Share

Bab 4

Penulis: Deska
Keesokan paginya, Nayla bangun pagi-pagi dan bersiap-siap untuk pergi ke perusahaan. Ketika melewati kamar tamu di sebelahnya, pintunya tidak tertutup rapat dan dia mendengar Gavin bergumam dengan linglung, "Nayla ...."

Nayla pun mendorong buka pintu kamar secara refleks. Dia melihat Gavin berbaring di tempat tidur kamar tamu sambil menggumamkan namanya.

Selama mencari Elina, Gavin sangat menderita. Kesehatannya mulai memburuk sejak saat itu dan dia rentan sakit. Nayla melangkah maju dan menyentuh dahinya. Sesuai dugaan, Gavin benar-benar demam.

Nayla pun mengerutkan kening dan hendak pergi mengambil obat. Namun, tepat pada saat dia menarik kembali tangannya, Gavin terbangun dan bertanya, "Nayla, apa yang mau kamu lakukan?"

Tatapan waspada dan penuh curiga Gavin terasa bagaikan pisau tajam yang menusuk hati Nayla. Pada saat ini, dia sebenarnya agak membenci dirinya sendiri. Kenapa hatinya masih bisa berdebar ketika mendengar Gavin memanggil namanya?

Nayla sudah memberikan hatinya kepada orang lain. Meskipun hatinya dihancurkan, itu juga salahnya sendiri. Dia memejamkan mata, lalu berkata dengan tenang, "Kamu demam. Ingat minum obat."

Kemudian, Nayla berbalik dan berjalan keluar dari kamar tamu. Dia meninggalkan rumah secepat mungkin dan pergi ke perusahaan.

Dalam perjalanan, Nayla malah menerima telepon dari Gavin yang mengeluh, "Nayla, ke mana kamu? Aku bahkan nggak tahu di mana obat disimpan dalam rumah. Kamu malah tega meninggalkanku dan keluar rumah?"

Nayla menjawab dengan acuh tak acuh, "Obatnya ada di kotak medis di ruang penyimpanan lantai satu. Aku masih ada urusan di perusahaan. Lagian, kamu seharusnya lebih senang dirawat Elina daripada aku."

Gavin mencibir, "Kamu mau mengancamku dengan ini? Meski nggak ada Elina, pembantu di rumah juga bisa layani aku lebih baik daripada kamu!"

Nayla menyahut dengan tenang, "Kamu benar."

Kemudian, Nayla langsung memutuskan sambungan telepon. Dia sibuk di perusahaan sepanjang hari. Ketika keluar dari ruang rapat, dia menyadari sekretarisnya ingin mengatakan sesuatu, tetapi merasa ragu.

"Ada apa?"

Sekretaris itu terlihat serbasalah dan menjawab, "Bu Nayla, waktu kamu lagi rapat, Pak Gavin bawa Bu Elina pergi ke acara lelang, juga beli permata yang dinamai Ketulusan Hati dengan harga selangit. Pak Gavin langsung memberikannya kepada Bu Elina."

"Masalah ini sudah timbulkan kehebohan di internet. Ini akan berdampak buruk bagimu dan perusahaan. Kamu pernah berpesan padaku bahwa semua masalah yang berkaitan dengan Pak Gavin harus diserahkan kepadamu ...."

Nayla jelas-jelas sudah menyerah tentang Gavin, tetapi hatinya masih terasa sakit. Dia terdiam sejenak dan berujar, "Kalau ada situasi serupa ke depannya, biarkan saja departemen pemasaran yang menanganinya."

Sekretaris itu terkejut sejenak, lalu merasa agak bersimpati pada Nayla. Setelah mengiakannya, dia pun segera menginformasikan hal ini kepada rekannya di departemen pemasaran.

Nayla akan pergi setengah bulan lagi. Sebelum pergi, dia ingin menangani semua urusan perusahaan dengan baik. Anita telah membantunya. Apa pun yang terjadi, dia harus mengelola Grup Winowa dengan baik.

