk di atas ranjang tempat tidur sambil menikmati teh hijau oleh-oleh dari Fabian dan Deva."Aku merasa gagal Mas jadi istri. Kamu sekalinya nikah lagi sudah dapat istri yang menopause, sekarang malah kena atrofi vagina," jelas Samira sambil tertawa getir"So?""Nggak tau kenapa perasaan aku campur aduk, susah buat di jelasin."Wisnuaji tersenyum dan menatap Samira dalam-dalam."Inti kamu tetap masih basah Sam nggak kering kerontang kaya musim kemarau. Semua juga akan lekas membaik selagi kita rutin berhubungan badan sesuai saran Robert dan konsumsi tablet estrogen. Gaya hidup kamu juga harus sehat, olahraga rutin, aku yakin semua baik baik saja. Aku berharap kamu nggak akan konsumsi tablet itu selamanya." Jelas Wisnuaji panjang lebar karena mengkonsumsi tablet estroge
Your heart is always full of love while your hands are always caring for others. I am the luckiest person to have you as my wife.🥰❤️ 1.234 like, 789 commentDeva : first comment, hadiahnya Shahrukh Khan bawain pulang ya Om😁Salma: Om Wisnu bilang,"Hatimu selalu penuh dengan cinta sementara tanganmu selalu mempedulikan orang lain. Aku adalah orang paling beruntung karena dapat memilikimu sebagai istriku." Penasaran sama Tante Samira apakah sudah luluh lantah pas Bapaknya Juna seromantis ini? Dari aku yang nggak pernah di romantisin suami😔Nada : perasaan Om Tom romantis ke Lo Sal?Salma : romantis? Mana ada romantis nglamar kok di ruang tunggu pasien rumah sakit. Asli Nad, laki gue nggak ada romantis romantisnya.Deva : yang penting kalo lagi ngadon mah berubah 180 derajat SalRobert.: Ada yang nangis nggak di ajakin liburan 🤣 Junaidi, tabahkan hati lo, nanti gue beliin balon gambar tayoJuna : kamprett lo Bet !!!Robert : Papa Gula, Mama Gula, anaknya yang kaya Brotowali nakalin
Malam ini Samira dan Wisnuaji sudah bertolak meninggalkan India dan menuju ke lokasi honeymoon mereka yang kedua yaitu Uni Emirat Arab. Entah apa yang mau dilakukan Wisnuaji di tempat ini. Apakah Wisnuaji mau mengajaknya melihat Burj Khalifa atau entah apa.Ketika sampai di sana. Mereka bahkan merasakan jet leg selama sehari. Di hari kedua setelah mereka merasa baikan baru mereka memulai aktivitas mereka di tempat ini. Benar saja, Wisnuaji mengajak Samira ke Burj Khalifa dan setelahnya mereka menuju ke Abu Dhabi.Di hari ketiga ini, Samira diajak oleh Wisnuaji ke Sheikh Zayed Grand Mosque."Mas, kita sholat di sini?""Iya. Sebelum kita lanjut lagi."Samira hanya bisa menghela nafasnya, berbeda dengan di India ketika Wisnuaji menggempur dirinya habis habisan. Namun sudah 3 hari ini mereka bahkan tidak melakukan hubungan suami istri. Samira tidak mempermasalahkannya namun ia hanya takut jika atrofi Vagina nya terasa kembali karena sawahnya tidak di aliri oleh sang suami.Di sana mereka
Samira menatap suaminya yang duduk dengan santai, tenang dan sepertinya tidak terganggu dengan penerbangan kelas ekonomi yang mereka lakukan kali ini. Bahkan tadi Samira sempat melihat Wisnuaji berselfie ria dan di kirimkan ke grup WhatsApp keluarga Widiatmaja yang berisikan Wisnuaji, Juna, Nada, Ningrum dan pendatang terbaru yaitu Samira sendiri.Isi pesan Group WhatsApp keluarga WidiatmajaWisnuaji : Papa pulang sekarang dari Dubai *sending picture* Nada : Yah Papa, padahal aku kan pengen nyusul ke sana 🙄.Juna : mau ngapain kamu nyusulin ke sana istri?Nada : Mau menjalankan misi rahasianya si sampah 😂 soalnya aku penasaran juga.Juna : ngapain sih penasaran wong kalo pengen bisa praktek langsung.Ningrum : Juna cepetan ke rumah sakit temani Eyang kalo sudah selesai kerjaannya.Nada : Jun, sudah di absen sama Eyang. Buruan kamu ke sana nggak usah mampir ke rumah dari kantor. Baju kamu aku gosend saja ke rumah sakit.Juna : sekalian makan buat makan malam ya.Nada : mau d
"Jun," bisik Nada kepada Juna "Hmm" "Kita ngapain di panggil ke sini lagi?" Bisik Nada kepada sang suami. "Nggak tau, katanya wajib hadir Nad," bisik Juna balik kepada istrinya. Tepat di hari ke 8 meninggalnya Gunawan Huri, Wisnuaji menelepon Juna dan Nada agar segera ke Surabaya. Ketika sang anak dan menantunya menanyakan untuk apa mereka harus ke Surabaya lagi, Wisnuaji hanya mengatakan bahwa Samira membutuhkan dukungan keluarga, jika Wisnuaji jujur, bisa di pastikan Juna beserta Nada tidak akan mau datang ke Surabaya hanya untuk menghadiri pembacaan surat wasiat Gunawan Huri. Di ruang tamu Gunawan Huri kini mereka duduk bersama pasangan dan anak anak mereka. Wisnuaji, Samira, Juna dan Nada duduk di satu sofa panjang yang berhadapan langsung dengan sang pengacara yang ada di hadapan mereka. Sedangkan Nuno dan Meinita duduk berhadapan dengan Rizal dan keluarganya. "Jun, suasananya mencekam kaya di kuburan," bisik Nada kepada sang suami yang masih bisa di dengar Samira yang dudu
Hari ini adalah hari Sabtu dan waktu di mana Nada beserta Juna akan menghabiskan waktu bersantai mereka bersama sahabat-sahabat Nada."Jun, seneng deh punya suami yang bisa nyambung kalo lagi ngeghibah sama anak-anak," kata Nada sambil menatap suaminya yang sibuk memanuver Range Rover hitam menuju kedai kopi milik Ervin."Seneng apa seneng?""Ya seneng lah, jadi aku bisa ajakin kamu kumpul sama anak-anak.""Tapi kenapa ngeluh terus di postingan Papa?"Kini Nada tertawa sambil menepuk lengan Juna."Ya habis kamu nggak pernah bisa romantis kaya Papa gitu, bilang kek terimakasih istriku yang paling cantik, sexy, i love you atau apalah."Kini justru Juna tertawa sambil geleng geleng kepala."Ngapain sih Nad harus di umbar umbar, orang dari jaman kita muda sampai tua sudah ada Friendster, Facebook, Instagram malah sekarang ada Tik tok juga, kalo jaman papa muda kan nggak ada, mau janjian ketemu pacar paling juga lewat surat kalo enggak pas terakhir ketemu udah janjian duluan. Jadi biarin a