Share

Sakinah Bersamamu

Mentari pagi membelai hangat tubuhku. Sepertinya Ibu yang membukakan jendela kamar selepas subuh tadi. 

Aku beranjak dari tempat tidur, duduk tepat di depan jendela. Menghirup udara yang masih sangat segar, tanpa polusi. Nikmat mana lagi yang kami dustakan, Ya-Rabb.

Semua tersedia geratis, tanpa dipungut biaya sepeser pun. Akan tetapi, hamba terkadang, masih kufur akan nikmatmu.

Suara pesan whattshap di gawai mengalihkan pandanganku. Aku bergegas menggapai gawai yang terletak di nakas tidak jauh dari jendela kamar.

Aku menarik nafas panjang dan mengembuskannya perlahan. Berharap pesan dari Zidan yang berada di layar gawai.

"Huff, ternyata dari Salma."

Aku mendengkus kesal, kemudian membuka pesan itu perlahan. Salma mengirim sebuah gambar.

"Asstagfirullah ...."

Jantung ini serasa terhenti saat ini juga. Sesak hingga sulit untuk bernafas. Gambar berisi foto Zidan yang tengah memegang tangan Naura. 

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status