Nayla bekerja lembur hingga larut malam. Saat pulang, dia malah bertemu dengan Kayla Hartono.

Begitu melihat Nayla, Kayla tertawa terbahak-bahak: "Parasit, sudah lihat berita? Hari ini, Gavin kasih Elina sebuah permata yang melambangkan cinta sejati. Kamu akan segera dicampakkannya! Gimana rasanya jadi bucin yang akhirnya nggak dapatkan apa-apa?"

Nayla tidak mengerti. Sejak dia mengikuti ibunya ke rumah Keluarga Hartono, ibunya berusaha sekuat tenaga untuk menutupi keberadaannya, mengaturnya untuk tinggal di sekolah, dan tidak pernah menyebutnya di depan anggota Keluarga Hartono.

Nayla bukanlah siapa-siapa di Keluarga Hartono. Dia juga tidak akan menjadi ancaman bagi Kayla dan Jowel. Lagi pula, dia tidak pernah bermimpi untuk mendapatkan apa pun dari Keluarga Hartono. Namun, kenapa mereka selalu memusuhinya?

Sejak menginjakkan kaki di rumah Keluarga Hartono, Nayla tidak berhenti menjadi target yang dipersulit dan ditindas mereka. Sekarang, kebencian mereka terhadapnya bahkan tidak disembunyikan lagi.

Dulu, Nayla pernah melawan. Alhasil, ibunya malah menamparnya dan memasang ekspresi kecewa sambil berujar, "Kamu nggak tahu betapa sulitnya hidup Ibu dengan membawamu kemari? Kenapa kamu malah memukul Jowel dan Kayla?"

Oleh karena itu, Nayla menyadari bahwa dirinya bahkan tidak memiliki hak untuk melawan ketika tinggal di bawah atap rumah orang lain. Dia telah bersabar selama lebih dari sepuluh tahun. Sekarang, dia akan segera pergi. Dia pun tiba-tiba tidak ingin bersabar lagi.

Nayla berkata dengan dingin, "Kamu sudah berhasil dapatkan putra Keluarga Jorani?"

Mata Kayla pun menajam. "Mau mati kamu!"

Ketika tamparan Kayla hampir mendarat di wajahnya, Nayla menghindar ke samping. Kemudian, dia mengangkat tangan untuk mencengkeram pergelangan tangan Kayla dengan kuat dan menamparnya balik.

Kayla sangat marah. "Dasar wanita jalang! Beraninya kamu memukulku!"

Kayla menggerakkan tangan dan kakinya untuk memukul Nayla. Namun, dia hanyalah seorang anak orang kaya manja yang tahu bersenang-senang setiap hari. Sementara itu, Nayla sangat disiplin sejak kecil dan tidak pernah lupa berolahraga meskipun sangat sibuk setelah bekerja di perusahaan.

Kali ini, Nayla sudah serius. Kayla pun dipukuli habis-habisan hingga tidak mampu untuk melawan. Dia hanya bisa memeluk kepalanya dan merintih kesakitan.

Ketika Nayla ingin memukul Kayla lagi, lampu mobil tiba-tiba bersinar di belakangnya. Gavin dan Elina sudah kembali.

"Ada apa ini?"

Kayla berdiri dan menunjukkan wajahnya yang memerah dan bengkak kepada Gavin. "Aku pulang terlambat hari ini dan nggak sengaja ketemu sama Nayla. Baru saja aku bilang Elina sudah pulang, dia tiba-tiba marah dan memukulku!"

Baru saja Nayla hendak membela diri, pipinya sudah terasa sakit.

Tangan Gavin masih terangkat. Dia menatap Nayla dengan kecewa. "Nayla, kamu tahu aku paling benci sama wanita histeris."
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Yang Tersisa Hanyalah Kenangan   Bab 25

    Setelah menyuruh Kenneth membasuh diri dengan air dingin, Nayla baru menyadari bahwa Kenneth bukan hanya ditabrak dari belakang sehingga punggungnya tersiram air dari pir panggang yang mendidih, dia sendiri juga memegang secangkir air tebu yang panas.Begitu mendengar Nayla mulai batuk, Kenneth sengaja datang untuk mengantar air tebu panas itu. Ketika dia ditabrak, air tebu panas itu juga tumpah ke tangannya sehingga punggung tangannya memerah karena terbakar.Nayla segera menelepon resepsionis dan memintanya untuk membelikan satu set pakaian pria. Sementara itu, dia sendiri pergi ke gedung perkantoran untuk mencari kompres es. Ketika keluar, dia malah bertemu dengan Gavin.Gavin terlihat agak kewalahan. "Nayla, maaf. Aku bukan sengaja mau menabraknya."Pada saat ini, Nayla baru menyadari bahwa Gavin-lah yang menabrak Kenneth. Dia pun mengerutkan kening dan bertanya, "Apa yang kamu lakukan di sini?"Gavin menjawab dengan agak takut, "Seingatku, kamu suka makan pir panggang. Aku sudah s

  • Yang Tersisa Hanyalah Kenangan   Bab 24

    Begitu Nayla masuk, Fiona buru-buru mengamati ekspresinya dan bertanya, "Kamu benar-benar rela meninggalkannya?"Nayla menggeleng dan menjawab, "Ini bukan soal rela atau nggak. Berhubung sudah putuskan untuk meninggalkannya, aku nggak punya niat untuk kembali lagi."Fiona mengangguk dengan gembira. "Baguslah kalau begitu!"Dia mencibir, "Waktu Gavin tahu influenser itu memeluk pacarnya sambil mengejeknya kaya tapi bodoh, dia juga mencarimu seperti ini dan berjanji nggak akan melakukannya lagi. Tapi nyatanya? Begitu Elina kembali, dia melupakan semua janjinya. Kalau kamu kembali bersamanya, siapa tahu ada Elina mana lagi yang akan tiba-tiba muncul?"Nayla tertawa terbahak-bahak dan menjawab, "Aku nggak akan kembali padanya."Fiona berkata dengan lantang, "Aku bilang begitu bukan karena adikku! Kalau kamu biarkan orang lain perlakukan kamu seenaknya lagi, aku nggak akan berteman denganmu lagi! Daripada aku marah sampai nggak bisa makan setelah mendengarnya." Kenneth memukul Fiona dari b

  • Yang Tersisa Hanyalah Kenangan   Bab 23

    Nayla menggeleng dan menjawab dengan acuh tak acuh, "Kamu itu putra Keluarga Winowa, aku yang nggak layak dampingi kamu. Kita sudah akhiri pertunangan kita. Pak Gavin jangan bercanda lagi."Hati Gavin sangat sakit hati. Dia tidak peduli dengan hal lainnya lagi dan berujar dengan tergesa-gesa, "Semua itu salahku! Aku yang salah. Aku kira aku mencintai Elina, tapi orang yang kucintai ternyata adalah kamu. Nayla, aku nggak seharusnya akhiri pertunangan kita. Aku sudah sadari kesalahanku. Aku minta maaf. Maafkan aku dan pulang bersamaku, ya?"Nayla menggeleng. "Pak Gavin, tolong jangan mengolok-olok aku lagi. Aku nggak mampu temani kamu bermain. Sampai jumpa."Nayla memang mengucapkan sampai jumpa, tetapi ekspresinya jelas-jelas terkesan seperti mereka tidak akan pernah bertemu lagi.Melihat Nayla akan menutup pintu, Gavin buru-buru berseru, "Tunggu!"Gavin melepas ranselnya dengan panik, lalu membungkuk untuk membuka koper dengan tergesa-gesa."Aku benar-benar sudah sadari kesalahanku! Li

  • Yang Tersisa Hanyalah Kenangan   Bab 22

    Gavin telah membayangkan banyak kemungkinan. Satu-satunya hal yang tidak terpikirkan olehnya adalah Nayla sudah memiliki pria lain. Nayla benar-benar tidak menginginkannya lagi.Gavin masih berdiri terpaku di tempat. Pikirannya sangat kacau dan dia tidak tahu harus memasang ekspresi seperti apa.Kenneth menatap pria yang membawa koper dan ransel di luar pintu. Setelah menunggu beberapa saat dan pria itu masih tidak berbicara, dia bertanya lagi, "Maaf, siapa yang kamu cari?"Gavin mendengar dirinya menjawab dengan kaku, "Aku Gavin. Aku datang mencari Nayla."Begitu mendengar nama Gavin, ekspresi Kenneth seketika berubah. Namun, hanya sesaat. Setelahnya, dia tersenyum sopan dan berujar, "Tunggu sebentar."Kemudian, Kenneth berbalik dan berteriak ke dalam rumah, "Lala! Gavin datang mencarimu!"Lala ....Gavin berpikir dengan linglung. Selama ini, dia tidak pernah memberi nama panggilan untuk Nayla. Apakah Nayla suka dipanggil seperti itu? Apakah pemuda ini begitu dekat dengan Nayla sehing

  • Yang Tersisa Hanyalah Kenangan   Bab 21

    Gavin menaruh kembali sepasang anting itu ke dalam kotaknya, lalu menyimpannya di ruang penyimpanan. Dia juga memasukkan satu per satu perhiasan yang dibawanya pulang ke dalam lemari.Kemudian, Gavin berbalik dan bergegas keluar rumah secepat mungkin. Dia pergi ke perusahaan perhiasan di mana Nayla memesan cincin pasangan mereka dan meminta untuk bertemu dengan desainer bernama Jennifer. Jennifer adalah seorang desainer wanita berusia 50-an tahun yang intelektual dan anggun. Ketika mendengar Gavin mengatakan dirinya ingin merancang dan membuat sepasang cincin pasangan bersamanya untuk mendapatkan kembali orang yang paling dicintainya, Jennifer pun bertanya dengan terkejut, "Bukannya Bu Nayla sudah membuat sepasang cincin untuk kalian?"Ekspresi Gavin menjadi muram. Setelah terdiam sejenak, dia menjawab. "Aku sudah melakukan banyak kesalahan dan kehilangan dia. Sekarang, aku mau mendapatkannya kembali."Jennifer menunjukkan ekspresi mengerti dan tidak bertanya lebih lanjut. Dia membuka

  • Yang Tersisa Hanyalah Kenangan   Bab 20

    Pada saat ini, Gavin teringat nasihat neneknya lagi. Dia pun menyadari bahwa ucapan neneknya benar.Gavin merasa ragu cukup lama. Dia bersembunyi di dalam rumah dan tidak berani menyalakan lampu. Dalam kegelapan, dia merasa seolah-olah tidak ada yang terjadi. Dia tidak melakukan kesalahan apa pun, juga tidak kehilangan apa pun. Orang yang ingin dia temukan masih ada.Namun, setiap kali bermimpi, Gavin akan memimpikan mata Nayla yang tenang, lalu terbangun dengan keringat dingin. Setelah akhirnya tertidur, dia akan terbangun oleh mimpi buruk seperti itu. Hal ini terjadi berulang kali.Setelah terpuruk cukup lama, Gavin akhirnya menyadari kenyataan. Tidak ada gunanya dia begitu pengecut dan terus bersembunyi. Dia pun kembali ke rumah lamanya.Anita sedang menonton drama klasik yang sama dengan yang ditontonnya setelah pesta ulang tahunnya. Drama klasik itu merupakan drama favoritnya. Dia tidak pernah bosan menontonnya. Sesekali, saat suasana hatinya sedang bagus, dia akan ikut menyenandu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status